Institut
Pelajaran 20 Materi Guru: Tanggung Jawab Sakral Para Ayah


“Pelajaran 20 Materi Guru: Tanggung Jawab Sakral Para Ayah,” Materi Guru Keluarga Kekal (2022)

“Pelajaran 20 Materi Guru,” Materi Guru Keluarga Kekal

Pelajaran 20 Materi Guru

Tanggung Jawab Sakral Para Ayah

Bapa Surgawi telah menetapkan kepada para putra-Nya tanggung jawab sakral untuk melindungi keluarga mereka. Dalam pelajaran ini, siswa akan menjelaskan cara-cara pria dapat memenuhi tanggung jawab ini. Mereka akan membahas bagaimana Bapa Surgawi dan Yesus Kristus dengan sempurna mencontohkan peranan yang dimiliki para ayah untuk melindungi keluarga mereka. Siswa juga akan merenungkan dan merencanakan bagaimana mereka dapat mengandalkan bantuan dari surga sewaktu mereka berbagi tanggung jawab sakral ini dengan pasangan mereka.

Catatan: Tanggung jawab pria untuk memimpin dan menafkahi keluarga mereka dibahas dalam pelajaran sebelumnya.

Saran untuk Pengajaran

Allah adalah contoh sempurna dari peranan sebagai ayah.

Sebagai bagian dari kebaktian untuk pelajaran ini, pertimbangkan untuk menyanyikan nyanyian pujian “O Bapaku” (Nyanyian Rohani, nomor 132) atau nyanyian pujian lain yang berhubungan dengan Bapa Surgawi kita.

Anda dapat memulai pelajaran dengan memperlihatkan gambar seorang ayah bersama keluarganya dan menanyakan kepada para pria di kelas pertanyaan berikut:

  • Pikiran, perasaan, atau kekhawatiran apa yang Anda miliki tentang menjadi seorang ayah?

Kemudian tanyakan kepada anggota kelas:

  • Menurut Anda apa beberapa tantangan terbesar untuk menjadi ayah yang saleh di zaman kita? (Pertimbangkan untuk mengundang siswa untuk meninjau pernyataan Presiden Linda K. Burton di bagian 1 dari materi persiapan.)

  • Apa perbedaan antara cara beberapa orang memandang peranan sebagai ayah dan bagaimana Allah memandang peranan sebagai ayah?

Ingatkan siswa bahwa saat menelaah materi persiapan, mereka belajar bahwa Bapa Surgawi adalah teladan sempurna dari peranan sebagai ayah yang saleh (lihat pernyataan Penatua D. Todd Christofferson di bagian 1 dari materi persiapan).

Meningkatkan Pengajaran dan Pemelajaran Kita

Tekankan teladan Bapa Surgawi dan Yesus Kristus. Juruselamat menginstruksikan para murid-Nya untuk menjadi seperti Dia (lihat 3 Nefi 27:27). Carilah cara untuk menekankan teladan sempurna-Nya dan Bapa Surgawi sewaktu Anda membahas kebenaran di kelas.

Jelaskan bahwa kita dapat mempelajari asas-asas peranan sebagai ayah yang saleh dari menelaah teladan Yesus Kristus juga. Tinjaulah Yohanes 10:11–15 bersama, dan bahaslah apa yang siswa pelajari tentang peranan sebagai ayah yang saleh dari peranan Juruselamat sebagai Gembala yang Baik kita.

  • Apa yang mungkin pria perlu “berikan” (ayat 15), atau korbankan, untuk memenuhi tanggung jawab sakral mereka sebagai ayah? (Pertimbangkan untuk membagikan pernyataan berikut oleh Penatua Christofferson sebagai bagian dari pembahasan: “Marilah kita [para pria] kesampingkan pikiran yang dibesar-besarkan mengenai individualisme dan otonomi dari budaya dewasa ini dan berpikir pertama-tama mengenai kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain” [“Para Ayah,” Liahona, Mei 2016, 96].)

Untuk membantu siswa mengidentifikasi lebih banyak asas tentang peranan sebagai ayah dari teladan Bapa Surgawi dan Yesus Kristus, aturlah siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dan tugasi seorang pemimpin untuk setiap kelompok. Undanglah siswa untuk berbicara tentang penugasan mereka dalam kegiatan “Mencatat Pikiran Anda” di bagian 1 materi persiapan sebagai bagian dari diskusi mereka.

Setelah waktu yang cukup, mintalah beberapa siswa untuk membagikan kepada kelas asas-asas yang mereka bahas dalam kelompok mereka. Anda dapat mengundang seorang siswa untuk bertindak sebagai penulis dan membuat daftar asas-asas ini di papan tulis.

Para ayah memiliki tanggung jawab sakral untuk melindungi keluarga mereka.

Undanglah siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang sama untuk kegiatan berikut. Berikan kepada separuh dari pemimpin kelompok salinan “Selebaran Kelompok A” dan separuh lainnya salinan “Selebaran Kelompok B”. Undanglah siswa untuk mengikuti petunjuk pada selebaran.

Selebaran Kelompok A—Pengaruh Protektif dari Ayah yang Penuh Kasih dan Hadir Sepenuhnya

Materi Guru Keluarga Kekal—Pelajaran 20

Undanglah seorang anggota kelompok untuk membacakan dengan lantang pernyataan Presiden M. Russell Ballard di bagian 2 dari materi persiapan. Kemudian tanyakan kepada kelompok Anda:

  • Apa saja cara seorang ayah dapat memenuhi tanggung jawab sakralnya untuk melindungi keluarganya?

Bagikan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dengan kelompok Anda: “Para ayah adalah unik dan tak tergantikan” (“Para Ayah,” Liahona, Mei 2016, 93). Kemudian tanyakan kepada kelompok Anda:

  • Dalam hal apa para ayah “unik dan tak tergantikan”? (Anda dapat menyarankan agar kelompok Anda merujuk pada ajaran di bagian 2 dari materi persiapan sewaktu mereka membahas pertanyaan ini.)

  • Dengan cara apa Anda telah diberkati dan dilindungi oleh kasih dan keterlibatan ayah atau sosok ayah yang saleh dalam kehidupan Anda?

Selebaran Kelompok A—Pengaruh Protektif dari Ayah yang Penuh Kasih dan Hadir Sepenuhnya

Gambar
selebaran guru A

Selebaran Kelompok B—Melindungi Keluarga melalui Wahyu Ilahi dan Kuasa Imamat

Materi Guru Keluarga Kekal—Pelajaran 20

Tinjaulah bersama Matius 2:13–15, mencari bagaimana Yusuf melindungi Maria dan Yesus.

  • Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini mengenai di mana para ayah dapat menerima bantuan untuk membimbing dan melindungi keluarga mereka? Bagaimana wahyu dapat membantu para ayah di zaman kita?

Undanglah seorang anggota kelompok untuk membacakan dengan lantang pernyataan Presiden Boyd K. Packer dan Presiden Russell M. Nelson di bagian 3 dari materi persiapan. Kemudian tanyakan kepada kelompok Anda:

  • Apa yang menonjol bagi Anda dalam pernyataan-pernyataan ini, dan mengapa?

  • Dengan cara apa Anda telah dilindungi oleh wahyu ilahi atau kuasa imamat dari ayah atau sosok ayah yang saleh dalam kehidupan Anda?

Selebaran Kelompok B—Melindungi Keluarga melalui Wahyu Ilahi dan Kuasa Imamat

Gambar
selebaran guru A

Setelah waktu yang memadai, undanglah satu siswa yang kelompoknya menelaah “Selebaran Kelompok A” dan satu siswa yang kelompoknya menelaah “Selebaran Kelompok B” untuk berbagi dengan kelas apa yang mereka pelajari dari diskusi mereka. Untuk menambah pemelajaran siswa, pertimbangkan untuk membagikan sebuah contoh tentang bagaimana Anda telah diberkati dan dilindungi oleh kasih, keterlibatan, wahyu ilahi, atau kuasa imamat dari seorang ayah atau sosok ayah yang saleh dalam kehidupan Anda. (Atau, Anda dapat membagikan sebuah contoh dari kehidupan Penatua Gary E. Stevenson dari Kuorum Dua Belas Rasul. Ayah Penatua Stevenson menerima peringatan dari Roh yang melindungi Penatua Stevenson dari seekor ular ketika dia masih kecil [lihat Robert D. Hales, “Elder Gary E. Stevenson: An Understanding Heart,” Ensign, Juni 2016, 26].)

Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa sebagai mitra setara dalam pernikahan, istri dan ibu berbagi tanggung jawab untuk melindungi keluarga mereka. Suami dan istri hendaknya bekerja dan berembuk bersama sewaktu mereka memenuhi tugas sakral ini.

Beri siswa waktu untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut dan mencatat kesan apa pun yang mereka terima (Anda mungkin ingin menampilkan pertanyaan-pertanyaan itu):

  • Apa yang dapat Anda lakukan sekarang untuk lebih mengasihi dan melindungi keluarga Anda dan orang lain?

  • Bagaimana Anda dapat mendukung pria dalam hidup Anda untuk menjadi pelindung yang layak bagi keluarga mereka dan orang lain?

  • Bagaimana Tuhan dapat membantu Anda dalam upaya ini?

Untuk mengakhiri pelajaran, Anda atau seorang siswa dapat bersaksi tentang pentingnya para ayah dan kebutuhan mereka untuk mengikuti teladan Bapa Surgawi dan Yesus Kristus dalam memenuhi tanggung jawab sakral mereka dalam keluarga.

Untuk Pelajaran Berikutnya

Pertimbangkan untuk mendorong siswa memikirkan tentang anak-anak mereka saat ini atau masa depan sewaktu mereka menelaah materi persiapan untuk kelas berikutnya. Anda dapat juga meminta siswa untuk mengingat saat-saat di masa kanak-kanak mereka ketika mereka merasa dikasihi, perlu didisiplinkan, atau belajar untuk melayani orang lain.