Institut
Pelajaran 6 Materi Guru: Pernikahan Antara Seorang Pria dan Seorang Wanita Ditetapkan Oleh Allah


“Pelajaran 6 Materi Guru: Pernikahan Antara Seorang Pria dan Seorang Wanita Ditetapkan Oleh Allah,” Materi Guru Keluarga Kekal (2022)

“Pelajaran 6 Materi Guru,” Materi Guru Keluarga Kekal

Pelajaran 6 Materi Guru

Pernikahan Antara Seorang Pria dan Seorang Wanita Ditetapkan Oleh Allah

Para nabi, rasul, dan pemimpin Gereja lainnya dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa “pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita ditetapkan oleh Allah” (“Keluarga: Pernyataan kepada Dunia,” ChurchofJesusChrist.org). Dalam pelajaran ini, siswa akan diundang untuk menjelaskan mengapa pernikahan merupakan bagian esensial dari rencana Allah. Siswa juga akan menentukan apa yang dapat mereka lakukan untuk menjalankan iman kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus dalam pendekatan mereka terhadap pernikahan.

Saran untuk Pengajaran

Pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita adalah langkah yang diperlukan untuk menjadi seperti Allah.

Untuk memulai kelas, Anda dapat menanyakan kepada siswa keyakinan apa yang dimiliki masyarakat tentang pernikahan. Atau Anda dapat menggunakan skenario berikut:

Seorang teman baik berkata kepada Anda, “Saya tidak mengerti mengapa beberapa orang begitu peduli dengan pernikahan. Itu hanya kebiasaan sosial dengan selembar kertas. Mengapa dua orang yang saling mencintai tidak bisa membuat pengaturan mereka sendiri?”

  • Apa beberapa cara Anda dapat menanggapi gagasan ini?

Ringkaslah secara singkat konteks untuk Ajaran dan Perjanjian 49. Mintalah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 49:15-16 dengan lantang. Undanglah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari bagaimana Tuhan memandang pernikahan.

Tulislah doktrin berikut dari pernyataan keluarga di papan tulis: “Pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita ditetapkan oleh Allah … [dan] penting bagi rencana kekal-Nya” (“Keluarga: Pernyataan kepada Dunia”).

  • Bagaimana Anda akan menjelaskan mengapa pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita ditetapkan oleh Allah dan penting bagi rencana kekal-Nya? (Jika perlu, rujuklah penjelasan dari doktrin ini di bagian 1 dari materi persiapan.)

Ketahuilah bahwa beberapa orang yang menginginkan pernikahan mungkin tidak memiliki kesempatan untuk menikah dalam kehidupan ini. Orang lain mungkin mengalami pernikahan yang tidak bertahan lama.

  • Apa yang akan Anda bagikan kepada mereka yang merasa bahwa kesempatan mereka untuk kebahagiaan dan kehidupan kekal telah hilang karena mereka tidak menikah? (Jika perlu, ajak siswa untuk meninjau bagian 2 dari materi persiapan.)

Sediakan waktu bagi siswa untuk mencatat kesan mereka mengenai pertanyaan berikut:

  • Apa pikiran dan perasaan yang Anda miliki sewaktu Anda merenungkan kebenaran bahwa pernikahan adalah bagian penting dari rencana kekal Allah bagi Anda secara pribadi?

Berdasarkan pengalaman Anda sendiri, Anda dapat bersaksi tentang dampak doktrin Tuhan tentang pernikahan terhadap Anda.

Bapa Surgawi dan Yesus Kristus dapat membantu kita mengatasi rasa takut dan menemukan kebahagiaan dalam pernikahan kita.

Perlihatkan pernyataan berikut: Saya percaya bahwa pernikahan saya akan penuh kasih dan langgeng. Undanglah siswa untuk memberi peringkat di dalam hati terhadap diri mereka sendiri pada skala dari 1 hingga 4 (1=tidak setuju; 4=setuju) untuk menunjukkan sejauh mana mereka secara pribadi memercayai pernyataan ini. Mintalah siswa untuk merenungkan mengapa mereka merasa seperti itu.

  • Apa kekhawatiran atau ketakutan yang Anda, atau orang lain yang Anda kenal, miliki tentang pernikahan, dan mengapa?

  • Apa alasan umum yang dimiliki orang dewasa muda untuk menunda pernikahan?

Meningkatkan Pengajaran dan Pemelajaran Kita

Validasi kekhawatiran siswa. Guru dapat menumbuhkan lingkungan rasa hormat dan keterbukaan saat mereka memvalidasi kekhawatiran siswa alih-alih langsung menantang atau menolaknya. Upayakan untuk memahami mengapa siswa merasa seperti itu dengan mengajukan pertanyaan lanjutan dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Berterima kasihlah kepada mereka karena bersedia membagikan perasaan mereka. Ketika siswa merasa kekhawatiran mereka telah didengarkan dan dipahami, mereka umumnya lebih mungkin untuk menerima nasihat yang telah Tuhan sediakan untuk membantu mereka dengan kekhawatiran mereka.

Jelaskan bahwa kegiatan pemelajaran berikut dimaksudkan untuk membantu mengatasi beberapa ketakutan, kekhawatiran, dan pertanyaan ini. Atur siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Tunjuklah seorang pemimpin untuk setiap kelompok, dan berikan dia selebaran berikut (atau buat selebaran Anda sendiri yang lebih cocok untuk siswa spesifik Anda). Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk melakukan diskusi yang bermakna.

Mengatasi Rasa Takut dan Meningkatkan Kepercayaan kepada Allah

Materi Guru Keluarga Kekal—Pelajaran 6

Catatan untuk pemimpin kelompok: Silakan gunakan petunjuk di bawah untuk memfasilitasi pembahasan dengan anggota kelompok Anda. Imbaulah semua anggota kelompok Anda untuk berperan serta. Namun, tidak seorang pun hendaknya merasa tertekan untuk berbagi.

Undanglah anggota kelompok untuk memilih salah satu petikan atau kutipan tulisan suci di bagian 3 dari materi persiapan yang sangat berarti bagi mereka. Undanglah beberapa dari mereka untuk membagikan kutipan atau petikan mereka. Setelah setiap individu berbagi, Anda dapat bertanya:

  • Bagaimana kita dapat menerapkan ajaran ini untuk mengatasi ketakutan untuk menikah atau ketakutan yang mungkin dimiliki seseorang selama pernikahan?

Kemudian diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai sebuah kelompok:

  • Bagaimana Anda mengatasi ketakutan di masa lalu dan meningkatkan kepercayaan Anda kepada Allah?

  • Apa yang Anda percayai atau ketahui tentang Bapa Surgawi dan Yesus Kristus yang memungkinkan Anda mengatasi rasa takut dan memercayai arahan yang Mereka berikan?

Materi Guru Keluarga Kekal—Pelajaran 6

Gambar
selebaran guru

Setelah waktu yang cukup, undanglah beberapa pemimpin kelompok untuk membagikan kebenaran atau wawasan yang mereka peroleh dari diskusi kelompok mereka. Anda dapat menuliskan di papan tulis kebenaran-kebenaran yang mereka identifikasi, yang dapat mencakup kebenaran seperti berikut: Sewaktu kita memandang kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus dalam iman, kita dapat mengatasi rasa takut dan Mereka akan mengarahkan jalan kita.

Sebagai kesaksian tambahan dari kebenaran ini, pertimbangkan untuk membagikan Pengalaman Penatua dan Sister Holland dalam memilih untuk menikah yang terdapat di bagian “Ingin Belajar Lebih Banyak?” dari persiapan materi. Atau Anda dapat membagikan pengalaman berikut yang diceritakan oleh Penatua Carl B. Cook dari Tujuh Puluh:

Gambar
Penatua Carl B. Cook

Seorang pemuda yang setia menceritakan kepada kami bahwa dia berkecil hati tentang kemungkinan pernikahan yang bahagia. Bukan saja karena orangtuanya telah bercerai, namun juga setiap bibi dan paman di kedua pihak keluarganya. Dia menuturkan dia tidak pernah melihat secara dekat pernikahan yang bahagia. Namun, dengan bantuan Tuhan, dia bangkit mengatasi ketakutannya, dan menikah di bait suci. Dia dan istrinya menemukan sukacita dalam pernikahan mereka, dan memiliki lima anak yang menawan. (Carl B. Cook, “Continually Progressing toward Eternal Marriage [Terus Maju menuju Pernikahan Kekal]” [kebaktian sedunia untuk dewasa muda, 5 Mei 2019], ChurchofJesusChrist.org)

Berilah siswa waktu sejenak untuk mencatat apa pun yang mereka rasakan harus dilakukan untuk menjalankan lebih banyak iman kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus yang berkaitan dengan pernikahan.

Jelaskan bahwa di sepanjang kursus ini, siswa akan belajar lebih banyak mengenai bagaimana Bapa Surgawi dan Yesus Kristus dapat membantu mereka berhasil dalam membangun pernikahan yang kuat dan kekal. Yakinkan siswa bahwa Bapa Surgawi dan Yesus Kristus mengasihi mereka dan sangat ingin serta berkomitmen untuk membantu mereka.

Untuk Pelajaran Berikutnya

Imbaulah siswa dalam penelaahan mereka tentang materi persiapan untuk pelajaran 7 untuk merenungkan dengan penuh doa bagaimana “jenis kelamin merupakan karakteristik penting dari identitas dan tujuan prafana, fana, dan kekal [kita]” (“Keluarga: Pernyataan kepada Dunia”). Ajaklah mereka untuk juga mempertimbangkan bagaimana mereka dapat menanggapi dengan kasih seperti Kristus kepada mereka yang memiliki pertanyaan terkait gender.