Institut
Pelajaran 12 Materi Guru: Memelihara Hubungan Pernikahan


“Pelajaran 12 Materi Guru: Memelihara Hubungan Pernikahan,” Materi Guru Keluarga Kekal (2022)

“Pelajaran 12 Materi Guru,” Materi Guru Keluarga Kekal

Pelajaran 12 Materi Guru

Memelihara Hubungan Pernikahan

Tuhan ingin membantu kita membangun pernikahan yang penuh sukacita dan kekal. Dengan menggunakan nasihat kenabian dan ajaran serta teladan Yesus Kristus, siswa akan menemukan cara-cara mereka dapat memelihara pernikahan mereka saat ini atau di masa depan. Siswa juga akan diajak untuk menentukan cara-cara untuk dengan setia mengikatkan diri dengan pasangan mereka.

Saran untuk Pengajaran

Kita dapat memelihara pernikahan kita dengan menjalankan Injil Yesus Kristus.

Meningkatkan Pengajaran dan Pemelajaran Kita

Mengharapkan para siswa memenuhi peranan mereka sebagai pemelajar. “Rasa memiliki tujuan ada di kelas di mana guru mengharapkan siswa untuk memenuhi peranan mereka sebagai pemelajar dan membantu mereka dalam melakukannya dan di mana siswa dipercaya untuk berkontribusi dalam cara yang signifikan” (Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan bagi Guru dan Pemimpin di Seminari dan Institut Religi [2012], 15).

Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan oleh Penatua Jeffrey R. Holland di bagian 1 dari materi persiapan. Kemudian undanglah beberapa siswa untuk membagikan contoh pasangan yang mereka kenal yang memiliki pernikahan yang bahagia.

Atur siswa menjadi kelompok-kelompok kecil, dan tunjuk seorang pemimpin untuk setiap kelompok. Sediakan bagi setiap kelompok salinan dari selebaran berikut, bacalah petunjuknya bersama-sama, dan kemudian beri siswa waktu yang cukup untuk menyelesaikan kegiatan. (Jika ada waktu, Anda bahkan dapat mengundang kelompok-kelompok untuk membuat entri blog atau video mereka selama kegiatan dan menyiapkannya untuk dibagikan dengan kelas.)

Asas-Asas Kunci untuk Memelihara Pernikahan yang Bahagia dan Kekal

Materi Guru Keluarga Kekal—Pelajaran 12

Bayangkan kelompok Anda akan menulis pengeposan blog atau membuat video berjudul “Asas-Asas Kunci untuk Memelihara Pernikahan yang Bahagia dan Kekal.” Asas-asas untuk pengeposan blog atau video Anda hendaknya diambil dari bagian 1 dan 2 dari materi persiapan atau dari tulisan suci. Karena Anda tidak dapat membahas setiap poin penting dalam mengepos blog atau video Anda, putuskan lima cara terpenting untuk menyelesaikan asas berikut: Suami dan istri dapat memelihara pernikahan yang bahagia dan kekal dengan …

Contoh:

Suami dan istri dapat memelihara pernikahan yang bahagia dan kekal dengan mengikuti teladan kasih dan pengurbanan yang saleh Juruselamat (lihat Efesus 5:25, 28–31).

Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantu Anda memutuskan asas mana yang akan disertakan:

  • Mengapa asas ini hendaknya dimasukkan dalam pengeposan blog atau video kita? Dengan cara apa menjalankan asas ini berkontribusi pada pernikahan yang bahagia dan langgeng?

  • Apakah pasangan menikah yang bahagia yang kita ajak bicara dalam persiapan untuk kelas menyebutkan asas ini? Jika ya, apa yang mereka bagikan tentang hal itu?

Asas-Asas Kunci untuk Memelihara Pernikahan yang Bahagia dan Kekal

Gambar
selebaran guru

Setelah kelompok-kelompok memiliki waktu yang memadai untuk mengidentifikasi dan mencatat lima asas, mintalah mereka untuk menuliskan tiga asas teratas mereka di papan tulis (atau untuk membagikan pengeposan blog atau video mereka). Setelah asas-asas diidentifikasi, undanglah siswa untuk membagikan apa yang mereka pelajari dari pengalaman ini. Sewaktu mereka berbagi, pertimbangkan untuk mengajukan pertanyaan serupa dengan yang berikut untuk membantu siswa mengambil tindakan yang efektif dan benar.

  • Kapan Anda melihat asas ini dalam tindakan? Apa yang Anda amati?

  • Bagaimana kehidupan dan teladan Juruselamat dapat memperdalam pemahaman Anda tentang asas ini?

  • Jika Anda lajang, apa beberapa cara Anda dapat mempraktikkan asas ini untuk membantu mempersiapkan Anda bagi pernikahan yang bahagia?

  • Jika Anda sudah menikah, bagaimana menerapkan asas ini pada pernikahan Anda dapat menuntun pada kebahagiaan yang lebih besar?

Setelah waktu untuk pembahasan yang bermakna, undanglah siswa untuk mencatat tindakan spesifik yang akan mereka ambil baik untuk mempersiapkan pernikahan yang bahagia atau untuk memelihara pernikahan mereka dengan lebih baik.

Suami dan istri harus mengikatkan diri satu sama lain.

Jika memungkinkan, perlihatkan klip video berikut dari Presiden Russell M. Nelson yang membagikan pengalamannya mengamati pasangan suami istri di pesawat terbang (tunjukkan dari kode waktu 0:24 hingga 1:50). Klip ini dari ceramah “Memelihara Pernikahan” (Ensign atau Liahona, Mei 2006, 36).

Jika rekaman video atau audio tidak tersedia, bacalah pernyataan berikut bersama-sama:

Gambar
Presiden Russell M. Nelson

Sewaktu para Pemimpin melakukan perjalanan keliling dunia, terkadang kita melihat pemandangan yang mencemaskan. Dalam satu penerbangan baru-baru ini, saya duduk di belakang suami dan istri. Si istri kelihatan mengasihi suaminya. Sewaktu dia membelai tengkuk suaminya saya dapat melihat cincin kawinnya. Dia mendekatkan dirinya kepadanya dan menyandarkan kepalanya di bahu suaminya, mencari penemanannya.

Sebaliknya, si suami tampak sungguh-sungguh tidak menghiraukan kehadirannya. Dia berfokus hanya pada pemutar gim elektroniknya. Sepanjang penerbangan itu, perhatiannya ditujukan pada alat tersebut. Tidak sekali pun dia memandang istrinya, berbicara kepadanya, atau mengenali keinginannya untuk kasih sayangnya.

Ketidakpeduliannya membuat saya rasanya ingin berteriak: “Bukalah mata Anda! Tidak dapatkah Anda melihat? Perhatikanlah! Istri Anda mengasihi Anda! Dia membutuhkan Anda!”

Saya tidak banyak mengenal mereka. Saya belum pernah melihat mereka. Barangkali saya terlalu terkejut. Dan barangkali saja, jika pria ini mengetahui keprihatinan saya atas mereka, dia akan merasa kasihan terhadap saya karena tidak tahu bagaimana menggunakan mainan yang menarik semacam itu. (“Memelihara Pernikahan,” 36)

  • Apa yang meresahkan tentang perilaku suami dalam situasi ini?

  • Apa hal-hal yang dapat menghalangi pasangan untuk berhubungan satu sama lain dan memelihara pernikahan mereka?

Undanglah seorang siswa untuk membacakan Ajaran dan Perjanjian 42:22 dengan lantang. Tekankan bahwa suami dan istri harus saling mengasihi dengan segenap hati dan hanya mengikatkan diri satu sama lain. Pertimbangkan untuk mengundang siswa menjawab satu atau lebih dari pertanyaan berikut untuk membantu mereka memperdalam pemahaman mereka tentang asas ini.

  • Apa artinya mengikatkan diri kepada pasangan Anda dan “bukan kepada yang lain”? (Ajaran dan Perjanjian 42:22). (Anda mungkin ingin meninjau pernyataan oleh Presiden Spencer W. Kimball di bagian 3 dari materi persiapan.) Mengapa mengikatkan diri merupakan ekspresi kasih yang kuat?

  • Apa beberapa cara berbeda kesetiaan dalam pernikahan (kesetiaan kepada pasangan Anda) dapat ditantang? Bagaimana pasangan dapat melindungi diri mereka sendiri dari segala bentuk ketidaksetiaan dalam pernikahan? (Pertimbangkan untuk mengundang siswa untuk meninjau pernyataan oleh Penatua L. Whitney Clayton dan Presiden Nelson di bagian 3 dari materi persiapan.)

  • Bagaimana pasangan yang sudah menikah dapat menyeimbangkan dan menciptakan ruang untuk kepentingan pribadi mereka sambil dengan benar memelihara dan mempertahankan pengabdian penuh pada pernikahan mereka?

Beri siswa waktu untuk mencatat tanggapan mereka terhadap pertanyaan berikut, yang mereka diundang untuk renungkan di bagian 3 dari materi persiapan:

  • Apa penyesuaian yang perlu Anda lakukan sekarang agar lebih siap untuk mengikatkan diri dengan pasangan masa depan Anda atau untuk lebih mengikatkan diri sepenuhnya dengan pasangan Anda jika Anda sudah menikah?

Akhiri pelajaran dengan bersaksi tentang hasrat dan kemampuan Tuhan untuk mendukung kita dalam membangun pernikahan yang penuh sukacita dan kekal sewaktu kita mengerahkan upaya terbaik kita.

Untuk Pelajaran Berikutnya

Ajaklah siswa untuk dengan penuh doa menelaah materi persiapan untuk pelajaran berikutnya, yaitu mengenai karunia keintiman seksual yang manis dan sakral. Imbaulah siswa untuk datang ke kelas siap untuk berbicara dengan jujur dan penuh hormat tentang karunia ini dan bagaimana melindunginya.