Ajaran-Ajaran Presiden
Yesus Kristus: Juruselamat Saya, Tuhan Saya


Bab 3

Yesus Kristus: Juruselamat Saya, Tuhan Saya

Yesus Kristus adalah Putra Allah dan Juruselamat umat manusia, dan kita dapat menerima semua berkat dimana Dia telah hidup dan mati untuk memberikannya kepada kita.

Dari Kehidupan Spencer W. Kimball

Di awal pelayanannya sebagai seorang Rasul, Penatua Spencer W. Kimball mengalami tiga serangan jantung dalam waktu sekitar dua minggu. Setelah hampir tujuh minggu memulihkan diri di rumah, dia “mulai mencari pelepasan dari kurungan rumahnya yang monoton.” Dia mengatur untuk memulihkan diri di antara teman-temannya suku Navajo di negara bagian New Mexico.1

“Suatu pagi dalam masa pemulihannya, tempat tidur Penatua Kimball ditemukan kosong. Berpikir bahwa dia telah pergi berjalan-jalan pagi dan akan kembali pada saat sarapan, para pengurusnya pergi melakukan tugas mereka masing-masing. Tetapi ketika dia belum kembali sampai pukul 10 pagi, mereka mulai khawatir. Usaha pencarian pun dimulai.

Akhirnya dia ditemukan beberapa mil jauhnya di bawah sebuah pohon cemara. Alkitabnya berada di sampingnya, terbuka pada pasal terakhir dalam Kitab Yohanes. Matanya terpejam, dan ketika kelompok pencari itu sampai ke tempatnya dia tetap terdiam seperti saat pertama kali mereka melihatnya.

Namun, suara mereka yang ketakutan menyadarkannya, dan ketika dia mengangkat kepalanya mereka dapat melihat bekas aliran air mata di pipinya. Menanggapi pertanyaan mereka, dia menjawab, ’[Lima] tahun lalu tepat pada hari ini saya dipanggil untuk menjadi seorang Rasul Tuhan Yesus Kristus, dan saya hanya ingin menghabiskan hari ini dengan-Nya yang bagi-Nya saya menjadi saksi.’”2

Presiden Kimball memberi kesaksian tentang keilahian Juruselamat “berulang-ulang kali.”3 Dia menyatakan: “Tidak peduli betapa banyaknya kita berkata-kata mengenai Dia, itu pun masih terlalu sedikit.”4 Dan kebaikan dari kehidupan Presiden Kimball sepadan dengan kekuatan kesaksiannya. Penatua Neal A. Maxwell dari Kuorum Dua Belas Rasul mengamati: “Presiden Kimball adalah orangnya Tuhan dan bukan orang siapa pun selain Dia. Hasratnya yang terdalam adalah untuk melayani Tuhan, dan dia menolak untuk dikompromikan dengan pertimbangan lainnya.”5

Ajaran-Ajaran Spencer W. Kimball

Lebih dari sekadar seorang guru yang hebat, Yesus Kristus adalah Putra Allah yang hidup dan Juruselamat umat manusia.

Dalam majalah, Time, pada terbitan belum lama ini, seorang profesor emeritus terkemuka di salah satu universitas terbesar kita, dikutip pernyataannya secara panjang lebar mengenai rasionalisasinya. Profesor ini mengakui bahwa Yesus dari Nazaret memiliki kehangatan manusia; kapasitas yang besar akan kasih; pengertian yang luar biasa. Dia menyebut-Nya seorang pejuang kemanusiaan yang hebat, seorang guru yang hebat, seorang dramawan yang hebat. Sebagai suatu rasionalisasi yang khas, dia menjelaskan bahwa Lazarus bukanlah mati, melainkan hanyalah “… dikembalikan pada ‘kesehatannya’ oleh Yesus, kekuatan dari pikiran dan pembelajaran, serta melalui ‘terapi dari vitalitasnya sendiri yang berkelimpahan!’”

Saya ingin memberikan kesaksian hari ini bahwa Yesus bukanlah sekadar seorang guru yang hebat, seorang pejuang kemanusiaan yang hebat, dan seorang dramawan yang hebat, tetapi dengan sesungguh-sungguhnya, Putra Allah yang hidup, Sang Pencipta, Penebus dunia, Juruselamat umat manusia.6

Saya tahu bahwa Yesus adalah Kristus, Putra Allah yang hidup. Saya tahu itu.7

Kristus menyatakan diri-Nya sendiri sebagai Tuhan Allah Yang Mahakuasa, Kristus Tuhan, Yang Awal dan Yang Akhir, Penebus dunia, Yesus Kristus, Yang Mahakuat pelindung Israel, Sang Pencipta, Putra Allah yang hidup, Yehova.

Elohim sang Bapa menyatakan Yesus sebagai Putra Tunggal-Ku, firman kuasa-Ku. Dan dua kali, setidaknya, saat pembaptisan di Yordan dan kemudian di Gunung Perubahan Rupa, Dia menyatakan:

“Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” (lihat Markus 1:11; Lukas 3:22) dan menyatakan bahwa “dunia-dunia dijadikan oleh-Nya, manusia dijadikan oleh-Nya, segala hal dijadikan oleh-Nya, dan melalui Dia, dan dari Dia” [lihat A&P 93:10].8

Kita bersaksi bersama dengan Yohanes Pembaptis, yang, sewaktu dia melihat Tuhan mendekatinya, berkata: “… Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29). Bukan sekadar seseorang dengan kehangatan manusia, melainkan Anak domba Allah.

Kita bersaksi bersama Natanael, seorang Israel yang tidak bercela: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel” (Yohanes 1:49). Bukan sekadar seorang guru yang hebat, tetapi sesungguhnya Putra Allah.

Kita bersaksi lagi dengan Yohanes yang Terkasih, yang ketika melihat Yesus di pantai, berkata dengan keyakinan, “Itu Tuhan!” [lihat Yohanes 21:7]. Bukan sekadar seorang pejuang kemanusiaan yang hebat, tetapi Tuhan Allah surga.

Dan bersama dengan Simon Petrus, yang, ketika ditanya oleh Tuhan, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” berkata, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup,” (Matius 16:15, 16), dan menerima pernyataan ini dari Juruselamat: “… Berbahagialah engkau, Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu melainkan Bapa-Ku yang di surga” (Matius 16:17).

Dan terakhir, kita memberikan kesaksian bersama dengan Nabi Joseph Smith yang bersedia memberikan nyawanya demi kesaksiannya.9

Saya tahu bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah yang hidup dan bahwa Dia telah disalibkan bagi dosa-dosa dunia. Dia adalah teman saya, Juruselamat saya, Tuhan saya, dan Allah saya.10

Pelayanan Juruselamat merentang sepanjang kekekalan—dahulu, sekarang, dan di masa yang akan datang.

Saya ingin … bersaksi bahwa [Yesus Kristus] bukan saja hidup pada pertengahan zaman selama kira-kira tiga puluh tiga tahun, melainkan bahwa Dia hidup sepanjang kekekalan sebelum ini, dan akan hidup sepanjang kekekalan sesudahnya; dan saya memberikan kesaksian bahwa Dia bukan saja adalah yang mengatur kerajaan Allah di atas muka bumi, tetapi juga Pencipta dunia ini, Penebus umat manusia.11

Yesus Kristus adalah Allah Perjanjian Lama, dan Dialah yang berbicara dengan Abraham dan Musa. Dialah yang mengilhami Yesaya dan Yeremia; Dialah yang meramalkan melalui orang-orang pilihan itu mengenai kejadian masa depan, bahkan hingga hari dan jam yang terakhir.12

Adalah Dia, Yesus Kristus, Juruselamat kita, yang diperkenalkan kepada para pendengar yang terkejut di Yordan (lihat Matius 3:13–17), di Bukit Perubahan Rupa yang kudus (lihat Matius 17:1–9), di bait suci bangsa Nefi (lihat 3 Nefi 11–26), dan di hutan kecil di Palmyra, New York [lihat Joseph Smith 2:17–25]; dan orang yang memperkenalkan tidak lain adalah Bapa-Nya yang sebenarnya, Elohim Kudus, yang menurut rupa-Nya Dia diciptakan dan yang kehendak-Nya Dia jalankan.13

Saya tahu Tuhan hidup dan saya tahu bahwa Dia mengungkapkan pikiran dan kehendak-Nya kepada kita setiap hari, agar kita dapat diilhami mengenai arah yang harus ditempuh.14

Dia adalah batu penjuru utama. Dia adalah pemimpin kerajaan—ini adalah para pengikut-Nya—ini Gereja-Nya—ini ajaran-ajaran dan tata cara-tata cara-Nya—ini perintah-perintah-Nya.15

Kini kita menantikan kedatangan-Nya yang kedua sebagaimana Dia janjikan. Janji ini akan digenapi secara harfiah seperti juga banyak janji-Nya yang lain, dan sementara itu, kita memuji nama-Nya yang kudus dan melayani-Nya, serta memberikan kesaksian akan keilahian misi-Nya, bersama para nabi dari generasi ke generasi! …

Saya tahu bahwa Yesus, sepanjang kekekalan masa lalu dan masa depan, adalah sang Pencipta, Penebus, Juruselamat, Putra Allah.16

Melalui Kurban Tebusan-Nya, Yesus Kristus menyelamatkan semua orang dari dampak Kejatuhan dan menyelamatkan yang bertobat dari dosa-dosa pribadi.

Saudara-saudara yang terkasih, Allah hidup, dan saya memberikan kesaksian akan hal itu. Yesus Kristus hidup, dan Dia adalah perancang dari jalan sejati kehidupan dan keselamatan.

Inilah pesan dari Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Ini adalah pesan terpenting di dunia dewasa ini. Yesus Kristus adalah Putra Allah. Dia telah dipilih oleh Bapa sebagai Juruselamat dunia ini.17

Ketika Adam secara sengaja dan bijaksana memakan buah terlarang di Taman Eden, dia mendatangkan ke atas kita semua, para keturunannya, dua kematian—”kematian fana” atau jasmani, dan kematian rohani atau penyingkiran dari hadirat Tuhan.18

Dalam rencana ilahi Allah, sarana disediakan bagi seorang penebus untuk mematahkan rantai kematian dan, melalui kebangkitan, memungkinkan penyatuan kembali roh dan tubuh semua orang yang pernah tinggal di bumi.

Yesus dari Nazaret adalah Dia yang, sebelum dunia diciptakan, telah dipilih untuk datang ke bumi untuk melaksanakan pelayanan ini, untuk menaklukkan kematian fana. Tindakan sukarela ini akan menebus dari kejatuhan Adam dan Hawa serta memperkenankan roh manusia untuk memperoleh kembali tubuhnya, dan dengan demikian menyatukan kembali tubuh dan roh.19

Kebangkitan yang dirujuk ini adalah pekerjaan dari Yesus Kristus, Juruselamat, yang, karena Dia adalah fana (putra Maria) dan ilahi (Putra Allah), dapat mengatasi kekuatan yang mengatasi daging. Dia benar-benar memberikan nyawa-Nya dan secara harfiah mengambil-Nya kembali sebagai “yang sulung,” untuk diikuti oleh setiap jiwa yang pernah hidup [lihat 1 Korintus 15:22–23]. Sebagai seorang Allah, Dia memberikan nyawa-Nya. Tidak seorang pun dapat mengambilnya dari-Nya. Dia telah mengembangkan, melalui kesempurnaan-Nya dalam mengatasi segala sesuatu, kuasa untuk mengambil kembali nyawa-Nya. Kematian adalah musuh-Nya yang terakhir, dan Dia bahkan mengatasinya serta menegakkan kebangkitan.20

Adalah karena karunia Bapa Surgawi akan Putra-Nya sehingga semua orang—dahulu, sekarang, dan yang akan datang—dapat kembali hidup bersama-Nya yang adalah Bapa dari roh kita. Tetapi untuk memastikan agar itu dapat terjadi, pertama-tama adalah perlu bagi Yesus untuk datang ke bumi dalam daging untuk mengajarkan kepada manusia melalui teladan-Nya cara yang benar untuk hidup dan kemudian untuk dengan rela menyerahkan nyawa-Nya dan, dengan cara yang ajaib, menerima beban untuk dosa-dosa umat manusia.21

Pembersihan dosa tidak akan mungkin kecuali karena pertobatan mutlak dari pribadi tersebut dan belas kasihan penuh kemurahan hati dari Tuhan Yesus Kristus dalam Kurban Tebusan-Nya. Hanya melalui sarana inilah manusia dapat memulihkan diri, disembuhkan dan dicuci serta dibersihkan, dan masih memenuhi syarat bagi kemuliaan kekekalan. Mengenai peranan Juruselamat yang besar dalam hal ini, Helaman mengingatkan para putranya tentang komentar Raja Benyamin:

“… Tiada jalan atau cara lain dengan mana manusia dapat diselamatkan hanya melalui penebusan darah Yesus Kristus, yang akan datang, ya, ingatlah bahwa Ia datang untuk menebus dunia” (Helaman 5:9).

Dan, dalam mengenang perkataan yang Amulek ucapkan kepada Zezrom, Helaman menekankan peranan manusia dalam memperoleh pengampunan—bertobat dari dosa-dosanya:

“… Ia mengatakan kepadanya bahwa Tuhan pasti akan datang untuk menebus umat-Nya, tetapi bahwa Ia tidak akan datang untuk menebus mereka dalam dosa-dosa mereka, tetapi untuk menebus mereka dari dosa-dosa mereka.

Dan Bapa telah memberikan kekuasaan kepada-Nya untuk menebus mereka dari dosa-dosa mereka karena pertobatan .…” (Helaman 5:10–11. Cetak miring ditambahkan).22

[Juruselamat] mati sebagai suatu pendamaian bagi dosa-dosa kita untuk membukakan jalan bagi kebangkitan kita, untuk menunjukkan arah menuju kesempurnaan hidup kita, untuk memperlihatkan jalan menuju permuliaan. Dia mati dengan penuh maksud, dengan sukarela. Kelahiran-Nya sederhana, kehidupan-Nya sempurna, teladan-Nya mengundang; kematian-Nya membukakan pintu, dan manusia ditawari setiap karunia dan berkat yang baik.23

Untuk menerima semua berkat dari Kurban Tebusan Juruselamat, kita harus menggabungkan upaya kita dengan upaya-Nya.

Setiap jiwa memiliki hak pilihan bebasnya. Dia dapat memiliki semua berkat dimana Kristus hidup dan mati untuk memberikan kepadanya. Namun kematian dan rencana Kristus semuanya sia-sia dan bahkan lebih parah daripada gagal jika kita tidak mengambil manfaat darinya: “Karena lihatlah, Aku, Allah telah menderita segala hal ini untuk semua orang, supaya mereka tidak perlu menderita jika mereka mau bertobat” (A&P 19:16).

Juruselamat datang “untuk mendatangkan kebakaan serta hidup yang kekal bagi manusia” (Musa 1:39). Kelahiran, kematian, dan kebangkitan-Nya mendatangkan hal yang pertama. Tetapi kita harus menggabungkan upaya kita dengan upaya-Nya untuk mendatangkan yang kedua, untuk mendapatkan kehidupan kekal.24

Ketika kita berpikir tentang kurban besar dari Tuhan kita Yesus Kristus dan penderitaan yang ditanggung-Nya bagi kita, kita akan menjadi orang yang sangat tidak berterima kasih jika kita tidak menghargainya sejauh yang dimungkinkan oleh kekuatan kita. Dia menderita dan mati bagi kita, meskipun demikian jika kita tidak bertobat, semua penderitaan dan rasa sakit-Nya demi kita menjadi gagal.25

Penderitaan-Nya sebelum dan di kayu salib serta pengurbanan-Nya yang besar dapat sedikit atau tidak berarti sama sekali bagi kita kecuali kita menjalankan perintah-perintah-Nya. Karena Dia berfirman,

“… Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?” (Lukas 6:46).

“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15).26

Orang yang mengenal Allah dan mengasihi-Nya serta menjalankan perintah-perintah-Nya dan mematuhi tata cara-tata cara-Nya yang sejati boleh dalam kehidupan ini, atau kehidupan yang akan datang, melihat wajah-Nya dan mengetahui bahwa Dia hidup serta akan bersekutu dengan mereka.27

Kita percaya, dan adalah kesaksian kita, dan kita menyatakannya kepada dunia “bahwa tidak akan ada nama lain ataupun jalan lain ataupun cara lain yang diberikan dengan mana keselamatan dapat datang kepada anak-anak manusia. Hanya di dalam serta melalui nama Kristus, Tuhan yang Mahakuasa” (Mosia 3:17).

Kita tahu, dan adalah kesaksian kita, dan kita juga menyatakannya kepada dunia bahwa untuk diselamatkan manusia harus “percaya bahwa keselamatan itu dahulu ada, sekarang pun ada dan akan datang di dalam dan melalui darah penebusan Kristus, Tuhan yang Mahakuasa” (Mosia 3:18).

Karenanya, bersama Nefi, “kita menulis dengan tekun untuk membujuk anak-anak kita dan juga saudara-saudara kita supaya percaya kepada Kristus dan supaya didamaikan dengan Allah; karena kita tahu bahwa setelah kita berbuat segala sesuatu hanya dengan kasih karunia kita diselamatkan .…

Dan kita berbicara tentang Kristus, kita bersukacita dalam Kristus, kita berkhotbah tentang Kristus, kita bernubuat tentang Kristus dan kita menulis sesuai dengan nubuat-nubuat kita, supaya anak-anak kita dapat mengetahui kepada sumber mana mereka dapat mencari untuk pengampunan dosa-dosa mereka” (2 Nefi 25:23, 26; cetak miring ditambahkan).28

Kita berkenan di hadapan Tuhan ketika kita menjalankan Injil-Nya.

Saya dapat membayangkan Tuhan Yesus Kristus [dalam masa pelayanan fana-Nya,] tersenyum sewaktu Dia memandang umat-Nya dalam pengabdian mereka .…

… Saya pikir Tuhan Yesus Kristus tersenyum ketika Dia melihat ke dalam rumah tangga umat-Nya dan melihat mereka berlutut dalam doa keluarga pagi dan malam, anak-anak turut berperan serta. Saya pikir Dia tersenyum ketika Dia melihat pasangan suami dan istri muda, dan pasangan yang lebih tua, dengan kasih sayang mendalam bagi satu sama lain, yang melanjutkan jalinan pacaran mereka …, yang melanjutkan untuk saling mengasihi dengan segenap jiwa mereka sampai harinya mereka mati dan kemudian menekankannya sepanjang kekekalan.

Saya pikir Dia berkenan dengan keluarga-keluarga yang berkurban dan berbagi .… Saya pikir Tuhan Yesus Kristus tersenyum ketika Dia memandang ke bawah dan melihat [ribuan] yang tidak aktif setahun yang lalu, tetapi hari ini berbahagia di dalam kerajaan, banyak di antaranya telah pergi ke bait suci kudus Allah dan mendapatkan endowmen mereka serta pemeteraian mereka, dan yang dengan air mata syukur berterima kasih kepada Tuhan bagi program-program-Nya.

Saya pikir saya melihat air mata sukacita di dalam mata-Nya dan senyuman di bibir-Nya ketika Dia melihat … jiwa-jiwa baru yang telah datang kepada-Nya tahun ini, yang telah mengakui nama-Nya, yang telah memasuki air pembaptisan, dan saya pikir Dia mengasihi mereka yang membantu mempertobatkan mereka pula.

Saya melihat-Nya tersenyum sewaktu Dia melihat umat-Nya dalam jumlah besar berlutut dalam pertobatan, mengubah kehidupan mereka, menjadikan mereka lebih bercahaya dan bersih, serta lebih seperti Bapa Surgawi mereka dan Saudara mereka, Yesus Kristus.

Saya pikir Dia berkenan dan tersenyum ketika Dia melihat kaum muda sewaktu mereka mengatur kehidupan mereka serta melindungi dan membentengi diri mereka sendiri terhadap kekeliruan zaman ini. Saya pikir Dia pertama-tama berduka, dan kemudian mungkin berkenan, ketika Dia melihat, sebagaimana Dia tentu lakukan beberapa hari lalu di kantor saya, pasangan muda yang telah membuat kesalahan besar dan kini berlutut bersama dengan tangan mereka berpegangan erat. Pasti ada sukacita dalam senyuman-Nya ketika Dia menatap ke dalam jiwa mereka dan melihat bahwa mereka sedang membuat penyesuaian, sewaktu air mata mereka membanjiri tangan saya yang dengan lembut saya letakkan di atas tangan-tangan mereka.

Ah, saya mengasihi Tuhan Yesus kristus. Saya berharap bahwa saya bisa memperlihatkan kepada-Nya dan menyatakan ketulusan serta pengabdian saya. Saya ingin hidup dekat dengan-Nya. Saya ingin menjadi seperti Dia, dan saya berdoa agar Tuhan mau membantu kita semua agar kita boleh menjadi seperti yang Dia katakan kepada para murid-Nya bangsa Nefi, “Karena itu, harus menjadi orang yang bagaimanakah kamu ini?” dan Dia menjawab pertanyaan-Nya sendiri dengan mengatakan, “Bahkan seperti Aku” (3 Nefi 27:27).29

Kurban Tebusan memberi kita harapan dalam kehidupan ini dan bagi kekekalan yang terbentang di depan.

Kita memiliki harapan di dalam Kristus di sini dan saat ini. Dia mati bagi dosa-dosa kita. Karena Dia dan Injil-Nya, dosa-dosa kita dicuci dalam air pembaptisan; dosa dan kekejian dibakar lenyap dari jiwa kita seolah dengan api, dan kita menjadi bersih, memiliki suara hati yang jernih, serta mendapatkan kedamaian yang melampaui pengertian (lihat Filipi 4:7).

Dengan menjalankan hukum Injil-Nya, kita mendapatkan kemakmuran duniawi dan memperoleh kesehatan tubuh dan kekuatan pikiran. Injil memberkati kita hari ini.

Tetapi hari ini hanyalah sebutir pasir dalam Sahara kekekalan. Kita juga memiliki harapan dalam Kristus bagi kekekalan yang terbentang di depan; kalau tidak, seperti Paulus katakan, kita akan menjadi “orang-orang yang paling malang dari segala manusia” (1 Korintus 15:19).

Betapa besarnya kedukaan kita—dan memang seharusnyalah demikian—jika tidak ada kebangkitan! Betapa malangnya kita jika tidak ada harapan akan hidup yang kekal! Jika harapan kita akan keselamatan dan pahala kekal sirna, kita tentunya akan menjadi lebih malang daripada mereka yang tidak pernah memiliki pengharapan seperti itu.

“Tetapi … Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1 Korintus 15:20).

Sekarang pengaruh dari kebangkitan-Nya akan diteruskan kepada semua orang, “karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus” (1 Korintus 15:22).

Sekarang “sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang surgawi” (1 Korintus 15:49).

Sekarang sarana telah disiapkan yang melaluinya “yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: ‘Maut telah ditelan dalam kemenangan’” (1 Korintus 15:54) .…

Kita memiliki pengharapan kekal dalam Kristus. Kita tahu kehidupan ini diberikan kepada kita untuk bersiap bagi kekekalan, “dan hubungan yang ada pada kita di sini akan terdapat di antara kita di sana, hanya hal ini berlangsung dengan kemuliaan kekal, kemuliaan mana tidak kita nikmati sekarang” (A&P 130:2).30

Saran bagi Pembelajaran dan Pengajaran

Pertimbangkan gagasan-gagasan ini sewaktu Anda mempelajari bab ini atau sewaktu Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman v–x.

  • Bacalah kisah di halaman 27. Dengan cara apa kita dapat mendekatkan diri kepada Tuhan dan “menghabiskan hari” dengan-Nya, seperti yang dilakukan Presiden Kimball?

  • Ulaslah halaman 29–30, dengan mencari nama dan sebutan yang Presiden Kimball gunakan bagi Yesus Kristus. Apa nama dan sebutan bagi Yesus Kristus yang memiliki makna khusus bagi Anda dan mengapa? Bagaimana Anda akan menanggapi seseorang yang mengaku bahwa Yesus hanyalah seorang guru yang hebat?

  • Renungkan kesaksian Presiden Kimball tentang pelayanan prafana, fana, dan setelah kehidupan fana Juruselamat (halaman 31). Pikirkan apa yang mungkin dapat Anda lakukan untuk memperdalam kesaksian Anda akan misi Juruselamat.

  • Pelajari halaman 32–34, dengan mencari alasan mengapa kita membutuhkan seorang Juruselamat. Perbedaan apa yang telah dibuat Kurban Tebusan Yesus Kristus dalam kehidupan Anda?

  • Pada halaman 32–34, Presiden Kimball bersaksi tentang hal-hal yang telah Juruselamat lakukan bagi kita. Di halaman 34–36, kita belajar tentang hal-hal yang harus kita lakukan untuk menerima semua berkat dari Kurban Tebusan. Apa perasaan Anda sewaktu Anda membandingkan apa yang telah Juruselamat lakukan bagi kita dengan apa yang telah Dia minta kita lakukan?

  • Ulaslah pemikiran Presiden Kimball mengenai bagaimana kita dapat membuat Tuhan berkenan (halaman 36–37). Pikirkan tentang bagaimana perasaan Anda ketika Anda tahu bahwa Tuhan berkenan pada diri Anda.

  • Presiden Kimball mengajarkan bahwa kita dapat memiliki pengharapan dalam Kristus baik sekarang maupun bagi kekekalan yang terbentang di depan (halaman 37–38). Bagaimana kehidupan seseorang berubah ketika mereka memiliki pengharapan dalam Kristus?

Tulisan Suci Terkait: Yohanes 14:6, 21–23; 2 Nefi 9:5–13, 21–23; Moroni 7:41; 10:32–33; A&P 19:15–19

Catatan

  1. Lihat Edward L. Kimball and Andrew E. Kimball Jr., Spencer W. Kimball (1977), 249–252.

  2. Dalam “The Gospel of Love: Stories about President Spencer W. Kimball,” Ensign, Desember 1985, 22–23.

  3. Dalam Conference Report, April 1978, 9; atau Ensign, Mei 1978, 7.

  4. The Teachings of Spencer W. Kimball, diedit oleh Edward L. Kimball (1982), 7.

  5. “Spencer, the Beloved: Leader-Servant,” Ensign, Desember 1985, 15.

  6. Dalam Conference Report, Oktober 1946, 55–56.

  7. Dalam Conference Report, Oktober 1974, 163; atau Ensign, November 1974, 113.

  8. Dalam Conference Report, April 1964, 94; atau Ensign, Juni 1964, 496–497.

  9. Dalam Conference Report, Oktober 1946, 64.

  10. Dalam Conference Report, Oktober 1982, 6; atau Ensign, November 1982, 6.

  11. Faith Precedes the Miracle (1972), 70.

  12. Dalam Conference Report, April 1977, 113; atau Ensign, Mei 1977, 76.

  13. Dalam Conference Report, Oktober 1977, 111; atau Ensign, November 1977, 73.

  14. Dalam Conference Report, April 1977, 179; atau Ensign, Mei 1977, 78.

  15. The Teachings of Spencer W. Kimball, 6.

  16. Dalam Conference Report, Oktober 1946, 63, 64.

  17. Dalam Conference Report, April 1978, 7; atau Ensign, Mei 1978, 6.

  18. The Teachings of Spencer W. Kimball, 68.

  19. Dalam Conference Report, April 1978, 7; atau Ensign, Mei 1978, 6.

  20. “Absolute Truth,” Ensign, September 1978, 6.

  21. “Christmas Message from the First Presidency to the Children of the World: Gifts That Endure,” Friend, Desember 1982, 3.

  22. The Miracle of Forgiveness (1969), 339–340.

  23. “Jesus of Nazareth,” Ensign, Desember 1980, 4.

  24. Ensign, Desember 1980, 4.

  25. The Miracle of Forgiveness (1969), 145.

  26. Dalam Conference Report, April 1972, 26; atau Ensign, Juli 1972, 37.

  27. Dalam Conference Report, April 1964, 99; atau Improvement Era, Juni 1964, 499.

  28. Dalam Conference Report, Oktober 1978, 109–110; atau Ensign, November 1978, 72.

  29. Dalam Conference Report, April 1956, 120.

  30. Dalam Conference Report, Oktober 1978, 108–109; atau Ensign, November 1978, 72.