Ajaran-Ajaran Presiden
Memperkuat Keluarga Kita


Bab 19

Memperkuat Keluarga Kita

Kita perlu memperkuat dan melindungi keluarga kita dengan mengajarkan dan menjalankan Injil dalam rumah tangga kita.

Dari Kehidupan Spencer W. Kimball

Presiden Spencer W. Kimball sering menekankan perlunya memperkuat keluarga melalui pengejawantahan Injil dalam rumah tangga. Menjabarkan pengalamannya sendiri, dia berkata: “Sebagai remaja, dan bersama istri serta anak-anak saya dalam rumah tangga kami sendiri, saya ingat kegiatan keluarga terkasih kami. Surga berada dalam rumah tangga kami. Sewaktu setiap orang melakukan sesuatu, apakah itu menyanyikan sebuah lagu, memimpin permainan, melafalkan salah satu pasal kepercayaan, membagikan bakat, atau melaksanakan tugas, ada pertumbuhan dan perasaan yang baik.”1

Presiden Kimball dan istrinya, Camilla, memperkuat anak-anak mereka dengan mengajarkan dan mendorong mereka serta kemudian membiarkan mereka bertanggung jawab atas pilihan-pilihan mereka sendiri. Putri mereka, Olive Beth, mengenang bahwa mereka “membimbing daripada mendorong kami ke jalan-jalan yang mereka inginkan kami jalani.”2

Presiden dan Sister Kimball memperlihatkan kasih yang besar bagi setiap anak mereka. Seorang putra, Edward berkata, “Ayah saya selalu bersikap amat penyayang. Saya tahu dia mengasihi saya.” Edward mengenang suatu pengalaman yang dimilikinya ketika dia menghadiri sebuah perkumpulan khusyuk di dalam Bait Suci Salt Lake: “Ada ribuan orang di sana. Sewaktu pertemuan usai, [ayah saya] melihat saya ketika saya bernyanyi dalam paduan suara. Dalam perjalanan keluar, dia menghampiri, memeluk serta mencium saya.”3

Ajaran-Ajaran Spencer W. Kimball

Keluarga merupakan inti dari rencana Bapa kita dan merupakan landasan dari suatu masyarakat.

Kehidupan keluarga merupakan metode terbaik untuk memperoleh kebahagiaan di dunia ini, dan merupakan pola yang jelas yang diberikan Tuhan kepada kita mengenai apa yang ada di dunia berikutnya.4

Tuhan mengorganisasi seluruh program itu sejak awal dengan seorang ayah yang memprokreasi [menjadi ayah], menyediakan kebutuhan dan mengasihi serta mengarahkan, dan seorang ibu yang mengandung dan melahirkan serta memelihara dan memberi makan dan melatih. Tuhan bisa saja mengaturnya dengan cara yang berbeda tetapi memilih untuk memiliki sebuah unit dengan tanggung jawab dan hubungan yang bermakna dimana anak-anak saling melatih dan mendisiplinkan diri serta belajar untuk saling mengasihi, menghormati dan menghargai. Keluarga merupakan rencana besar kehidupan sebagaimana dirancang dan diorganisasi oleh Bapa kita di surga.5

Keluarga merupakan unit dasar kerajaan Allah di bumi. Gereja tidak dapat lebih sehat daripada keluarga-keluarganya.6

Sejak awal, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orangSuci Zaman Akhir telah menekankan kehidupan keluarga. Kita telah selamanya memahami bahwa landasan dari keluarga, sebagai sebuah unit yang kekal, telah diletakkan bahkan sebelum bumi ini diciptakan! Masyarakat tanpa kehidupan keluarga dasar adalah tanpa landasan dan akan tercerai-berai ke dalam kehampaan .…

Kita di antara semua orang … hendaknya tidak termakan oleh argumentasi yang tampaknya saja bagus yang mengatakan bahwa unit keluarga itu terikat dengan suatu fase perkembangan tertentu yang dilalui oleh masyarakat fana. Kita bebas untuk menolak gerakan-gerakan yang mengecilkan pentingnya keluarga dan yang membesar-besarkan pentingnya individualisme yang mementingkan diri. Kita tahu keluarga kekal adanya. Kita tahu bahwa ketika hal-hal menjadi salah dalam keluarga, hal-hal menjadi salah pula dalam semua lembaga lainnya dalam masyarakat .…

Lembaga-lembaga politik kita … tidak dapat menolong kita jika lembaga dasar kita, keluarga, tidaklah utuh. Kesepakatan-kesepakatan damai tidak dapat menyelamatkan kita jika ada kekerasan daripada kasih di dalam rumah tangga. Program-program pengangguran tidak dapat menolong kita ketika banyak orang tidak lagi diajari cara bekerja atau tidak memiliki kesempatan untuk bekerja atau kecenderungan, dalam beberapa kasus, untuk melakukannya. Penegakan hukum tidak dapat melindugi kita jika terlalu banyak orang tidak bersedia untuk mendisiplinkan diri mereka sendiri atau didisiplinkan.7

Kita tidak memiliki pilihan … kecuali untuk terus mengangkat tinggi cita-cita keluarga Orang Suci Zaman Akhir. Kenyataan bahwa sebagian orang kini tidak memiliki kesempatan hidup dalam keluarga seperti itu bukanlah alasan yang cukup untuk berhenti berbicara mengenainya. Meskipun demikian, kita memang membahas kehidupan keluarga dengan kepekaan, menyadari bahwa banyak orang … pada saat ini tidak memiliki hak istimewa menjadi bagian atau memberikan kontribusi dalam keluarga seperti itu. Tetapi kita tidak dapat mengesampingkan standar ini, karena begitu banyaknya hal lain yang bergantung padanya.8

Orang tua perlu membangun simpanan cadangan kekuatan rohani untuk mendukung anak-anak mereka melalui pengalaman-pengalaman kehidupan.

Dalam kehidupan kita ada simpanan cadangan dalam banyak bentuk. Sebagian simpanan cadangan adalah untuk menyimpan air. Sebagian untuk menyimpan cadangan makanan seperti yang kita lakukan dalam program kesejahteraan keluarga dan seperti yang Yusuf lakukan di tanah Mesir selama tahun-tahun kemakmuran. Juga harus ada simpanan cadangan pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan masa depan; simpanan cadangan keberanian untuk mengatasi banjir ketakutan yang menempatkan ketidakpastian dalam kehidupan; simpanan cadangan kekuatan jasmani untuk membantu kita memenuhi beban pekerjaan dan penyakit yang sering menyerang; simpanan cadangan kebaikan, simpanan cadangan stamina, simpanan cadangan iman. Ya, terutama simpanan cadangan iman sehingga ketika dunia menekan diri kita, kita berdiri teguh dan kuat; ketika godaan dari dunia yang membusuk di sekitar kita mengisap kekuatan kita, menyerap kebugaran rohani kita, dan berupaya untuk menjatuhkan kita, kita membutuhkan simpanan iman yang dapat membawa kaum muda dan kemudian orang-orang dewasa melampaui masa-masa yang kelam, sulit, dan mengerikan, kekecewaan, kebimbangan, serta tahun-tahun kesengsaraan, kebutuhan, kebingungan, dan kefrustrasian .…

Saya bersyukur kepada orang tua saya, karena mereka membuat simpanan cadangan bagi suadara-saudara lelaki saya, saudara-saudara perempuan saya, dan saya. Simpanan cadangan itu dipenuhi dengan kebiasaan berdoa, belajar, kegiatan, pelayanan positif, dan kebenaran serta kesalehan. Setiap pagi dan setiap malam kami berlutut dekat kursi kami di sekeliling meja dan berdoa, bergantian. Ketika saya menikah, kebiasaan itu bertahan, dan keluarga baru kami melanjutkan kebiasaan itu.9

Kehidupan rumah tangga, pengajaran yang tepat di rumah, bimbingan dan kepemimpinan orang tua––ini merupakan balsam bagi penyakit dunia dan anak-anaknya. Ini merupakan perawatan bagi penyakit rohani dan emosi serta pengobatan bagi masalah-masalahnya. Orang tua hendaknya tidak menyerahkan pelatihan anak-anaknya kepada orang lain.

Tampaknya ada peningkatan kecenderungan untuk menggeser tanggung jawab ini dari rumah tangga ke pengaruh-pengaruh luar seperti sekolah dan gereja, dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, ke biro-biro jasa serta lembaga-lembaga penitipan anak. Betapa pun pentingnya pengaruh luar ini, ini tidak pernah dapat secara memadai menggantikan pengaruh ibu dan ayah. Pelatihan yang terus-menerus, kewaspadaan, kerekanan, dan menjadi pengawas yang terus-menerus bagi anak-anak kita sendiri adalah perlu untuk menjaga rumah tangga kita tetap utuh dan untuk memberkati anak-anak kita dengan cara Tuhan sendiri.10

Organisasi pelengkap Gereja amatlah penting, dan kita semua hendaknya berperan serta dalam mencapai berkat-berkat yang ditawarkannya. Tetapi kita hendaknya jangan pernah, jangan pernah memperkenankannya untuk menggantikan orang tua, untuk membebaskan orang tua dari tanggung jawab mengajari anak-anak mereka Injil Yesus Kristus.11

Para pemimpin organisasi pelengkap dan pengajar remaja hendaknya bertanya, bagaimana saya dapat membantu kaum muda ini untuk mengasihi dan mematuhi orang tua mereka, menghormati mereka, serta bersikap mendukung tanggung jawab keluarga mereka? Bagaimana kita dapat menjadwalkan pertemuan, latihan, dan kegiatan supaya tidak mengganggu hubungan serta tanggung jawab rumah tangga, dan untuk menyediakan waktu bagi kegiatan keluarga?

Komitmen kita terhadap pengejawantahan Injil yang dipusatkan dalam rumah tangga hendaknya menjadi pesan yang jelas dari setiap program keimamatan dan organisasi pelengkap, mengurangi, bila perlu, sebagian dari kegiatan pilihan yang dapat mengalihkan dari fokus yang tepat terhadap keluarga dan rumah tangga.12

Hanya dengan merencanakan dan memetakan secara tepat kehidupan keluarga kita dapatlah kita menuntun anak-anak kita dan menjaga mereka terbebas dari jebakan-jebakan yang menuntun pada dosa dan kehancuran, serta menempatkan mereka di jalan menuju kebahagiaan dan permuliaan. Dalam hal ini, tidak ada yang lebih kuat selain teladan orang tua mereka sendiri dan pengaruh dari kehidupan rumah tangga mereka. Kehidupan anak-anak kita tidak akan jauh berbeda dengan yang mereka lihat dalam rumah tangga mereka sewaktu mereka tumbuh dalam kedewasaan sebagai pria dan wanita. Karena itu kita hendaknya memetakan arah kita sepanjang jalan yang kita inginkan diikuti oleh anak-anak kita.13

Seorang anak akan membawa ke dalam kehidupannya sendiri banyak hal dari apa yang dilihatnya dalam kehidupan rumah tangga keluarganya. Jika dia melihat orang tuanya sering pergi ke bait suci, dia akan mulai untuk merencanakan kehidupan bait suci. Jika dia diajari untuk berdoa bagi para misionaris, dia akan perlahan-lahan tertarik dalam program misionaris. Ini amatlah sederhana, tetapi inilah jalannya kehidupan. Dan kami berjanji kepada Anda bahwa anak-anak Anda akan mendatangkan kehormatan dan kemuliaan bagi Anda sewaktu Anda memberi mereka teladan pelatihan yang pantas.14

Saya pernah beberapa kali melihat anak-anak keluarga yang baik memberontak, menolak, menyimpang, berdosa, dan bahkan benar-benar melawan Allah. Dalam hal ini mereka membawa duka bagi orang tua mereka, yang telah melakukan yang terbaik … untuk mengajar dan hidup sebagai teladan. Tetapi saya telah berulang kali melihat banyak di antara anak-anak yang sama ini, setelah bertahun-tahun mengembara, melunak, menyadari apa yang hilang dari kehidupan mereka, bertobat, serta memberikan kontribusi besar pada kehidupan rohani masyarakat mereka. Alasan yang saya yakini membuat ini dapat terjadi adalah, terlepas dari sebuah angin lawan yang pernah menundukkan orang-orang ini, mereka telah terpengaruhi bahkan lebih banyak, dan jauh lebih banyak daripada yang mereka sadari, oleh arus kehidupan di dalam rumah tangga tempat mereka dibesarkan. Ketika, di tahun-tahun kemudian, mereka merasakan suatu keinginan yang mendalam untuk menciptakan kembali keluarga mereka dalam suasana yang sama yang mereka nikmati sebagai anak-anak, mereka kemungkinan besar akan berpaling pada iman yang memberi arti pada kehidupan orang tua mereka.15

Para ayah dan ibu, tanggung jawab utama Anda adalah keluarga Anda. Dengan bekerja bersama Anda dapat memiliki jenis rumah tangga yang Tuhan harapkan Anda miliki. Dengan memperlihatkan kasih dan timbang rasa bagi satu sama lain serta bagi anak-anak Anda, Anda dapat membangun sebuah simpanan cadangan kekuatan rohani yang tidak akan pernah kering.16

Kita perlu membentengi keluarga kita terhadap kejahatan di sekitar kita.

Waktunya akan tiba ketika hanya mereka yang percaya secara mendalam dan secara aktif pada keluarga yang akan dapat melindungi keluarga mereka di tengah-tengah berkumpulnya kejahatan yang ada di sekitar kita.17

Si jahat mengetahui di mana harus menyerang. Dia akan menyerang rumah tangga. Dia akan menghancurkan keluarga. Itulah yang ingin dilakukannya .… Marilah kita membuat keputusan bahwa dia tidak akan melakukannya di dalam keluarga kita.18

Kita perlu secara terus-menerus membentengi rumah tangga dan keluarga kita serta membela mereka terhadap serangan gencar kejahatan seperti perceraian, keluarga yang berantakan, kebrutalan, dan perundungan, terutama terhadap istri dan anak-anak. Kita perlu secara berkesinambungan berjaga-jaga terhadap amoralitas, pornografi, dan kebebasan seksual yang akan menghancurkan kemurnian anggota keluarga, tua maupun muda .…

… Kita menemukan kekuatan-kekuatan jahat ini hampir ke mana pun kita pergi. Berhadapan dengannya hampir terus-menerus. Kita menelusurinya ke dalam rumah tangga dari sekolah, dari tempat bermain, dari bioskop, kantor, dan tempat berbelanja. Hanya ada beberapa tempat yang kita datangi dalam dunia sehari-hari kita dimana kita dapat lolos darinya.

Lalu apa yang harus menjadi tindakan kita? Apa yang harus kita lakukan? Kita harus terus-menerus waspada akan kehadiran jahatnya di dalam rumah tangga kita dan menghancurkannya seperti menghadapi kuman dan kotoran penyebab penyakit. Kita harus memburunya dari lemari benak kita, membebaskan diri kita sendiri dari keduniawian seperti itu, menekan bara kekejian sebelum menjadi jilatan api yang merusak. Bagaimana kita melakukan hal ini?

Jika kita ingin lolos dari tikaman si jahat yang mematikan dan menjaga rumah tangga serta keluarga kita bebas dan terbentengi secara mantap dari semua pengaruh merusak yang begitu merajalela di sekitar kita, kita harus memiliki bantuan dari si penggagas dan pengorganisasi rencana keluarga ini––sang Pencipta itu sendiri. Hanya ada satu jalan yang pasti dan itu adalah melalui Injil Tuhan Yesus Kristus dan bersikap patuh pada ajaran-ajarannya yang dalam dan terilhami. Tentunya kita harus disadarkan bahwa harga pembelian perapian keluarga yang bebas dari pengaruh jahat seperti itu adalah mematuhi perintah-perintah Allah.19

Sewaktu orang tua membaca surat kabar dan majalah serta melihat apa yang berusaha diajarkan dunia kepada anak-anak mereka, mereka hendaknya menjadi semakin bertekad agar anak-anak mereka tidak dirusak oleh dosa dan kesalahan seperti itu. Orang tua hendaknya kemudian menyediakan kehidupan rumah tangga, disiplin, dan pelatihan yang akan menangkal serta menetralisasi kejahatan yang dilakukan di dunia. Sewaktu anak-anak belajar mengenai hal-hal buruk di dunia, mereka juga harus belajar mengenai hal-hal baik di dunia serta tanggapan yang pantas dan sikap yang pantas.20

Beberapa tahun lalu kami mengunjungi sebuah negara di mana ideologi yang aneh diajarkan dan “ajaran-ajaran yang merusak” disebarluaskan setiap hari di sekolah-sekolah dan dalam pers yang dikendalikan pemerintah. Setiap hari anak-anak mendengarkan ajaran, filosofi, dan pemikiran yang disampaikan para guru mereka.

Seseorang mengatakan bahwa “tetesan yang terus-menerus akan mengikis bahkan batu yang paling keras sekalipun.” Ini saya tahu, maka saya bertanya mengenai anak-anak itu, “Apakah mereka mempertahankan iman mereka? Apakah mereka tidak dikuasai oleh tekanan terus-menerus dari para guru mereka? Bagaimana Anda dapat menjadi yakin mereka tidak akan meninggalkan iman sederhana kepada Allah?”

Jawaban yang terhimpun mengatakan “Kami memperbaiki simpanan cadangan yang rusak itu setiap malam. Kami mengajarkan kepada anak-anak kami kesalehan yang positif sehingga filosofi palsu tidak mengambil alih. Anak-anak kami tumbuh dalam iman dan kesalehan terlepas dari tekanan yang hampir membuat kewalahan dari luar.”

Bahkan bendungan yang retak sekalipun dapat diperbaiki serta diselamatkan, dan kantung-kantung pasir dapat menahan banjir. Dan kebenaran yang diulangi, doa yang diperbarui, ajaran-ajaran Injil, pernyataan kasih, dan minat orang tua dapat menyelamatkan anak dan menjaganya di jalan yang benar.21

Rumah tangga adalah tempat kerohanian hendaknya diajarkan dan dipelihara.

Sebuah rumah tangga Orang Suci Zaman Akhir yang sejati merupakan sebuah pelabuhan untuk melawan badai dan pergumulan kehidupan. Kerohanian dilahirkan dan dipelihara melalui doa harian, pembelajaran tulisan suci, pembahasan Injil keluarga dan kegiatan yang berkaitan, malam keluarga, dewan keluarga, bekerja dan bermain bersama, saling melayani serta berbagi Injil dengan mereka di sekitar kita. Kerohanian juga dipelihara dalam tindakan-tindakan kesabaran, keramahan, dan pengampunan kita terhadap satu sama lain serta dalam penerapan kita akan asas-asas Injil dalam lingkaran keluarga. Rumah tangga adalah dimana kita menjadi pakar dan pelajar dalam kebenaran Injil, mempelajari dan menjalankan kebenaran Injil bersama-sama.22

Rumah tangga hendaknya menjadi tempat di mana ketergantungan terhadap Tuhan merupakan masalah pengalaman biasa, bukan dicadangkan untuk kesempatan-kesempatan khusus. Satu cara untuk menegakkannya adalah melalui doa yang teratur dan sungguh-sungguh. Tidaklah cukup sekadar untuk berdoa. Adalah penting bahwa kita sungguh-sungguh berbicara kepada Tuhan, beriman bahwa Dia akan mengungkapkan kepada kita sebagai orang tua apa yang perlu kita ketahui dan lakukan bagi kesejahteraan keluarga kita.23

Pembelajaran tulisan suci sebagai perorangan dan sebagai keluarga amatlah pokok dalam mempelajari Injil. Membaca tulisan suci setiap hari dan membahasnya bersama-sama telah lama disarankan sebagai alat yang kuat melawan ketidaktahuan dan godaan Setan. Praktik ini akan menghasilkan kebahagiaan besar dan akan membantu anggota keluarga mengasihi Tuhan serta kebaikan-Nya.

Mengenai pemerintahan keluarga kita, kita telah diajari dengan benar bahwa dewan keluarga merupakan dewan Gereja yang paling dasar. Di bawah arahan ayah dan ibu, yang hendaknya juga berunding bersama, dewan keluarga dapat membahas masalah-masalah keluarga, membahas keuangan keluarga, membuat rencana, serta mendukung dan menguatkan anggota keluarga.24

Mengenai malam keluarga kita, satu malam di rumah bersama keluarga atau satu malam keluar ke suatu tempat yang diminati bersama keluarga Anda hanyalah mengatasi sebagian kebutuhan dari malam keluarga. Yang pada dasarnya penting adalah pengajaran kepada anak-anak cara hidup yang amat penting. Sekadar pergi ke sebuah pertunjukan atau pesta bersama-sama, atau memancing, hanyalah memuaskan sebagian dari kebutuhan yang sebenarnya, tetapi untuk berdiam di rumah dan mengajari anak-anak Injil, tulisan suci, dan kasih bagi satu sama lain serta kasih bagi orang tua mereka adalah amat penting.25

Dengan menetapkan diri kita sendiri untuk mengadakan malam keluarga yang teratur dan mengilhami dan dengan secara cermat merencanakan acara malam itu, kita mengirimkan tanda kepada anak-anak kita yang akan mereka ingat untuk selama-lamanya. Ketika dengan cara itu kita memberi anak-anak kita dari waktu kita sendiri, kita memberi dari kehadiran kita, suatu pemberian yang selalu diperhatikan.26

Saya suka membandingkan malam keluarga, doa keluarga, dan kegiatan berkaitan lainnya dari Gereja untuk penyelamatan keluarga, ketika itu dilaksanakan secara teliti, dengan sebuah payung. Jika payung itu tidak dibuka, itu tidaklah lebih dari sebuah tongkat dan hanya dapat memberikan sedikit perlindungan terhadap badai alam. Demikian pula, rencana-rencana pemberian Allah hanyalah sedikit nilainya kecuali itu digunakan.

Payung yang dibuka lebar membuat bahan suteranya kencang. Ketika hujan turun, itu bergulir jatuh; ketika salju turun, itu meluncur turun; ketika hujan batu datang, itu terpental jatuh; ketika angin bertiup, itu dialihkan di seputar payung. Dan dengan cara yang sama, payung rohani ini juga menjauhkan lawan-lawan ketidaktahuan, takhayul, skeptisisme, kemurtadan, amoralitas, dan segala bentuk ketidakbertuhanan yang lain.

Adalah doa saya agar kita semua membuka payung-payung rohani kita untuk melindungi keluarga kita.27

Kita hendaknya mengasihi anak-anak kita seperti Allah mengasihi kita

Allah adalah Bapa kita. Dia mengasihi kita. Dia menghabiskan banyak energi berusaha untuk melatih kita, dan kita hendaknya mengikuti teladan-Nya serta mengasihi secara kuat anak-anak kita sendiri dan membesarkan mereka dalam kesalehan.28

Sudah berapa lamakah sejak Anda mengambil anak-anak Anda, apa pun ukuran mereka, ke dalam pelukan Anda dan memberitahu mereka bahwa Anda mengasihi mereka dan senang bahwa mereka dapat menjadi milik Anda selamanya?29

Ah, saudara dan saudari, keluarga dapat menjadi kekal! Jangan biarkan bujuk rayu sesaat menjauhkan Anda dari mereka! Keilahian, kekekalan, dan keluarga––itu semua seiring sejalan, dan demikianlah pula hendaknya kita!30

Saran untuk Pembelajaran dan Pengajaran

Pertimbangkan gagasan-gagasan ini sewaktu Anda mempelajari bab ini atau sewaktu Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman v–x.

  • Merujuk pada kehidupan keluarganya sendiri, Presiden Kimball mengenang, “Surga berada dalam rumah tangga kami” (halaman 245). Bagaimana kita dapat menciptakan suatu suasana yang surgawi dalam rumah tangga kita? Dengan cara apa kehidupan rumah tangga dapat mempersiapkan kita bagi kehidupan kekal?

  • Apa saja beberapa hal terpenting yang dapat dilakukan orang tua untuk menyediakan simpanan cadangan kekuatan rohani bagi anak-anak mereka? (Untuk beberapa contoh, lihat halaman 247–253).

  • Apa saja risiko orang tua yang membiarkan pelatihan anak-anak mereka dilakukan oleh orang lain? Sumber-sumber Gereja apa yang tersedia untuk membantu orang tua mengajar anak-anak? Dengan cara apa pemimpin dan pengajar Gereja dapat mendukung orang tua? (Untuk beberapa contoh, lihat halaman 248–249).

  • Pertimbangkan nasihat Presiden Kimball di halaman 253–255. Bukti apa yang telah Anda lihat bahwa doa keluarga, pembelajaran tulisan suci keluarga, dewan keluarga, dan malam keluarga benar-benar menciptakan perbedaan?

  • Bacalah alinea terakhir di halaman 245. Kemudian renungkan pertanyaan Presiden Kimball di halaman 256: “Sudah berapa lamakah sejak Anda mengambil anak-anak Anda, apa pun ukuran mereka, ke dalam pelukan Anda dan memberi tahu mereka bahwa Anda mengasihi mereka dan senang bahwa mereka dapat menjadi milik Anda selamanya?”

Tulisan Suci Terkait: Ulangan 6:3–7; 2 Nefi 25:26; Mosia 4:14–15; A&P 68:25–28

Catatan

  1. “Therefore I Was Taught,” Ensign, Januari 1982, 3.

  2. Olive Beth Mack, “How a Daughter Sees Her Father, the Prophet,” ceramah keagamaan, Salt Lake Institute of Religion, April 9, 1976, 8.

  3. Dalam Gerry Avant, “As Father, Prophet Made Time Count,” Church News, 11 Juni, 1977, 5.

  4. “Privileges and Responsibilities of Sisters,” Ensign, November 1978, 103.

  5. Dalam Conference Report, April 1973, 151; atau Ensign, Juli 1973, 15.

  6. Dalam Conference Report, April 1978, 67; atau Ensign, Mei 1978, 45.

  7. Dalam Conference Report, Oktober 1980, 3, 4; atau Ensign, November 1980, 4, 5.

  8. Ensign, November 1978, 103.

  9. Faith Precedes the Miracle (1972), 110–111.

  10. Dalam Conference Report, April 1979, 4–5; atau Ensign, Mei 1979, 5.

  11. “The Example of Abraham,” Ensign, Juni 1975, 5.

  12. “Living the Gospel in the Home,” Ensign, Mei 1978, 101.

  13. The Miracle of Forgiveness (1969), 258–259.

  14. Dalam Conference Report, Konferensi Area Seoul Korea 1975, 35.

  15. Dalam Conference Report, Oktober 1974, 160; atau Ensign, November 1974, 111.

  16. Ensign, Juni 1975, 5.

  17. Dalam Conference Report, Oktober 1980, 3; atau Ensign, November 1980, 4.

  18. Dalam Conference Report, Oktober 1975, 165; atau Ensign, November 1975, 111.

  19. Dalam Conference Report, April 1979, 5; atau Ensign, Mei 1979, 5, 6.

  20. “Train Up a Child,” Ensign, April 1978, 4.

  21. Faith Precedes the Miracle, 113–114.

  22. Ensign, Januari 1982, 3.

  23. Dalam Conference Report, Oktober 1974, 161–162; atau Ensign, November 1974, 113.

  24. Ensign, Januari 1982, 4.

  25. Dalam Conference Report, Oktober 1977, 4; atau Ensign, November 1977, 4.

  26. Dalam Conference Report, April 1978, 5; atau Ensign, Mei 1978, 5.

  27. Dalam Conference Report, Oktober 1969, 23; atau Improvement Era, Desember 1969, 50–51.

  28. Ensign, April 1978, 5.

  29. Dalam Conference Report, Oktober 1974, 161; atau Ensign, November 1974, 112–113.

  30. Dalam Conference Report, Oktober 1980, 5; atau Ensign, November 1980, 5.