Ajaran-Ajaran Presiden
Berkat-berkat Persatuan


Bab 5

Berkat-berkat Persatuan

Persatuan dan persamaannya—keselarasan, niat baik, kedamaian, kerukunan, pengertian bersama—mengungkapkan suatu keadaan yang selalu diinginkan hati manusia.

Pendahuluan

Sejak Oktober 1934 sampai April 1951, Presidensi J. Reuben Clark Jr. serta David O. McKay melayani bersama sebagai para penasihat dalam Presidensi Utama, yang pertama bagi Presiden Heber J. Grant dan kemudian bagi Presiden George Albert Smith. Selama saat ini, Presiden Clark melayani sebagai penasihat pertama dan Presiden McKay melayani sebagai penasihat kedua.

Pada tanggal 9 April 1951, lima hari setelah kematian Presiden Smith, Orang-orang Suci Zaman Akhir bertemu dalam konferensi umum dan mendukung Presiden David O. McKay sebagai Presiden Gereja. Di situ mereka mengetahui bahwa Presiden Clark, yang telah melayani dengan setia sebagai penasihat pertama selama hampir 17 tahun, telah dipanggil melayani sebagai penasihat kedua. Presiden Stephen L. Richards telah dipanggil sebagai penasihat pertama.

Merasa bahwa para anggota Gereja akan mempertanyakan perubahan ini, Presiden McKay meluangkan waktu dalam konferensi umum itu untuk menjelaskan pemanggilan kedua penasihatnya. Dia mengatakan bahwa Presiden Richards dipanggil sebagai penasihat pertama karena telah melayani lebih lama daripada Presiden Clark dalam kerasulan. Dengan menekankan itu praktik ini bukan suatu “kebijakan yang ditetapkan,” Presiden McKay hanya mengatakan bahwa “itu dapat dipertimbangkan” dalam pemanggilan Presiden Richards serta Clark.

Ketika Presiden McKay melanjutkan ceramahnya, dia berbicara mengenai persatuan yang dia rasakan dengan para penasihatnya, “Kami tidak ingin ada anggota di Gereja ini, pria atau wanita mana pun yang mendengarkan konferensi ini berpikir bahwa ada ketidakcocokan di antara kedua penasihat yang mendukung Presiden Smith dalam Kuorum Presidensi Utama, dan Presiden Grant selama tahun-tahun kami berada bersama pemimpin yang diilhami tersebut. Juga Anda seharusnya tidak merasa bahwa ada suatu penurunan kedudukan. Presiden Clark adalah seorang hamba yang hebat ….

Anda harus memahami lebih jauh, bahwa dalam kepenasihatan Kuorum Presidensi Utama kedua pria ini setara dalam wewenang, kasih, dan kepercayaan, dalam kebebasan memberikan gagasan, dan rekomendasi, serta dalam tanggung jawab mereka bukan hanya kepada Kuorum itu tetapi juga kepada Tuhan Yesus Kristus dan kepada orang-orang secara umum.

Mereka adalah dua pria hebat. Saya mengasihi keduanya, dan mengatakan Allah memberkati mereka, serta memberi Anda keyakinan bahwa akan ada keselarasan dan kasih serta keyakinan di dalam Kuorum Presidensi Utama sebagaimana Anda telah mendukung mereka hari ini.”2

Tidak lama setelah Presiden McKay membuat pernyataan ini, Presiden Clark berbicara kepada Orang-orang Suci, mengungkapkan keinginannya untuk bekerja secara harmonis bersama hamba sesamanya, “Dalam pelayanan kepada Tuhan, bukan di mana Anda melayani tetapi bagaimana Anda melayani. Di Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, salah seorang menduduki jabatan yang telah diembankan kepadanya, jabatan yang tidak dicari maupun ditolak seseorang. Saya menjanjikan kepada Presiden McKay dan Presiden Richards pelayanan setia yang penuh pengabdian terhadap tugas-tugas yang mungkin diberikan kepada saya dengan sekuat serta semampu saya, dan sejauh ini mereka mengizinkan saya melaksanakan tugas-tugas itu, betapa pun tidak berdayanya saya.”3

Dalam sebuah konferensi umum tiga tahun kemudian, Presiden McKay sekali lagi berbicara mengenai persatuan yang dia rasakan bersama para pemimpin Gereja lainnya, “Saya berharap semua yang dapat mendengar suara saya saat ini, semua orang yang memiliki prasangka di dalam hati mereka, dapat melihat sekilas para Pembesar Umum di dalam Rumah Tuhan hari Kamis yang lalu, ketika mereka bertemu dalam pertemuan puasa dan doa untuk mempersiapkan diri mereka secara rohani bagi tanggung jawab-tanggung jawab yang menanti mereka dalam konferensi besar ini. Anda akan melihat sekilas persatuan dari Presidensi Utama dan melalui komunikasi dari hati ke hati ini, jiwa ke jiwa, Anda akan mengetahui kasih yang saya nyatakan bagi dua orang penasihat [saya], bagi visi mereka yang jelas dan penilaian mereka yang bijaksana serta kesabaran mereka terhadap pemimpin mereka bila diperlukan. Anda akan melihat sekilas persatuan dan kasih dari dua belas pria ini [Kuorum Dua Belas Rasul], dari … Tujuh Puluh, … dan Keuskupan Ketua. Kami berdoa semoga kasih dan persatuan dalam pertemuan itu dapat menjangkau setiap presidensi wilayah, presidensi misi, setiap keuskupan, setiap kuorum imamat, dan organisasi di seluruh Gereja. Dengan persatuan serta kasih seperti itu tidak ada kekuatan di bumi yang dapat menghentikan kemajuan pekerjaan Allah ini.”4

Ajaran-ajaran David O. McKay

Tuhan menghendaki persatuan di antara para pengikut-Nya.

“Ya Bapa yang Kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;

Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” (Yohanes 17:11, 20–21).

Karena itu dalam salah satu doa yang paling agung yang pernah diucapkan di antara manusia, Yesus membuat persatuan yang amat penting ini di antara pengikut-Nya.

Persatuan dan persamaannya—keselarasan, niat baik, kedamaian, kerukunan, pengertian bersama—mengungkapkan suatu keadaan yang selalu diinginkan hati manusia. Kebalikannya adalah konflik, pertengkaran, kericuhan, kebingungan ….

Semoga permohonan Tuhan kita dalam doa safaat-Nya bagi persatuan dapat menjadi kenyataan di dalam rumah kita, di lingkungan-lingkungan dan wilayah-wilayah kita, serta dalam dukungan kita kepada asas-asas dasar kebebasan.5

Persatuan dalam tujuan, dengan semua orang bekerja dalam keharmonisan, diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan Allah. Dalam sebuah wahyu yang diberikan kepada Nabi Joseph Smith sekitar satu tahun setelah Gereja diorganisasi, Tuhan secara gamblang menyatakan mengapa pekerjaan besar-Nya, yang harus diselesaikan, telah dipulihkan untuk kepentingan umat manusia dan untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan kedua-Nya. Dia berfirman:

“Dan begitu pula Aku telah mengirimkan perjanjian-Ku yang abadi ke dunia, untuk menjadi terang dunia, dan menjadi panji bagi umat-Ku, dan bagi orang-orang bukan Yahudi untuk mencari hal itu dan menjadi utusan di muka-Ku untuk mempersiapkan jalan di hadapan-Ku” (A&P 45:9).

Dari sini kita belajar mengenai kewajiban besar yang diberikan kepada orang-orang ini untuk menolong Tuhan dalam menyampaikan hal-hal tersebut di antara manusia. Itu memerlukan persatuan dan tekad terhadap tujuan-tujuannya. Mengenai kebutuhan ini, Tuhan telah memberikan peringatan ini:

“… Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan” (Matius 12:25).6

Kita harus menghindari sikap-sikap atau perbuatan-perbuatan yang menuntun pada perpecahan.

Salah satu kondisi utama yang akan menyebabkan perpecahan adalah sifat mementingkan diri; yang berikutnya adalah kecemburuan: “Brother A lewat di depan saya dan tidak menyapa saya.” “Keuskupan memilih Sister B untuk menjadi permain organ, dan dia tidak bisa main sebaik saya.” “Saya tidak mau lagi pergi ke pertemuan imamat karena keuskupan memilih orang tertentu untuk menjabat sebagai penasihat imam.” “Sekolah Minggu memilih si C sebagai guru.” … “Presiden wilayah tidak pernah mengenali saya, dan saya merasa tersinggung.” “Para Pembesar Umum tidak selalu sepaham.” Oh! ratusan hal sepele seperti itu mungkin saja timbul—hal-hal sepele, yang tidaklah berarti jika kita bandingkan dengan hal-hal yang lebih besar dan nyata dalam kehidupan. Tetapi, saya tahu dari pengalaman bahwa musuh [Setan] dapat menjadikannya besar sehingga hal itu menjadi penghambat dalam kehidupan kita, dan kita tersinggung, serta kerohanian kita menderita karena kita memanjakan perasaan-perasaan seperti itu.

Ada unsur lainnya—mencari-cari kesalahan—yang berhubungan dengan roh kecemburuan. Kita mencari-cari kesalahan terhadap sesama kita. Kita menjelek-jelekkan satu sama lain. Bila perasaan itu muncul, alangkah baiknya menyanyikan nyanyian rohani [Gereja] yang sederhana ini, “Jangan, Ada Perkataan Kotor” [terjemahan bebas].

“Janganlah ada perkataan kotor; kata-kata yang manis

Tidak pernah menyakiti hati;

Dan, menyebarkan gosip

Bukan maksud yang baik.

Seringlah menebar benih yang baik

Dengan memilih rencana yang lebih baik

Karena, walau kita tidak tahu banyak,

Kita tetap harus mengatakan yang baik.

“Jadi janganlah ada perkataan kotor, tapi jadilah

toleran terhadap kesalahan orang lain.

Jika engkau yang pertama melihat kesalahan,

Jangan menjadi yang pertama untuk mengungkapnya,

Karena hidup amatlah singkat;

Tak seorang pun tahu berapa lama hidup itu;

Oh, betapa singkatnya kita hidup,

Marilah berbicara yang baik semampu kita.”

[Hymns, no. 233].7

Semoga kita maju terus dengan ketetapan yang lebih besar untuk mendukung satu sama lain dalam melakukan yang benar, untuk mendukung Gereja, tidak menjelek-jelekkan sesama kita, juga terhadap para pemimpin Gereja, baik di tingkat wilayah, lokal atau umum. Marilah kita menghindari pembicaraan yang tidak baik; marilah kita menghindari fitnah dan gosip. Semua itu adalah racun bagi jiwa orang yang menggunakannya. Pembicaraan yang tidak baik lebih menyakitkan orang yang mengucapkan kata-kata itu sendiri daripada orang yang dibicarakannya.8

Ada perilaku buruk yang dapat menghancurkan rumah tangga, juga keluarga, dan beberapa di antaranya adalah fitnah, mengucapkan hal-hal yang buruk, mencari-cari kesalahan di pihak orang tua maupun anak-anak. Ungkapan-ungkapan negatif adalah racun bagi jiwa. “Orang yang suka mengucapkan hal-hal negatif seperti lalat yang terbang di atas bagian-bagian baik seseorang hanya untuk menerangi luka-lukanya.” Di dalam rumah yang ideal, tidak ada gosip yang negatif mengenai … guru sekolah, pejabat umum, atau pejabat Gereja. Sekarang saya lebih bersyukur, seiring berlalunya waktu, kepada ayah saya, yang dengan tangan terangkat mengatakan, “Sekarang, jangan mencari-cari kesalahan mengenai guru kalian atau orang lain.”9

Persatuan keluarga dapat menjadikan rumah sebagai tempat bernaung dan berlindung.

Seorang anak memiliki hak untuk merasakan bahwa di rumahnya dia memiliki tempat bernaung, tempat berlindung dari bahaya dan kejahatan dari dunia luar. Persatuan dan integritas keluarga penting untuk memenuhi kebutuhan ini.10

Saya hanya dapat membayangkan sedikit, seandainya ada, hal-hal yang lebih tidak menyenangkan dalam rumah tangga apabila tidak ada kesatuan dan keserasian. Sebaliknya, saya tahu bahwa rumah tangga yang di dalamnya terdapat persatuan, kepedulian bersama, dan kasih adalah bagian dari surga di bumi. Saya merasa bahwa sebagian besar dari Anda dapat bersaksi tentang keindahan hidup dalam sebuah rumah yang diliputi dengan nilai-nilai ini. Kenangan yang paling saya syukuri dan dengan rendah hati saya hargai adalah tidak pernah sekali pun semasa remaja dahulu saya melihat satu contoh perselisihan yang terjadi antara ayah dan ibu, dan bahwa kebaikan serta saling pengertian telah menjadi ikatan yang mempersatukan sebuah kelompok saudara laki-laki dan perempuan yang beruntung. Persatuan, keserasian, kebaikan adalah sifat-sifat yang harus dipupuk serta dihargai dalam setiap rumah tangga.11

Sering sekali perselisihan timbul dalam rumah tangga dikarenakan para suami ingin menyelamatkan martabatnya sendiri dan memilih jalannya sendiri, dan menghendaki agar keinginan- keinginan mereka dipenuhi. Para istri menginginkan hal serupa. Ada yang menuntut hak istimewa dalam memberikan keputusan akhir. Para suami kadang-kadang bahkan lebih menginginkannya daripada istri. Masing-masing hanya ingin menyelamatkan dirinya sendiri, dan sebagai akibatnya bukan keserasian serta kedamaian dalam rumah tangga yang diperoleh melainkan perselisihan. Anda yang seharusnya menyelamatkan kehidupan yang serasi di dalam rumah tangga, justru kehilangan keserasian tersebut, hanya karena Anda berusaha menyelamatkan kehidupan Anda yang mementingkan diri sendiri, atau menuruti kehendak egois Anda sendiri. Anda sebaiknya menghilangkan keinginan itu. Jika Anda diam, dan menyingkirkan keinginan mementingkan diri dan perasaan benci, suka mememerintah, suka mengatur, dan Anda diam saja, maka Anda akan memperoleh kehidupan Anda kembali di dalam rumah tangga.12

Semoga Allah memberkati Anda semua, dan semoga Dia membimbing serta menolong Anda sehingga kebajikan, keserasian, dan kasih bagi satu sama lain dapat tinggal di dalam setiap rumah tangga.13

Persatuan di Gereja menuntun pada kemajuan dan kerohanian.

Misi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir adalah menegakkan perdamaian. Kristus yang hidup adalah pemimpinnya. Di bawah Dia puluhan ribu pria di Gereja secara Ilahi diwenangkan untuk mewakili-Nya dalam berbagai tugas jabatan. Adalah tugas dari para wakil tersebut untuk menunjukkan kasih persaudaraan, pertama-tama terhadap satu sama lain, kemudian terhadap semua manusia; untuk mengupayakan persatuan, keserasian, dan kedamaian dalam organisasi-organisasi di dalam Gereja, dan selanjutnya melalui ajaran serta teladan menyebarkan sifat-sifat ini ke seluruh dunia.14

Di cabang-cabang dan lingkungan-lingkungan Gereja, tidak ada sifat yang lebih mendorong ke arah kemajuan serta kerohanian selain adanya asas ini. Ketika kecemburuan, fitnah, [dan] perkataan kotor menggantikan keyakinan bersama, persatuan, serta keserasian, maka kemajuan organisasi terhambat ….

Kelemahan-kelemahan batiniah lebih berbahaya dan lebih fatal dibandingkan pertentangan lahiriah. Gereja sedikit atau bahkan sama sekali tidak terluka oleh penganiayaan dan fitnah [atau tuduhan-tuduhan palsu] dari musuh-musuh yang bebal, kurang-tahu, atau yang dengki; rintangan yang lebih besar bagi kemajuan Gereja justru datang dari orang-orang yang suka mencari kesalahan, suka melalaikan kewajiban, suka melanggar perintah, dan komplotan pemurtad di kalangan gereja itu sendiri.15

Asas persatuanlah yang telah memungkinkan lingkungan-lingkungan, wilayah-wilayah, cabang-cabang, serta misi-misi Gereja tumbuh dan memenuhi tujuan ditegakkannya Gereja. Tujuan tersebut tidak dapat tercapai melalui perselisihan dan kebencian. Memang ada kesulitan. Setiap anggota Gereja memiliki gagasannya sendiri. Kadang-kadang gagasan tersebut tidak sama dengan gagasan yang dimiliki anggota dalam keuskupan, dan tidak sama seperti gagasan yang dimiliki anggota di presidensi wilayah, dan tidak sama seperti gagasan yang dimiliki anggota Presidensi Gereja; tetapi demi kebaikan semua orang, masing-masing tidak memaksakan gagasan-gagasannya sendiri, dan dengan satu tujuan itu kita telah mencapai sesuatu yang menakjubkan.

Ketika saya memikirkan masa depan Gereja ini serta kesejahteraan remaja putra dan putri, juga para ayah dan ibu, saya merasa terilhami untuk menyatakan bahwa tidak ada pesan yang lebih penting untuk diberikan selain “bersatu,” serta menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan perpecahan di antara para anggota. Saya tahu bahwa musuh tidak lagi memiliki senjata yang lebih kuat untuk melawan kelompok pria atau wanita mana pun di Gereja ini selain senjata memasukkan benih perpecahan, keragu-raguan, serta kebencian ….

Tantangan ada di depan kita; kita tidak boleh gagal dalam komitmen-komitmen Ilahi yang diberikan kepada kita sebagai umat. Satu dalam tujuan, dengan semua orang bekerja dalam keselarasan di dalam struktur organisasi-organisasi Gereja sebagaimana diwahyukan oleh Tuhan, adalah tujuan kita. Marilah setiap anggota, guru, dan pemimpin merasakan pentingnya posisi yang masing-masing pegang. Semua posisi adalah penting untuk keberhasilan pencapaian pekerjaan Allah, yaitu pekerjaan kita.16

Pelindung terbesar yang kita miliki untuk persatuan dan kekuatan di Gereja terdapat dalam imamat, dengan menghormati serta menghargainya. Saudara-saudara—para presiden wilayah, uskup lingkungan, dan semua yang memegang imamat—Allah memberkati Anda dalam kepemimpinan Anda, dalam tanggung jawab Anda untuk membimbing, memberkati, menghibur orang-orang karena Anda telah ditunjuk untuk memimpin dan mengunjungi. Bimbinglah mereka untuk pergi kepada Tuhan dan mencari ilham untuk hidup sehingga mereka dapat bangkit dari kehinaan, serta hidup dalam kenyataan rohani.

Kenalilah mereka yang memimpin Anda dan, bila perlu, carilah nasihat mereka.17

Semoga [organisasi-organisasi di] Gereja ini diberkati dengan semangat persatuan dan keharmonisan. Semoga dilenyapkan dari hati mereka semangat kebencian, fitnah, dan pembicaraan jahat, serta semoga mereka menyimpan di dalam hati mereka kebenaran yang dinyatakan oleh Yesus ketika Dia berkata, “… jika kamu tidak menjadi satu, kamu bukan milik-Ku” (A&P 38:27).18

Biarlah semangat persatuan dan kesatuan yang didoakan Tuhan dan Juruselamat kita pada malam penyerahan diri-Nya, menjadi ciri di dalam Gereja-Nya: Ya Bapa, peliharalah mereka dalam nama-Mu, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita [lihat Yohanes 17:11].19

Komitmen terhadap asas-asas Injil adalah cara terpasti menuju persatuan.

Seorang penulis terkemuka … [telah menyatakan], “Dunia memiliki banyak orang baik di dalamnya saat ini, lebih banyak yang siap untuk percaya daripada sebelumnya, tetapi orang-orang tersebut tidak memiliki asas-asas yang mempersatukan, tidak ada asas-asas yang mendasar, tidak ada pandangan hidup yang rasional, tidak ada program tindakan yang rasional. Masyarakat menjadi sadar diri, dan mulai menulis masalah-masalah serta kebutuhan-kebutuhannya, tetapi itu tidak memiliki arah yang jelas, tidak ada dorongan yang terorganisasi, tidak ada cita-cita tercakup di dalamnya, tidak ada motivasi yang tinggi …. Adakah sesuatu yang melaluinya kehidupan kita dapat memperoleh persatuannya; ras kita mengenali ikatan persaudaraan, kemanusiaan kita mengatur urusan-urusannya secara keseluruhan?”

Kita menjawab, ya—kekuatan yang mempersatukan dan cita-cita semacam itu adalah Injil Yesus Kristus sebagaimana dipulihkan melalui Nabi Joseph Smith. Injil tersebut menjelaskan kehidupan manusia dan tujuannya, dan di dalamnya juga terdapat unsur-unsur penting keselamatan, asas-asas yang mulia, serta peneguhan rohani yang dirindukan hati manusia zaman sekarang.20

“Kesukaan besar” [Lukas 2:10]—Injil Yesus Kristus adalah kesukaan besar itu. Istilah “Injil” artinya, secara harfiah, “kabar baik,” dan itu adalah kabar yang berasal dari surga …. Dalam setiap masa kelegaan, selalu ada kesempatan bagi manusia untuk menerima kabar baik itu, dan para nabi yang selaras dengan Tuhan serta mendengar lebih dahulu dan langsung kabar baik itu, mengemban tanggung jawab untuk menyampaikan kabar baik tersebut kepada sesama mereka, agar mereka yang peduli dengan hal-hal duniawi dapat menerima kabar gembira dan dibawa kembali dalam lingkup kedamaian, keharmonisan, serta niat baik.21

Baik di pulau-pulau, di Jepang, di Siria, di negara-negara Skandinavia, di Inggris, Jerman, Prancis, Belanda—di mana pun seseorang bertemu dengan sekelompok Orang Suci Zaman Akhir imannya terhadap Injil Yesus Kristus tidak tergoyahkan, di situlah orang itu menemukan semangat persatuan, semangat kasih, semangat rela berkorban demi kebaikan manusia. Allah memberkati Orang-orang Suci Zaman Akhir di seluruh dunia agar mereka dapat maju dengan semangat yang sama.22

Saran Belajar dan Pembahasan

  • Bagaimanakah Allah Bapa dan Yesus Kristus menjadi satu? Apakah beberapa cara tertentu agar kita dapat dipersatukan sebagai jemaat Gereja, sebagai keluarga, dan sebagai anggota masyarakat? (lihat hlm. 52–55). Apakah manfaat yang dapat datang melalui persatuan semacam itu?

  • Apakah sikap dan tindakan yang menyebabkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga dan lingkungan kita? (lihat hlm. 50–52). Apakah yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan keharmonisan serta persatuan? Bagaimanakah kita dapat menerapkan pernyataan Presiden Clark (“Dalam pelayanan kepada Tuhan, bukan di mana Anda melayani tetapi bagaimana Anda melayani”) ketika kita berusaha meningkatkan persatuan di dalam rumah tangga dan lingkungan kita?

  • Bagaimanakah anak-anak dapat dipengaruhi bila orang tua mereka membicarakan yang tidak baik tentang para pemimpin dan guru? Mengapa pembicaraan yang tidak baik lebih menyakiti “si pembicara daripada orang yang dibicarakan”? (lihat hlm. 52).

  • Dengan cara-cara apakah Injil dapat memenuhi persatuan dan keharmonisan yang dirindukan orang-orang? (lihat hlm. 56–57). Mengapa persatuan diperlukan untuk mendatangkan tujuan kekal Tuhan di bumi?

Tulisan Suci Terkait: 1 Korintus 1:9–10; Mosia 18:21; 3 Nefi 11:29–30; 4 Nefi 1:2, 15–17; A&P 38:23–27; 105:3–5; Musa 7:18

Catatan

  1. Dalam Conference Report, Oktober 1967, 7.

  2. Lihat Conference Report, April 1951, 150–151.

  3. Dalam Conference Report, April 1951, 154.

  4. Dalam Conference Report, Oktober 1954, 132–133.

  5. “Unity in the Home–the Church–the Nation,” Improvement Era, Februari 1954, 77–78.

  6. Dalam Conference Report, Oktober 1967, 6.

  7. Dalam Conference Report, Oktober 1967, 7.

  8. Dalam Conference Report, April 1969, 95–96.

  9. Dalam Conference Report, April 1953, 16.

  10. Dalam Conference Report, April 1945, 144.

  11. Dalam Conference Report, Oktober 1967, 7.

  12. Dalam Conference Report, April 1954, 142.

  13. Dalam Conference Report, Oktober 1969, 137.

  14. Dalam Conference Report, Oktober 1964, 5.

  15. “Unity in the Home–the Church–the Nation,” Improvement Era, Februari 1954, 77.

  16. Dalam Conference Report, Oktober 1967, 5–6.

  17. Dalam Conference Report, Oktober 1967, 6.

  18. Dalam Conference Report, April 1967, 87–88.

  19. Dalam Conference Report, Oktober 1934, 91.

  20. Dalam Conference Report, April 1941, 108; alinea diubah.

  21. Dalam Conference Report, April 1910, 106.

  22. Dalam Conference Report, April 1925, 11.