Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 9: Karunia-Karunia Roh


Bab 9

Karunia-Karunia Roh

“Jika Anda mau mematuhi Injil dengan hati yang jujur, saya menjanjikan kepada Anda di dalam nama Tuhan, bahwa karunia-karunia sebagaimana yang dijanjikan Juruselamat kita akan mengikuti Anda.”

Dari Kehidupan Joseph Smith

Halaman judul Kitab Mormon menjelaskan bagaimana kitab tulisan suci yang luar biasa ini akhirnya tersedia bagi dunia. Di zaman dahulu, lemping-lemping emas “ditulis serta dimeteraikan dan disembunyikan dalam pemeliharaan Tuhan, agar catatan ini tidak dapat dimusnahkan.” Pada zaman akhir, lemping-lemping itu “dikeluarkan … oleh karunia dan kuasa Allah” dan diterjemahkan “melalui karunia Allah.” Dalam penggenapan nubuat ini, Allah memilih Joseph Smith untuk menerjemahkan catatan-catatan suci ini. Jelaslah, kemampuan Joseph untuk menerjemahkan aksara kuno bukanlah datang melalui pendidikan: dia hanya memiliki pengetahuan membaca, menulis, dan berhitung setingkat sekolah dasar. Kemampuannya untuk menerjemahkan catatan yang dituliskan berabad-abad sebelumnya dari sebuah bahasa yang tidak dikenalnya datang sebagai suatu karunia dari Allah Sendiri.

Emma Smith, seorang juru tulis pada awal pekerjaan suaminya, bersaksi mengenai karunia ilahi ini: “Tidak seorang pun dapat mendiktekan tulisan naskah itu kecuali dia diilhami; karena, ketika [saya sedang] bertindak sebagai juru tulisnya, [Joseph] akan mendiktekan kepada saya jam demi jam; dan ketika kembali bekerja setelah makan, atau setelah interupsi, dia akan segera memulai di mana dia telah berhenti sebelumnya, tanpa melihat naskah itu maupun meminta penggalan mana pun darinya dibacakan kepadanya.”1

Tuhan memberi Nabi bantuan jasmani yang penting yang memperkenankannya untuk maju dalam pekerjaan penerjemahan itu. Joseph Knight Sr., seorang teman Nabi, memberi Joseph uang dan makanan pada beberapa kesempatan. Pada suatu masa yang amat sulit, Brother Knight melakukan perjalanan ke rumah Nabi untuk memberi Joseph dan Oliver “satu tong ikan makerel dan sejumlah kertas bergaris untuk menulis,” dengan “sembilan atau sepuluh ikat berkas tanaman biji-bijian dan lima atau enam ikat berkas taters [sejenis kentang].” Brother Knight mengenang, “Joseph dan Oliver … pulang ke rumah dan mendapati saya di sana dengan sembako, dan mereka senang, karena mereka sudah kehabisan.”2

Selama bulan April dan Mei 1829, penganiayaan semakin mengganggu pekerjaan penerjemahan Nabi di rumahnya di Harmony, Pennsylvania. Oliver Cowdery menulis kepada seorang teman, David Whitmer, memberitahunya mengenai pekerjaan kudus itu dan memintanya untuk memperkenankan dilanjutkannya pekerjaan itu di rumah keluarga Whitmer di Fayette, New York. Di akhir bulan Mei atau awal Juni 1829, Nabi dan Oliver melakukan perjalanan dengan David Whitmer dalam keretanya yang berkuda satu ke rumah peternakan ayah David, Peter Whitmer Sr. Pada bulan Juni, di ruangan di lantai atas di rumah keluarga Whitmer, penerjemahan itu diselesaikan melalui karunia dan kuasa Allah.

Oliver Cowdery menggambarkan pengalaman luar biasa melayani sebagai juru tulis Nabi: “Ini adalah hari-hari yang tidak terlupakan—duduk di bawah bunyi suara yang didikte oleh ilham surga, membangunkan rasa syukur yang paling besar dalam dada ini! Hari demi hari saya melanjutkan, tanpa terganggu, untuk menulis dari mulutnya, sewaktu dia menerjemahkan dengan Urim dan Tumim … sejarah atau catatan yang disebut ‘Kitab Mormon.’ ”3

Pada waktu ini, Joseph Smith belajar bahwa karunia ilahi berada bersamanya hanya ketika dia layak untuk dibimbing oleh Roh. David Whitmer mengisahkan: “Suatu pagi ketika [Joseph Smith] sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan penerjemahan, sesuatu berjalan tidak beres di dalam rumah dan dia kesal karenanya. Sesuatu yang Emma, istrinya, lakukan. Oliver dan saya pergi ke atas, dan Joseph naik tidak lama sesudahnya untuk melanjutkan penerjemahan, tetapi dia tidak dapat melakukan apa pun. Dia tidak dapat menerjemahkan satu suku kata pun. Dia pergi ke bawah, ke luar ke kebun dan memohon kepada Tuhan; menghilang selama sekitar satu jam—datang kembali ke rumah, meminta maaf kepada Emma dan kemudian naik ke atas di tempat kami berada dan penerjemahan pun berlangsung baik. Dia tidak dapat melakukan apa pun kecuali dia rendah hati dan setia.”4

Dengan rendah hati dan setia menggunakan karunia yang Allah berikan kepadanya, Nabi muda itu menyelesaikan pekerjaan yang tampaknya tidak mungkin untuk menerjemahkan hampir keseluruhan Kitab Mormon antara awal April sampai akhir Juni 1829.

Ajaran-Ajaran Joseph Smith

Kita masing-masing diberi karunia Roh; yang dibutuhkan oleh setiap orang di dalam Gereja.

Pasal-Pasal Kepercayaan ke-7: “Kami percaya akan karunia lidah, nubuat, wahyu, penglihatan, penyembuhan, penafsiran bahasa, dan sebagainya.”5

“Kami percaya … akan nubuat, akan karunia bahasa, akan penglihatan, dan akan wahyu, akan karunia, dan akan penyembuhan; dan bahwa hal-hal ini tidak dapat dinikmati tanpa karunia Roh Kudus.”6

Amasa Potter mengenang: “Saya ingat Nabi bangkit berdiri untuk berkhotbah kepada sebuah jemaat besar di hutan kecil di sebelah barat Bait Suci di Nauvoo. Dia menyatakan bahwa dia akan berkhotbah mengenai karunia rohani .… Joseph menyatakan bahwa setiap Orang Suci Zaman Akhir memiliki sebuah karunia, dan dengan menjalani kehidupan yang saleh, serta memintanya, Roh Kudus akan mengungkapkannya kepadanya.”7

“Paulus berkata, ‘Kepada yang satu diberikan karunia lidah, kepada yang lain karunia nubuat, dan kepada yang lain karunia penyembuhan.’ Dan lagi, Apakah semuanya bernubuat? Apakah semuanya berbicara dengan karunia bahasa? Apakah semuanya menafsirkan?’ Nyata-nyata menunjukkan bahwa tidak semuanya memiliki beberapa karunia ini; tetapi bahwa yang seorang menerima satu karunia, dan yang lainnya menerima karunia lain— tidak semuanya bernubuat; tidak semuanya berbicara dengan karunia lidah, tidak semuanya mengadakan mukjizat; tetapi semua menerima karunia Roh Kudus; kadang-kadang mereka berbicara dengan karunia lidah dan bernubuat di zaman para Rasul, dan kadang-kadang tidak ….

Gereja adalah suatu keutuhan tubuh yang terdiri dari anggotaanggota tubuh yang berbeda, dan itu sejalan dengan sistem tubuh manusia, dan Paulus, setelah berbicara mengenai karunia yang berbeda-beda itu, mengatakan, ‘Sekarang kamu adalah tubuh Kristus dan anggota pada khususnya; dan Allah telah menentukan beberapa di Gereja, pertama-tama para Rasul, yang kedua para Nabi, yang ketiga para Pengajar, setelah itu mukjizat, kemudian karunia-karunia penyembuhan, bantuan, pemerintahan, keragaman karunia bahasa. Apakah semuanya Pengajar? Apakah semuanya pekerja mukjizat? Apakah semuanya berbicara dengan karunia lidah? Apakah semuanya menafsirkan?’ Adalah nyata bahwa tidak demikian halnya; namun mereka semuanya adalah anggota dari satu tubuh. Semua anggota dari tubuh jasmani bukanlah mata, telinga, kepala atau tangan—namun mata tidak dapat berkata kepada telinga aku tidak membutuhkanmu, juga kepala kepada kaki, aku tidak membutuhkanmu; mereka semua adalah begitu banyak bagian komponen di dalam sebuah mesin yang sempurna—satu tubuh; dan jika satu anggota menderita, seluruh tubuh menderita bersamanya: dan jika satu anggotanya bersukacita, semua sisanya merasakan kehormatannya [lihat 1 Korintus 12:9–10, 18–21, 26–30.]

Ini, karenanya, semuanya adalah karunia; itu datang dari Allah; itu berasal dari Allah; itu semuanya adalah karunia Roh Kudus.”8

Kita menerima karunia-karunia Roh melalui kepatuhan dan iman.

“Karena iman Anda kurang, buahnya pun kurang. Tidak seorang pun sejak dunia dijadikan memiliki iman tanpa memiliki sesuatu yang menyertainya. Orang-orang zaman dahulu menghindari kekerasan api, terluput dari mata pedang, wanita menerima orangorangnya yang mati, dst. Melalui iman dunia-dunia dijadikan [lihat Ibrani 11:3, 34–35.] Seseorang yang tidak memiliki karunia apa pun tidaklah memiliki iman; dan dia menipu dirinya sendiri, jika dia mengira dia memilikinya. Iman kurang adanya, bukan saja di antara yang kafir, tetapi di antara yang mengaku Kristen pun demikian, sehingga karunia bahasa, penyembuhan, nubuat, dan para nabi serta rasul, dan semua karunia dan berkat telah kurang adanya.”9

“Musim dingin ini [1832–1833] dihabiskan dengan menerjemahkan Tulisan Suci; di Sekolah para Nabi; dan duduk dalam konferensi. Saya mendapatkan banyak masa penyegaran yang agung. Karunia-karunia yang mengikuti mereka yang percaya dan mematuhi Injil, sebagai tanda bahwa Tuhan masih sama dalam urusan-Nya dengan para pencinta dan pengikut kebenaran yang rendah hati, mulai dicurahkan di antara kami, seperti pada zaman dahulu.”10

Edward Stevenson hadir ketika Joseph Smith berkhotbah di Pontiac, Michigan, tahun 1834. Dia mengenang perkataan Nabi berikut: “Jika Anda mau mematuhi Injil dengan hati yang jujur, saya menjanjikan kepada Anda di dalam nama Tuhan, bahwa karunia-karunia sebagaimana yang dijanjikan Juruselamat kita akan mengikuti Anda, dan dengan ini Anda boleh membuktikan bahwa saya adalah seorang hamba Allah yang sejati.”11

Karunia-karunia Roh biasanya diterima dengan tenang dan secara pribadi, tanpa pernyataan lahiriah.

“Beragam dan bertentanganlah pendapat manusia dalam hal karunia Roh Kudus. Sebagian orang memiliki kebiasaan menyebut setiap pernyataan supernatural sebagai dampak dari Roh Allah, sementara ada orang lain yang berpikir bahwa tidak ada perwujudan yang berhubungan dengannya sama sekali; dan bahwa itu bukanlah apa-apa melainkan suatu dorongan pikiran semata, atau suatu perasaan batin, kesan, atau bukti atau kesaksian rahasia, yang manusia miliki, dan bahwa tidak ada sesuatu yang disebut sebagai perwujudan lahiriah.

Tidaklah perlu menjadikan kita heran bahwa manusia bersikap masa bodoh, pada umumnya, akan asas-asas keselamatan, dan terlebih lagi mengenai kodrat, jabatan, kuasa, pengaruh, karunia, dan berkat dari karunia Roh Kudus; ketika kita mempertimbangkan bahwa umat manusia telah terselubung oleh kegenapan dan kemasabodohan yang menjijikkan selama berabad-abad yang lalu, tanpa wahyu, atau kriteria apa pun [yang melaluinya] dapat tiba pada pengetahuan akan hal-hal dari Allah, yang hanya dapat diketahui melalui Roh Allah. Karenanya, bukannya tidak sering terjadi, bahwa ketika para Penatua Gereja ini berkhotbah kepada penduduk bumi, bahwa jika mereka mematuhi Injil mereka akan menerima karunia Roh Kudus, bahwa orang-orang mengharapkan untuk melihat suatu pernyataan yang mengagumkan, suatu peragaan kuasa yang hebat, atau suatu mukjizat yang luar biasa dipertunjukkan ….

Umat manusia sangatlah cenderung untuk berlari ke arah yang ekstrem, terutama dalam hal-hal keagamaan, dan karenanya orang pada umumnya menginginkan suatu peragaan yang penuh mukjizat, atau mereka tidak mau percaya kepada karunia Roh Kudus sama sekali. Jika seorang Penatua menumpangkan tangannya ke atas seseorang, dikira oleh banyak orang bahwa orang itu haruslah segera bangkit berdiri dan berbicara dalam karunia bahasa dan bernubuat; gagasan ini terbentuk dari keadaan ketika Paulus menumpangkan tangannya ke atas orang-orang tertentu yang sebelumnya (seperti yang mereka kemukakan) telah dibaptiskan ke dalam pembaptisan Yohanes; yang ketika mereka telah melakukannya, mereka ‘berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat’ [lihat Kisah Para Rasul 19:1–6] ….

“Kami percaya bahwa Roh Kudus diberikan melalui penumpangan tangan oleh mereka yang berwenang, dan bahwa karunia lidah, dan juga karunia nubuat merupakan karunia-karunia Roh, dan diperoleh melalui media itu; tetapi untuk kemudian berkata bahwa manusia selalu bernubuat dan berbicara dalam bahasa roh ketika mereka menerima penumpangan tangan, adalah menyatakan apa yang tidak benar, bertentangan dengan kebiasaan yang dilakukan para Rasul, dan berbeda dengan tulisan suci….

Semua karunia Roh tidaklah terlihat bagi penglihatan alami, atau pengertian manusia; bahkan hanya beberapa saja yang demikian adanya …. Beberapa saja di antaranya yang dapat diketahui oleh orang secara umum. Petrus dan Yohanes adalah Rasul, namun mahkamah Yahudi mendera mereka sebagai penipu. Paulus adalah seorang Rasul maupun Nabi, namun mereka menyesah dia dan menjebloskannya ke dalam penjara. Orang-orang tidak tahu apa-apa mengenainya, meskipun dia memiliki dalam kepemilikannya karunia Roh Kudus. Juruselamat kita ‘[diurapi] … dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-[Nya]’ [Ibrani 1:9], namun sejauh orang-orang mengenal Dia, mereka mengatakan bahwa Dia adalah Belzebub, dan menyalibkan Dia sebagai seorang penipu. Siapa yang dapat mengenali seorang Pastor, Pengajar, atau Penggembala melalui penampilan mereka, meskipun mereka memiliki karunia Roh Kudus?

Tetapi untuk datang kepada anggota Gereja yang lainnya dan memeriksa karunia sebagaimana dibicarakan oleh Paulus, kita akan menemukan bahwa dunia bisa pada umumnya tidak mengetahui apa-apa mengenainya, dan bahwa hanya ada satu atau dua yang dapat dikenali secara langsung, jika mereka semua dicurahkan secara langsung pada saat penumpangan tangan. Dalam [1 Korintus 12:4–11], Paulus berkata, Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya di dalam diri semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pernyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mukjizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.’

Ada beberapa karunia yang disebutkan di sini, namun yang mana di antara semua itu yang dapat dikenali oleh seorang pengamat pada saat penumpangan tangan? Kata-kata kebijaksanaan, dan kata-kata pengetahuan, juga merupakan karunia seperti yang lainnya, namun jika seseorang memiliki kedua karunia ini, atau menerimanya melalui penumpangan tangan, siapa yang akan mengetahuinya? Yang lain mungkin menerima karunia iman, dan mereka pun tidak akan mengenalinya. Atau misalkan saja seseorang memiliki karunia penyembuhan atau kuasa untuk mengadakan mukjizat, itu tidak akan diketahui ketika itu; dituntut waktu dan keadaan untuk memanggil karunia-karunia ini untuk berfungsi. Misalkan seseorang memiliki karunia memperbedakan roh, siapa yang akan mengetahuinya? Atau jika dia memiliki karunia penafsiran bahasa, kecuali seseorang berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal, dia tentunya harus berdiam diri; hanya ada dua karunia yang dapat terlihat—karunia lidah dan karunia nubuat. Ini adalah hal-hal yang paling banyak dibicarakan, namun jika seseorang berbicara dalam suatu bahasa yang tidak dikenal, menurut kesaksian Paulus, dia akan menjadi seorang barbar bagi mereka yang hadir [lihat 1 Korintus 14:11]. Mereka akan mengatakan bahwa dia mengigau; dan jika dia bernubuat mereka akan menyebutnya omong kosong. Karunia lidah merupakan karunia terkecil mungkin dari semuanya, namun itu merupakan satu yang paling dicari-cari.

Jadi menurut kesaksian Tulisan Suci dan pernyataan Roh di zaman dahulu, sangat sedikit yang dapat diketahui mengenainya oleh orang banyak di sekitarnya, kecuali dalam peristiwa yang luar biasa, seperti pada hari Pentakosta. Karunia yang terbesar, terbaik, dan paling bermanfaat tidak akan diketahui oleh seorang pengamat….

Pernyataan karunia Roh Kudus, pelayanan para malaikat, atau pengembangan kuasa, kebesaran atau kemuliaan Allah amat jarang dinyatakan di depan umum, dan itu pun pada umumnya kepada umat Allah, seperti kepada bangsa Israel; tetapi yang paling umum ketika malaikat telah datang, atau Allah telah mengungkapkan Diri-Nya, itu dilakukan kepada perseorangan secara pribadi, di kamar mereka; di padang belantara atau ladang, dan itu biasanya tanpa suara atau kebisingan. Malaikat mengeluarkan Petrus dari penjara di keheningan malam; datang kepada Paulus tanpa diamati oleh orang lainnya; menampakkan diri kepada Maria dan Elisabet tanpa sepengetahuan orang lain; berbicara kepada Yohanes Pembaptis sementara orang-orang di sekitarnya tidak tahu apa-apa mengenainya.

Ketika Elisa melihat kereta-kereta Israel dan para penunggang kudanya, itu tidak diketahui oleh orang lain. Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Abraham itu terjadi di pintu kemahnya; ketika para malaikat pergi kepada Lot, tidak seorang pun tahu kecuali dia sendiri, seperti halnya mungkin dengan Abraham dan istrinya; ketika Tuhan menampakkan diri kepada Musa, itu di tengah semak yang menyala, di tabernakel, atau di puncak gunung; ketika Elia diambil dalam kereta api, itu tidak dilihat oleh dunia; dan ketika dia berada di tebing gunung, ada angin yang besar dan kuat, tetapi Tuhan tidak berada di dalam angin itu; ada gempa bumi, tetapi Tuhan tidak berada di dalam gempa itu; dan kemudian ada suara yang halus lembut, yang adalah suara Tuhan, berfirman, ‘Apakah kerjamu di sini, hai Elia?’ [lihat 1 Raja-Raja 19:11–13.]

Tuhan tidak selalu dikenal melalui gemuruh suara-Nya, melalui peragaan kebesaran-Nya atau pernyataan kuasa-Nya; dan mereka yang paling bersemangat untuk melihat hal-hal ini, adalah yang paling tidak siap untuk menemuinya, dan seandainya Tuhan menyatakan kuasa-Nya seperti yang dilakukan-Nya kepada anak-anak Israel, orang-orang seperti itu akan menjadi yang pertama yang mengatakan, ‘Janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati’ [lihat Keluaran 20:19.]”12

Saran untuk Pembelajaran dan Pengajaran

Pertimbangkanlah gagasan berikut ketika Anda mempelajari bab ini atau ketika Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman vii–xii.

  • Tuhan memberi Nabi Joseph Smith suatu karunia untuk dapat menerjemahkan lemping-lemping emas (hlm. 131–133). Kapankah Tuhan telah memberi Anda karunia untuk membantu Anda berperan serta dalam pekerjaan-Nya?

  • Apa yang dapat kita pelajari dari kisah yang diceritakan oleh David Whitmer di halaman 132? Pengalaman apa dalam kehidupan Anda sendiri yang telah mengajari Anda bahwa Anda haruslah layak agar dapat menggunakan karunia-karunia rohani Anda?

  • Ulaslah alinea pertama di halaman 134. Dalam cara apa Gereja memetik manfaat dari anggota dengan karunia Roh yang berbeda-beda? Bagaimana Anda telah memetik manfaat dari karunia rohani orang lain? Kapankah Anda pernah melihat orangorang dengan karunia yang berbeda-beda bekerja bersama untuk saling membantu?

  • Pelajarilah bagian di halaman 134–135. Pikirkan mengenai beberapa karunia rohani yang akan menguatkan Anda secara pribadi atau membantu Anda melayani Tuhan dan sesama. Putuskan apa yang akan Anda lakukan untuk “[mencari] dengan sungguh hati karunia-karunia yang terbaik” (A&P 46:8).

  • Ulaslah bagian yang dimulai di bagian bawah halaman 118. Pikirkan atau bahaslah nasihat khusus yang Anda temukan mengenai bagaimana karunia rohani diwujudkan. Mengapa penting untuk mengingat bahwa karunia rohani “amat jarang dinyatakan di depan umum”? (hlm. 138). Menurut Anda mengapa banyak karunia rohani datang dengan tenang dan secara pribadi? Mengapa penting untuk mengingat bahwa banyak karunia menuntut “waktu dan keadaan untuk memanggilnya agar berfungsi”? (hlm. 138).

  • Setelah membaca bab ini, apa yang Anda katakan merupakan tujuan dari karunia-karunia rohani?

Tulisan Suci Terkait:1 Korintus 12:1–31; 3 Nefi 29:6; Moroni 10:6–23; A&P 46:8–33

Catatan

  1. Emma Smith, wawancara oleh Joseph Smith III, Februari 1879, SaintsHerald (terbitan berkala yang diterbitkan oleh the Reorganized Church of Jesus Christ of Latter Day Saints [Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir yang Diorganisasi Kembali], kini disebut Community of Christ [Komunitas Kristus]), 1 Oktober 1879, hlm. 290.

  2. Joseph Knight, Reminiscences, hlm. 6, Arsip Gereja, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Salt Lake City, Utah.

  3. Oliver Cowdery, dikutip dalam Joseph Smith 2:71, catatan kaki; dari sepucuk surat dari Oliver Cowdery kepada William W Phelps, 7 September 1834, Norton, Ohio, diterbitkan dalam Messenger and Advocate, Oktober 1834, hlm. 14.

  4. David Whitmer, wawancara oleh William H. Kelley dan George A. Blakeslee, 15 September 1881, SaintsHerald, 1 Maret 1882, hlm. 68.

  5. Pasal-Pasal Kepercayaan ke-7.

  6. History of the Church, 5:27; dari “Gift of the Holy Ghost,” sebuah tajuk rencana yang diterbitkan dalam Times and Seasons, 15 Juni 1842, hlm. 823; Joseph Smith adalah redaktur dari terbitan berkala tersebut.

  7. Amasa Potter, ‘A Reminiscence of the Prophet Joseph Smith,” Juvenile Instructor, 15 Februari 1894, hlm. 132.

  8. History of the Church, 5:28–29; dari “Gift of the Holy Ghost,” sebuah tajuk rencana yang diterbitkan dalam Times and Seasons, 15 Juni 1842, hlm. 823–824; Joseph Smith adalah redaktur dari terbitan berkala tersebut.

  9. History of the Church, 5:218; dari petunjuk yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 2 Januari 1843, di Springfield, Illinois; dilaporkan oleh Willard Richards.

  10. History of the Church, 1:322; tanggal dalam tanda kurung sesuai aslinya; dari “History of the Church” (manuskrip), buku A–1, hlm. 270, Arsip Gereja.

  11. Dikutip oleh Edward Stevenson, Reminiscences of Joseph, the Prophet, and the Coming Forth of the Book of Mormon (1893), hlm. 4.

  12. History of the Church, 5:26–31; katakata dalam tanda kurung di alinea kedua sesuai aslinya; tanda baca dan tata bahasa dimodernkan; pembagian alinea diubah; dari “Gift of the Holy Ghost,” sebuah tajuk rencana yang diterbitkan dalam Times and Seasons, 15 Juni 1842, hlm. 823–825; Joseph Smith adalah redaktur dari terbitan berkala tersebut.

Gambar
Book of Mormon manuscript

Bagian sebuah halaman dari naskah asli Kitab Mormon. Kata-kata yang diperlihatkan merupakan bagian dari catatan Lehi tentang penglihatannya mengenai pohon kehidupan, sebagaimana terdapat dalam 1 Nefi 8:11–23.

Gambar
Abraham receiving inspiration

“Kuasa kemuliaan Allah sangat jarang dinyatakan di depan umum …. Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Abraham itu terjadi di pintu kemahnya” [lihat Kejadian 18:1].”