Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 18: Di Balik Tabir: Kehidupan dalam Kekekalan


Bab 18

Di Balik Tabir: Kehidupan dalam Kekekalan

“[Para orang saleh yang telah meninggal] akan bangkit kembali untuk tinggal dalam pembakaran abadi dalam kemuliaan baka, bukan untuk berduka, menderita, atau mati lagi, tetapi mereka akan menjadi para ahli waris Allah dan pewaris bersama Yesus Kristus.”

Dari Kehidupan Joseph Smith

Pekerjaan Joseph Smith sehubungan dengan penerjemahan Alkitab menuntun pada suatu penglihatan yang amat luar biasa tentang kehidupan dalam kekekalan. Pada tanggal 16 Februari 1832, Nabi sedang bekerja di rumah John Johnson di Hiram, Ohio, dengan Sidney Ridgon melayani sebagai juru tulisnya. Dia sedang menerjemahkan Injil Yohanes. “Dari beragam wahyu yang telah diterima,” kemudian Nabi berkata, “tampaklah jelas bahwa banyak pokok penting mengenai keselamatan manusia telah diambil dari Alkitab, atau hilang sebelum itu disusun. Tampaknya terbukti sendiri dari kebenaran apa yang tertinggal, bahwa jika Allah mengganjar setiap orang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan di dalam tubuh, istilah ‘Surga,’ yang dimaksudkan bagi rumah kekal para Orang Suci, haruslah mencakup kerajaan lebih dari satu.”1

Nabi menerjemahkan Yohanes 5:29, yang menjabarkan bagaimana semua “akan keluar” dalam kebangkitan—“mereka yang telah berbuat baik … bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.” Sewaktu dia dan Sidney merenungkan tulisan suci ini, suatu penglihatan yang menakjubkan dibukakan kepada mereka. Sebagaimana Nabi mencatat: “Oleh kuasa Roh mata kami dibuka dan pengertian kami diterangi, untuk melihat serta memahami hal-hal tentang Allah; Yaitu hal-hal yang sudah ada sejak permulaan sebelum dunia ada, yang disediakan Bapa, melalui Putra-Nya Yang Tunggal, yang berada dalam pangkuan Bapa, yaitu sejak permulaan” (A&P 76:12–13).

Dalam penglihatan yang agung ini, Nabi dan Sidney Rigdon melihat Putra Allah di sebelah kanan Bapa dan “menerima kepenuhan-Nya” (A&P 76:20). Mereka melihat tiga kerajaan kemuliaan yang Allah telah persiapkan bagi anak-anak-Nya dan mempelajari siapa yang akan mewarisi kerajaan-kerajaan ini. Mereka juga melihat Setan diusir dari hadirat Allah dan penderitaan mereka yang memperkenankan diri mereka sendiri untuk dikuasai oleh Setan.

Penglihatan ini kelak menjadi bagian 76 dari Ajaran dan Perjanjian. Nabi menjelaskan: “Tidak sesuatu pun dapat lebih menyenangkan bagi Orang Suci mengenai aturan kerajaan Tuhan, daripada terang yang terpancar ke dunia melalui penglihatan yang berlangsung itu. Setiap hukum, setiap perintah, setiap janji, setiap kebenaran, dan setiap pokok mengenai nasib manusia, dari Kejadian hingga Wahyu, dimana kemurnian tulisan suci tetap tidak ternoda oleh kebodohan manusia … mempersaksikan kenyataan bahwa dokumen itu merupakan suatu naskah dari catatan dunia kekal. Keagungan dari gagasan itu; kemurnian bahasanya; lingkupnya bagi tindakan; durasinya yang berlanjut untuk perampungan, agar para pewaris keselamatan boleh mengakui Tuhan dan menekukkan lutut; pahalanya bagi kesetiaan, dan hukumannya bagi dosa, adalah begitu jauh melampaui kesempitan pikiran manusia, sehingga setiap orang yang jujur terdorong untuk berseru: ‘Itu datang dari Allah.’”2

Ajaran-Ajaran Joseph Smith

Allah telah menyiapkan tiga tingkatan kemuliaan bagi anak-anak-Nya.

“Pesan saya adalah mengenai kebangkitan orang yang mati, yang akan Anda temukan dalam pasal 14 Kitab Yohanes—‘Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal’ [Yohanes 14:2]. Seharusnya adalah—‘Dalam kerajaan Bapa-Ku ada banyak kerajaan,’ agar engkau boleh menjadi ahli waris Allah dan pewaris bersama Aku …. Ada tempat tinggal bagi mereka yang mematuhi hukum selestial, dan ada tempat tinggal lainnya bagi mereka yang tidak memenuhi hukum, setiap orang menurut urutannya.”3

“ ‘Tetapi,’ kata yang seorang, ‘Saya percaya kepada satu surga dan neraka yang universal, ke mana semua orang pergi, dan semuanya sama, dan setara sengsaranya atau setara bahagianya.’

Apa! Di mana semua orang dijejalkan bersama—yang terhormat, bajik, dan pembunuh, dan orang-orang sundal, sewaktu tertulis bahwa mereka akan dihakimi menurut perbuatan yang dilakukan dalam tubuh? Tetapi Santo Paulus memberi tahu kita mengenai tiga kemuliaan dan tiga surga. Dia tahu seseorang yang diangkat ke dalam surga ketiga [lihat 1 Korintus 15:40–41; 2 Korintus 12:2–4] …. Yesus berkata kepada para murid-Nya, ‘Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada’ [lihat Yohanes 14:2–3].”4

“Pergi dan bacalah penglihatan dalam [Ajaran dan Perjanjian 76]. Di sana dengan jelas diilustrasikan kemuliaan di atas kemuliaan—satu kemuliaan matahari, lainnya kemuliaan bulan, dan kemuliaan bintang; dan sebagaimana satu bintang berbeda dari bintang lainnya dalam kemuliaan, demikian pula mereka dari dunia telestial berbeda dalam kemuliaan, dan setiap orang yang memerintah dalam kemuliaan selestial adalah seorang Allah dalam wilayah kekuasaannya.

Paulus berkata, ‘Kemuliaan matahari lain daripada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain daripada kemuliaan bintangbintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain. Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati’ [1 Korintus 15:41–42].5

Mereka yang menerima kesaksian tentang Yesus, menerima tata cara-tata cara Injil, dan mengatasi dengan iman akan mewarisi kerajaan selestial.

Nabi Joseph Smith melihat yang berikut dalam penglihatan, yang kemudian dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 76:50–59, 62, 68–70: “Dan lagi, kami memberi kesaksian—karena kami melihat dan mendengar, dan inilah kesaksian tentang Injil Kristus mengenai mereka yang akan tampil dalam kebangkitan orang yang benar—Merekalah yang menerima kesaksian tentang Yesus dan percaya pada nama-Nya, dan dibaptis menurut cara penguburan-Nya, dikubur di dalam air dalam nama-Nya, dan ini sesuai dengan perintah yang telah Dia berikan. Bahwa dengan mematuhi perintah-perintah mereka dapat kiranya dicuci dan dibersihkan dari segala dosa mereka dan menerima Roh yang Kudus dengan penumpangan tangan oleh dia yang ditahbiskan dan dimeteraikan kepada kekuasaan ini; Dan yang mengatasi dengan iman, dan dimeteraikan oleh Roh Kudus perjanjian, yang dicurahkan Bapa ke atas mereka semua, yang adil dan benar.

Merekalah yang merupakan gereja Putra Sulung. Merekalah yang oleh Bapa diberikan segala hal ke dalam tangannya— Merekalah yang menjadi para imam dan raja-raja, yang telah menerima kegenapan-Nya dan kemuliaan-Nya; Dan adalah para imam Yang Mahatinggi, menurut peraturan Melkisedek, yang menurut peraturan Henokh, yaitu yang menurut peraturan Putra Tunggal.

Karena itu, sebagaimana dituliskan, mereka adalah para allah, yaitu para putra Allah—Karena itu segala hal adalah milik mereka, baik hidup maupun mati, maupun hal-hal yang sekarang, maupun hal-hal yang akan datang, semua adalah milik mereka, dan mereka adalah milik Kristus, dan Kristus adalah milik Allah ….

Merekalah yang akan tinggal di hadirat Allah dan Kristus-Nya untuk selama-lamanya …. Merekalah yang nama-namanya tertulis di surga, di mana Allah dan Kristus adalah Hakim bagi semuanya. Merekalah yang merupakan orang-orang yang benar, yang dijadikan sempurna melalui Yesus Perantara daripada perjanjian yang baru, yang menyelenggarakan Kurban Tebusan yang sempurna ini melalui penumpahan darah-Nya Sendiri. Merekalah yang tubuhnya adalah selestial, yang kemuliaannya adalah kemuliaan matahari, yaitu kemuliaan Allah, yang tertinggi di antara semuanya, yang kemuliaannya dapat diumpamakan sebagai matahari di cakrawala.”6

Nabi Joseph Smith mengajarkan yang berikut pada bulan Mei 1843, yang kemudian dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 131:1–4: “Di dalam kemuliaan selestial terdapat tiga surga atau tingkatan; Dan untuk mencapai yang tertinggi, seseorang harus memasuki tata tertib keimamatan ini [yang dimaksud ialah perjanjian perkawinan yang baru dan kekal]; Dan bila dia tidak melakukannya, dia tidak dapat memperolehnya. Dia tidak boleh memasuki yang lainnya, tetapi itu adalah akhir daripada kerajaannya; dia tidak dapat memperoleh suatu keturunan.”7

“Ini, karenanya, adalah kehidupan kekal—mengetahui satusatunya Allah yang bijak dan sejati; dan Anda sendiri haruslah belajar bagaimana caranya menjadi allah, serta menjadi raja dan imam bagi Allah, … dengan pergi dari satu tingkatan kecil ke yang lainnya, dan dari satu kapasitas kecil ke yang besar; dari kasih karunia ke kasih karunia, dari permuliaan ke permuliaan, sampai Anda menuju kebangkitan dari antara orang mati, dan mampu berada dalam pembakaran yang abadi, serta duduk dalam kemuliaan, sebagaimana dilakukan oleh mereka yang duduk bertakhta dalam kekuasaan abadi ….

… [Para orang saleh yang telah meninggal] akan bangkit kembali untuk tinggal dalam pembakaran abadi dalam kemuliaan baka, bukan untuk berduka, menderita, atau mati lagi, tetapi mereka akan menjadi para ahli waris Allah dan pewaris bersama dengan Yesus Kristus. Apakah itu? Mewarisi kekuasaan yang sama, kemuliaan yang sama dan permuliaan yang sama, sampai Anda tiba pada kedudukan seorang allah, dan menduduki takhta kekuasaan kekal, sama seperti mereka yang telah pergi mendahului.”8

“Mereka yang memperoleh suatu kebangkitan yang agung dari antara orang mati, dipermuliakan jauh melebihi pemerintahanpemerintahan, takhta-takhta, kekuasaan-kekuasaan dan para malaikat, serta secara lugas dinyatakan sebagai para ahli waris Allah dan pewaris bersama Yesus Kristus, semuanya memiliki kekuasaan kekal [lihat Roma 8:17].”9

“Orang-orang yang mulia [terhormat] di bumi,” mereka yang tidak berani dalam kesaksian tentang Yesus, akan mewarisi kerajaan terestrial.

Nabi Joseph Smith melihat yang berikut dalam penglihatan, kemudian dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 76:71–79: “Selanjutnya kami melihat dunia terestrial. Lihat, merekalah yang termasuk terestrial, yang kemuliaannya berbeda daripada yang dari gereja Putra Sulung yang telah menerima kegenapan Bapa, sama seperti bulan yang berbeda daripada matahari di cakrawala.

Lihatlah, merekalah yang mati tanpa hukum; Dan juga mereka, yaitu roh-roh manusia yang ditahan dalam penjara, yang dikunjungi Putra dan mengkhotbahkan Injil kepada mereka, agar mereka dapat diadili sama seperti manusia di dalam daging; Yang tidak menerima kesaksian Yesus di dalam daging, tetapi yang menerimanya kemudian.

Merekalah yang menjadi orang-orang mulia di bumi, yang dibutakan oleh kelicikan manusia. Merekalah yang menerima daripada kemuliaan-Nya, tetapi tidak menerima kegenapan-Nya. Merekalah yang menerima daripada kehadiran Putra, tetapi bukan dari kegenapan Bapa.

Karena itu, mereka adalah tubuh-tubuh terestrial dan bukan tubuh-tubuh selestial, dan berbeda dalam kemuliaan seperti bulan berbeda daripada matahari. Merekalah yang tidak berani di dalam kesaksian Yesus; oleh karena itu mereka tidak memperoleh mahkota atas kerajaan Allah kita.”10

Mereka yang jahat dan tidak menerima Injil atau kesaksian tentang Yesus akan mewarisi kerajaan telestial.

Nabi Joseph Smith melihat yang berikut dalam penglihatan, yang kemudian dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 76:81–85, 100–106, 110–112: “Selanjutnya, kami melihat kemuliaan telestial, yang kemuliaannya lebih kecil, sama seperti kemuliaan bintang-bintang berbeda daripada kemuliaan bulan di cakrawala.

Merekalah yang tidak menerima Injil Kristus, maupun kesaksian Yesus. Merekalah yang tidak menolak Roh yang Kudus. Merekalah yang dicampakkan ke neraka. Merekalah yang tidak akan ditebus dari iblis sampai kebangkitan terakhir, sampai Tuhan, yaitu Kristus Anak Domba, akan menyelesaikan pekerjaan-Nya ….

Merekalah yang berkata bahwa sebagian daripada yang satu dan sebagian dari yang lainnya—sebagian dari Kristus dan sebagian dari Yohanes, dan sebagian dari Musa, dan sebagian dari Elias, sebagian dari Esayas, sebagian dari Yesaya, dan sebagian dari Henokh; Tetapi mereka tidak menerima Injil maupun kesaksian Yesus, maupun para nabi, maupun perjanjian yang abadi.

Dan akhirnya, dari semuanya, inilah mereka yang tidak mau dikumpulkan dengan para orang suci, untuk ditampung ke dalam gereja Putra Sulung, dan diterima ke dalam awan.

Merekalah para pendusta dan tukang-tukang sihir, dan orangorang yang berzina, dan mengusahakan persundalan dan siapa saja yang gemar akan dusta dan berbuat dusta. Merekalah yang menanggung murka Allah di bumi. Merekalah yang menderita hukuman api yang kekal. Merekalah yang dicampakkan ke dalam neraka dan menanggung murka Allah Yang Mahakuasa, sampai kegenapan zaman, tatkala Kristus akan menaklukkan semua musuh di bawah kaki-Nya dan telah menyelesaikan pekerjaan-Nya ….

Dan [kami] mendengar suara Tuhan memfirmankan: Semua ini akan bertekuk lutut dan setiap lidah akan mengaku kepada Dia yang untuk selama-lamanya duduk di atas takhta; Karena mereka akan diadili berdasarkan perbuatan mereka, dan setiap orang akan menerima berdasarkan perbuatannya sendiri, pemerintahannya, di tempat tinggal yang telah disediakan; Dan mereka akan menjadi para pelayan Yang Mahatinggi; namun di mana Allah dan Kristus tinggal, mereka tidak dapat datang untuk selama-lamanya.”11

Siksaan orang yang jahat adalah ketika mengetahui mereka gagal mencapai kemuliaan yang bisa mereka nikmati.

“Allah telah menyatakan bahwa semua yang tidak mau mematuhi suara-Nya tidak akan terluput dari kutukan neraka. Apakah kutukan neraka itu? Pergi bersama masyarakat itu yang tidak mematuhi perintah-perintah-Nya …. Saya tahu bahwa semua orang akan dikutuk bila mereka tidak masuk melalui jalan yang Dia telah bukakan, dan ini adalah jalan yang telah ditandai oleh firman Tuhan.”12

“Kesengsaraan besar dari roh-roh yang telah pergi di dunia roh, ke mana mereka pergi setelah kematian, adalah mengetahui bahwa mereka gagal mencapai kemuliaan yang orang lain nikmati dan yang mereka sendiri bisa saja nikmati, dan mereka adalah penuduh diri mereka sendiri.”13

“Tidak ada rasa sakit yang begitu mengenaskan seperti ketegangan. Inilah hukuman bagi yang jahat; keraguan, kegelisahan, dan ketegangan mereka menyebabkan tangisan, ratapan, dan kertakan gigi.”14

“Seorang manusia adalah penyiksa dirinya sendiri dan penghukum dirinya sendiri. Karenanya ada perkataan, Mereka akan pergi ke dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang [lihat Wahyu 21:8]. Siksaan kekecewaan dalam benak manusia adalah sama dahsyatnya dengan sebuah lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Saya katakan, demikianlah siksaan manusia ….

… Sebagian akan bangkit menuju pembakaran abadi Allah, karena Allah bersemayam dalam pembakaran abadi, dan sebagian akan bangkit menuju kutukan dari kebathilan mereka sendiri, yang sama dahsyatnya dengan suatu siksaan lautan yang meyala-nyala oleh api dan belerang.”15

Saran untuk Pembelajaran dan Pengajaran

Pertimbangkanlah gagasan berikut ketika Anda mempelajari bab ini atau ketika Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman vii–xiii.

  • Joseph Smith dan Sidney Rigdon sedang bermeditasi mengenai sebuah ayat tulisan suci ketika mereka menerima wahyu yang tercatat dalam Ajaran dan Perjanjian 76 (hlm. 249–251; lihat juga A&P 76:15–19). Pengalaman pribadi apa yang telah membantu Anda memahami bahwa bermeditasi dapat menuntun pada peningkatan pengertian? Sewaktu Anda mempelajari atau membahas bab ini, seperti juga bab lainnya, luangkanlah waktu untuk bermeditasi mengenai kebenaran yang Anda baca.

  • Bacalah Yohanes 14:2–3 dan 1 Korintus 15:40–41. Bagaimana ajaran dalam bab ini membantu Anda memahami ayat-ayat ini?

  • Dalam penjabaran tentang mereka yang akan mewarisi kemuliaan selestial, terestrial, dan telestial, ungkapan “kesaksian Yesus” digunakan lima kali (hlm. 253–258). Apa saja ciri khas dari seseorang yang “berani dalam kesaksian Yesus”? Janji-janji apa yang diberikan kepada mereka yang berani dalam kesaksian tentang Yesus?

  • Bacalah alinea pertama di halaman 253, dengan memberikan perhatian khusus pada ungkapan “mengatasi dengan iman.” Apa saja hal yang mungkin perlu kita atasi? Bagaimana iman kepada Yesus Kristus membantu kita mengatasi masalah kita dalam kehidupan ini?

  • Bacalah alinea kedua di halaman 254 sepenuhnya. Dalam kemajuan kekal kita, menurut Anda mengapa kita perlu memperbaiki diri “dari satu tingkatan kecil ke yang lainnya”? Pengalaman apa yang telah Anda miliki yang mengilustrasikan kebutuhan kita untuk belajar dan tumbuh dengan cara ini?

  • Ulaslah alinea pertama di halaman 256, yang menjabarkan sebagian orang yang akan mewarisi kerajaan terestrial. Bagaimana kita dapat terhindar dari “dibutakan oleh kelicikan manusia”? Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu orang lain terhindar dari dibutakan?

  • Pada halaman 257–258, carilah kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang Joseph Smith gunakan untuk menjabarkan keadaan orang yang jahat dalam kehidupan yang akan datang. Apa yang disampaikan oleh kata-kata dan ungkapan-ungkapan ini kepada Anda? Bagaimanakah seseorang dapat menjadi “penyiksa dirinya sendiri dan penghukum dirinya sendiri”?

Tulisan Suci Terkait: Alma 41:2–8; A&P 14:7; 76:20–49; 88:15–39

Catatan

  1. History of the Church, 1:245; tanda baca dimodernkan; dari “History of the Church” (manuskrip), book A-1, hlm. 183, Arsip Gereja, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Salt Lake City, Utah.

  2. History of the Church, 1:252–253; dari “History of the Church” (manuskrip), book A-1, hlm. 192, Arsip Gereja.

  3. History of the Church, 6:365; pembagian alinea diubah; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 12 Mei 1844, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Thomas Bullock.

  4. History of the Church, 5:425–426; tanda baca dimodernkan; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 11 Juni 1843, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Wilford Woodruff dan Willard Richards; lihat juga tambahan, halaman 562, butir 3.

  5. History of the Church, 6:477–478; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 16 Juni 1844, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Thomas Bullock; lihat juga tambahan, halaman 540, butir 3.

  6. Ajaran dan Perjanjian 76:50–59, 62, 68–70; penglihatan yang diberikan kepada Joseph Smith dan Sidney Rigdon pada tanggal 16 Februari 1832, di Hiram, Ohio.

  7. Ajaran dan Perjanjian 131:1–4; katakata dalam kurung sesuai manuskrip aslinya; petunjuk yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 16 dan 17 Mei 1843, di Ramus, Illinois.

  8. History of the Church, 6:306; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 7 April 1844, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Wilford Woodruff, Willard Richards, Thomas Bullock, dan William Clayton.

  9. History of the Church, 6:478; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 16 Juni 1844, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Thomas Bullock; lihat juga tambahan, halaman 562, butir 3.

  10. Ajaran dan Perjanjian 76:71–79; penglihatan yang diberikan kepada Joseph Smith dan Sidney Rigdon pada tanggal 16 Februari 1832, di Hiram, Ohio.

  11. Ajaran dan Perjanjian 76:81–85, 100–106, 110–112; penglihatan yang diberikan kepada Joseph Smith dan Sidney Rigdon pada tanggal 16 Februari 1832, di Hiram, Ohio.

  12. History of the Church, 4:554–555; pembagian alinea diubah; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 20 Maret 1842, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Wilford Woodruff; lihat juga tambahan, halaman 562, butir 3.

  13. History of the Church, 5:425; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 11 Juni 1843, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Wilford Woodruff dan Willard Richards; lihat juga tambahan, halaman 562, butir 3.

  14. History of the Church, 5:340; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith tanggal 8 April 1843, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Willard Richards, dan William Clayton.

  15. History of the Church, 6:314, 317; tanda baca dimodernkan; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 7 April 1844, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Wilford Woodruff, Willard Richards, Thomas Bullock, dan William Clayton.

Gambar
John Johnson home

Rumah John Johnson yang telah dipugar di Hiram, Ohio. Di rumah keluarga Johnson pada bulan Februari 1832, Nabi Joseph Smith melihat suatu penglihatan mengenai tiga tingkatan kemuliaan yang Allah telah siapkan bagi anak-anak-Nya.

Gambar
clouds

Mereka yang mewarisi kerajaan selestial adalah “mereka … yang tubuhnya adalah selestial, yang kemuliaannya adalah kemuliaan matahari, yaitu kemuliaan Allah, yang tertinggi di antara semuanya.”