2005
Apakah yang Kamu Cari?
Mei 2005


Apakah yang Kamu Cari?

Para pencari kebenaran yang jujur menemukan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan mereka—mereka menemukan Tuhan melalui Gereja-Nya yang dipulihkan.

Senantiasa sulit untuk mengikuti paduan suara yang hebat ini. Sekali lagi terima kasih, paduan suara, untuk musik Anda yang indah.

“Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya;

Dan ketika dia melihat Yesus lewat, ia berkata: ‘Lihatlah Anak Domba Allah!’

Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus.

Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “‘Apakah yang kamu cari?’” (Yohanes 1:35–38).

Kita mendapati dunia zaman sekarang sedang mencari jawaban terhadap pertanyaan, “Apa yang kamu cari?” dengan cara yang berbeda. Banyak sekali orang menabur benih dari buah yang tidak akan memelihara jiwa kekal.

Izinkan saya menggambarkan melalui pengalaman yang dialami Presiden Area Eropa Tengah ketika bepergian dengan kereta api ke sebuah pertemuan. Selama perjalanan kami menggunakan waktu membahas tugas kami. Seorang pria yang duduk di seberang menjadi penasaran dengan percakapan kami. Akhirnya dia bertanya, “Anda orang Protestan ataukah Katolik?” Kami menjawab, “Tidak keduanya. Kami adalah anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir.” Dia mengakui bahwa dia pernah mendengar tentang Gereja, namun kemudian mengatakan, “Anda tidak akan bisa berbuat lebih banyak di negara ini. Pemerintah hanya mengakui gereja Katolik dan Protestan. Gereja-gereja itu adalah satu-satunya yang menerima dukungan keuangan dari pemerintah. Sebuah gereja tidak dapat bertahan tanpa dukungan keuangan pemerintah.”

Kami berusaha untuk menjelaskan bahwa Gereja kami berjalan dengan baik sekali tanpa bantuan pemerintah—bahwa kami menggunakan sistem persepuluhan Tuhan. Dia bersikukuh Gereja kita tidak akan bisa berkembang cepat di negaranya dan menyarankan bahwa sebaiknya kami mengerahkan upaya di bagian dunia lainnya. Tentu saja, kami bersaksi bahwa sistem Tuhan sudah berhasil dan memengaruhinya dia tentang semua gedung pertemuan dan bait suci yang sedang kita bangun di seluruh dunia tanpa harus meminjam dana untuk membangunnya. Dia kelihatan sangat terkejut namun masih tidak yakin.

Melihat bahwa kami tidak dapat mempengaruhinya bahwa sebuah gereja dapat hidup tanpa dukungan pemerintah, kami berusaha mengubah pokok pembahasan. Saya menanyakan, “Apa yang akan terjadi di negara Anda dengan perubahan-perubahan yang terjadi? Merosotnya jumlah penduduk dan bertambahnya jumlah imigran akhirnya akan membuat Anda menjadi kaum minoritas di negeri Anda sendiri.

Dengan kebanggaan nasional yang besar, dia menjawab, “Hal ini tidak akan pernah terjadi.”

Saya menyanggah, “Bagaimana Anda dapat mempertahankan keadaan seperti itu dengan perpindahan penduduk yang melebihi daripada jumlah kelahiran di negara Anda?” Dia tetap bersikukuh hal ini tidak akan pernah terjadi di negaranya—“mengapa, mereka akan menutup tapal batas negeri kami sebelum mereka membiarkan hal itu terjadi.”

Saya menyanggah lagi, “Bagaimana Anda dapat mencegahnya terhadap keadaan Anda yang sekarang?”

Pernyataannya berikutnya mengejutkan saya: “Saya berusia 82 tahun. Saya, sudah meninggal dunia lama sebelum kami harus menghadapi masalah itu.”

Masalah utama yang kami hadapi dalam mengkhotbahkan Injil di bagian dunia ini adalah sikap masa bodoh terhadap agama, terhadap hal-hal yang rohani. Terlalu banyak orang merasa nyaman sekali dengan gaya hidup mereka saat ini dan merasa tidak perlu berbuat lebih banyak selain “makan, minum, dan bersenang-senanglah” (Lukas 12:19). Mereka tidak tertarik dengan apa pun kecuali diri mereka sendiri—di sini dan saat ini.

Bangsa-bangsa yang telah maju di dunia menjadi sangat duniawi dalam kepercayaan dan tindakan mereka sehingga mereka beralasan bahwa umat manusia memiliki otonomi mutlak. Seseorang tidak harus bertanggung jawab kepada siapa pun atau apa pun kecuali kepada dirinya sendiri dan, sampai batas tertentu, kepada masyarakat di mana mereka tinggal.

Masyarakat dimana gaya hidup duniawi ini telah mengakar memiliki harga rohani dan moral yang tinggi untuk dibayar. Pencarian yang disebut kebebasan individu, tanpa memandang pada hukum-hukum yang telah Tuhan tetapkan untuk mengatur anak-anak-Nya di bumi, akan menghasilkan kutukan keduniawian dan sifat mementingkan diri yang ekstrem, merosotnya moralitas masyarakat dan individu, serta pelanggaran wewenang.

Masyarakat duniawi semacam itu diuraikan dalam Ajaran dan Perjanjian 1:16: “Mereka tidak mencari Tuhan untuk menegakkan kebenaran-Nya, melainkan setiap orang berjalan dengan caranya sendiri, dan menurut allahnya sendiri, yang rupanya mirip dunia.”

Untuk alasan inilah, Gereja Tuhan diperintahkan untuk mengikuti nabi dan mencari sesuatu yang berbeda dari yang dunia cari. Melanjutkan ayat 17–18 dari bagian 1:

“Oleh karena itu, Aku, Tuhan, yang mengetahui malapetaka yang akan menimpa para penduduk bumi, memanggil hamba-Ku Joseph Smith Jr. dan berbicara kepadanya dari surga dan memberinya perintah-perintah;

Dan juga memberikan perintah-perintah kepada orang-orang lain, supaya mereka mengumumkan hal-hal ini kepada dunia, dan segala ini, yang ditulis oleh para nabi, agar dapat digenapi.”

Adalah melalui Nabi Joseph Smith bahwa Gereja Yesus Kristus telah dipulihkan ke bumi—“baris demi baris, ajaran demi ajaran” (A&P 98:12). Dengan bantuan ilahi dia menerjemahkan dan menerbitkan Kitab Mormon. Imamat Harun dan Imamat Melkisedek dianugerahkan kepadanya dan Oliver Cowdery, serta tata cara-tata cara kudus ditegakkan kembali demi penyelamatan umat manusia.

Kami dengan berani menyatakan bahwa Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir memiliki jawaban terhadap pertanyaan itu, Apa yang kamu cari? Gereja kita adalah alat melalui mana pria dan wanita menemukan Juruselamat dan Injil-Nya. Anda yang berkumpul di sini dalam jemaat yang besar ini, dan bahkan lebih besar lagi jumlah Orang Suci yang menyaksikan konferensi ini di seluruh dunia, sangat diberkati, karena Anda telah mencari dan menemukan Gereja yang dipulihkan.

Gereja hadir sebagai hasil dari pemulihan dan bukan suatu reformasi. Pengalaman terbaru saya di Eropa tengah sungguh telah memperdalam rasa hormat saya bagi peranan para pemimpin zaman dahulu yang menegakkan reformasi. Itu dimulai dengan upaya-upaya mereka untuk memperbaiki sejumlah kesalahan dalam ajaran yang muncul selama periode panjang kemurtadan dari Gereja yang telah didirikan oleh Juruselamat kita selama pelayanan fana-Nya. Joseph Smith adalah seorang Nabi Allah, juru bicara Tuhan, dan pemulih segala hal yang penting untuk membangun kerajaan Allah serta mempersiapkan bagi Kedatangan Kedua Tuhan kita Yesus Kristus. Ketika kita mencari Juruselamat, adalah penting agar kita mencari-Nya melalui Gereja-Nya. Adalah melalui Gereja-Nya yang dipulihkan bahwa kita menerima semua tata cara penyelamatan yang diperlukan untuk kembali kepada-Nya.

Saya ingin semua anggota Gereja mengetahui bahwa saya telah belajar dari tugas saya saat ini bahwa membagikan Injil Yesus Kristus melibatkan tantangan-tantangan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Namun setiap hari saya melihat tanda-tanda harapan baru, kebanyakan berkaitan dengan berkat-berkat Tuhan, namun juga upaya-upaya dari para pemimpin, anggota, serta misionaris di bagian dunia itu. Para pencari kebenaran yang jujur menemukan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan mereka—mereka menemukan Tuhan melalui Gereja-Nya yang dipulihkan. Dari semua contoh yang dapat saya berikan, izinkan saya memberi Anda tiga contoh: seorang ayah, seorang remaja dewasa lajang, dan seorang sister lajang yang telah menemukan sebuah kepercayaan baru serta harapan baru dalam kehidupan mereka.

Pada mulanya sebuah keluarga yang terdiri dari empat orang dihubungi oleh para sister misionaris, dan dari awal itulah ibu dan anak-anaknya sering membaca Kitab Mormon, berdoa setiap hari, dan ingin menghadiri gereja. Tetapi, si ayah, menolak—tidak seperti istrinya, dia bukan penganut Kristen, dan dia belum merasa siap untuk meninjau kembali kepercayaannya.

Para sister misionaris terilhami untuk memfokuskan ajaran-ajaran mereka mengenai Yesus Kristus. Dalam kata-kata mereka:

“Kami mengajarkan tentang Joseph Smith, tentang imannya kepada Kristus, apa yang kami pelajari tentang Kristus dari Penglihatan Pertama, serta kesaksian Nabi tentang Juruselamat. Semua hal yang pernah kita baca bersama atau menantang mereka untuk membaca Kitab Mormon bersama sebagai keluarga adalah untuk mengajar mereka lebih banyak tentang Juruselamat kita. Itulah saat kami mulai melihat kemajuan. Mereka menunjukkan dengan bangga gambar Kristus dalam bingkai di ruang keluarga mereka—itulah hadiah yang telah kami berikan kepada mereka.”

Perubahan hati si ayah terjadi ketika istrinya memberitahunya bahwa dia ingin dibaptiskan dan putra-putranya memutuskan berdoa untuk mengetahui apakah mereka juga hendaknya dibaptiskan. Sejak itulah, dia secara rutin membaca Kitab Mormon dan berdoa mengenai baptisan. Hasratnya yang tulus untuk mengetahui apakah Gereja benar telah mengubah dirinya, dan dia menjadi seorang pemimpin kerohanian di rumah tangganya. Tepat sebelum dia dan kelaurganya dibaptiskan, si ayah meminta slip persepuluhan dan sebuah amplop. Dia tidak ingin menunda untuk mematuhi perintah-perintah bahkan untuk sedetik pun.

Pada kasus lainnya, seorang brother muda diaktifkan kembali sebagai hasil dari penegakan upaya untuk mengaktifkan kembali para remaja dewasa lajang yang berusia 18 sampai 30 tahun. Pada malam pertama kegiataan di salah satu gedung Gereja kami, brother ini adalah satu-satunya nonmisionaris yang hadir, namun dalam waktu beberapa minggu, dia telah membawa kira-kira 30 orang dalam malam keluarga serta kegiatan-kegiatan lainnya.

Brother ini adalah seorang perancang situs Jaringan—dia dan rekan kerjanya memulai bisnis rancangan situs Jaringan mereka sendiri. Saat ini dia tinggal bersama dua orang bukan anggota, kedua orang itu bekerja di perusahaan rancangan situs Jaringannya. Dia sangat berani dalam membagikan kesaksiannya. Salah satu rekanan kerjanya sebelumnya telah mempelajari teologi Kristen, dan brother ini memberikan dia kepada para misionaris yang bekerja dalam program remaja dewasa lajang. Sekarang rekanan kerjanya adalah orang yang hadir secara tetap dalam kegiatan-kegiatan, dan brother yang diaktifkan kembali ini membantu para misionaris sewaktu mereka mengajar dia, dengan menambahkan kesaksiannya tentang kebenaran Injil pada kesaksian mereka.

Masih dalam kasus lainnya, seorang remaja putri dari Hamburg, Jerman, sedang berjuang untuk menemukan makna rohani bagi kehidupannya. Dia mulai berdoa serta bertanya kepada Allah apa yang hendaknya dia lakukan. Suatu pagi, setelah tiga hari berpuasa dan banyak berdoa, dia berjalan dari rumahnya menuju ke halte bus. Ketika tiba di sana, dia menyadari dia ketinggalan kunci yang diperlukan hari itu di rumah. Dia pulang kembali ke rumah, mengambil kunci-kuncinya, dan berjalan kembali ke halte bus. Dia agak putus asa ketika menyadari dia telah tertinggal bus yang biasanya dinaikinya.

Sementara itu, dua misionaris sedang naik bus dekat Kota Hamburg. Dalam perjalanan mereka, tiba-tiba mereka mendapat sebuah perasaan yang kuat bahwa mereka harus berbicara kepada orang pertama yang mereka temui setelah turun dari bus. Dua elder itu turun dari bus dan tiba-tiba melihat remaja putri ini. Mereka berbicara singkat kepadanya mengenai Gereja dan membuat janji untuk mengajarnya. Dia segera mendapat perasaan bahwa entah bagaimana elder itu diutus kepadanya sebagai jawabaan terhadap doa-doanya. Para anggota Gereja yang baik bergabung dengan misionaris dalam mengajar dan membantunya merasa menjadi bagian khusus di lingkungan mereka. Dia menerima pesan dari Injil Yesus Kristus yang dipulihkan dan dibaptiskan. Sekarang dia bekerja dalam program Remaja Putri lingkungan.

Tuhan, selama pelayanan fana-Nya, mengenali kebutuhan untuk memasang landasan untuk membangun iman di dalam hati para anggota Gereja serta untuk menjaga mereka tumbuh dalam Injil-Nya. Keluarga ini, brother ini, serta sister ini semuanya menemukan Juruselamat melalui menemukan dan dikuatkan oleh Gereja-Nya.

Setelah kematian para Rasul, tanpa kepemimpinan inti untuk membimbing dan mengarahkannya, Gereja berangsur-angsur jatuh dalam kemurtadan. Pelajaran khusus tentang sejarah ini adalah jelas: Adalah perlu untuk memiliki pemerintahan Gereja yang tersentralisasi, di bawah pengarahan dari Juruselamat, yang menyediakan ajaran-ajaran serta tata cara-tata cara yang diperlukan bagi keselamatan dan permuliaan.

Alkitab memberi banyak bukti bahwa Tuhan selama pelayanan fana-Nya menegakkan Gereja-Nya dengan wewenang dan organisasi yang tepat. Misalnya, Paulus menyatakan:

“Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala, dan pengajar- pengajar;

“Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

“Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

“Sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

“Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala” (Efesus 4:11–15).

Kita menyatakan dalam pasal- pasal kepercayaan keenam, “Kami percaya akan organisasi yang sama yang terdapat pada Gereja zaman dahulu, yaitu para rasul, nabi, gembala, pengajar, penyebar Injil, dan sebagainya.”

Jadi kita menyatakan kepada dunia bahwa imamat telah dipulihkan, pemerintahan Allah ada di atas bumi, pola-Nya ditegakkan yang akan memimpin kita kembali ke hadirat-Nya. Kita percaya kita memiliki jawaban paling baik terhadap pertanyaan, Apa yang kamu cari? Sebagaimana Juruselamat mengajarkan, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).

Sama seperti bangunan yang dibangun dengan bata satu demi satu, Gereja Juruselamat yang benar dibangun melalui satu pertobatan, satu kesaksian, satu baptisan. Semoga kita semua mencari, menemukan, dan membangun Gereja-Nya di mana pun kita mungkin berada adalah doa saya yang rendah hati, dalam nama-Nya yang kita cari, yaitu Yesus Kristus, amin.