2005
Buah dari Penglihatan Pertama
Mei 2005


Buah dari Penglihatan Pertama

Saya menganggap Joseph Smith di antara mereka yang kesaksiannya tentang Kristus menolong saya mengembangkan kesaksian saya sendiri mengenai Juruselamat.

Hanya enam bulan yang lalu Anda para anggota yang setia dari Gereja Yesus Kristus mendukung saya sebagai anggota Kuorum Dua Belas Rasul. Pemanggilan ini datang sebagai kejutan besar bagi banyak orang, terutama bagi cucu-cucu kami, yang mengatakan, “Tetapi dia Opa kita! Dia hanyalah orang biasa. Dia bermain bersama kita, dan dia biasanya menggunting rambut kita!”

Setelah konferensi umum bulan Oktober, istri saya dan saya berbicara kepada anak-anak kami melalui telepon, dan salah satu cucu kami mengatakan, “Karena kami berada jauh dari Opa dan tidak dapat bersama Opa di Salt Lake City, setidaknya Opa melambaikan tangan kepada kami ketika Opa memberikan ceramah di konferensi.” Kami belum menengok anak-anak dan cucu-cucu kami sampai konferensi umum ini, oleh karena itu saya melambaikan tangan hari ini, dengan harapan agar cucu lelaki saya bahagia. Saya juga melambaikan tangan kepada Anda semua, para anggota yang luar biasa, yang doa-doa dan kasih Anda sangat penting dan dihargai oleh istri saya dan saya sendiri.

Selama masa remaja saya di Jerman, saya menghadiri gereja di banyak tempat dan keadaan yang berbeda—di ruang belakang yang sederhana, di vila yang indah, di gedung pertemuan modern. Semua bangunan itu memiliki satu faktor penting yang sama: Roh Allah hadir di sana; kasih Juruselamat dapat dirasakan sewaktu kita berkumpul sebagai sebuah keluarga cabang atau lingkungan.

Gedung pertemuan Zwickau memiliki sebuah organ tua yang dipompa dengan udara. Setiap hari Minggu seorang remaja putra ditugasi untuk mendorong naik-turun pengungkit berat yang mengoperasikan puputan organ agar berfungsi. Bahkan sebelum saya menjadi pemegang Imamat Harun, kadang-kadang saya memiliki kesempatan besar untuk membantu dalam tugas penting ini.

Ketika jemaat menyanyikan nyanyian rohani terkasih kita mengenai Pemulihan, saya memompa dengan segenap kekuatan saya agar organ itu tidak kehabisan angin. Mata sang organis terus memerhatikan saya apakah saya melakukan dengan baik atau perlu menambah daya saya dengan cepat. Saya selalu merasa terhormat dengan pentingnya tugas ini dan kepercayaan yang diberikan organis kepada saya. Ada perasaan puas dalam memiliki tanggung jawab dan menjadi bagian dari pekerjaan yang besar ini.

Ada manfaat tambahan yang datang dari tugas ini: operator puputan organ duduk di sebuah kursi yang memberi pandangan luas dari sebuah jendela kaca bergambar yang mempercantik bagian depan gedung pertemuan itu. Kaca bergambar itu menggambarkan Penglihatan Pertama, dengan Joseph Smith sedang berlutut di Hutan Kudus.

Selama nyanyian rohani jemaat dan bahkan selama ceramah dan kesaksian yang diberikan oleh para anggota kami, saya sering memandangi lukisan tentang momen paling kudus ini dalam sejarah dunia. Menurut pendapat saya, saya melihat Joseph menerima pengetahuan, kesaksian, serta petunjuk ilahi sewaktu dia menjadi alat yang diberkati di dalam tangan Bapa Surgawi kita.

Saya merasakan roh yang khusus ketika melihat pemandangan indah pada jendela yang menggambarkan tentang seorang pemuda yang percaya di sebuah hutan kudus yang membuat keputusan berani untuk berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Bapa Surgawi kita, yang mendengarkan serta menjawab doanya dengan penuh kasih.

Disinilah saya, seorang pemuda yang berada di pos tentara pada masa Perang Dunia II Jerman, tinggal di sebuah kota yang hancur, ribuan kilometer jauhnya dari Palmyra di Amerika Utara dan lebih dari ratusan tahun setelah peristiwa itu sebenarnya terjadi. Melalui kuasa Roh Kudus yang universal, saya merasakan di dalam hati dan pikiran saya bahwa memang benar, Joseph Smith sesungguhnya melihat Allah dan Yesus Kristus serta mendengar suara Mereka. Roh Allah menghibur jiwa saya pada usia belia ini dengan keyakinan tentang kenyataan akan saat yang kudus ini yang mengakibatkan awal perubahan mendunia ditujukan untuk “menggelinding terus sampai batu itu mengisi seluruh bumi” (A&P 65:2). Saya percaya akan kesaksian Joseph Smith tentang pengalaman mulia di Hutan Kudus pada saat itu, dan saya memahaminya saat ini. Allah telah berbicara kepada manusia lagi!

Menengok kembali ke belakang, saya bersyukur kepada begitu banyak teman saya yang membantu saya selama masa remaja saya untuk memperoleh kesaksian tentang Gereja Yesus Kristus yang dipulihkan. Pertama- tama saya menjalankan iman yang sederhana dalam kesaksian mereka, kemudian saya menerima kesaksian ilahi tentang Roh ke dalam pikiran dan hati saya. Saya menganggap Joseph Smith di antara mereka yang kesaksiannya tentang Kristus menolong saya mengembangkan kesaksian saya sendiri mengenai Juruselamat. Sebelum saya memahami pengajaran dari Roh yang bersaksi kepada saya bahwa Joseph adalah seorang Nabi Allah, hati muda saya merasakan bahwa dia adalah seorang teman Allah dan karenanya, secara alami, juga menjadi teman saya. Saya tahu saya dapat memercayai Joseph Smith.

Tulisan suci mengajar kita bahwa karunia-karunia rohani diberikan kepada mereka yang meminta kepada Allah, yang mengasihi Dia, dan yang mematuhi perintah-perintah-Nya (lihat A&P 46:9). “Semua orang tidak mendapat setiap karunia yang diberikan kepada mereka; karena ada banyak karunia, dan kepada setiap orang diberikan suatu karunia oleh Roh Allah.

Kepada beberapa orang diberikan yang satu dan kepada beberapa orang diberikan yang lain, agar semuanya boleh memperoleh manfaat daripadanya” (A&P 46:11–12).

Hari ini saya tahu bahwa kesaksian masa remaja saya sebagian besar didapat dari kesaksian Nabi Joseph Smith dan banyak teman di Gereja yang mengetahui “melalui Roh Kudus … bahwa Yesus Krsitus adalah Putra Allah, dan bahwa Dia disalibkan untuk dosa-dosa dunia” (A&P 46:13). Teladan mereka yang baik, kasih yang penuh perhatian, serta uluran tangan mereka yang memberkati saya untuk menerima karunia khusus lainnya dari Roh yang diuraikan dalam tulisan suci sewaktu saya merindukan mendapat lebih banyak terang dan kebenaran: “Kepada yang lain hal itu diberikan untuk memercayai perkataan mereka, supaya mereka juga boleh mempunyai hidup yang kekal jika mereka terus [beriman]” (A&P 46:14). Betapa hebat dan berharganya karunia ini!

Sewaktu kita sungguh-sungguh merendahkan hati kita, kita akan diberkati dengan karunia ini untuk memiliki iman dan harapan bagi hal-hal yang tidak terlihat namun benar adanya (lihat Alma 32:21). Sewaktu kita menguji firman yang diberikan kepada kita melalui tulisan suci dan para nabi yang hidup—bahkan jika kita hanya memiliki satu hasrat untuk percaya—dan tidak menolak Roh Tuhan, jiwa kita akan dilapangkan dan pemahaman kita akan dicerahkan (lihat Alma 32:26–28).

Juruselamat Sendiri menjelaskan asas belas kasihan ini dengan gamblang kepada seluruh dunia dalam doa safaat-Nya yang luar biasa, yang diberikan tidak saja kepada para Rasul-Nya namun juga kepada semua Orang Suci, bahkan bagi kita di zaman sekarang, di mana pun kita berada. Dia berfirman:

“Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;

Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” (Yohanes 17:20–21; cetak miring ditambahkan).

Inilah caranya Penglihatan Pertama Joseph Smith memberkati kehidupan pribadi kita, kehidupan keluarga, dan akhirnya kehidupan seluruh keluarga umat manusia—kita jadi percaya kepada Yesus Kristus melalui kesaksian Nabi Joseph Smith. Para nabi dan rasul di sepanjang sejarah umat manusia telah memperoleh penampakan ilahi serupa yang dialami Joseph. Musa melihat Allah berhadap-hadapan dan memahami bahwa Dia adalah putra Allah “serupa dengan Putra Tunggal-[Nya]” (lihat Musa 1:1–6). Rasul Paulus bersaksi bahwa Yesus Kristus yang telah bangkit menampakkan diri kepadanya di jalan menuju Damsyik dan menjadikan Paulus salah satu misionaris-Nya yang hebat (lihat Kisah para Rasul 26:9–23). Mendengarkan kesaksian Paulus tentang penglihatan surgawinya selama pengadilannya di Kaisaria, Raja Agripa yang berkuasa mengakui, “Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen” (Kisah para Rasul 26:28).

Dan masih banyak lagi nabi zaman dahulu yang juga memberikan kesaksian yang kuat tentang Kristus. Semua penampakan itu, baik di zaman dahulu maupun zaman modern, menuntun mereka yang percaya pada sumber ilahi akan semua kebenaran dan harapan—kepada Allah, Bapa Surgawi kita, serta kepada Putra-Nya, Yesus Kristus.

Allah telah berbicara kepada Joseph Smith untuk tujuan memberkati semua anak Allah dengan belas kasihan dan kasih-Nya, bahkan di masa-masa yang tidak menentu dan tidak aman ini, masa peperangan dan desas-desus perang, bencana alam dan permasalahan pribadi. Juruselamat berfirman, “Lihatlah, lengan belas kasihan-Ku terulurkan kepadamu dan barangsiapa yang mau datang, ia akan Kuterima” (3 Nefi 9:14). Dan semua orang yang menerima undangan-Nya akan “dikelilingi oleh kemurahan kasih-Nya” (Alma 26:15).

Melalui iman kita dalam kesaksian pribadi mengenai Joseph Smith dan kenyataan dari Penglihatan Pertama, melalui pembelajaran dan doa, yang dalam dan sungguh-sungguh, kita akan diberkati dengan iman yang kuat kepada Juruselamat dunia, yang berbicara kepada Joseph “pada pagi hari itu indah dan cerah, pada permulaan musim semi dalam tahun 1820” (Joseph Smith 2:14).

Iman kepada Yesus Kristus dan kesaksian tentang Dia serta Kurban Tebusan-Nya yang universal bukan sekadar doktrin dengan nilai teologi yang tinggi. Iman semacam itu adalah satu karunia universal, mulia bagi semua negara berkebudayaan di bumi ini, terlepas dari bahasa, suku, warna kulit, dan kebangsaan, atau keadaan sosial ekonomi. Kekuatan beralasan kemungkinan digunakan untuk mencoba memahami karunia ini, namun mereka yang merasakan dampaknya paling dalam adalah orang-orang yang bersedia untuk menerima berkat-berkatnya, yang datang dari kehidupan yang murni serta bersih dari mengikuti jalan pertobataan yang sejati serta menjalankan perintah-perintah Allah.

Sewaktu kita mengenang dan menghormati Nabi Joseph Smith, hati saya tertuju kepadanya dalam rasa syukur. Dia adalah seorang pemuda yang baik, jujur, rendah hati, cerdas, dan berani dengan hati emas dan iman yang tak tergoyahkan kepada Allah. Dia memiliki integritas. Sebagai jawaban terhadap doanya yang rendah hati, surga dibuka kembali. Joseph Smith sesungguhnya melihat sebuah penglihatan. Dia mengetahuinya, dan dia tahu bahwa Allah mengetahuinya, dan dia tidak dapat mengingkarinya (lihat Joseph Smith 2:25).

Melalui pekerjaan dan pengurbanannya, sekarang saya memiliki pemahaman sejati tentang Bapa Surgawi dan Putra-Nya, Penebus serta Juruselamat kita, Yesus Kristus, dan saya dapat merasakan kuasa Roh Kudus dan mengetahui tentang rencana Bapa Surgawi bagi kita, anak-anak-Nya. Bagi saya, sesungguhnya ini adalah buah dari Penglihatan Pertama.

Saya bersyukur bahwa sejak dini dalam kehidupan saya, saya diberkati dengan iman sederhana bahwa Joseph Smith adalah seorang Nabi Allah, bahwa dia melihat Allah Bapa serta Putra-Nya, Yesus Kristus, dalam sebuah penglihatan. Dia menerjemahkan Kitab Mormon dengan karunia dan kuasa Allah. Kesaksian itu telah berulang kali meneguhkan saya.

Sebagai salah seorang yang paling hina di antara Anda, dalam pemanggilan saya sebagai salah seorang Rasul Yesus Kristus, saya bersaksi bahwa Dia sungguh-sungguh hidup, bahwa Dia adalah Mesias. Saya memiliki kesaksian pribadi tentang Yesus Kristus, Juruselamat serta Penebus seluruh umat manusia. Saya menerima pengetahuan ini melalui kedamaian dan kuasa dari Roh Allah yang tak terkatakan. Hasrat hati dan pikiran saya adalah untuk menjadi murni dan setia dalam melayani Dia sekarang dan selamanya.

Saya bersaksi dalam nama Yesus Kristus, amin.