Seminari
Pelajaran 151: Perang Utah dan Pembantaian Mountain Meadows


Pelajaran 151

Perang Utah dan Pembantaian Mountain Meadows

Pendahuluan

Selama tahun 1850-an, ketegangan dan kesalahpahaman antara Orang Suci Zaman Akhir dan pejabat pemerintah Amerika Serikat menuntun pada Perang Utah tahun 1857–1858. Bulan September 1857, konflik juga timbul antara sebagian Orang Suci Zaman Akhir dengan anggota rombongan gerobak wagon emigran yang melewati Utah. Termotivasi oleh amarah dan ketakutan, sebagian Orang Suci Zaman Akhir di bagian selatan Utah merencanakan dan melaksanakan pembunuhan masal terhadap sekitar 120 emigran yang dalam perjalanan ke Kalifornia. Kekejaman ini sekarang dikenal sebagai Pembantaian Mountain Meadows.

Saran untuk Pengajaran

Ketegangan timbul antara Orang-Orang Suci Zaman Akhir dan pemerintahan Amerika Serikat

Jelaskan bahwa pada tanggal 24 Juli 1857, Presiden Brigham Young berada bersama sekelompok Orang Suci yang merayakan perayaan ke-10 kedatangan mereka di Lembah Salt Lake ketika dia menerima penegasan tentang kabar sebelumnya bahwa pasukan tentara datang ke Salt Lake City. Di tahun-tahun sebelumnya, ketidaksepakatan dan miskomunikasi telah menimbulkan ketegangan yang memuncak antara Orang-Orang Suci Zaman Akhir dan para pejabat pemerintahan Amerika Serikat. Orang Suci ingin berada di bawah pemerintahan oleh pemimpin pilihan mereka sendiri dan telah menolak pejabat yang ditunjuk pemerintahan federal yang tidak berbagi nilai-nilai yang sama dengan mereka. Itu menuntun beberapa pejabat federal menganggap mereka dalam pemberontakan menentang pemerintah Amerika Serikat. Tanpa persetujuan dari Kongres, Presiden Amerika Serikat, James Buchanan mengirimkan sekitar 1.500 pasukan ke Salt Lake City untuk memaksa warga Utah menerima para pejabat mereka.

  • Seandainya Anda menjadi Orang Suci Zaman Akhir di tahun 1857, dan telah mendengar bahwa pasukan tentara besar mendekati kota Anda, apa kecemasan yang mungkin Anda miliki? (Siswa mungkin menyebutkan bahwa Orang-Orang Suci telah secara paksa diusir dari Ohio, Missouri, dan Illinois, banyak yang telah kehilangan harta milik dan tanah berharga serta beberapa telah tewas atau telah meninggal selama penganiayaan ini. Kabar tentang mendekatnya pasukan tentara itu menimbulkan kecemasan bahwa peristiwa tersebut mungkin juga terjadi di Utah).

Undanglah seorang siswa untuk membacakan paragraf berikut dengan lantang:

Dalam khotbah kepada Orang-Orang Suci, Presiden Young dan para pemimpin Gereja lainnya menggambarkan datangnya pasukan itu sebagai musuh: Presiden Young, yang selama bertahun-tahun telah meminta Orang-Orang Suci untuk menyimpan biji-bijian, memperbarui petunjuknya agar mereka akan memiliki makanan untuk dimakan jika mereka perlu meloloskan diri dari pasukan tersebut. Sebagai gubernur Wilayah Utah, dia juga mengarahkan milisi wilayah untuk bersiap mempertahankan wilayah itu.

Konfik timbul antara sejumlah Orang-Orang Suci dan anggota kereta wagon emigran.

Perlihatkan peta yang serupa dengan yang disertakan di sini, atau gambarlah peta itu di papan tulis. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang dua paragraf berikut:

Gambar
peta, bagian barat AS

Sebuah kereta wagon emigran melakukan perjalanan ke barat dari Arkansas ke Kalifornia memasuki Utah sewaktu Orang-Orang Suci Zaman Akhir bersiap-siap untuk mempertahankan wilayah terhadap kedatangan pasukan tentara Amerika Serikat. Beberapa anggota kereta wagon menjadi frustrasi karena mereka kesulitan membeli biji-bijian yang sangat dibutuhkan dari Orang-Orang Suci, yang telah diperintahkan untuk menyimpan biji-bijian mereka. Para emigran juga terlibat konflik dengan Orang-Orang Suci yang tidak ingin kuda-kuda kereta wagon dan ternak mereka untuk mengangkut makanan dan sumber air yang Orang-Orang Suci butuhkan bagi hewan-hewan mereka sendiri.

Ketegangan meledak di Cedar City, permukiman terakhir di Utah pada rute menuju Kalifornia. Konfrontasi terjadi antara sebagian anggota rombongan gerobak wagon dan sebagian Orang Suci Zaman Akhir. Sebagian anggota rombongan gerobak wagon mengancam akan bergabung dengan pasukan pemerintah yang akan datang melawan Orang Suci. Meskipun kapten dari kereta wagon menegur rekan-rekannya yang membuat ancaman ini, beberapa pemimpin Cedar City dan pemukim memandang para emigran tersebut sebagai musuh. Rombongan wagon meninggalkan kota hanya sekitar satu jam setelah tiba, tetapi beberapa pemukim dan pemimpin di Cedar City ingin mengejar dan menghukum orang-orang yang telah menyakiti mereka.

Undanglah siswa untuk memikirkan tentang saat-saat ketika mereka telah mengalami konflik dengan orang lain atau kelompok orang-orang. Undanglah seorang siswa untuk membacakan 3 Nefi 12:25 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari sebuah asas yang Yesus Kristus ajarkan yang dapat membimbing kita ketika kita mengalami ketegangan dengan orang lain.

  • Menurut Anda apakah artinya “bersepakatlah dengan lawanmu secepatnya”?

Untuk membantu siswa memahami frasa ini, Anda mungkin ingin meminta seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut?

Penatua David E. Sorensen dari Tujuh Puluh mengajarkan bahwa frasa “bersepakatlah dengan lawanmu secepatnya” artinya “mengatasi perbedaan kita sedini mungkin, kalau tidak nafsu akan memuncak menjadi perkelahian jasmani serta emosi, dan kita terjebak dalam amarah kita” (“Pengampunan Akan Mengubah Kebencian Menjadi Kasih,” Ensign atau Liahona, Mei 2003, 11).

  • Bagaimana Anda akan meringkas ajaran Juruselamat dalam 3 Nefi 12:25 dengan kata-kata Anda sendiri? (Sewaktu siswa menanggapi, tuliskan sebuah asas yang serupa dengan yang berikut di papan tulis: Jika kita menyelesaikan konflik dengan orang lain dengan cara Tuhan, maka kita dapat menghindari dampak berbahaya dari perselisihan.)

  • Bagaimana mematuhi asas dalam 3 Nefi 12:25 ini telah membantu Orang-Orang Suci yang telah menjadi marah dengan para anggota kereta wagon?

Jelaskan bahwa Orang-Orang Suci ini tidak mengatasi konflik mereka dengan para emigran dengan cara Tuhan, situasi itu menjadi semakin lebih serius. Isaac Haight, walikota Cedar City, milisi utama, dan presiden pasak, meminta izin dari komandan milisi, yang tinggal di permukiman terdekat, Parowan, mendesak milisi untuk menghadapi para pelanggar dari kereta wagon. Komandan milisi, Wiiliam Dame, menasihati Isaac Haight untuk mengabaikan ancaman para imigran tersebut. Alih-alih mengikuti nasihat ini, Isaac Haight dan pemimpin lainnya Cedar City memutuskan untuk membujuk beberapa orang Indian setempat untuk menyerang kereta wagon dan mencuri ternak mereka sebagai cara untuk menghukum para emigran. Isaac Haight meminta John D. Lee, seorang anggota Gereja dan milisi utama, untuk memimpin serangan ini, dan keduanya merencanakan untuk menyalahkan orang-orang Indian atas perbuatan itu.

  • Apa yang seharusnya para pemimpin Cedar City telah lakukan ketika William Dame menasihati mereka untuk tidak menggunakan milisi? Menolak nasihat tersebut kemudian menuntun mereka melakukan apa? (Setelah siswa merespons, tulislah asas berikut di papan tulis: Jika kita mengabaikan nasihat untuk melakukan apa yang benar, maka kita menjadi lebih rentan untuk membuat pilihan-pilihan yang buruk.)

Tandaskan bahwa orang-orang ini bertindak bertentangan dengan tanggung jawab keimamatan mereka. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang Ajaran dan Perjanjian 121:36–37. Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari peringatan Tuhan kepada para pemimpin imamat yang bertindak dengan tidak benar.

  • Apa peringatan yang Tuhan berikan kepada para pemegang imamat yang berusaha untuk menutupi dosa-dosa atau tindakan mereka yang tidak benar?

Bacalah ringkasan paragraf-paragraf berikut, dan undanglah siswa untuk mendengarkan bagaimana para pemimpin Cedar City terus membuat pilihan yang buruk setelah mengabaikan nasihat yang telah mereka terima.

Isaac Haight menyajikan rencana menyerang kereta wagon kepada para pemimpin dewan setempat dalam Gereja, masyarakat, dan milisi. Beberapa anggota dewan dengan keras tidak menyepakati rencana itu dan bertanya kepada Haight apakah dia telah berembuk dengan Presiden Brigham Young tentang masalah ini. Mengatakan dia belum berembuk, Haight setuju untuk mengirim utusan, James Haslam, ke Salt Lake City dengan sepucuk surat yang menjelaskan situasinya dan menanyakan apa yang hendaknya dilakukan. Tetapi, karena Salt Lake City berjarak sekitar 250 mil dari Cedar City, akanlah diperlukan sekitar seminggu dengan naik di atas punggung kuda bagi utusan itu untuk mencapai Salt Lake City dan kembali ke Cedar City dengan petunjuk Presiden Young.

Tak lama setelah Isaac Haight mengirimkan suratnya dengan utusan itu, John D. Lee dan sekelompok orang Indian menyerang kamp emigran di sebuah tempat yang disebut Mountain Meadows. Lee memimpin serangan itu namun menyembunyikan jati dirinya agar tampak bahwa hanya orang-orang Indian yang terlibat. Sejumlah emigran terbunuh atau terluka, dan sisanya berperang melawan para penyerang mereka, memaksa Lee dan orang-orang Indian itu untuk mundur. Para emigran dengan cepat menarik gerobak mereka ke dalam lingkaran yang ketat, atau berkumpul, untuk perlindungan. Dua serangan tambahan mengikuti selama lima hari pengepungan di kereta wagon.

Pada satu titik, anggota milisi Cedar City memerhatikan dua orang emigran yang berada di luar lingkaran wagon. Anggota milisi menembaki mereka, membunuh satu orang. Yang lain meloloskan diri dan membawa berita ke perkemahan gerobak wagon bahwa orang putih terlibat dalam penyerangan terhadap mereka. Mereka yang merencanakan penyerangan tersebut sekarang tertangkap dalam tipu daya mereka. Jika para emigran diperkenankan pergi ke Kalifornia, berita akan menyebar bahwa Orang Suci Zaman Akhir bertanggung jawab atas penyerangan terhadap rombongan gerobak wagon tersebut. Para konspirator takut berita ini akan membawa dampak negatif terhadap diri mereka sendiri dan orang-orang mereka.

  • Apa hasil dari keputusan untuk tidak mematuhi nasihat dari komandan milisi?

  • Pada titik ini, apa pilihan dari mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu miliki? (Mereka dapat mengakui bahwa mereka telah melakukan dan menerima akibat-akibat, atau mereka dapat berusaha untuk menyembunyikan kejahatan dan dosa-dosa mereka. Lihat A&P 121:37).

  • Apakah yang seharusnya mereka lakukan?

Undanglah siswa untuk merenungkan pertanyaan berikut:

  • Bagaimana perasaan Anda ketika Anda melakukan sesuatu yang salah? Apakah Anda mengakui bahwa Anda telah melakukan kesalahan dan menerima akibat-akibatnya, atau Anda berusaha menyembunyikan dosa melalui penipuan?

Beberapa Orang Suci Zaman Akhir merencanakan dan melakukan Pembantaian Mountain Meadows

Jelaskan bahwa para anggota Gereja yang terlibat dalam serangan terhadap para emigran memilih untuk berusaha menyembunyikan dosa-dosa mereka. Undanglah anggota kelas untuk mendengarkan apa yang terjadi sebagai hasil dari keputusan ini sewaktu Anda membaca atau meringkas paragraf-paragraf berikut:

Dalam upaya untuk mencegah penyebaran berita bahwa Orang-Orang Suci Zaman Akhir terlibat dalam serangan terhadap kereta wagon, Isaac Haight, John D. Lee, dan para pemimpin Gereja serta milisi lokal lainnya membuat rencana untuk membunuh semua emigran yang tersisa kecuali anak-anak kecil. Menindaki rencana ini, John D. Lee mendekati para emigran dan mengatakan bahwa milisi akan melindungi mereka dari penyerangan lebih lanjut dengan memandu mereka dengan aman kembali ke Cedar City. Sewaktu emigran berjalan menuju Cedar City, anggota milisi berbalik dan menembaki mereka. Beberapa orang Indian berhamburan keluar dari tempat persembunyian untuk bergabung dalam serangan. Sekitar 140 emigran yang merupakan bagian dari kereta wagon, hanya 17 anak kecil yang selamat.

Dua hari setelah pembunuhan masal tersebut, James Haslam tiba di Cedar City dengan pesan jawaban Presiden Young, menginstruksikan pemimpin setempat untuk memperkenankan iring-iringan gerobak wagon tersebut pergi dalam damai. “Ketika Haight membaca kata-kata Young, dia terisak bagaikan anak kecil dan hanya mampu mengucapkan, ‘Terlambat, terlambat’” (Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows Massacre,” Ensign, September 2007, 20).

Jelaskan bahwa pilihan dari beberapa pemimpin Orang-Orang Suci Zaman Akhir dan para pemukim di bagian utara Wilayah Utah menuntun pada Pembantaian Mountain Meadows yang tragis. Sebaliknya, para pemimpin Gereja dan wilayah di Salt Lake City mengatasi konflik dengan pemerintahan Amerika Serikat melalui pembicaraan dan negosiasi damai pada tahun 1858. Selama konflik ini—belakangan disebut Perang Utah—tentara Amerika Serikat dan anggota milisi Utah terlibat dalam tindakan agresi namun tidak pernah berperang.

  • Bagaimana Anda akan meringkas pilihan yang menuntun pada Pembantaian Mountain Meadows?

  • Apa asas-asas yang dapat kita pelajari dari tragedi ini? (Siswa mungkin mengidentifikasi berbagai asas, namun respons mereka dapat mencakup yang berikut: Memilih untuk menyembunyikan dosa-dosa kita dapat menuntun kita untuk melakukan dosa lebih lanjut. Memilih untuk menyembunyikan dosa-dosa kita dapat mendatangkan penyesalan dan penderitaan.)

Jelaskan bahwa Pembantaian Mountain Meadows tidak hanya mengakibatkan kematian sekitar 120 korban, namun itu juga menyebabkan penderitaan yang hebat bagi anak-anak yang selamat dan sanak keluarga dari para korban. Indian Paiute juga menderita dari dipersalahkan secara tidak adil atas kejahatan itu. Selain itu, mereka “yang melakukan pembantaian mengisi sisa hidup mereka dengan rasa bersalah yang hebat dan mimpi buruk yang terus-menerus akan apa yang telah mereka lakukan dan lihat” (Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows Massacre,” 20).

Yakinkan siswa bahwa jika mereka telah menapaki jalan kesalahan dan dosa, mereka dapat mencegah sakit hati dan penyesalan di masa datang dengan berpaling kepada Tuhan serta bertobat dari dosa-dosa mereka.

Jelaskan bahwa karena sejumlah Orang Suci Zaman Akhir setempat bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan Pembantaian Mountain Meadows, beberapa orang telah membiarkan peristiwa ini untuk secara negatif memengaruhi pandangan mereka terhadap seluruh Gereja.

  • Mengapa penting untuk menyadari bahwa tindakan-tindakan yang salah dari sejumlah anggota Gereja tidak menentukan kebenaran Injil?

Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama:

Gambar
Presiden Henry B. Eyring

“Injil Yesus Kristus yang telah kita ikuti, membenci pembunuhan berdarah dingin terhadap pria, wanita, dan anak-anak. Sesungguhnya, Injil mendukung perdamaian dan pengampunan. Apa yang dilakukan [di Mountain Meadows] dahulu kala oleh para anggota Gereja kita melambangkan keberangkatan yang mengerikan dan tidak bisa dibenarkan dari ajaran Kristen dan perilaku umat Kristen” (“150th Anniversary of Mountain Meadows Massacre,” 11 September 2007, mormonnewsroom.org/article/150th-anniversary-of-mountain-meadows-massacre).

Undanglah seorang siswa untuk membacakan Helaman 5:12 dengan lantang. Mintalah siswa untuk menyimak, dengan mencari apa yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan dan memelihara kesaksian kita agar selama saat-saat sulit, seperti sewaktu kita mempelajari contoh-contoh ketika para anggota Gereja telah gagal untuk hidup menurut ajaran-ajaran Yesus Kristus, iman kita tidak akan goyah.

  • Menurut Helaman 5:12, apa yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan dan memelihara kesaksian kita? (Setelah siswa merespons, Anda mungkin ingin menuliskan asas berikut di papan tulis: Kita dapat mengembangkan kesaksian yang kuat dengan membangun iman kita pada landasan Yesus Kristus.)

Untuk menggambarkan asas ini, undanglah seorang siswa untuk membacakan paragraf berikut:

“James Sanders adalah buyut lelaki dari … salah seorang anak yang selamat dari pembantaian [dan juga adalah anggota Gereja] .… Brother Sanders … menuturkan bahwa mengetahui leluhurnya telah terbunuh dalam pembantaian itu ‘tidak memengaruhi iman saya karena itu dilandaskan kepada Yesus Kristus, bukan kepada orang mana pun dalam Gereja’” (Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows Massacre,” 21).

  • Bagaimana iman kita kepada Yesus Kristus dapat memperkuat kita sewaktu kita belajar tentang contoh-contoh ketika para anggota Gereja telah gagal untuk hidup selaras dengan ajaran-ajaran Juruselamat?

  • Apa yang telah Anda lakukan untuk membantu membangun iman Anda pada landasan Yesus Kristus?

Bersaksilah tentang pentingnya menjalankan ajaran-ajaran Juruselamat dan mendasarkan iman kita kepada-Nya dan Injil-Nya. Undanglah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka dapat lebih baik membangun iman mereka pada landasan Yesus Kristus dan untuk menetapkan gol untuk melakukannya.

Ulasan dan Informasi Latar Belakang

Tanggung jawab atas Pembantaian Mountain Meadows

Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama membuat pernyataan berikut mengenai tanggung jawab atas Pembantaian Mountain Meadows:

Gambar
Presiden Henry B. Eyring

“Tanggung jawab atas pembantaian itu terletak kepada para pemimpin setempat Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman akhir di wilayah-wilayah dekat Mountain Meadows yang juga memegang jabatan sipil dan militer serta kepada para anggota Gereja yang bertindak di bawah arahan mereka .…

… Tidak diragukan Keadilan Ilahi akan menjatuhkan hukuman yang tepat kepada mereka yang bertanggung jawab atas pembantaian tersebut” (“150th Anniversary of Mountain Meadows Massacre,” 11 September 2007, mormonnewsroom.org/article/150th-anniversary-of-mountain-meadows-massacre).

Richard E. Turley Jr., asisten sejarawan dan pencatat Gereja, menjelaskan bagaimana para pemimpin Gereja umum akhirnya mengetahui pembantaian itu. Dia juga meringkas akibat-akibat yang timbul terhadap sejumlah pelaku:

Gambar
Richard E. Turley Jr.

“Meskipun Brigham Young dan para pemimpin Gereja lainnya di Salt Lake City mengetahui pembantaian segera setelah itu terjadi, pemahaman mereka tentang tingkat keterlibatan dari para pemukim dan perincian mengerikan tentang tindak kejahatan tersebut muncul secara bertahap dari waktu ke waktu. Pada tahun 1859 mereka membebastugaskan dari pemanggilan mereka presiden pasak Isaac Haight dan pemimpin Gereja terkemuka lainnya di Cedar City yang berperan dalam pembantaian tersebut. Pada tahun 1870 mereka mengekskomunikasi Isaac Haight dan John D. Lee dari Gereja.

Pada tahun 1874 hakim agung wilayah itu mendakwa sembilan orang atas peranan mereka dalam pembantaian itu. Sebagian besar dari mereka akhirnya ditangkap, meskipun hanya Lee yang diadili, dihukum, dan dieksekusi atas tindak kejahatan tersebut. Seorang pria lain yang didakwa berbalik menjadi bukti negara bagian [secara sukarela bersaksi dan memberikan bukti terhadap tertuduh lainnya], dan yang lainnya menghabiskan bertahun-tahun lari dari hukum. Orang militer lainnya yang melakukan pembunuhan masal tersebut menjalani sepanjang sisa hidup mereka dengan perasaan bersalah yang mengerikan dan mimpi buruk yang berulang mengenai apa yang telah mereka lakukan dan lihat” (Richard E. Turley Jr., “The Mountain Meadows Massacre,” Ensign, September 2007, 20).

Garis waktu tentang peristiwa seputar Pembantaian Mountain Meadows

Kamis, 3 September 1857: Sebuah kereta wagon dengan sekitar 140 orang, kebanyakan dari Arkansas menyusuri Cedar City, Utah. Sejumlah anggota kereta wagon itu terlibat konflik dengan beberapa Orang Suci Zaman Akhir setempat. Setelah beberapa anggota kereta wagon menolak penangkapan, para pemimpin Gereja dan sipil di Cedar City mencari izin dari William Dame, komandan distrik militer di dekat Parowan, agar memanggil milisi untuk menghadapi para emigran.

Jumat, 4 September 1857: William Dame mengirim pesan jawaban yang memerintahkan para pemimpin di Cedar City untuk tidak bertindak apa pun terhadap para emigran. Isaac C. Haight dan para pemimpin lainnya di Cedar City membuat rencana untuk membujuk orang-orang Indian setempat agar menyerang kereta wagon emigran. Haight merekrut John D. Lee dari Fort Harmony untuk memimpin serangan tersebut.

Minggu, 6 September 1857: Isaac C. Haight mengetuai sebuah pertemuan dewan di Cedar City dan memberitahukan kepada beberapa pemimpin setempat tentang rencana untuk menyerang para emigran. Beberapa pemimpin menolak rencana ini dan membujuk Haight untuk mengirim seorang utusan, James Haslam, untuk mencari nasihat Presiden Brigham Young tentang masalah tersebut.

Senin, 7 September 1857: John D. Lee dan orang-orang Indian menyerang kereta wagon emigran di Mountain Meadows. James Haslam, yang membawa surat permintaan arahan dari Presiden Brigham Young, meninggalkan Cedar City menuju Salt Lake City. Dua anggota milisi Cedar City menyerang dua emigran yang berada di luar lingkaran wagon. Satu emigran selamat dan kembali ke lingkaran, membawa berita bahwa para pemukim setempat menyerang para emigran.

Selasa, 8 September 1857: John D. Lee dan orang-orang Indian berperan serta dalam dua serangan lagi terhadap kereta wagon. Para emigran berhasil mempertahankan posisi mereka, namun orang-orang Cedar City membunuh dua orang lagi yang berusaha meloloskan diri dan mencari bantuan.

Rabu, 9 September 1857: Isaac C. Haight melakukan perjalanan dari Cedar City ke Parowan untuk bertemu dengan William Dame. Dewan Parowan memutuskan bahwa rombongan emigran tersebut hendaknya diizinkan untuk pergi dalam perjalanan mereka dengan damai, namun Haight secara diam-diam melobi untuk dan menerima izin Dame untuk memanggil milisi untuk menyerang para emigran yang terkepung tersebut.

Kamis, 10 September 1857: Isaac C. Haight kembali ke Cedar City dan berunding dengan William Dame. Mereka mengirimkan perintah untuk membunuh semua emigran kecuali anak-anak kecil. James Haslam tiba di Salt Lake City, menyampaikan pesan Haight, dan mulai melakukan perjalanan pulang ke Cedar City dengan jawaban Presiden Young.

Jumat, 11 September 1857: Anggota milisi setempat memancing sisa emigran keluar dari kamp mereka. Milisi dan orang-orang Indian menyerang dan membunuh para emigran, kecuali 17 anak-anak kecil.

Minggu, 13 September 1857: James Haslam kembali dari Salt Lake City dengan petunjuk tertulis Brigham Young agar membiarkan para emigran pergi dengan damai.

1859: Para pejabat federal mengambil anak-anak yang masih hidup dan mengembalikan mereka ke Arkansas untuk tinggal bersama sanak keluarga.

1870: Presiden Brigham Young mempelajari perincian tambahan mengenai pembantaian dan ekskomunikasi Isaac C. Haight dan John D. Lee.

1874: Sembilan orang didakwa oleh hakim agung wilayah atas peranan mereka dalam pembantaian.

1875: John D. Lee adalah satu-satunya pelaku yang berusaha, namun hasil dari kasus itu dalam penangguhan hakim.

1876: John D. Lee diadili kembali dan didakwa atas pembunuhan karena peranannya dalam pembantaian.

Jumat, 23 Maret 1877: John D. Lee dieksekusi oleh regu tembak di Mountain Meadows.

Perang Utah

Pada pertengahan tahun 1857, para pemimpin Orang-Orang Suci Zaman Akhir mendengar rumor bahwa pemerintah federal akan mengganti Brigham Young dengan seorang gubernur baru di Wilayah Utah, yang akan didukung oleh sejumlah besar tentara federal. Rumor ini dibenarkan pada tanggal 24 Juli oleh para pria Orang-Orang Suci Zaman Akhir yang telah datang ke Salt Lake City dari timur (lihat Ronald W. Walker, Richard E. Turley Jr., and Glen M. Leonard, Massacre at Mountain Meadows: An American Tragedy [2008], 30). Abraham Smoot, Judson Stoddard, and Orrin Porter Rockwell tiba di Salt Lake City pada tanggal 23 Juli dengan berita tentang mendekatnya pasukan tersebut. Keesokan harinya mereka membawa berita itu ke Big Cottonwood Canyon, di mana Brigham Young dan banyak Orang Suci tengah merayakan perayaan ke-10 kedatangan pionir ke Lembah Salt Lake (lihat Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 [buku pedoman Church Educational System, 2003], 400–402).

Presiden Brigham Young dan para pemimpin Gereja lainnya percaya mendekatnya pasukan-pasukan federal memiliki niat permusuhan terhadap Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Di awal bulan Agustus 1857, para pemimpin Gereja mengumumkan rencana untuk mencegah atau menahan pasukan-pasukan bersenjata itu dari memasuki Wilayah Utah. Pada tanggal 15 September 1857, Brigham Young memaklumkan darurat militer di wilayah itu. Dia juga “memerintahkan Legiun Nauvoo untuk bersiap bagi invasi. Di hampir setiap komunitas Utah, persiapan untuk pertahanan ditingkatkan. Dia juga memerintahkan para uskup di desa-desa untuk bersiap membakar segala sesuatu seandainya perang benar-benar pecah” (Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, 402).

Para anggota Legiun Nauvoo [nama diambil oleh milisi Wilayah Utah] dikirim untuk mengacaukan pasukan federal sewaktu mereka berjalan kaki menuju wilayah itu. “Para [anggota legiun] membakar jumlah seluruhnya tujuh puluh empat wagon, yang memuat cukup perbekalan untuk memperlengkapi pasukan besar selama tiga bulan. Mereka juga menangkap seribu empat ratus dari dua ribu ternak yang menyertai ekspedisi tersebut” (Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, 405). Ini memperlambat perjalanan kaki pasukan tersebut dan mencegah mereka dari memasuki Lembah Salt Lake sampai musim semi 1858.

Pada bulan Maret 1858, Presiden Young memerintahkan Orang-Orang suci untuk mengevakuasi semua permukiman di bagian utara Utah. Orang-Orang Suci “menyembunyikan semua batu yang telah dipotong untuk Bait Suci Salt Lake, dan diratakan serta ditutupi di atas landasannya sehingga tanah itu menyerupai ladang yang dibajak dan tetap tak terganggu” (Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, 408). Rumah-rumah dan bangunan lainnya di Salt Lake City dipenuhi dengan jerami sehingga itu dapat dibakar daripada diduduki oleh tentara. Lebih dari 30.000 Orang Suci melakukan perjalanan mereka menuju Provo dan kota-kota lainnya di pusat dan bagian selatan Utah, di mana para anggota Gereja lainnya membantu untuk menampung dan merawat mereka.

Gereja dan para pemimpin wilayah di Salt Lake City rmengatasi konflik dengan pemerintahan Amerika Serikat melalui pembicaraan dan negosiasi damai. Pada bulan April 1858, para pemimpin Gereja menyambut gubernur wilayah yang baru, Alfred Cumming, ke Salt Lake City. Brigham Young menyampaikan catatan wilayah dan menjamin kepada gubernur yang baru serta membangun hubungan yang baik dengannya. Di awal bulan Juni, para utusan yang dikirim oleh Presiden James Buchanan tiba di Salt Lake City dengan membawa tawaran pengampunan bagi Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Para pemimpin Gereja menerima tawaran ini, yang membersihkan Legiun Nauvoo dari kesalahan dalam kegiatan perampokan pada gerbong-gerbong perbekalan tentara. Pada tanggal 26 Juni, pasukan tentara dengan damai memasuki ibu kota yang tenang dan masih sangat sepi. Karena pasukan tidak mengganggu harta milik Orang-Orang Suci, Orang-Orang suci yang tetap di kota tidak bereaksi terhadap ancaman mereka untuk membakar bangunan-bangunan. Setelah tinggal di kota itu selama beberapa hari, pasukan tentara itu pergi dan mendirikan pos baru sekitar 46 mil (77 km) di barat daya Salt Lake City, yang mereka namai Camp Floyd. Pada tanggal 1 Juli 1858, Brigham Young mengarahkan Orang-Orang Suci untuk kembali ke rumah-rumah mereka di bagian utara Utah (lihat Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, 407–409).

Apa yang terjadi pada anak-anak emigran yang selamat dari pembantaian tersebut?

Beberapa Orang Suci Zaman Akhir mengambil dan merawat anak-anak emigran yang selamat dari pembantaian. Pada tahun 1859, mengambil hak asuh terhadap anak-anak ini dan mengembalikan mereka kepada sanak keluarganya di Arkansas.

Apakah para anggota kereta wagon emigran meracuni orang-orang Indian?

Richard E. Turley Jr., asisten sejarawan dan pencatat Gereja, menjelaskan:

Gambar
Richard E. Turley Jr.

“Beberapa sejarah tradisional Utah tentang apa yang terjadi di Mountain Meadows telah menerima klaim bahwa keracunan juga berkontribusi pada konflik—bahwa para emigran Arkansas sengaja meracuni mata air dan bangkai sapi di dekat pusat kota Utah di Fillmore, yang menyebabkan penyakit dan kematian di antara orang-orang Indian setempat. Menurut kisah ini, orang-orang Indian menjadi marah dan mengikuti para emigran ke Mountain Meadows, di mana mereka akan melakukan kekejaman itu sendiri atau memaksa para pemukim Orang-Orang Suci Zaman Akhir yang ketakutan untuk bergabung dengan mereka dalam serangan itu. Penelitian sejarah menunjukkan bahwa kisah-kisah ini tidaklah akurat.

Meskipun benar bahwa sejumlah ternak emigran sekarat di sepanjang jalan, termasuk dekat Fillmore, kematian itu tampaknya akibat dari penyakit yang memengaruhi ternak sapi pada tahun 1850-an di sepanjang jalan darat. Manusia tertular penyakit dari hewan yang terinfeksi melalui luka terbuka atau luka atau melalui makan daging yang terkontaminasi. Tanpa pemahaman modern ini, orang-orang mencurigai masalah itu disebabkan oleh keracunan” (“The Mountain Meadows Massacre,” Ensign, September 2007, 16).

Tindakan-tindakan yang disayangkan oleh anggota Gereja

Pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama dapat membantu kita mengetahui bagaimana menanggapi jika kita pernah belajar tentang kesalahan-kesalahan oleh para pemimpin Gereja:

Gambar
Presiden Dieter F. Uchtdorf

“Jika ingin benar-benar jujur, ada kalanya ketika anggota atau pemimpin dalam Gereja telah membuat kesalahan. Mungkin ada beberapa hal yang dikatakan atau dilakukan yang tidak selaras dengan nilai, asas, atau doktrin kita.

Saya mengira Gereja akan sempurna hanya jika dijalankan oleh makhluk yang sempurna. Allah adalah sempurna, dan ajaran-Nya murni. Tetapi Dia bekerja melalui kita—anak-anak-Nya yang tidak sempurna—dan orang yang tidak sempurna membuat kesalahan .…

Begitulah adanya dari dahulu dan akan begitu adanya sampai hari sempurna itu ketika Kristus Sendiri memerintah secara pribadi di atas bumi.

Adalah disayangkan bahwa beberapa telah tersandung karena kesalahan yang dibuat manusia. Tetapi terlepas dari ini, kebenaran kekal dari Injil yang dipulihkan yang ditemukan dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir tidaklah ternodai, berkurang, atau dihancurkan” (“Mari, Bergabunglah Bersama Kami,” Ensign atau Liahona, November 2013, 22–23).

Pembantaian Mountain Meadows

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Pembantaian Mountain Meadows, pergilah ke Topik Injil di LDS.org dan telusuri “Mountain Meadows Massacre.”