Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 19: Pekerjaan Misionaris: ‘Untuk Menjangkau Setiap Hati Umat Manusia’


Bab 19

Pekerjaan Misi: “Untuk Menjangkau Setiap Hati Umat Manusia”

“Ada suatu cara untuk menjangkau setiap hati umat manusia, dan merupakan urusan Anda untuk menemukan cara tersebut menuju hati orang-orang kepada siapa Anda dipanggil.”

Dari Kehidupan Lorenzo Snow

Lorenzo Snow dibaptis di Kirtland, Ohio, di mana dia menelaah bahasa Ibrani di sebuah kelas bersama Nabi Joseph Smith dan para pemimpin Gereja lainnya. Dia berharap suatu hari untuk mengejar “pendidikan klasik” di sebuah perguruan tinggi di Amerika Serikat sebelah timur.1 Tetapi sewaktu dia bekerja menuju gol ini, dia mulai merasa suatu tarikan ke arah tujuan yang lain. Dia belakangan mengenang:

“Saya menerima [kebenaran Injil] dengan hati terbuka, dan saya bertekad untuk tidak berdiam sampai di sana .… Saya mulai sedikit cemas dalam pikiran saya apakah, setelah menerima pengetahuan yang mengagumkan ini, adalah pantas bagi saya untuk tetap tinggal tanpa bersaksi berkaitan dengannya. Para pemuda yang telah dikirim ke misi kembali dan bersaksi tentang berkat-berkat yang telah menyertai mereka …, dan saya mulai memikirkan berpikir bahwa, alih-alih mempersiapkan diri untuk suatu perguruan tinggi atau universitas di timur, saya seharusnya mulai keluar dan memberikan kesaksian tentang apa yang sedemikian penuhnya telah Tuhan berikan kepada saya pengetahuannya. Pada waktu yang sama saya tidak suka menghentikan harapan saya untuk pendidikan, karena saya telah memilikinya dalam benak untuk waktu yang lama, dan saya pada waktu itu memiliki kesempatan dan sarana untuk mencapainya.”

Bergumul dengan perasaannya, dia bertanya kepada seorang teman yang dipercayai untuk advis, “Saya memberi tahu dia apa yang saya inginkan, dan dia berkata, ‘Brother Snow, saya tidak ingin memberikan kepada orang lain nasihat seperti itu sebagaimana saya rasakan harus saya berikan kepada Anda, dalam keadaan ini. Jika saya pada posisi Anda, saya akan melanjutkan dengan keinginan saya dan memperoleh pendidikan.’ Itu adalah tepat yang saya inginkan untuk dia katakan, dan itu menyenangkan saya. Saya merasa puas hati untuk suatu masa; tetapi pada musim dingin, mendengarkan para Penatua muda ini bersaksi tentang keberhasilan mereka dalam mengkhotbahkan Injil, saya mulai berpikir tentang hal itu lebih banyak lagi. Tuhan telah memberi saya pengetahuan bahwa Dia akan datang ke bumi, dan bahwa ada persiapan yang perlu dibuat: Dia telah memberi saya segalanya yang telah saya minta, dan lebih banyak lagi; karena pembaptisan yang saya terima dari Roh Kudus dan pengetahuan sempurna yang kemudian diberikan kepada saya adalah lebih nyata dan meyakinkan daripada pencelupan saya di dalam air yang dingin; dan saya merasa bahwa ada tanggung jawab yang berdiam pada diri saya. Demikianlah saya menutup buku-buku saya [dan] mengesampingkan bahasa Latin dan Yunani saya.”2

Setelah membuat keputusan ini, Lorenzo Snow melayani misi di negara bagian Ohio pada tahun 1837. Dia belakangan melayani di misi-misi yang lain—pertama di negara bagian Missouri, Illinois, Kentucky, dan Ohio, dan kemudian di Inggris, Italia, Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat sebelah barat laut, dan negara bagian Wyoming. Saat dia berada di Inggris, dia menulis sepucuk surat kepada bibinya, menjelaskan mengapa dia rela meninggalkan rumah dan melayani sebagai misionaris, “Pemikiran bahwa saya berada antara 6.400 dan 8.000 kilometer dari rumah masa kanak-kanak saya dan semua teman masa lalu, kebanggaan saya, secara sangat alami mendorong pertanyaan ini, Mengapa saya berada di sini? …. Saya di sini karena Allah telah berfirman, dan membangkitkan seorang Nabi, yang melaluinya Dia telah memulihkan kegenapan Injil yang abadi, dengan segala karunia, kuasa, tata cara, dan berkatnya; dengan maklumat kepada semua orang, ‘Bertobatlah, karena kerajaan surga sudah di depan mata.’ Dalam pemeliharaan Allah, saya telah dipanggil sebagai seorang duta, untuk membawa pesan ini kepada bangsa-bangsa di bumi, yang saya sadari memberikan kepada saya tanggung jawab besar yang tidak dapat saya tunaikan tanpa bantuan dari Yang Mahakuasa.”3

Presiden Snow selalu bersyukur atas keputusan yang telah dia buat untuk melayani Tuhan sebagai misionaris. Pada bulan September 1901, pada usia 87 tahun, dia berkata, “Saya memperoleh sukacita bahkan sekarang saat merenungkan pekerjaan misi saya. Perasaan yang dihasilkan oleh pengalaman-pengalaman istimewa ini telah menjadi bagian dan kemasan bahkan dari keberadaan saya”4 [lihat saran 1 pada halaman 272].

Ajaran-Ajaran Lorenzo Snow

Setelah menerima kegenapan Injil, kita berhasrat untuk menolong orang lain bersukacita dalam berkat-berkat yang sama.

Ketika seseorang menerima pengetahuan, dia didorong untuk membagikannya kepada orang lain; ketika seseorang menjadi bahagia, roh yang mengelilinginya mengajarinya untuk berusaha menjadikan orang lain bahagia .… Adakah kesempatan bagi seseorang menjadi bahagia tanpa pengetahuan tentang Injil Kristus? … Walaupun di dunia [orang-orang] mencoba untuk menjadikan diri mereka bahagia, masih saja mereka tidak berhasil dalam apa yang mereka berjuang untuk capai. Mereka tidak dapat bahagia, kecuali berdasarkan satu asas, dan itu adalah dengan memeluk kegenapan Injil, yang mengajari kita untuk tidak menunggu sampai kita masuk ke dalam kekekalan sebelum kita mulai menjadikan diri kita bahagia, tetapi itu mengajari kita untuk berjuang di sini untuk menjadikan diri kita dan mereka yang di sekitar kita bersukacita dalam berkat-berkat dari Yang Mahakuasa.

Ini, karenanya, hendaknya menjadi target dan sasaran kita: untuk belajar menjadikan diri kita berguna; untuk menjadi penyelamat bagi sesama manusia kita; untuk belajar bagaimana menyelamatkan mereka; untuk menyampaikan kepada mereka pengetahuan tentang asas-asas yang perlu untuk mengangkat mereka pada tingkat kecerdasan yang sama yang kita sendiri miliki.5

Pergi dan carilah teman di antara individu-individu dengan siapa Anda dikelilingi; atau pilihlah satu dan berusahalah mengilhami perasaannya, imannya, keadaannya serta pikirannya dan cobalah untuk menerangi mereka dan jika mereka adalah pendosa, berikhtiarlah untuk menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka, dan bawalah mereka dari penawanan mereka dimana mereka ditempatkan untuk berperan serta dalam terang serta kemerdekaan dimana Anda berperan serta di dalamnya, karena dengan cara ini Anda dapat melakukan kebaikan melalui informasi yang telah Tuhan berikan kepada Anda6 [lihat saran 2 pada halaman 272].

Para misionaris bersedia melakukan pengurbanan untuk menolong orang lain sampai pada pengetahuan tentang kebenaran.

Belum lagi lama para Orang Suci menjadi agak leluasa bermukim di lembah-lembah ini [di Utah] maka para hamba Tuhan memalingkan perhatian mereka lagi pada pekerjaan misionaris yang besar yang diembankan pada Gereja.

Kita berada di tengah kemiskinan dan berjuang untuk menjadikan tanah ini dapat dihuni, tetapi kita tidak dapat melalaikan kewajiban milik kita untuk menyebarkan Injil secara luas; karena Tuhan telah memberikan perintah bahwa itu hendaknya dikhotbahkan ke seluruh dunia. Itu adalah salah satu bukti tentang keilahian dari pekerjaan ini bahwa di tengah dari segala penghalauan dan penganiayaan mereka para Orang Suci Zaman Akhir dengan setia telah berupaya untuk melaksanakan perintah Tuhan ini.

Pada konferensi umum Gereja yang diadakan pada bulan Oktober 1849—hanya dua tahun setelah para pionir memasuki lembah [Salt Lake]—sejumlah Penatua dipanggil untuk membuka misi di wilayah-wilayah berbeda di bumi. Empat dari Dua Belas Rasul ditugasi untuk memimpin. Rasul Erastus Snow dipanggil untuk pergi ke Skandinavia, Rasul John Taylor ke Prancis, saya sendiri ke Italia, dan Rasul Franklin D. Richards ke Inggris, karena sebuah misi telah ditegakkan. Dalam keadaan yang sangat miskin yang kami alami pada waktu itu, dengan keluarga-keluarga kami yang nyaris papa, ini merupakan pengupayaan yang besar bagi kami; tetapi Tuhan telah memanggil, dan kami merasa harus menanggapi, tidak masalah pengurbanan apa yang terlibat di dalamnya.7

Kita mendedikasikan hidup kita yang kita anggap tidak berarti bagi kita, supaya dunia boleh memahami bahwa ada seorang Allah dalam dunia-dunia kekal; supaya mereka boleh memahami bahwa Allah ada hubungannya pada waktu sekarang dengan urusan anak-anak manusia. Dunia sedang terbenam ke dalam perasaan dan pendapat tentang ketidaksetiaan. Bahkan di antara kaum Kristen dari keluarga umat manusia, ribuan dan puluhan ribu orang, walaupun mereka tidak bersedia untuk mengakuinya karena itu tidak populer, tidaklah percaya bahwa Allah ada hubungannya dengan anak-anak manusia. Kita harus maju dan melakukan pengurbanan supaya kepercayaan dan pengetahuan itu boleh datang kepada anak-anak manusia.8

Ketika kami memanggil para misionaris muda untuk pergi ke bangsa-bangsa di bumi, mereka memberikan perhatian pada masalah itu, dan setelah mendengar pengalaman dari mereka yang telah berada di dunia sebagai misionaris, bukanlah merupakan salah satu hal yang paling menyenangkan bagi seseorang untuk mengantisipasi melalui pencobaan dan kesulitan yang dapat mereka lihat akan harus mereka lewati. Tetapi kebajikan ditemukan dalam kesediaan mereka untuk mulai pergi, dan untuk patuh dengan persyaratan itu.9

Ada hal-hal tentang misi yang tidak semuanya menyenangkan bagi para Penatua muda kita. Mereka menyadari bahwa mereka harus mengurbankan kesenangan di rumah, dan mereka memahami bahwa mereka pergi ke antara orang-orang yang tidak akan selalu merasa bersyukur atas apa yang harus mereka katakan kepada mereka; namun, di sisi yang lain, mereka merasa bahwa mereka memiliki benih-benih kehidupan dalam kepemilikan mereka, dan bahwa jika mereka dapat menemukan pria atau wanita yang jujur, Roh Tuhan akan bekerja dalam hati mereka dan barangkali mereka akan menerima pesan yang mulia ini yang harus mereka sampaikan. Ini memberikan kepada mereka kesenangan dan kepuasan. Hal yang lain, mereka melihat dalam pengalaman ini suatu kesempatan bagi mereka untuk memperoleh apa yang akan bernilai besar bagi mereka dalam tugas-tugas mereka mendatang. Adalah hal yang aneh bahwa di antara ribuan surat yang telah saya terima dari mereka yang telah dipanggil untuk pergi misi—sebagian besar para pemuda—saya hanya dapat berpikir tentang satu kasus dimana penolakan diberikan. Mengapa ini terjadi? Itu adalah karena roh kasih dan kebakaan, Roh dari Yang Mahakuasa, berada di atas para Penatua muda ini, dan mereka telah menerima pernyataan yang mengilhami mereka untuk melakukan apa yang dengan cara lain tidak ada pancingan yang dapat mendorong mereka untuk melakukannya10 [lihat saran 3 pada halaman 272].

Para misionaris hendaknya tidak pernah melupakan bahwa mereka adalah para duta surga, pembawa kabar baik dan gembira.

Kita mengutus para Penatua kita untuk mengkhotbahkan Injil. Siapa yang mengutus mereka? … Allah Israel yang mengutus mereka. Ini adalah pekerjaan-Nya. Tidak ada manusia fana yang sedemikian tertarik dalam keberhasilan seorang Penatua ketika dia mengkhotbahkan Injil seperti Tuhan yang mengutusnya untuk berkhotbah kepada orang-orang yang adalah anak-anak Tuhan. Dia memperanakkan mereka di dunia yang lain, dan mereka datang ke sini karena Tuhan menginginkan mereka datang.11

Kami merasa bahwa Anda [para misionaris] akan membuat keberhasilan besar, karena kami merasa dan mengetahui bahwa Anda telah dipanggil oleh Allah. Kebijaksanaan manusia tidak akan pernah memikirkan pekerjaan yang demikian seperti ini. Saya terkejut ketika saya berpikir tentang kebesarannya. Saya dapat mengatakan bahwa itu adalah pekerjaan yang diperlukan pada waktu ini: dan saya merasa bahwa Anda akan masuk ke dalamnya dengan seluruh jiwa Anda. Kembangkan Roh Yesus ketika Dia berfirman Dia tidak dapat melakukan apa pun kecuali apa yang Bapa-Nya berikan untuk Dia lakukan [lihat Yohanes 5:30].

Tidak masalah kesulitan dan kehilangan yang nyata; benamkan kepentingan Anda sendiri, maka keberhasilan Anda akan besar dan mulia, dan seluruh Gereja akan merasakan dampak dari pekerjaan Anda.

Tidak masalah pengabaian dari sejumlah orang yang di antaranya Anda akan bekerja di antara mereka, dan sedikit kekecewaan yang akan Anda temui; Roh Tuhan akan berada di atas diri Anda, dan Anda akan menggugah roh dari mereka yang Anda layani, serta menaklukkan pengabaian mereka; … Anda akan dipuaskan karena Anda telah melakukan pekerjaan yang untuknya Anda telah dikirim untuk lakukan ….

Anda memiliki wewenang yang paling penuh dianugerahkan ke atas diri Anda, tetapi Anda tidak perlu berbicara tentang ini sama sekali. Anda akan menemukan bahwa tidak perlu untuk berbicara tentang ini; Roh Tuhan akan mengukuhkannya, dan orang-orang akan merasa bahwa Anda menyandangnya, dan pengukuhan serta perasaan ini akan menjadi wewenang Anda.

Anda akan menemukan beberapa orang yang berpikir mereka lebih tahu daripada Anda, tetapi jika Anda akan melakukan tugas Anda seperti yang disarankan, sebelum Anda meninggalkan mereka, mereka akan merasakan bahwa Anda memiliki sedikit lebih banyak daripada yang mereka miliki, dan bahwa Anda telah memberkati mereka serta menolong mereka .…

Cobalah menjadikan diri Anda menyenangkan bagi mereka kepada siapa Anda diutus. Kerendahan hati yang Anda perlihatkan dan Roh Tuhan yang berada di atas diri Anda, akan memperlihatkan kepatutan Anda untuk jabatan yang Anda dipanggil untuk duduki. Cobalah untuk memahami sifat manusia dan bertindak sesuai dengan itu, untuk menjadikan setiap orang bahagia dan segala sesuatunya menyenangkan .…

Ada suatu cara untuk menjangkau setiap hati umat manusia, dan merupakan urusan Anda untuk menemukan cara tersebut menuju hati orang-orang kepada siapa Anda dipanggil ….

Saya merasa dalam hati saya harus mengatakan, semoga Allah memberkati Anda. Anda akan ditetapkan sebelum Anda pergi, dan kami akan berdoa bagi Anda dan akan sangat peduli terhadap Anda. Jadilah lembut hati dan rendah hati. Ketika Anda memandang orang-orang yang hadir, dua motivasi mungkin mengilhami Anda; pertama, agar Anda mungkin berbicara dengan baik dan membuat kesan yang baik kepada orang yang hadir sebagai seorang pembicara; dan, berikutnya, pertanyaannya akan muncul, untuk apa saya di sini? Untuk menabur benih-benih kehidupan ke dalam hati mereka yang berada di antara orang-orang yang hadir ini; dan doa hendaknya muncul dalam hati Anda, “Ya Tuhan, semoga adanya demikian; bolehkah saya memiliki kuasa melalui Roh-Mu untuk menyentuh hati orang-orang-Mu ini?” Doa yang sangat singkat itu saja yang seorang penatua perlu ucapkan. Itulah saja yang perlu Anda lakukan. “Bolehkah saya mengatakan sesuatu untuk menyelamatkan jiwa-jiwa ini?” Inilah yang Presidensi Utama … dan semua saudara Anda inginkan Anda lakukan.12

Palingkan perhatian Anda untuk mencerahkan baju zirah rohani Anda. Saya menemukan bahwa ketika masalah-masalah duniawi saya semuanya dikesampingkan, pandangan saya pun tunggal pada hal-hal rohani. Berdoalah, brother sekalian, dan janganlah berpikir tidak ada gunanya berpuasa .… Janganlah terlalu banyak bergurau, [dan] berhati-hatilah untuk tidak memilukan Roh. Saya menemukan ketika berada di misi saya, setelah satu atau dua minggu saya dapat melupakan rumah, dan Roh Allah menopang saya. Roh cenderung pada kebebasan dan kegembiraan, tetapi janganlah terlalu bergembira .… Teruslah dengan sungguh-sungguh agar Anda boleh memiliki Roh Allah berada di atas diri Anda dari mahkota kepala Anda hingga telapak kaki Anda.13

Para Penatua yang bekerja di kebun anggur hendaknya tidak pernah kehilangan pandangan tentang kenyataan bahwa mereka adalah para duta surga, pembawa kabar baik dan gembira kepada orang-orang yang tidak mengenal Tuhan .…

Ketika Nabi Joseph Smith mengutus para Penatua pertama ke negeri asing, dia melihat sebelumnya penerimaan yang akan diberikan kepada mereka, dan dia memberi tahu mereka bahwa sementara secara komparatif hanya sedikit yang akan menerima mereka sebagai hamba Allah, sebagian besar akan menolak mereka, dan tidak mengindahkan perihal pesan mereka. Ini telah menjadi situasi dari para hamba Allah sejak awal zaman, dan kita harus berpuas hati dengan hasil dari pekerjaan yang setia, bahkan jika hanya beberapa orang yang melalui kita dibawa pada pengetahuan tentang kebenaran .…

Saya berharap dan berdoa agar tidak ada Penatua yang bekerja … akan sejauh itu melupakan dirinya sendiri sehingga menjadi mangsa dari godaan dunia. Hanya ada satu jalan yang aman untuk menghindar menjauh darinya, dan itu adalah dengan mengelak dari yang jahat, ya, bahkan penampakan dari yang jahat. Godaan dalam suatu atau lain bentuk akan ditunjukkan kepada mereka. Inilah urusannya musuh dari keselamatan kita; tetapi adalah urusan para Penatua Israel untuk bangkit di atas godaan, dan untuk melakukan ini dengan berhasil mereka harus menjaga diri mereka tak ternoda dari dunia .… Sejauh mereka mengolah dan menghargai semangat dari misi mereka, dan menyadari pentingnya pemanggilan tinggi mereka dalam Kristus Yesus, dan hidup dalam semangat yang sama, mereka akan mampu berdiri sebagai pembimbing dan penyelamat bagi orang-orang, mencerminkan bagi mereka terang surga, dan menjadi tidak seperti orang-orang yang lain; tetapi jika mereka melanggar memasuki tanah musuh dan mengambil bagian dalam semangat dunia, mereka akan dilucuti dari kekuatan mereka dan menjadi seperti orang-orang yang lain, hanya pantas untuk pulang ke rumah untuk merasakan dukacita dari yang terjatuh, dan untuk menyebabkan hati orang-orang yang mereka kasihi berduka nestapa karena kondisi mereka .… Sejauh mereka secara berkelanjutan akan mencari Tuhan dalam kerendahan hati, dengan memiliki pandangan tunggal pada kehormatan dan kemuliaan-Nya, dan menghasratkan dalam hati mereka keselamatan jiwa manusia, dan melakukan semampu mereka untuk mendatangkan keselamatan mereka, mereka akan memperoleh sukacita yang melampaui ungkapan untuk kerja mereka dalam daging, dan pada akhirnya akan menjadi para pengambil bagian bersama Bapa dan Putra dalam hal-hal yang terlalu besar dan mulia bagi kefanaan untuk pahami atau renungkan14 [lihat saran 4 dan 5 pada halaman 272].

Hati kita bersukacita sewaktu kita menolong orang lain menerima kegenapan Injil.

Kami berharap … di pihak kita, untuk menunaikan pekerjaan ini, banyak kesabaran, iman, ketekunan, kegigihan, dan kepanjangsabaran akan perlu dikerahkan dan dialami; tetapi di kota-kota … di mana pada akhirnya ribuan orang menerima Injil, dalam beberapa kejadian berbulan-bulan dihabiskan dalam pekerjaan yang tampaknya tanpa hasil sebelum perhatian dan ketaatan yang pantas pada asas-asas itu dapat diperoleh .… Kita mungkin dalam beberapa [kasus] tidak hanya telah menghabiskan berbulan-bulan, tetapi barangkali bertahun-tahun; tetapi kami merasa diyakinkan, bahwa melalui iman, doa, kerja, dan berkat Tuhan, kita pada akhirnya akan mengatasi dan menang atas semua kesulitan ini demi kehormatan dan kemuliaan Allah; dan di samping itu, diri kita sendiri juga akan memperoleh kepuasan bahwa kita telah melakukan tugas kita, dan membersihkan pakaian kita dari darah semua orang.15

Pada [satu] kejadian, sebelum melanjutkan ke Italia, saya mengunjungi Konferensi Manchester, Macclesfield, Birmingham, Cheltenham, London, Southampton dan South Conference [di Inggris] .… Saya memperoleh kesenangan bertemu dengan banyak orang bagi siapa saya pernah menjadi sarana dalam membawa mereka ke dalam Gereja [delapan tahun sebelumnya]; dan saya tidak perlu mengatakan kepada Anda bahwa bertemu kembali dengan orang-orang ini benar-benar suatu sukacita yang selalu menyenangkan untuk direnungkan. Rasul Yohanes berkomentar pada zamannya, “Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita.” [1 Yohanes 3:14]. Kasih ini yang dirasakan dalam hati para Penatua misionaris Gereja kita bagi orang-orang di dunia, yang relatif merupakan orang asing bagi mereka, dan dalam hati orang-orang bagi para Penatua yang membawa kepada mereka pesan Injil, adalah sendirinya merupakan kesaksian yang cukup untuk meyakinkan hati yang jujur bahwa sumbernya adalah ilahi, dan bahwa Allah bersama kita. Perasaan yang sakral dan kudus ini, yang dibangunkan di dalam diri kita oleh Roh Kudus, telah membedakan kita sebagai komunitas dari seluruh sisa keluarga umat manusia; dan ini adalah perasaan yang kelak akan mengubah seluruh dunia, dan meyakinkan orang yang tidak percaya bahwa Allah bukanlah saja Bapa dari kita semua, tetapi bahwa kita adalah teman dan hamba-Nya.16

Pada pelayanan Tuhan saya telah membaktikan hidup saya; segala milik saya telah ditempatkan di atas altar pengurbanan, agar saya boleh menghormati-Nya, melakukan kehendak-Nya secara dapat diterima, dan menyebarkan asas-asas kehidupan di antara anak-anak manusia. Ketika saya memikirkan tentang waktu yang lalu, dan menelusuri tangan Tuhan yang secara menakjubkan membuka jalan saya, dan memakmurkan saya dalam segala hal yang berhubungan dengan misi-misi ini melampaui pengharapan tertinggi saya, saya merasa semakin terdorong untuk maju terus ke masa depan; bahasa sesungguhnya gagal untuk mengutarakan rasa syukur yang mendalam dari hati saya atas berkat-berkat-Nya. Para brother dan Orang Suci yang kebesaran jiwa dan minatnya untuk pekerjaan Allah telah secara khusus dinyatakan dalam misi-misi ini ke atas diri mereka, semoga berkat-berkat dari Yang Mahakuasa dicurahkan dengan kelimpahan yang setara, dan ketika setelah bertahun-tahun mereka akan mendengar suara manis dari ribuan, dan puluhan ribu orang dari bangsa-bangsa itu menyerukan pujian kepada Yang Mahakuasa untuk terang wahyu, kemudian hati mereka juga akan bersukacita dalam kesadaran yang menggembirakan bahwa mereka juga mengambil bagian dalam mendatangkan penebusan yang mulia ini17 [lihat saran 6 pada halaman 272].

Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran

Pertimbangkan gagasan-gagasan ini sewaktu Anda menelaah bab ini atau sewaktu Anda bersiap untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman vii–x.

  1. Bacalah halaman 261–262, dan pertimbangkan jawaban Lorenzo Snow terhadap pertanyaan “Mengapa saya berada di sini?” Dengan cara apa pertanyaan ini bisa memengaruhi semua anggota Gereja dalam kesempatan kita untuk membagikan Injil?

  2. Renungkan nasihat Presiden Snow dalam bagian yang dimulai pada halaman 263. Pikirkan tentang bagaimana Anda bisa mengikuti nasihat ini untuk menolong seseorang menjadi benar-benar bahagia.

  3. Presiden Snow memberi tahu tentang pengurbanan yang dia dan lainnya lakukan sehingga mereka dapat membagikan Injil (halaman 264–266). Apa teladan yang telah Anda lihat tentang orang-orang yang melakukan pengurbanan untuk membagikan Injil? Mengapa menurut Anda orang-orang bersedia untuk melakukan pengurbanan ini?

  4. Bagaimana keyakinan pada (halaman 266–267). bisa menolong misionaris penuh-waktu? Bagaimana mereka dapat menolong kita masing-masing sewaktu kita membagikan Injil? Dengan cara apa kita bisa menggunakan ajaran-ajaran ini untuk menolong seseorang yang ragu-ragu melayani misi?

  5. Sewaktu Anda mengkaji ulang nasihat Presiden Snow pada halaman 266–270, pikirkan tentang bagaimana itu berlaku dalam kehidupan semua anggota Gereja. Sebagai contoh: Menurut Anda apa maknanya “membenamkan kepentingan Anda sendiri”? Apa saja cara-cara berbeda yang mungkin kita temukan untuk “menjangkau setiap hati umat manusia”?

  6. Bacalah alinea terakhir dalam bab ini, yang di dalamnya Presiden Snow memberi tahu tentang sukacita abadi dari pekerjaan misi Kapankah Anda telah mengalami sukacita dari pekerjaan misi? Mengapa kita terkadang perlu bersabar sebelum kita dapat sepenuhnya mengalami sukacita ini?

Tulisan Suci Terkait: Alma 26:1–8, 35–37; A&P 12:7–8; 18:10–16; 84:88

Bantuan Pengajaran: “Mintalah partisipan untuk memilih satu bagian dan membacanya dalam hati. Ajaklah mereka untuk berkumpul dalam kelompok dua atau tiga orang yang memilih bagian yang sama dan membahas apa yang telah mereka pelajari” (dari halaman x dalam buku ini).

Catatan

  1. Journal and Letterbook, 1836–1845, Church History Library, 33; lihat juga “The Grand Destiny of Man,” Deseret Evening News, 20 Juli 1901, 22.

  2. “The Grand Destiny of Man,” 22.

  3. Dalam Eliza R. Snow Smith, Biography and Family Record of Lorenzo Snow (1884), 48.

  4. “Letter from President Snow,” Millennial Star, 12 September 1901, 595.

  5. Deseret News, 15 Mei 1861, 82.

  6. Deseret News, 11 Maret 1857, 3; dalam sumber aslinya, halaman 3 secara keliru diberi label sebagai halaman 419.

  7. Dalam “Scandinavians at Saltair,” Deseret Evening News, 17 Agustus 1901, 8.

  8. Dalam “Laid to Rest: The Remains of President John Taylor Consigned to the Grave,” Millennial Star, 29 Agustus 1887, 549.

  9. Dalam “Report of the Funeral Services Held over the Remains of Daniel Wells Grant,” Millennial Star, 20 Juni 1895, 386.

  10. Dalam Conference Report, April 1901, 2–3.

  11. Deseret Weekly, 12 Mei 1894, 637.

  12. “Instructions to Missionaries,” Improvement Era, Desember 1899, 126–129; Lorenzo Snow memberikan nasihat ini kepada para brother yang baru saja dipanggil untuk melayani sebagai misionaris untuk Mutual Improvement Association [Persatuan Peningkatan Kebersamaan]. Khotbahnya disertakan dalam Improvement Era dengan penjelasan bahwa itu “penuh dengan nasihat dan advis yang bermanfaat untuk setiap pekerja dalam perkara tersebut.”

  13. Dalam Journal History, 9 April 1862, 4.

  14. “Letter from President Snow,” 595–596.

  15. “The Malta Mission,” Millennial Star, 5 Juni 1852, 237.

  16. “Letter from President Snow,” 595.

  17. “Address to the Saints in Great Britain,” Millennial Star, 1 Desember 1851, 365.

“Ketika seseorang menerima pengetahuan, dia didorong untuk membagikannya kepada orang lain; ketika seseorang menjadi bahagia, roh yang mengelilinginya mengajarinya untuk berusaha menjadikan orang lain bahagia.”

“Benamkan kepentingan Anda sendiri, maka keberhasilan Anda akan besar dan mulia, dan seluruh Gereja akan merasakan dampak dari pekerjaan Anda.”