Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 22: Mengajarkan Injil


Bab 22

Mengajarkan Injil

“Tujuan mengajar … [adalah] agar kita boleh menjadi alat di tangan Tuhan dalam mengubah hati individu.”

Dari Kehidupan Howard W. Hunter

Pada konferensi umum April 1972, Penatua Howard W. Hunter, waktu itu anggota Kuorum Dua Belas Rasul, adalah salah seorang pembicara terakhir dalam salah satu sesi. Dia telah mempersiapkan ceramah, tetapi tidak ada cukup waktu yang tersisa dalam sesi itu bagi dia untuk menyampaikannya. “Mengamati jam dinding,” Penatua Hunter berkata, “saya melihat catatan yang telah saya persiapkan dan memasukkannya ke dalam saku saya. Tetapi izinkan saya meluangkan sedikit waktu saja untuk menyebutkan sebuah insiden kecil yang berkesan bagi saya ketika saya masih kecil. Ini terlintas dalam benak saya ketika disebutkan bahwa ada bersama kita sore ini sekelompok besar orang yang berdedikasi yang mengajar remaja kita.

Itu terjadi pagi-pagi sekali di suatu hari musim panas. Saya sedang berdiri dekat jendela. Tirai membatasi saya dengan dua makhluk kecil yang ada di rumput. Yang satu adalah seekor burung besar dan yang lainnya seekor burung kecil, tampaknya baru saja ke luar dari sarang. Saya melihat burung yang lebih besar melompat ke rumput, kemudian menghentakkan kakinya dan memiringkan kepalanya. Dia menarik seekor cacing gemuk dari rumput dan kembali melompat balik. Si burung kecil membuka paruhnya dengan lebar, tetapi burung yang besar itu justru menelan cacingnya.

Kemudian saya melihat burung yang besar itu terbang tinggi ke sebuah pohon. Dia mematuk-matuk kulit pohon sebentar dan kembali dengan sebuah serangga besar di mulutnya. Si burung kecil membuka paruhnya dengan lebar, tetapi burung yang besar itu menelan serangganya. Ada celotehan protes.

Burung yang besar terbang pergi, dan saya tidak melihatnya kembali, tetapi saya memerhatikan burung yang kecil. Setelah beberapa lama, si burung kecil melompat-lompat di rumput, menghentakkan kakinya, memiringkan kepalanya, dan menarik seekor cacing besar dari rumput.

Allah memberkati orang-orang baik yang mengajar anak-anak kita dan kaum remaja kita.”

Pesan singkat Presiden Hunter kemudian diterbitkan di bawah judul “A Teacher.”1

Howard W. Hunter sering menekankan pentingnya pengajaran yang baik di Gereja. Dia menyajikan asas-asas—seperti pentingnya mengajar melalui teladan, diilustrasikan dengan cerita tentang burung tadi—yang dapat membantu guru menjadi lebih efektif dalam memberkati kehidupan mereka yang mereka ajar. Sering kali dia berbicara kepada guru anak-anak dan remaja, membantu mereka memahami tanggung jawab sakral mereka terhadap mereka yang generasi muda. Pada salah satu situasi seperti itu, dia mengatakan:

“Di hadapan saya sekarang saya melihat sebagian dari roh-roh pilihan di bumi .… Saya mencoba untuk memvisualisasikan setiap [dari Anda para guru] bekerja dalam tugas khusus Anda sendiri. Saya bertanya-tanya jenis buah seperti apa yang akan pekerjaan Anda hasilkan. Apakah sebagian dari buah itu akan rusak karena Anda telah gagal mengolah atau menanami tanah yang dipercayakan pada pengurusan Anda; atau apakah seluruh tanah akan ditanami sehingga akan menghasilkan buah baik yang maksimal?

Di lingkungan dan pasak Anda masing-masing … tinggal banyak anak Bapa kita. Seperti Anda, mereka adalah pilihan dalam pandangan-Nya; tetapi, berbeda dengan Anda, banyak yang tidak berpengalaman dan banyak yang masih baru dalam Injil. Tanggung jawab Anda terhadap mereka sungguh besar. Kehidupan mereka dapat dibentuk, mudah dibengkokkan, mudah dicetak, mudah dituntun, jika Anda dapat memperoleh kepercayaan mereka dan memenangkan hati mereka. Anda adalah ‘gembala’ mereka. Anda harus membimbing mereka ke ‘padang rumput yang hijau.’ .…

Betapa ini tantangan, betapa tugas yang penuh sukacita, betapa tanggung jawab sakral yang adalah Anda miliki sekarang! .… Betapa penuh timbang rasa, betapa tenggang rasa, betapa baik hati, betapa lembut, betapa murni hati, betapa harus memiliki kasih yang tidak mementingkan diri seperti yang Tuhan miliki, betapa rendah hati, betapa penuh doanya Anda hendaknya sewaktu Anda memikul kembali pekerjaan Anda untuk menggembalakan domba seperti yang diperintahkan Tuhan untuk Anda lakukan!”2

Gambar
keluarga belajar bersama

Mengajar anak-anak di Gereja mendukung pengajaran orangtua di rumah.

Ajaran-Ajaran Howard W. Hunter

1

Membantu orang lain mengembangkan keyakinan terhadap tulisan suci.

Saya sangat mendorong Anda untuk menggunakan tulisan suci dalam pengajaran Anda dan untuk melakukan segalanya dalam batas kemampuan Anda untuk membantu para siswa menggunakannya dan menjadi nyaman dengannya. Saya ingin remaja kita memiliki keyakinan terhadap tulisan suci, dan saya ingin Anda menafsirkan ungkapan itu dengan dua cara.

Pertama, kita ingin siswa memiliki keyakinan terhadap kekuatan dan kebenaran tulisan suci, keyakinan bahwa Bapa Surgawi mereka benar-benar berbicara kepada mereka melalui tulisan suci, dan keyakinan bahwa mereka dapat berpaling pada tulisan suci dan menemukan jawaban atas masalah-masalah mereka dan doa-doa mereka. Itu adalah satu jenis keyakinan yang saya harapkan Anda berikan kepada siswa Anda, dan Anda dapat memberikannya kepada mereka jika Anda memperlihatkan kepada mereka setiap hari, setiap jam, bahwa Anda percaya pada tulisan suci dengan cara seperti itu. Tunjukkan kepada mereka bahwa Anda sendiri yakin bahwa tulisan suci memiliki jawaban bagi banyak—bahkan sebagian besar—dari masalah kehidupan. Maka ketika Anda mengajar, mengajarlah dari tulisan suci.

Arti [kedua] tersirat yang dalam ungkapan “keyakinan terhadap tulisan suci” adalah untuk mengajarkan kepada siswa kitab-kitab standar sedemikian menyeluruhnya sehingga mereka dapat menelusurinya dengan keyakinan, mempelajari tulisan suci dan khotbah serta teks yang penting yang termuat di dalamnya. Kami akan berharap tidak seorang pun dari siswa Anda akan meninggalkan kelas Anda merasa takut atau tersipu atau malu karena mereka tidak dapat menemukan bantuan yang mereka butuhkan karena mereka tidak mengenal tulisan suci dengan cukup baik untuk menemukan petikan-petikan yang tepat. Berikan kepada anak-anak muda ini pengalaman yang cukup dalam Alkitab, Kitab Mormon, Ajaran dan Perjanjian, serta Mutiara yang Sangat Berharga sehingga mereka memiliki kedua jenis keyakinan yang baru saja saya sebutkan.

Saya sering kali berpikir bahwa kaum muda kita di Gereja akan sangat menyerupai kaum muda lain di luar Gereja jika mereka tidak memiliki penguasaan dan keterampilan akan kitab-kitab standar. Anda semua ingat ayat-ayat yang Nabi Joseph tulis dari ruang tahanannya di Penjara Liberty. Di antaranya dia menulis, “Karena masih ada banyak lagi di atas bumi di antara semua sekte, kelompok, dan golongan agama, yang dibutakan oleh kelicinan manusia yang culas, yang dengannya mereka menanti untuk menipu, dan yang hanya ditahan dari kebenaran karena mereka tidak tahu di mana menemukannya” (A&P 123:12; penekanan ditambahkan).

Kita memiliki tanggung jawab besar sebagai [guru] di Gereja untuk memastikan anggota kita sendiri, kaum muda kita sendiri, tidak jatuh ke dalam kategori tak beruntung itu yang dibutakan, yang menjadi pemuda dan pemudi yang baik, santun, layak yang ditahan dari kebenaran tulisan suci karena mereka tidak mengetahui di mana bisa menemukan kebenaran itu dan karena mereka tidak memiliki keyakinan [dalam menggunakan] kitab-kitab standar mereka.3

2

Ajarkanlah dengan Roh.

Persiapkan dan hiduplah sedemikian rupa sehingga Anda memiliki Roh Tuhan dalam pengajaran Anda. Ada begitu banyak di dunia kita yang menghancurkan perasaan Roh dan begitu banyak yang akan menjauhkan kita dari memiliki Roh bersama kita. Kita perlu melakukan segala yang dapat kita lakukan bagi kaum muda ini yang terus-menerus diserang dan diberodong oleh keduniawian di sekitar mereka. Kita perlu melakukan segala yang mungkin untuk membiarkan mereka merasakan kehadiran yang manis dan meyakinkan dari Roh Tuhan .…

Dalam salah satu wahyu paling dasar dalam dispensasi ini, Tuhan berfirman, “Dan Roh akan diberikan kepadamu melalui doa dengan iman; dan jika kamu tidak menerima Roh janganlah kamu mengajar” (A&P 42:14).

Menurut saya arti ayat ini bukan saja bahwa kita janganlah mengajar tanpa Roh, tetapi juga bahwa kita benar-benar tidak dapat mengajar tanpanya. Mempelajari apa yang rohani tidak dapat terjadi tanpa kehadiran yang memberikan petunjuk dan yang mengukuhkan dari Roh Tuhan. Joseph Smith tampaknya sepakat: “Semua haruslah mengkhotbahkan Injil, melalui kuasa dan pengaruh dari Roh Kudus; dan tidak seorang pun dapat mengkhotbahkan Injil tanpa Roh Kudus” [Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 385].

… Saya menjadi prihatin ketika tampaknya emosi yang kuat atau air mata yang mengalir deras disetarakan dengan kehadiran Roh. Tentu saja Roh Tuhan dapat mendatangkan perasaan emosi yang kuat, termasuk air mata, tetapi pernyataan lahiriah itu seharusnya tidak dikacaukan dengan kehadiran Roh itu sendiri.

Saya telah mengamati banyak di antara saudara-saudara saya Pembesar Umum seiring berjalannya waktu dan kami telah berbagi bersama sejumlah pengalaman rohani yang langka dan tak terkatakan. Pengalaman-pengalaman itu semuanya berbeda, masing-masing istimewa dengan caranya sendiri, dan saat-saat sakral seperti itu mungkin atau mungkin tidak disertai dengan air mata. Sangat sering memang demikian, tetapi kadang-kadang itu disertai dengan keheningan sepenuhnya. Di lain waktu itu disertai dengan sukacita. Itu selalu disertai dengan pernyataan besar dari kebenaran, dari wahyu ke dalam hati.

Berikan kepada siswa Anda kebenaran Injil yang diajarkan dengan kuat; itulah cara untuk memberikan kepada mereka pengalaman rohani. Biarkan kebenaran itu datang secara alami dan sebagaimana adanya, barangkali dengan cucuran air mata, tetapi barangkali juga tidak. Jika apa yang Anda katakan adalah kebenaran, dan Anda mengatakannya dengan murni dan dengan keyakinan yang jujur, para siswa itu akan merasakan roh kebenaran diajarkan kepada mereka dan akan mengenali bahwa ilham dan wahyu telah datang ke dalam hati mereka. Begitulah caranya kita membangun iman. Begitulah cara kita memperkuat kesaksian—dengan kuasa firman Allah yang diajarkan dalam kemurnian dan dengan keyakinan.

Dengarkan kebenaran, simaklah ajaran, dan biarkan pernyataan Roh datang sebagaimana itu mungkin datang dalam banyak dan beragam bentuknya. Tetaplah dengan asas-asas yang kuat; ajarkanlah dari hati yang murni. Maka Roh akan meresap ke dalam pikiran dan hati Anda serta setiap pikiran dan hati siswa Anda.4

3

Ajaklah siswa untuk secara langsung mencari Allah Bapa dan Yesus Kristus.

Saya yakin Anda mengenali potensi bahaya dari … para siswa Anda membangun kesetiaan kepada Anda alih-alih pada Injil .… Itulah sebabnya Anda harus mengajak siswa Anda ke dalam tulisan suci sendiri, bukan hanya memberi mereka penafsiran dan presentasi Anda tentangnya. Itulah sebabnya Anda harus mengajak siswa Anda untuk merasakan Roh Tuhan, bukan hanya memberi mereka pemikiran pribadi Anda tentang itu. Itulah sebabnya, pada akhirnya, Anda harus mengundang siswa Anda secara langsung kepada Kristus, bukan hanya kepada orang yang mengajarkan ajaran-ajaran-Nya, seberapa pun mampunya. Anda tidak akan selalu tersedia bagi para siswa ini .…

Tugas besar kita adalah untuk memancangkan para siswa ini pada apa yang dapat menyertai mereka sepanjang kehidupan, untuk mengarahkan mereka kepada Dia yang mengasihi mereka dan dapat membimbing mereka ke mana tidak seorang pun dari kita akan pergi. Mohon pastikan bahwa loyalitas para siswa ini adalah pada tulisan suci dan Tuhan serta ajaran-ajaran dari Gereja yang dipulihkan. Arahkan mereka kepada Allah Bapa dan Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus, dan kepada kepemimpinan Gereja yang sejati .… Berikan kepada mereka karunia-karunia yang akan mendukung mereka ketika mereka harus berdiri sendiri. Ketika Anda melakukan ini, seluruh Gereja diberkati selama generasi-generasi yang akan datang.5

Gambar
Kelas Pratama

“Cobalah sebaik Anda bisa untuk memikirkan [siswa] secara individu, untuk membiarkan mereka merasakan sesuatu yang pribadi dan istimewa dalam kepedulian Anda, guru mereka.”

4

Berusahalah untuk menggapai individu.

Saya selalu terkesan bahwa Tuhan berurusan dengan kita secara pribadi, secara individu. Kita melakukan banyak hal secara berkelompok di Gereja, dan kita membutuhkan pengaturan yang cukup besar untuk memungkinkan kita mengelola Gereja dengan baik, tetapi begitu banyak hal penting—hal-hal yang paling penting—dilakukan secara individu. Kita memberkati bayi satu per satu, bahkan jika mereka kembar dua atau kembar tiga. Kita membaptiskan dan mengukuhkan anak-anak satu per satu. Kita mengambil sakramen, ditahbiskan pada keimamatan, atau mengikuti tata cara-tata cara bait suci sebagai individu—sebagai satu orang yang mengembangkan hubungan dengan Bapa kita di Surga. Mungkin ada orang lain di dekat kita dalam pengalaman-pengalaman ini, sama seperti ada orang lain di ruang kelas Anda, tetapi penekanan surga adalah kepada setiap individu, kepada setiap orang sendiri-sendiri.

Ketika Kristus menampakkan diri kepada orang-orang Nefi, Dia berfirman:

“Bangkit dan majulah kepada-Ku, agar kamu boleh mencucukkan tanganmu ke sisi-Ku, dan juga agar kamu boleh meraba tanda paku di tangan-Ku dan di kaki-Ku .…

Dan terjadilah bahwa khalayak ramai maju, dan mencucukkan tangan mereka ke sisi-Nya dan merasakan tanda paku di tangan-Nya dan di kaki-Nya; dan ini mereka lakukan, maju satu demi satu sampai mereka semua telah maju, dan melihat dengan mata mereka dan merasakan dengan tangan mereka, dan mengetahui dengan suatu kepastian dan memberikan kesaksian, bahwa itu adalah Dia, tentang siapa ditulis oleh para nabi, yang akan datang (3 Nefi 11:14–15; penekanan ditambahkan).

Pengalaman itu membutuhkan waktu, tetapi adalah penting bahwa setiap individu memiliki pengalaman tersebut, bahwa setiap pasang mata dan setiap pasang tangan memiliki kesaksian yang pribadi yang menandaskan kembali. Kemudian Kristus memperlakukan anak-anak Nefi dengan cara yang persis sama. “Dia mengambil anak-anak kecil mereka, satu demi satu, dan memberkati mereka, dan berdoa kepada Bapa untuk mereka” (3 Nefi 17:21; penekanan ditambahkan).

Akan sulit bagi Anda untuk memberikan semua perhatian pribadi yang mungkin diinginkan dan dibutuhkan oleh sebagian siswa Anda, tetapi cobalah sebaik mungkin untuk memikirkan mereka secara individu, untuk membiarkan mereka merasakan sesuatu yang pribadi dan khusus dalam kepedulian Anda, guru mereka. Berdoalah untuk mengetahui siswa mana membutuhkan jenis bantuan apa, dan tetaplah peka terhadap dorongan-dorongan itu ketika itu kemudian datang .… Ingatlah bahwa pengajaran paling baik dilakukan orang demi orang dan sering kali berlangsung di luar ruang kelas .…

Dalam pencarian Anda untuk secara individu mengajar setiap siswa, Anda hampir pasti akan menemukan bahwa sebagian siswa tidak berhasil sebaik yang lain dan bahwa sebagian tidak datang ke kelas sama sekali. Milikilah minat pribadi terhadap siswa seperti itu; berikan upaya tambahan untuk mengundang dan membantu domba yang tersesat kembali ke dalam kawanan. “Ingatlah, nilai jiwa adalah mahal dalam pandangan Allah” (A&P 18:10). Harga yang tak terhitung telah dibayarkan oleh Juruselamat kita untuk kita masing-masing, dan kita berkewajiban untuk melakukan segala yang mampu kita lakukan untuk membantu Dia dalam pekerjaan-Nya. Kita berkewajiban untuk memastikan bahwa karunia Pendamaian diulurkan kepada setiap remaja putra dan remaja putri yang menjadi tanggung jawab kita. Dalam situasi Anda, itu berarti menjaga mereka dalam keaktifan penuh di kelas-kelas Anda.

Berikan perhatian khusus kepada mereka yang mungkin bergumul, dan pergilah ke luar bila perlu untuk menemukan domba yang hilang. Kartu pos yang ditulisi, upaya menelepon, atau, jika mungkin, kunjungan pribadi ke suatu rumah dalam banyak kasus akan memiliki hasil yang mengagumkan. Perhatian pribadi terhadap seorang remaja putra yang baru mulai melenceng mungkin bisa menghemat upaya berjam-jam—bahkan bertahun-tahun—di kemudian hari dalam upaya kita untuk merebut kembali orang itu ke dalam keaktifan. Lakukan segala yang dapat Anda lakukan untuk membentengi yang sudah kuat dan tambatkan kembali yang tersesat pada usia ini.6

5

Ajarkanlah dengan teladan.

Adalah perlu bagi kita [sebagai guru] untuk memberikan teladan yang tepat, untuk tekun dan bersiap siaga dalam kehidupan kita sendiri, untuk menguduskan Hari Sabat, untuk menghormati kepemimpinan di lingkungan, pasak, dan Gereja. Sesuatu yang tidak pantas hendaknya tidak keluar dari bibir kita yang akan memberi anak mana pun hak atau kesempatan untuk melakukan yang salah. Pastilah jika kita mengucapkan atau melakukan sesuatu yang keliru, anak-anak seolah mendapat izin untuk mengikutinya.

Teladan membawa bersamanya pengaruh yang jauh lebih kuat daripada ajaran. Dia yang ingin membujuk orang lain untuk berbuat benar hendaknya dirinya sendiri berbuat benar. Memang benar bahwa dia yang mempraktikkan ajaran yang baik karena itu baik dan tidak membiarkan dirinya dipengaruhi oleh tingkah laku tidak benar orang lain akan memperoleh pahala yang lebih berkelimpahan daripada orang yang mengatakan tetapi tidak melakukan .… Anak-anak cenderung meniru mereka kepada siapa mereka memberikan kepercayaan. Semakin besar tingkat kepercayaan mereka, semakin mudah mereka dipengaruhi untuk yang baik atau untuk yang jahat. Setiap Orang Suci yang baik merespek kebaikan yang murni di mana pun itu terlihat dan akan mencoba meniru semua teladan yang baik.7

Rumus bagi guru yang hebat bukanlah hanya menjalankan perintah-perintah Tuhan dan mendukung perintah-perintah Tuhan, tetapi juga memperoleh roh pengajaran melalui doa. Ketika kita mendapatkan roh itu dan menaati perintah-perintah Tuhan, berjalan dalam kepatuhan di hadapan-Nya, maka kehidupan mereka yang kita sentuh akan diubah dan mereka akan termotivasi untuk menjalani kehidupan dalam kebenaran.8

Setiap guru harus memiliki kesaksian pribadi bahwa Allah hidup, tentang misi ilahi Yesus Kristus, dan bahwa penampakan diri Bapa dan Putra kepada Joseph Smith adalah suatu realita. Bukan hanya dia harus memiliki pengetahuan dan kesaksian, tetapi dia hendaknya bersemangat untuk mengungkapkan kepercayaannya tanpa keraguan kepada mereka yang datang untuk belajar.9

Gambar
kelas Gereja orang dewasa

Pengajaran Injil yang efektif menuntun pada “transformasi jiwa manusia.”

6

Jadilah alat dalam tangan Tuhan dalam membantu siswa mengalami perubahan hati yang ajaib.

Ketika seorang guru berfungsi sebagaimana yang Tuhan maksudkan, mukjizat besar terjadi. Mukjizat Gereja dewasa ini bukanlah penyembuhan yang begitu banyak jumlahnya, bukan bahwa yang lumpuh akan berjalan, yang buta melihat, yang tuli mendengar, atau yang sakit dibangunkan. Mukjizat besar Gereja dan kerajaan Allah pada zaman kita dan pada masa kita adalah transformasi jiwa manusia. Sewaktu kami mengadakan perjalanan ke seluruh pasak dan misi Gereja, inilah yang kami lihat —transformasi jiwa manusia karena seseorang telah mengajarkan asas-asas kebenaran.

Itu seperti yang Alma nyatakan, pada masanya dalam mengajar orang-orang, ketika dia mengatakan: “Dan sekarang, lihatlah, aku bertanya kepadamu, saudara-saudaraku di dalam gereja, apakah kamu secara rohani telah dilahirkan dari Allah? Apakah kamu telah menerima rupa-Nya pada air mukamu? Apakah kamu telah mengalami perubahan yang hebat ini dalam hatimu?” (Alma 5:14). Ini adalah tujuan pengajaran. Inilah alasan mengapa kita bekerja begitu keras, mencari Roh, dan mempersiapkan pikiran kita dengan hal-hal yang baik seperti yang telah Tuhan perintahkan, agar kita boleh menjadi alat dalam tangan Tuhan dalam mengubah hati individu. Sasaran kita adalah untuk menanamkan dalam hati anak-anak hasrat untuk menjadi baik, hasrat untuk menjadi saleh, hasrat untuk menaati perintah-perintah Tuhan, hasrat untuk berjalan dalam kerendahan hati di hadapan-Nya. Jika kita dapat menjadi alat dalam tangan Tuhan dalam mendatangkan perubahan hebat ini ke dalam hati anak-anak, maka kita telah melakukan mukjizat besar seorang guru. Dan sungguh, itu adalah mukjizat. Kita tidak memahami bagaimana Tuhan mengubah hati manusia, tetapi Dia melakukannya .…

Saya memberikan kepada Anda kesaksian saya tentang kuasa Roh yang diperbarui dalam kehidupan anggota Gereja. Saya memohon kepada Anda … untuk bekerja tanpa henti dalam kesalehan dan kekudusan di hadapan Tuhan dalam merampungkan tugas yang telah diberikan kepada Anda.”10

Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran

Pertanyaan

Catatan: Anda mungkin ingin membahas beberapa dari pertanyaan berikut dari sudut pandang orangtua yang mengajar anak-anak mereka.

  • Presiden Hunter mendorong guru untuk membantu para siswa mendapatkan “keyakinan terhadap tulisan suci” (bagian 1). Kapan tulisan suci telah membantu Anda dalam kehidupan Anda sendiri? Kapan Anda telah menemukan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan Anda dalam tulisan suci? Bagaimana kita dapat membantu orang lain, termasuk mereka di rumah kita, belajar menyukai tulisan suci dan memetik manfaat dari kuasanya?

  • Apa yang dapat kita pelajari dari bagian 2 tentang mengajar dengan Roh? Pengalaman-pengalaman apa yang telah Anda miliki dengan mengajar dan belajar dengan Roh? Apa saja yang dapat Anda lakukan untuk membantu Anda mengajar dengan Roh?

  • Bagaimana guru dapat membantu siswa membangun loyalitas terhadap tulisan suci dan Injil, bukan terhadap dirinya sendiri? (Lihat bagian 3). Bagaimana guru dapat membantu mengarahkan siswa kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus? Bagaimana guru dapat membantu siswa menjadi terpancang pada Injil agar mereka tetap kuat “ketika mereka harus berdiri sendiri”?

  • Renungkan ajaran-ajaran Presiden Hunter tentang pentingnya setiap individu (lihat bagian 4). Bagaimana Anda dapat menolong mereka yang Anda ajar mengembangkan kesaksian bahwa Allah mengenal dan mengasihi mereka secara individu? Pertimbangkan apa yang Anda, sebagai guru, dapat lakukan untuk menjangkau mereka yang Anda ajar secara individu.

  • Presiden Hunter menekankan pentingnya mengajar melalui teladan (lihat bagian 5). Mengapa teladan kita lebih kuat daripada perkataan kita? Bagaimana Anda telah diberkati oleh seorang guru yang merupakan teladan yang baik? Bagaimana teladan orangtua mengajar anak-anak mereka?

  • Kapan Anda pernah mengalami “mukjizat besar” yang Presiden Hunter gambarkan di bagian 6, baik sebagai guru atau pembelajar? Renungkan tentang beberapa guru yang telah menjadi pengaruh yang baik dalam kehidupan Anda. Apa yang telah menjadikan mereka pengaruh yang efektif? Bagaimana kita dapat mengajarkan Injil dengan kuasa yang lebih besar—apakah di rumah, di ruang kelas, atau dalam tatanan lain?

Tulisan Suci Terkait

Yohanes 21:15–17; 1 Korintus 12:28; 2 Timotius 3:14–17; 2 Nefi 33:1; Alma 17:2–3; 31:5; A&P 11:21–22; 50:17–22; 88:77–80

Bantuan Pengajaran

Pada lembaran-lembaran kertas yang berbeda, tulislah pertanyaan-pertanyaan dari akhir bab atau pertanyaan-pertanyaan lain yang berhubungan dengan bab. Undanglah anggota kelas untuk memilih sebuah pertanyaan dan menyelidiki bab untuk ajaran-ajaran yang membantu menjawabnya. Mintalah mereka untuk berbagi apa yang mereka pelajari.

Catatan

  1. “A Teacher,” Ensign, Juli 1972, 85.

  2. The Teachings of Howard W. Hunter, diedit Clyde J. Williams (1997), 210–211.

  3. “Eternal Investments” (ceramah kepada para pendidik keagamaan CES, 10 Februari 1989), 2; si.lds.org.

  4. “Eternal Investments,” 3–4.

  5. “Eternal Investments,” 2–3.

  6. “Eternal Investments,” 4–5.

  7. “Formula for a Great Teacher” (ceramah yang diberikan pada konferensi Pratama, April 1965), 3–4, Perpustakaan Sejarah Gereja, Salt Lake City.

  8. “Formula for a Great Teacher,” 1.

  9. The Teachings of Howard W. Hunter, 188.

  10. “Formula for a Great Teacher,” 4–6.