Perpustakaan
Pelajaran 101: Roma 8–11


Pelajaran 101

Roma 8–11

Pendahuluan

Paulus mengajar tentang berkat-berkat dari dilahirkan kembali secara rohani dan tunduk pada kehendak Bapa Surgawi. Dia juga mengajar mengenai penolakan Israel akan perjanjian Allah dan mengenai penyebaran Injil di antara orang bukan Israel.

Saran untuk Pengajaran

Roma 8

Paulus menguraikan berkat-berkat dari dilahirkan kembali secara rohani

Mulailah pelajaran dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Apakah warisan itu?

  • Jika Anda dapat mewarisi harta milik siapa pun, harta milik siapa yang akan Anda pilih dan mengapa?

  • Siapa yang biasanya mewarisi harta milik seseorang?

Mintalah siswa untuk mempertimbangkan berkat-berkat yang orang dapat terima sebagai ahli waris dari semua yang Bapa Surgawi miliki. Ajaklah siswa untuk mencari sewaktu mereka menelaah Roma 8:1–18 apa yang harus kita lakukan untuk mewarisi semua yang Bapa Surgawi miliki.

Ajaklah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Roma 8:1, 5–7, 13. Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari apa yang Paulus ajarkan mengenai hidup “menurut daging,” atau menyerah pada kecenderungan untuk berdosa, dan hidup “menurut Roh” (ayat 5).

  • Apa artinya “keinginan daging”? (ayat 6). (Berfokus pada pemuasan selera dan nafsu tubuh jasmani.)

  • Apa artinya “keinginan Roh”? (ayat 6).

Jelaskan bahwa untuk “mematikan perbuatan-perbuatan tubuh” (ayat 13) berarti meniadakan atau menundukkan kelemahan, godaan, dan dosa yang berhubungan dengan tubuh fana kita (lihat Mosia 3:19).

  • Asas apa yang dapat kita pelajari dari ayat 13 mengenai apa yang dapat menolong kita mengatasi kecenderungan manusia alami untuk berdosa? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut: Jika kita mengikuti pengaruh Roh, kita dapat mengatasi kecenderungan manusia alami untuk berdosa. Tulislah asas ini di papan tulis.)

Mintalah seorang siswa untuk membacakan Roma 8:14–16 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari bagaimana Paulus merujuk kepada mereka yang mengikuti Roh.

  • Bagaimana Paulus merujuk kepada mereka yang mengikuti Roh? (Jelaskan bahwa kata anak dalam konteks ini tentunya berarti baik putra maupun putri [lihat A&P 25:1].)

Tandaskan ungkapan “Roh yang menjadikan kamu anak” (ayat 15). Jelaskan bahwa “roh kita” (ayat 16), artinya tubuh roh kita, diciptakan oleh Bapa Surgawi, yang menjadikan setiap orang secara harfiah seorang anak roh dari Bapa Surgawi. Meskipun demikian, adalah dengan membuat perjanjian-perjanjian dengan Allah melalui tata cara dan kemudian menaati perjanjian-perjanjian itu maka orang-orang secara rohani dilahirkan kembali, atau diadopsi, sebagai para putra dan putri-Nya dalam perjanjian Injil. Kerekanan Roh Kudus mengindikasikan bahwa orang semacam itu bukan saja adalah anak roh Allah melalui penciptaan, tetapi mereka juga adalah anak-anak perjanjian-Nya.

Mintalah seorang siswa untuk membacakan Roma 8:17–18 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari dapat menjadi apa anak-anak perjanjian Allah.

  • Dapat menjadi apakah anak-anak perjanjian Allah? (Tuliskan asas berikut di papan tulis, meninggalkan ruang kosong sebagai ganti kata setia: Jika kita adalah anak perjanjian Allah yang setia, kita dapat menjadi ahli waris bersama dengan Yesus Kristus dari semua yang Bapa Surgawi miliki.)

  • Apakah ahli waris bersama itu? (Orang yang menerima warisan setara dengan ahli waris lainnya.)

  • Menurut ayat 17, apa yang harus anak-anak perjanjian Allah lakukan agar menjadi ahli waris bersama dengan Kristus?

Jelaskan bahwa untuk “menderita bersama-sama dengan [Yesus Kristus]” (ayat 17) bukan berarti bahwa kita menanggung apa yang Juruselamat lakukan sebagai bagian dari kurban Pendamaian-Nya. Alih-alih, seperti Juruselamat, kita harus menyangkal dari diri kita sendiri segala kefasikan, menaati perintah-perintah, dan dengan setia menanggung pertentangan (lihat Matius 16:24; Terjemahan Joseph Smith, Matius 16:26 [dalam Penuntun bagi Tulisan Suci]). Tambahkan kata setia untuk melengkapi asas di papan tulis. Buatlah bagan tiga kolom di papan tulis. Berilah label kolom pertama Persyaratan, kolom tengah Pertentangan, dan kolom ketiga Warisan. Daftarlah tanggapan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut dalam kolom yang tepat.

  • Apa saja yang diminta agar kita lakukan untuk dipertimbangkan sebagai anak-anak perjanjian Allah yang setia?

  • Apa saja contoh dari pertentangan yang mungkin kita alami sewaktu kita berusaha untuk hidup sebagai anak-anak perjanjian Allah yang setia?

  • Berkat-berkat apa yang dapat kita warisi dari Bapa Surgawi jika kita berusaha untuk hidup sebagai anak-anak perjanjian-Nya yang setia? (Satu kemungkinan jawaban adalah bahwa kita dapat menjadi seperti Bapa Surgawi [lihat Roma 8:17].)

Mintalah siswa untuk merenungkan daftar di papan tulis.

  • Setelah membaca ajaran-ajaran Paulus di ayat 18, menurut Anda bagaimana persyaratan menjadi ahli waris bersama-sama dengan Kristus berbanding dengan berkat-berkatnya? Mengapa?

Jelaskan bahwa di Roma 8:19–30, kita membaca bahwa Paulus mengajarkan bahwa Roh membantu kita dalam kelemahan kita dan menolong kita mengetahui apa yang harus didoakan. Kita juga membaca bahwa Yesus Kristus dipanggil dalam keberadaan prafana untuk menjadi Juruselamat dari anak-anak Allah (Lihat Terjemahan Joseph Smith, Roma 8:29–30).

Catatan: Di Roma 8:29–30, kata ditentukan dari semula berarti dipratahbiskan atau dipanggil sebelumnya. Siswa akan menelaah sebagian dari ajaran-ajaran Paulus tentang prapenahbisan dalam pelajaran mengenai Efesus 1.

Ajaklah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Roma 8:28, 31–39. Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari kebenaran-kebenaran yang Paulus ajarkan tentang kasih Allah sebagaimana terkait dengan pertentangan, tantangan, dan kesukaran kehidupan fana. Tandaskan bahwa Terjemahan Joseph Smith dari Roma 8:31 menggantikan ungkapan “melawan” dengan “berjaya atas” (lihat ayat 31).

  • Kebenaran-kebenaran apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini? (Siswa mungkin mengidentifikasi beragam kebenaran, termasuk yang berikut: Jika kita mengasihi Allah, segala sesuatu akan bekerja bersama demi kebaikan kita. Melalui Yesus Kristus kita dapat mengatasi semua tantangan dan kesukaran kehidupan fana. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang dinyatakan dalam Pendamaian Yesus Kristus.)

  • Bagaimana Yesus Kristus dan ajaran-ajaran-Nya dapat membantu kita mengatasi tantangan dan kesukaran kehidupan fana?

  • Mempertimbangkan tantangan dan kesukaran kehidupan fana yang telah Anda alami, manakah pernyataan-pernyataan dalam ayat-ayat ini yang menonjol bagi Anda? Mengapa?

  • Bagaimana Anda telah mengalami kasih Allah di tengah-tengah tantangan dan kesukaran Anda?

Ajaklah siswa untuk menuliskan dalam buku catatan kelas atau jurnal penelaahan tulisan suci mereka apa yang mereka merasa terdorong untuk lakukan sehingga, melalui Yesus Kristus, mereka dapat mengatasi tantangan dan kesukaran mereka. Imbaulah mereka untuk menerapkan apa yang mereka tuliskan.

Roma 9–11

Paulus mengajar mengenai penolakan Israel akan perjanjian Allah dan membawa Injil kepada orang bukan Israel

Mintalah siswa untuk merenungkan bagaimana tanggapan mereka dalam skenario berikut:

  1. Anda menyertai uskup Anda untuk mengunjungi seorang remaja putra yang keluarganya aktif di Gereja, tetapi dia tidak. Ketika uskup Anda dengan ramah mencoba untuk membantu remaja putra itu memahami konsekuensi dari tidak menjalankan Injil, si remaja putra berkata, “Jangan khawatir. Saya telah dibaptis, dan orangtua saya aktif. Allah tidak akan menahan berkat apa pun dari saya.”

  2. Anda baru-baru ini membina pertemanan dengan seorang remaja putri dari kepercayaan lain. Dia bertanya tentang standar-standar yang Anda jalankan. Setelah Anda menguraikan beberapa dari standar-standar Tuhan, dia berkata, “Saya tidak paham mengapa kamu melakukan semua itu. Yang harus Anda lakukan untuk dapat diselamatkan hanyalah percaya kepada Yesus Kristus.”

Ajaklah siswa untuk mencari kebenaran-kebenaran sewaktu mereka menelaah Roma 9–11 yang dapat membantu mereka memahami apa yang diperlukan untuk menerima berkat-berkat Injil.

Mintalah seorang siswa untuk membacakan penjelasan berikut mengenai ajaran-ajaran Paulus di Roma 9–11:

Seperti yang tercatat di Roma 9–11, Paulus menggunakan istilah orang Israel alih-alih orang Yahudi dalam membahas pilihan-pilihan yang banyak orang Yahudi telah buat. Anak-anak perjanjian Allah terkadang dirujuk sebagai bani Israel. Pada zaman Perjanjian Lama, Allah memilih keturunan Yakub, atau Israel, untuk menjadi bagian dari perjanjian-Nya dengan Abraham (lihat Roma 9:4–5), yang mencakup berkat-berkat besar seperti Injil, wewenang imamat, kehidupan kekal, keturunan kekal, tanah warisan, dan tanggung jawab untuk memberkati dunia dengan Injil.

Mintalah seorang siswa untuk membacakan Roma 9:6, 8 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari apa yang Paulus ajarkan tentang anggota bani Israel.

  • Menurut Anda apa yang Paulus maksudkan dengan “tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel”? (ayat 6). (Banyak orang Yahudi secara keliru memercayai bahwa garis keturunan mereka melalui Abraham menjamin bagi mereka berkat-berkat dari perjanjian.)

Jelaskan bahwa di Roma 9:25–30, kita membaca bahwa Paulus mengajarkan bahwa orang bukan Israel yang bergabung dengan Gereja dapat menerima semua berkat dari perjanjian dan menjadi benar dengan menjalankan iman kepada Yesus Kristus.

Ajaklah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Roma 9:31–33; 10:1–4. Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari bagaimana sebagian orang Israel di zaman Paulus berusaha untuk menjadi benar di hadapan Allah. Jelaskan bahwa “hukum yang akan mendatangkan kebenaran” (Roma 9:31) merujuk pada hukum Musa; “batu sandungan” (Roma 9:32, 33) adalah Yesus Kristus; dan “kebenaran Allah” (Roma 10:3) merujuk kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya.

  • Menurut Roma 9:31–33, bagaimana sebagian orang Israel telah berupaya untuk menjadi benar di hadapan Allah? (Dengan secara ketat melaksanakan pekerjaan hukum Musa.)

  • Menurut Roma 10:3–4, apa yang telah orang-orang Israel ini tolak? (Yesus Kristus dan kebenaran yang dimungkinkan melalui Dia.)

Jelaskan bahwa sebagaimana tercatat di Roma 10:8–13, Paulus memaparkan mengenai bagaimana “kebenaran karena iman” (Roma 9:30) dapat diperoleh. Ajaklah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan Yohanes 10:8–13 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari cara untuk memperoleh keadaan kebenaran ini.

  • Apa yang harus orang lakukan untuk menerima kebenaran yang datang dari iman?

Jelaskan bahwa kata bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai mengaku di ayat 9 menyiratkan pengakuan terbuka akan penerimaan, atau perjanjian, dan kata bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai percaya menyiratkan komitmen penuh percaya. Kepercayaan yang mendalam ini kepada Juruselamat memimpin orang-orang untuk secara terbuka mengakui penerimaan mereka akan Dia dengan cara-cara yang telah Dia tetapkan. Cara-cara yang ditahbiskan ini mencakup kepatuhan pada perintah-perintah Allah, pertobatan, serta menerima tata cara yang menyelamatkan seperti pembaptisan dan karunia Roh Kudus.

  • Menurut ajaran-ajaran Paulus, apa yang harus kita lakukan jika kita berhasrat untuk menerima berkat-berkat dari perjanjian-perjanjian Allah, termasuk keselamatan? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut: Jika kita menerima dan mematuhi Yesus Kristus dan Injil-Nya, kita dapat menerima berkat-berkat dari perjanjian Allah dan diselamatkan. Tulislah asas ini papan tulis.)

Tandaskan bahwa sebagian orang telah menggunakan Roma 10:9, 13 untuk mengklaim bahwa yang harus kita lakukan untuk diselamatkan hanyalah secara verbal mengakui kepercayaan kita kepada Yesus Kristus. Ingatkan siswa tentang skenario-skenario yang disajikan sebelumnya dalam pelajaran.

  • Bagaimana kebenaran-kebenaran dalam pelajaran ini dapat membantu Anda menanggapi dalam situasi-situasi ini?

Ringkaslah selebihnya dari Roma 10–11 dengan menjelaskan bahwa Paulus mengajarkan bahwa mendengar firman Allah adalah esensial untuk mengembangkan iman kepada Kristus. Dia menggunakan analogi tentang mengentenkan cabang-cabang dari sebatang pohon zaitun liar pada sebatang pohon zaitun yang terpelihara untuk mewakili pengadopsian orang bukan Israel ke dalam bani Israel (lihat juga Yakub 5:3–14). Dia juga mengajarkan bahwa Injil akan kembali ditawarkan kepada orang Yahudi.

Akhiri dengan bersaksi tentang kebenaran-kebenaran yang dibahas dalam pelajaran ini.

Ulasan dan Informasi Latar Belakang

Roma 8:14–17. “Kita adalah anak-anak Allah”

Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul bersaksi tentang pusaka ilahi kita sebagai anak-anak Allah:

“Bapa Anda di Surga mengenal nama Anda dan mengetahui keadaan Anda. Dia mendengar doa-doa Anda. Dia mengetahui harapan-harapan dan impian-impian Anda, termasuk ketakutan dan kekecewaan Anda. Dan Dia tahu dapat menjadi apa Anda melalui iman kepada-Nya. Karena pusaka ilahi ini Anda, bersama dengan semua saudara roh Anda, memiliki kesetaraan penuh dalam pandangan-Nya dan diberdayakan melalui kepatuhan untuk menjadi ahli waris yang sah dalam kerajaan kekal-Nya, ‘[ahli waris] Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus’ [Roma 8:17]. Upayakanlah untuk memahami signifikansi dari ajaran-ajaran ini” (“Kepada Remaja Putri,” Ensign atau Liahona, November 2005, 28).

“Tulisan suci berbicara tentang kita sebagai ‘anak-anak Allah’ dalam lebih dari satu makna (Roma 8:16). Pertama, setiap insan manusia secara harfiah adalah anak roh terkasih dari Bapa Surgawi (lihat Maleakhi 2:10; Kisah Para Rasul 17:29; Ibrani 12:9; Keluarga: Maklumat kepada Dunia,’ Ensign atau Liahona, November 2010, 129). Kedua, kita ‘dilahirkan kembali’ sebagai anak-anak Allah melalui hubungan perjanjian ketika kita menyatakan iman kepada Yesus Kristus, bertobat, dibaptiskan, dan menerima Roh Kudus [dan tata cara lainnya] (lihat Yohanes 1:12; Galatia 3:26–29; Mosia 5:7; A&P 11:30; [A&P 84:33–38;] Musa 6:65–68) “(New Testament Student Manual [buku pedoman Church Educational System, 2014],348).

Bukan saja Roh dapat mengukuhkan bahwa kita adalah anak-anak perjanjian Allah, tetapi itu juga dapat mengukuhkan kepada roh kita bahwa kita adalah secara harfiah anak-anak terkasih Allah dan bahwa kita hidup bersama-Nya sebelum kita dilahirkan.

Roma 8:15. “Roh yang menjadikan kamu anak”

“Adopsi adalah lazim di dunia Romawi dan merupakan suatu konsep yang familier bagi para pembaca Paulus. Orang yang mengadopsi secara sah seseorang menganugerahkan ke atas diri orang itu semua hak dan privilese yang dimiliki seorang anak yang lahir secara alami. Oleh karena itu, ketika kita menerima ‘Roh yang menjadikan kamu anak’ (Roma 8:15) melalui memasuki perjanjian Injil, kita menjadi anak-anak Allah dan ahli waris ‘bersama-sama dengan Kristus’ (Roma 8:17)” (New Testament Student Manual [buku pedoman Church Educational System, 2014],348).

Dalam Kitab Mormon, Raja Benyamin juga mengajarkan bagaimana kita dapat menjadi “anak-anak Kristus” (lihat Mosia 5:5–10). Presiden Joseph Fielding Smith mengajarkan bahwa Yesus Kristus juga “menjadi Bapa kita” karena Dia “menawarkan kepada kita kehidupan, kehidupan kekal, melalui Pendamaian yang Dia buat bagi kita.” Presiden Smith menjelaskan, “Kita menjadi anak, putra dan putri Yesus Kristus, melalui perjanjian kepatuhan kita kepada-Nya” (Doctrines of Salvation, dikompilasi oleh Bruce R. McConkie, 3 jilid [1954–1956], 1:29).

Roma 8:31–32. “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”

“Paulus mengajarkan bahwa Pendamaian Kristus memperlihatkan bahwa ‘Allah [adalah] di pihak kita’ serta berkomitmen kepada kita dan kesejahteraan kekal kita. Karena Allah memberikan Putra Tunggal-Nya bagi kita, kita dapat yakin bahwa Allah akan terus bekerja untuk keselamatan kita dan mempersiapkan kita untuk menjadi ahli waris dari semua yang ingin Dia berikan kepada kita. Penatua Jeffrey R. Holland demikian juga mengimbau anggota Gereja:

“Memikirkan harga Penyaliban dan Pendamaian yang tak terhingga itu, saya menjanjikan kepada Anda bahwa Dia tidak akan membalikkan Diri-Nya dari kita saat ini .… Brother dan Sister, apa pun penderitaan Anda, mohon jangan menyerah’ (‘Hal-Hal yang Rusak dan Perlu Diperbaiki,’ Ensign atau Liahona, Mei 2006, 71) “(New Testament Student Manual [buku pedoman Church Educational System, 2014],350).

Roma 8:29–30; 9:11; 11:2, 5, 7, 28. Prapenentuan [penentuan dari semula], prapenahbisan, dan pemilihan

“Dalam Roma 8:29 – 30, istilah bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai predestinate [istilah dalam Alkitab bahasa Indonesia: ‘penentuan dari semula’] berarti ‘menunjuk atau menetapkan sebelumnya’ dan merujuk pada prapenahbisan yang sejumlah orang terima, berdasarkan prapengetahuan Allah, untuk mengikuti Yesus Kristus dan menjadi seperti Dia (lihat juga Efesus 1:3–4; 1 Petrus 1:2). Prapenahbisan tidak menjamin bahwa individu-individu akan menerima pemanggilan atau tanggung jawab tertentu. Kesempatan-kesempatan seperti itu datang dalam kehidupan ini sebagai hasil dari pelaksanaan hak pilihan yang benar, sama seperti prapenahbisan datang sebagai hasil dari kesalehan dalam keberadaan prafana’ (‘Prapenahbisan,’ Teguh pada Iman: Sebuah Referensi Injil[2004], 183; lihat juga Alma 13:3–4)” (New Testament Student Manual [buku pedoman Church Educational System, 2014],350).

Bible Dictionary menjelaskan bahwa pemilihan adalah “sebuah istilah teologi yang terutama menunjukkan pilihan Allah akan bani Israel untuk menjadi umat perjanjian dengan privilese dan tanggung jawab, agar mereka boleh menjadi sarana berkat bagi seluruh dunia ….

Yang terpilih telah dipilih bahkan ‘sebelum pelandasan dunia’, namun tidak seorang pun tanpa syarat dipilih untuk kehidupan kekal. Masing-masing harus, bagi dirinya sendiri, menyimak Injil serta menerima tata cara dan perjanjiannya dari tangan para hamba Tuhan untuk memperoleh keselamatan. Jika orang dipilih tetapi tidak melayani, pemilihannya dapat dikatakan telah sia-sia, seperti yang Paulus ungkapkan di 2 Korintus 6:1.

… ‘Pilihan kasih karunia’ yang dibicarakan di … Roma 11:1–5 memiliki rujukan pada situasi seseorang dalam kefanaan; yaitu, dilahirkan pada waktu, di tempat, dan dalam keadaan di mana seseorang akan tiba pada kontak yang menguntungkan dengan Injil. Pemilihan ini terjadi dalam keberadaan prafana. Mereka yang setia dan tekun dalam Injil dalam kefanaan menerima pemilihan yang bahkan lebih patut dihasratkan dalam kehidupan ini dan menjadi orang pilihan Allah. Mereka ini menerima janji kegenapan kemuliaan Allah dalam kekekalan (A&P 84:33–41)” (Bible Dictionary, “Election”; lihat juga Alma 13:3–4).

Nabi Joseph Smith menjelaskan bahwa “pemilihan individu-individu tanpa syarat untuk kehidupan kekal [prapenentuan] tidak diajarkan oleh para Rasul. Allah memang memilih atau menentukan dari semula, bahwa mereka semua yang mau diselamatkan, akan diselamatkan dalam Kristus Yesus, dan melalui kepatuhan pada Injil” (dalam History of the Church, 4:360). Yaitu, semua orang yang akan diselamatkan akan menerima keselamatan melalui Pendamaian Yesus Kristus dan tidak dengan cara lain.

Roma 11:25. “Jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain”

Penatua Bruce R. McConkie dari Kuorum Dua Belas Rasul menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan “jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain”:

“Ada periode atau waktu yang ditetapkan bagi orang Yahudi untuk mendengar firman, dan kemudian suatu periode waktu bagi orang bukan Israel [bangsa-bangsa lain] untuk diutamakan. Masa orang bukan Israel adalah periode ketika Injil pergi kepada mereka secara preferensial, dan ini akan berlanjut sampai mereka telah memiliki kesempatan penuh untuk menerima kebenaran, atau dengan perkataan lain sampai ada kegenapan orang bukan Israel [atau istilah yang digunakan Alkitab: “jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain”]. Kemudian pesan tersebut akan pergi kembali kepada orang Yahudi, artinya kepada orang Yahudi sebagai sebuah bangsa dan sebagai umat” (Doctrinal New Testament Commentary, 3 jilid [1965–1973], 2:290).

Berabad-abad sebelum Paulus menulis suratnya, Nefi mengajari kakak-kakaknya bahwa akanlah melalui kegenapan orang bukan Israel di zaman akhir maka Injil akan dibawa kepada keturunannya dan keturunan kakak-kakaknya. Ini akan memungkinkan mereka untuk “sampai mengetahui tentang Penebus mereka dan pokok-pokok yang tepat dari ajaran-Nya, sehingga mereka boleh mengetahui bagaimana datang kepada-Nya dan diselamatkan” (1 Nefi 15:14). Pengumpulan benih keturunan Lehi ini merupakan bagian dari pengentenan zaman akhir dari cabang-cabang alami kembali ke pohon zaitun sebagaimana dinubuatkan oleh Paulus dan Zenos (lihat Roma 11:23–25; Yakub 5:52, 60, 63, 67–68).

Ketika malaikat Moroni menampakkan diri kepada Nabi Joseph Smith pada tahun 1823, Moroni mengatakan bahwa “kegenapan orang-orang bukan Israel akan segera datang” (Joseph Smith—Sejarah 1:41).