2014
Menjalankan Injil dengan Penuh Sukacita
November 2014


Menjalankan Injil dengan Penuh Sukacita

Percayalah kepada kuasa penyelamatan Yesus Kristus; taatilah hukum-hukum dan perintah-perintah-Nya. Dengan kata lain—jalanilah Injil dengan penuh sukacita.

Sister sekalian yang terkasih, sahabat-sahabat tercinta serta murid-murid Yesus Kristus yang diberkati, saya merasa terhormat memiliki kesempatan ini untuk berada bersama Anda sewaktu kita membuka satu konferensi umum lagi dari Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Pada minggu mendatang Presidensi Utama dan Dua Belas Rasul akan bertemu dengan semua Pembesar Umum dan pemimpin organisasi pelengkap umum, dan sesi-sesi sisanya dari konferensi umum seluruh dunia kita akan mengikuti pada hari Sabtu dan Minggu. Saya sangat bersyukur kepada Nabi kita, Presiden Thomas S. Monson, Nabi Allah untuk zaman kita, karena meminta saya untuk mewakili Presidensi Utama sewaktu saya berbicara kepada para sister di Gereja.

Sewaktu saya merenungkan apa yang dapat saya katakan, pikiran saya kembali kepada para wanita yang telah membentuk kehidupan saya dan menolong saya melalui tantangan-tantangan kefanaan. Saya bersyukur untuk nenek saya yang berdekade-dekade lalu memutuskan untuk membawa keluarganya ke pertemuan sakramen Mormon. Saya bersyukur untuk Sister Ewig, seorang wanita lajang Jerman yang lanjut usia, yang terjemahan namanya dalam bahasa Inggris adalah “Sister Kekal.” Dia adalah orang yang mengulurkan undangan berani dan luar biasa ini kepada nenek saya. Saya sangat bersyukur untuk ibu saya, yang menuntun keempat anaknya melalui kekacauan Perang Dunia II. Saya juga memikirkan putri, cucu-cucu perempuan, serta generasi-generasi masa depan saya dari para wanita setia yang kelak akan mengikuti.

Dan, tentu saja, saya secara kekal bersyukur untuk istri saya, Harriet, yang memukau saya semasa remaja, menanggung beban paling berat dari keluarga muda kami sebagai ibu, berdiri bersama saya sebagai istri, dan mengasihi serta menghargai anak-anak, cucu-cucu, serta cicit-cicit kami. Dia telah menjadi kekuatan dalam rumah tangga kami selama masa suka dan duka. Dia mendatangkan keceriaan ke dalam kehidupan semua yang mengenal dirinya.

Akhirnya, saya sangat bersyukur kepada Anda semua, jutaan sister yang setia di seluruh dunia yang melakukan begitu banyak untuk membangun kerajaan Allah. Saya bersyukur kepada Anda untuk banyak cara di mana Anda mengilhami, memelihara, dan memberkati mereka yang ada di sekitar Anda.

Putri Allah

Saya senang berada di antara begitu banyak putri Allah. Ketika kita menyanyikan lagu “Aku Anak Allah,” liriknya meresap ke dalam hati kita. Merenungkan kebenaran ini—bahwa kita adalah anak-anak dari orangtua surgawi1—memenuhi diri kita dengan pemahaman asal usul, tujuan, dan takdir kita.

Adalah baik untuk mengingat bahwa Anda selamanya adalah anak Allah. Pengetahuan ini akan menopang Anda melalui saat-saat yang paling sulit dalam kehidupan Anda dan akan mengilhami Anda untuk mencapai hal-hal yang luar biasa. Tetapi, adalah juga penting untuk mengingat bahwa menjadi putri dari Orangtua kekal bukanlah suatu perbedaan yang Anda peroleh atau yang akan pernah hilang dari Anda. Anda akan senantiasa dan selamanya tetap menjadi seorang putri Allah. Bapa Surgawi Anda memiliki aspirasi tinggi bagi Anda, namun asal usul ilahi Anda semata tidak menjaminkan bagi Anda suatu warisan ilahi. Allah mengutus Anda ke sini untuk bersiap bagi suatu masa depan yang lebih besar daripada apa pun yang dapat Anda bayangkan.

Berkat-berkat yang dijanjikan Allah kepada yang setia adalah mulia dan mengilhami. Di antaranya adalah “takhta, kerajaan, pemerintahan, dan kuasa, kekuasaan, segala ketinggian dan kedalaman.”2 Dan diperlukan lebih dari sekadar akta kelahiran rohani atau “Kartu Keanggotaan Anak Allah” untuk memenuhi syarat bagi berkat-berkat yang tak terkira ini.

Bagaimana kita memperolehnya?

Juruselamat telah menjawab pertanyaan ini di zaman kita:

Kecuali kamu menuruti hukum-Ku kamu tidak dapat mencapai kemuliaan.

Karena sesaklah gerbang, dan sempitlah jalan yang menuntun pada permuliaan .…

… Terimalah kamu, oleh karena itu, hukum-Ku.”3

Untuk alasan inilah, kita berbicara tentang menapaki jalan kemuridan.

Kita berbicara tentang kepatuhan terhadap perintah-perintah Allah.

Kita berbicara tentang menjalankan Injil dengan penuh sukacita, dengan segenap hati, daya, dan jiwa kita.

Allah Mengetahui Sesuatu yang Tidak Kita Ketahui

Namun bagi sebagian dari kita, kepatuhan terhadap perintah-perintah Allah tidaklah selalu terasa penuh sukacita. Mari kita akui: mungkin ada beberapa yang tampaknya lebih sulit atau kurang menarik—perintah-perintah yang kita hampiri dengan antusiasme seorang anak kecil yang duduk di depan sepiring sayuran yang sehat namun dibenci. Kita menggertakkan gigi kita dan memaksa diri kita untuk taat agar kita dapat maju ke kegiatan yang lebih diinginkan.

Barangkali selama saat-saat seperti ini kita bisa mendapati diri kita bertanya, “Apakah kita benar-benar perlu menaati semua perintah Allah?”

Tanggapan kita terhadap pertanyaan ini adalah sederhana:

Saya pikir Allah mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui—Apa yang berada di luar kemampuan kita untuk pahami! Bapa kita di Surga adalah makhluk kekal yang pengalaman, kebijaksanaan, serta kecerdasan-Nya secara tak terhingga lebih besar daripada yang kita miliki.4 Tidak hanya itu, namun Dia juga secara kekal mengasihi, berbelaskasihan, dan berfokus pada satu gol terberkati: untuk mendatangkan kebakaan dan kehidupan kekal kita.5

Dengan kata lain, Dia tidak saja mengetahui apa yang terbaik bagi Anda; Dia juga sangat ingin Anda memilih apa yang terbaik bagi Anda.

Jika Anda memercayai ini dalam hati Anda—jika Anda benar-benar memercayai misi besar Bapa Surgawi kita adalah untuk mempermuliakan dan mengagungkan anak-anak-Nya dan bahwa Dia paling mengetahui cara untuk melakukannya—tidakkah masuk akal untuk merangkul dan mengikuti perintah-perintah-Nya, bahkan yang tampaknya sulit? Bukankah seharusnya kita menghargai tiang cahaya yang telah Dia berikan yang membimbing kita melalui kegelapan dan cobaan-cobaan kefanaan? Itu menandai jalan pulang ke rumah surgawi kita! Dengan memilih jalan Bapa Surgawi, Anda meletakkan landasan ilahi bagi kemajuan pribadi Anda sebagai putri Allah yang akan memberkati Anda di sepanjang kehidupan Anda.

Sebagian dari tantangan kita adalah, saya pikir, bahwa kita membayangkan bahwa Allah telah menyimpan semua berkat-Nya di gugusan awan di surga, menolak untuk memberikannya kepada kita kecuali kita menaati beberapa persyaratan ketat dan terpola yang telah Dia tetapkan. Tetapi perintah-perintah sama sekali tidaklah seperti itu. Dalam kenyataannya, Bapa Surgawi secara tetap mencurahkan berkat-berkat kepada kita. Adalah rasa takut, keraguan, dan dosa kita yang, bagaikan sebuah payung, menghalangi berkat-berkat ini menjangkau kita.

Perintah-perintah-Nya adalah petunjuk-petunjuk penuh kasih dan bantuan ilahi untuk menutup payung itu, sehingga kita dapat menerima curahan tetap berkat-berkat surgawi.

Kita perlu menerima bahwa perintah-perintah Allah bukanlah semata-mata daftar panjang dari gagasan-gagasan yang baik. Itu bukanlah “retasan-retasan kehidupan” dari sebuah blog Internet atau kutipan-kutipan motivasi dari papan Pinterest. Itu adalah nasihat ilahi, berdasarkan pada kebenaran-kebenaran kekal, diberikan untuk mendatangkan “kedamaian di dunia ini dan kehidupan kekal di dunia yang akan datang.”6

Jadi kita memiliki pilihan. Di satu sisi, ada pendapat dunia dengan teori-teorinya yang selalu berubah dan motif-motifnya yang dapat dipertanyakan. Di sisi lain, ada firman Allah kepada anak-anak-Nya—kebijaksanaan kekal-Nya, janji-janji pasti-Nya, dan petunjuk-petunjuk penuh kasih-Nya untuk kembali ke hadirat-Nya dalam kemuliaan, kasih, serta kemegahan.

Pilihan ada pada Anda!

Sang Pencipta laut, pasir, dan bintang-bintang yang tak terhitung tengah menjangkau diri Anda pada hari ini juga! Dia menawarkan resep hebat bagi kebahagiaan, kedamaian, dan kehidupan kekal!

Untuk memenuhi syarat bagi berkat-berkat agung ini, Anda harus merendahkan hati Anda sendiri, menjalankan iman, mengambil ke atas diri Anda nama Kristus, mencari Dia dalam perkataan dan perbuatan, serta dengan tegas “berdiri sebagai saksi bagi Allah di segala waktu dan dalam segala hal, dan di segala tempat.”7

Mengapanya Kepatuhan

Begitu Anda memahami sifat sejati Allah dan perintah-perintah-Nya, Anda juga akan memahami dengan lebih baik diri Anda sendiri dan tujuan ilahi dari keberadaan Anda. Dengan ini, motivasi Anda untuk mengikuti perintah-perintah berubah, dan untuk menjalankan Injil dengan penuh sukacita akan menjadi hasrat hati Anda.

Sebagai contoh, mereka yang melihat kehadiran di pertemuan Gereja sebagai suatu cara yang pribadi untuk meningkatkan kasih mereka akan Allah, menemukan kedamaian, mengangkat orang lain, mencari Roh, dan memperbarui komitmen mereka untuk mengikuti Yesus Kristus akan menemukan pengalaman yang jauh lebih kaya daripada mereka yang sekadar menghabiskan waktu mereka duduk di bangku. Para sister, adalah sangat penting bahwa kita menghadiri pertemuan-pertemuan hari Minggu kita, tetapi saya cukup yakin Bapa Surgawi kita lebih peduli mengenai iman dan pertobatan kita daripada mengenai statistik kehadiran kita.

Berikut adalah contoh lainnya:

Seorang ibu lajang dengan dua anak kecil baru-baru ini terserang cacar cair. Tentu saja, tak lama kemudian anak-anaknya juga jatuh sakit. Tugas merawat dirinya sendiri dan anak-anak kecilnya sendirian nyaris terlalu berat bagi ibu muda tersebut. Dan, sebagai akibatnya, rumah yang biasanya bersih menjadi berantakan dan kacau. Piring-piring yang kotor menumpuk di tempat cuci piring, dan pakaian kotor menumpuk di semua tempat lain.

Sementara dia mengurusi anak-anak yang menangis—dan dia sendiri ingin menangis—sebuah ketukan terdengar di pintu rumahnya. Itu adalah para pengajar berkunjungnya. Mereka dapat melihat beban derita ibu muda tersebut. Mereka dapat melihat rumahnya, dapurnya. Mereka dapat mendengar tangisan anak-anak.

Nah, jika para sister ini sekadar peduli dengan menyelesaikan kunjungan-kunjungan bulanan yang ditugaskan kepada mereka, mereka mungkin memberikan kepada ibu tersebut sepiring kue kering, menyebutkan bahwa mereka telah kehilangan dirinya di Lembaga Pertolongan minggu lalu, dan mengatakan sesuatu seperti, “Kabari saja jika ada apa pun yang dapat kami lakukan!” Kemudian mereka akan dengan riang melanjutkan perjalanan mereka, berterima kasih bahwa mereka telah mencapai 100 persen untuk satu bulan lagi.

Untungnya, para sister ini adalah para murid sejati Kristus. Mereka mengamati kebutuhan sister mereka itu dan kemudian memberdayakan banyak bakat serta pengalaman mereka. Mereka membereskan kekacauan tersebut, membawa terang dan kejernihan ke dalam rumah itu, dan menelepon seorang teman untuk membawakan beberapa bahan makanan yang sangat diperlukan. Ketika mereka pada akhirnya menuntaskan pekerjaan mereka dan berpamitan, mereka meninggalkan wanita muda itu berlinang air mata—air mata rasa syukur dan kasih.

Sejak saat itu, opini ibu muda itu tentang pengajaran berkunjung berubah. “Saya tahu,” tuturnya, “bahwa saya bukanlah sekadar sebuah tanda centang pada daftar yang harus dikerjakan orang lain.”

Ya, para pengajar berkunjung perlu menjadi setia dalam melakukan kunjungan bulanan mereka, semuanya tanpa melewatkan mengapanya adalah yang paling penting di balik perintah ini: untuk mengasihi Allah dan sesama.

Ketika kita memperlakukan perintah-perintah Allah dan bagian kita dalam membangun kerajaan-Nya sebagai sesuatu untuk dicentang dalam suatu daftar dari apa yang harus dilakukan, kita kehilangan inti dari kemuridan. Kita melewatkan pertumbuhan yang datang dari dengan penuh sukacita menjalankan perintah-perintah Bapa kita di Surga.

Menapaki jalan kemuridan tidak perlu menjadi suatu pengalaman yang pahit. Itu “manis melebihi segala yang manis.”8 Itu bukan beban yang memberatkan kita. Kemuridan mengangkat roh kita dan menerangi hati kita. Itu mengilhami kita dengan iman, harapan, dan kasih amal. Itu mengisi roh kita dengan terang di saat-saat kegelapan dan ketenteraman selama saat-saat duka.

Itu memberi kita kuasa ilahi dan sukacita abadi.

Menjalankan Injil dengan Penuh Sukacita

Para sister yang terkasih dalam Injil, baik Anda berusia 8 atau 108 tahun, ada satu hal yang saya harap Anda benar-benar pahami dan ketahui:

Anda dikasihi.

Anda berharga bagi Orangtua Surgawi Anda.

Sang Pencipta yang tak terbatas dan kekal dari terang dan kehidupan mengenal Anda! Dia peduli terhadap Anda.

Ya, Allah mengasihi Anda bahkan saat ini dan selamanya.

Dia tidak menunggu untuk mengasihi Anda sampai Anda telah mengatasi kelemahan dan kebiasaan buruk Anda. Dia mengasihi Anda saat ini dengan pemahaman penuh akan perjuangan-perjuangan Anda. Dia tanggap bahwa Anda menjangkau kepada-Nya dalam doa sepenuh hati dan penuh harapan. Dia tahu saat-saat Anda telah berpegang pada terang yang memudar dan percaya—bahkan di tengah-tengah kegelapan yang semakin kelam. Dia tahu penderitaan Anda. Dia tahu penyesalan Anda akan saat-saat Anda tidak berhasil atau gagal. Dan Dia tetap mengasihi Anda.

Dan Allah tahu keberhasilan Anda; meskipun itu mungkin tampak kecil bagi Anda, Dia mengakui dan menghargai setiap darinya. Dia mengasihi Anda karena mengulurkan diri Anda kepada orang lain. Dia mengasihi Anda karena menjangkau dan menolong orang lain memikul beban berat mereka—bahkan ketika Anda sedang bergumul dengan beban Anda sendiri.

Dia tahu semuanya tentang Anda. Dia melihat Anda secara jelas—Dia mengenal Anda sebagaimana Anda adanya. Dan Dia mengasihi Anda—hari ini dan selamanya!

Apakah Anda kira penting bagi Bapa Surgawi kita apakah dandanan, pakaian, rambut, dan kuku Anda sempurna? Menurut Anda apakah nilai Anda bagi-Nya berubah berdasarkan pada berapa banyak pengikut yang Anda miliki di Instagram atau Pinterest? Apakah Anda pikir Dia ingin Anda khawatir atau menjadi depresi jika beberapa berhenti berteman atau mengikuti Anda di Facebook atau Twitter? Apakah Anda pikir daya tarik lahiriah, ukuran baju Anda, atau popularitas membuat perbedaan sekecil apa pun dalam nilai Anda bagi Dia yang menciptakan alam semesta?

Dia mengasihi Anda bukan saja karena siapa adanya diri Anda hari ini, namun juga karena orang kemuliaan dan terang yang untuk menjadi seperti itu, potensi dan hasratnya Anda miliki.

Lebih dari yang pernah dapat Anda bayangkan, Dia ingin Anda mencapai tujuan akhir Anda—untuk kembali ke rumah surgawi Anda secara terhormat.

Saya bersaksi bahwa jalan untuk mencapai ini adalah dengan meletakkan hasrat yang egois dan ambisi yang tidak layak di atas altar pengurbanan dan pelayanan. Sister sekalian, percayalah pada kuasa penyelamatan Yesus Kristus; taatilah hukum-hukum dan perintah-perintah-Nya. Dengan kata lain—jalankanlah Injil dengan penuh sukacita.

Adalah doa saya agar Anda akan mengalami tambahan perbaruan dan perluasan dari kasih Allah yang indah dalam kehidupan Anda; agar Anda akan menemukan iman, tekad, dan komitmen untuk mempelajari perintah-perintah Allah, menyimpannya baik-baik dalam hati Anda, dan menjalankan Injil dengan penuh sukacita.

Saya berjanji bahwa sewaktu Anda melakukannya, Anda akan menemukan yang terbaik dari diri Anda—diri Anda yang sejati. Anda akan menemukan apa makna sesungguhnya dari menjadi seorang putri dari Allah yang abadi, Tuhan segala kebajikan. Mengenai ini saya bersaksi dan meninggalkan bersama Anda berkat-berkat saya sebagai Rasul Tuhan, dalam nama Yesus Kristus, amin.