2022
Piano Ludovic
Maret/April 2022


Pionir di Setiap Negeri

Piano Ludovic

Ludovic senang dapat melayani Bapa Surgawi.

Gambar
boy in Togo playing electric piano at church

Ludovic mengambil beberapa kursi lipat dan membawanya ke seberang jalan. Itu hari Minggu, dan gereja akan segera mulai. Rumah tempat mereka berkumpul untuk beribadat di Togo tidak memiliki cukup kursi. Jadi, Ludovic selalu membawa kursi-kursi dari rumah kakeknya.

“Mengapa Anda meninggalkan gereja yang bagus untuk pergi ke gubuk yang kecil?” seru seseorang. “Gereja Anda bahkan tidak memiliki bangku!” orang lain berkata sambil tertawa.

Ludovic pura-pura tidak mendengarnya. Saya hanya ingin terus melakukan hal yang benar, pikirnya.

Ludovic belajar tentang Gereja ketika dia berusia 10 tahun. Sekarang dia berusia 12 tahun. Dia dan keluarganya telah dibaptis baru-baru ini. Dia memiliki imamat dan membantu mengedarkan sakramen. Dia bahkan menghemat sebagian uang sakunya untuk membeli roti sakramen setiap minggu. Ludovic senang dapat melayani Bapa Surgawi.

Ketika tiba saatnya gereja dimulai, ruang kecil itu dipenuhi orang. Beberapa orang duduk di kursi yang telah dibawa Ludovic. Yang lainnya berdiri.

Pertemuan dimulai dengan lagu. “Israel, Allahmu Memanggil,” Ludovic bernyanyi. Dia senang bernyanyi di gereja.

Seusai gereja, Ludovic bersenandung sambil mengembalikan kursi-kursinya. Dia bersenandung saat berjalan pulang. Kemudian dia mendapatkan ide! Dia mengeluarkan piano mainannya. Mungkin dia dapat belajar memainkan lagu “Israel, Allahmu Memanggil”!

Ludovic menyenandungkan not musiknya dan memainkan berbagai nada hingga dia menemukan yang tepat. Tidak lama kemudian dia belajar sendiri untuk memainkan seluruh lagu.

Lalu dia ingat bahwa keluarganya memiliki beberapa rekaman nyanyian rohani Gereja. Dia mendengarkannya dan juga belajar memainkan lagu lainnya. Ludovic berlatih dan terus berlatih.

“Mengapa kamu tidak memainkan piano sewaktu kami bernyanyi?” Ayah Ludovic bertanya suatu hari.

Ludovic terkejut. “Saya merasa malu,” ujarnya. “Bagaimana jika saya mengacaukannya?”

“Lalu kamu akan terus bermain,” Ayah berkata. “Kamu pianis yang lebih baik daripada yang kamu kira.”

Hari Minggu berikutnya, Ludovic tidak hanya membawa kursi-kursi. Dia juga membawa piano mainannya ke gereja. Saat tiba untuk lagu pembuka, dia dengan gugup meletakkan jarinya di tuts piano. Kemudian dia mulai memainkannya. Semua orang bernyanyi. Dan itu terdengar sangat bagus!

Ludovic memainkan piano di gereja setiap minggu setelah itu. Terkadang dia tidak lancar memainkannya. Namun dia tidak menyerah. Jika sebuah lagu terlalu sulit untuk dimainkan, mereka bernyanyi tanpa piano, dan Ludovic yang memimpin.

Ludovic tersenyum. Tidaklah masalah baginya bahwa mereka beribadat di rumah seseorang. Bahkan tidak masalah jika orang-orang itu menertawakan dia. Yang penting adalah Ludovic menggunakan talentanya untuk melayani Allah.

Togo adalah sebuah negara kecil di Afrika bagian barat.

Saat ini terdapat 21 lingkungan dan cabang di sana.

Bahasa nasional Togo adalah bahasa Prancis.

Seorang misionaris mengajari Ludovic membaca not musik supaya dia dapat memainkan piano lebih baik lagi.

Kini Ludovic telah dewasa. Dia dan istrinya, Benedict, keduanya menyukai musik.

Ludovic memiliki piano yang sesungguhnya di rumah dan memainkan organ di gereja.

Gambar
Page from the March 2022 Friend Magazine.

Ilustrasi oleh Caroline Garcia