Siaran Tahunan
Wakil-Nya


Wakil-Nya

Siaran Pelatihan Tahunan S&I 2022 bersama Presiden Ballard

Jumat, 21 Januari 2022

Saya pernah mendapati diri saya dalam antrean di bandara di belakang seorang rabi Yahudi. Orang di depannya adalah seorang pria yang memegang paspor Meksiko, bepergian dengan putrinya yang masih belia. Dan di depannya adalah seorang Amerika yang mengenakan jersey dan topi yang mewakili tim olahraga favoritnya. Saya mulai bertanya-tanya, dengan siapa saya memiliki kesamaan yang paling banyak dengan salah satu dari tiga individu ini? Saya pertama berpikir mungkin orang Amerika. Kami berdua mungkin memiliki pengalaman yang sangat mirip saat tumbuh dewasa, dan kami berdua mungkin meluangkan terlalu banyak waktu untuk bertanya-tanya tentang tim favorit kami. Kemudian saya mempertimbangkan orang kedua dalam antrean. Karena kecintaan saya pada Meksiko, bukan mustahil untuk berpikir bahwa kami mungkin menyukai makanan yang sama dan band mariachi yang sama. Namun lebih dari itu, saya merasa terhubung dengannya saat saya melihat interaksinya dengan putrinya dan berpikir mengenai menjadi ayah bagi enam putri saya. Terakhir, saya memikirkan tentang rabi. Kebanyakan orang yang melihat kami dalam antrean mungkin tidak mengira bahwa kami memiliki banyak kesamaan. Namun dia dan saya memiliki keterikatan yang sama dalam hasrat kami untuk membaktikan hidup kami bagi pelayanan kepada Allah, untuk belajar dan mengajarkan firman-Nya, dan untuk berusaha patuh pada perintah-perintah-Nya.

Masih memikirkan tentang pertanyaan saya ketika saya naik pesawat, saya mengeluarkan selembar kertas dan mulai menulis. Saya mulai dengan kata-kata sederhana “Saya … ” Kemudian saya menulis semua yang terlintas dalam benak saya. Saya adalah anak Allah, seorang murid Yesus Kristus, seorang suami. Saya menuliskan karakteristik, hubungan, pemanggilan Gereja, dan tugas pekerjaan. Saya menyertakan preferensi seperti, “Saya penggemar musik Motown dan keju raclette.” Sebelum saya selesai, saya telah menulis hampir 300 cara untuk menjawab pertanyaan “siapa saya?” Kemudian saya mengurutkan jawaban saya mana yang paling signifikan dalam menentukan fokus dan prioritas dalam hidup saya. Misalnya, ketika saya adalah seorang kakek dan pegolf yang frustrasi, fakta bahwa saya menempatkan menjadi seorang kakek di urutan teratas daftar saya dan antusiasme saya untuk golf lebih dekat ke bawah mengingatkan saya di mana saya harus menghabiskan waktu dan energi saya dan apa yang harus dipilih jika peranan-peranan itu mengalami konflik.

Beberapa waktu kemudian, saya menjadi lebih memahami mengapa pengalaman ini begitu berarti bagi saya ketika saya membaca bahwa Presiden Henry B. Eyring telah berkata, “Bagaimana Anda menjawab pertanyaan tentang siapa Anda akan menentukan hampir segalanya.” 1

Baru-baru ini saya merenungkan pertanyaan ini dan memikirkan tentang siswa kami. Saya mengeluarkan selembar kertas lain dan mulai menulis—mulai kali ini dengan kata-kata sederhana, “Siswa kami adalah … ”

Saya percaya siswa kita adalah seperti yang telah dikatakan oleh para nabi. Mereka adalah anak-anak terkasih dari orangtua surgawi, yang memilih untuk mengikuti rencana Bapa dan mengalahkan lawan melalui iman mereka kepada Anak Domba Allah dan kuasa kesaksian mereka. 2 Tuhan mencadangkan mereka, seperti yang Presiden Russell M. Nelson katakan, untuk datang ke bumi “pada waktu yang tepat ini, waktu yang paling krusial dalam sejarah dunia.” 3 Di memilih mereka untuk “membantu mempersiapkan orang-orang di dunia ini bagi … pemerintahan milenium [Juruselamat].” 4 “[Mereka] adalah harapan Israel, ‘anak-anak dari hari yang dijanjikan’ [”Yang Jadi Harapan Israel, Nyanyian Rohani, no. 110].”! 5

Mereka “lapar akan hal-hal dari Roh; … bersemangat untuk mempelajari Injil, dan mereka menginginkannya apa adanya, tanpa dilarutkan .… Mereka sekarang bukan orang-orang yang meragukan kebenaran tetapi pencari kebenaran .…

[Mereka] mendambakan … iman … [dan] ingin diri mereka sendiri mampu mewujudkannya untuk bekerja.” 6

Juga benar bahwa beberapa orang telah melupakan identitas mereka sebagai anak-anak Allah atau terlalu terfokus pada sifat-sifat sekunder yang sementara atau kurang penting. Setan adalah pencuri ulung identitas. Tipu dayanya telah menyebabkan beberapa orang menjadi bingung atau terganggu oleh dunia yang bergejolak dan berubah yang mencemooh iman dan kebajikan dan di mana informasi ada di mana-mana dan kebijaksanaan jarang ada—hari yang dinubuatkan ketika orang-orang akan “selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran,” 7 dunia yang menyebut “kejahatan itu baik, dan kebaikan itu jahat,” 8 di mana banyak yang “berjalan dalam terang api [mereka sendiri] dan dalam percikan api yang telah [mereka] sulut” 9 sementara menolak Terang dunia. 10

Namun, kita tahu satu hal lain tentang remaja dan dewasa muda kita. Juruselamat berfirman:

“Kamu adalah anak-anak para nabi; dan kamu adalah dari bani Israel; … dalam benih keturunanmu akanlah semua kaum di bumi diberkati.

Bapa setelah membangkitkan-Ku bagimu lebih dahulu, dan mengutus-Ku untuk memberkatimu dalam memalingkan setiap orang darimu dari kedurhakaannya; dan ini karena kamu adalah anak-anak perjanjian.” 11

Tuhan telah berjanji Dia akan menjangkau mereka bukan untuk menyelamatkan mereka dalam dosa-dosa mereka tetapi untuk menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka. 12 Itulah mengapa penting agar kita membantu siswa kita mengenal Bapa Surgawi dan Yesus Kristus serta memiliki pemahaman yang benar tentang rencana kekal Bapa dan doktrin sejati Juruselamat. Mereka perlu mengetahui siapa mereka dan apa yang Tuhan ingin mereka lakukan 11 —serta bagaimana melakukannya.

Saya percaya bahwa membantu siswa kita mengetahui hal-hal ini sangat bergantung pada kita dalam mengetahui siapa kita sebagai orang yang mengajar, melayani, dan memberikan dukungan di seminari dan institut. Pikiran ini membawa saya pada daftar ketiga dan terakhir. Saya mengeluarkan selembar kertas lagi dan menulis halaman demi halaman tentang karakteristik dan atribut yang saya hargai dan kagumi dalam diri Anda semua. Saat saya menulis, saya menemukan diri saya kembali ke satu gagasan kritis. Saya percaya bahwa jawaban terpenting atas pertanyaan tentang siapa kita adalah bahwa kita diminta untuk menjadi wakil Yesus Kristus. 14

Fokus upaya kita adalah untuk membantu remaja dan dewasa muda mengenal Yesus Kristus dan bersandar kepada-Nya serta kurban Pendamaian-Nya. Kita memandang Dia sebagai teladan kita dan mengandalkan kasih karunia-Nya untuk melakukan kehendak-Nya. Terlepas dari tantangan dan kemunduran pribadi, kita hidup dengan harapan dan optimisme. Karena kita secara konsisten bertobat, kita telah merasakan kasih dan belas kasihan-Nya, dan kita menyampaikan belas kasihan itu kepada orang lain sewaktu kita mengajar dari hati yang berubah dan bersyukur. Kita sering berbicara tentang Dia, bersaksi tentang Dia, bersukacita dalam kebaikan dan kebesaran-Nya, dan membantu orang lain untuk mengetahui “pada sumber apa mereka boleh memandang untuk pengampunan akan dosa-dosa mereka.” 15 Kita berusaha setiap hari untuk menjadi wakil-Nya.

Sebagai misionaris muda saya belajar pentingnya gagasan ini saat rekan saya dan saya mengetuk pintu. Di suatu rumah saya mulai berkata, “Halo, kami wakil dari Yesus Kristus.” Sebelum saya bisa melanjutkan, seorang pria menyela saya dengan mengatakan, “Tidak, Anda bukan wakil-Nya. Anda bahkan tidak tahu apa artinya itu.” Dia menjelaskan bahwa wakil adalah seseorang yang menggantikan orang lain, yang mengatakan dan melakukan apa yang akan dikatakan dan dilakukan orang itu jika dia sendiri ada di sana. Dia mengakhiri dengan mengatakan, “Jika Anda wakil-Nya, maka Anda akan memberi tahu saya apa yang akan Dia katakan kepada saya jika Dia secara pribadi ada di sini.” Saya mendengarkan dengan saksama dan kemudian setuju dengan pria ini bahwa pemahamannya tentang seorang wakil adalah akurat. Saya kemudian berterima kasih kepadanya dan bertanya apakah, dengan pemahaman ini, saya bisa mulai lagi. Saya kemudian berkata, “Selamat pagi. Ini Elder Aranda dan saya Elder Webb. Kami adalah wakil Yesus Kristus, dan kami datang untuk berbagi dengan Anda pesan dari-Nya.”

Kita masing-masing telah diberi kepercayaan sakral. Ketika kita berdoa atau menutup pengajaran dan kesaksian kita dalam nama-Nya, kita mengeklaim bahwa apa yang telah dikatakan mewakili pikiran dan kehendak-Nya. Untuk setia pada kepercayaan itu, kita harus memiliki kasih yang dalam dan pemahaman akan Injil-Nya dan bersedia membayar harga untuk benar-benar mengetahui tulisan suci dan doktrin yang diajarkannya. Karena kita memahami bahwa firman Allah memiliki “dampak yang lebih kuat” dari apa pun 16 dan bahwa itu benar-benar memiliki jawaban atas pertanyaan kehidupan, tulisan suci adalah sumber utama pengalaman kita dengan siswa kita. Sewaktu kita terus berinovasi dalam metode pengajaran kita untuk terhubung dengan lebih banyak siswa, kita tidak boleh berinovasi menyimpang dari yang sudah tertanam dalam tulisan suci.

Itu sama pentingnya untuk memusatkan pikiran dan hati kita pada hamba-hamba pilihan Tuhan—terutama para anggota Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul saat ini—tidak pernah meminta maaf atas ajaran mereka, merasionalisasi, atau menentangnya dengan “filsafat kita sendiri, tidak peduli apa sumbernya atau seberapa menyenangkan atau rasional tampaknya.” 17 Di dunia dengan begitu banyak suara yang memikat dan agenda sosial, merupakan berkat yang luar biasa untuk mengetahui pikiran Allah melalui nabi-Nya yang hidup. Sewaktu kita menyelaraskan pengajaran kita, kesetiaan kita, dan prioritas kita dengan Tuhan dan nabi-Nya, kita akan berada di atas landasan yang pasti, dan seperti cabang-cabang pokok anggur yang benar, kita akan memiliki kuasa untuk menghasilkan banyak buah. 18

Terkadang, mengajarkan kebenaran dan menunjukkan kasih mungkin tampak bertentangan. Itu karena ada yang palsu untuk keduanya, yang bisa membingungkan kita. Anda mungkin merasa berada di garis depan mencoba membantu menjawab pertanyaan yang sulit dan kompleks dan bahwa jika Anda mengatakan yang sebenarnya, seseorang mungkin terluka atau tersinggung. Untuk menanggapi dengan cara yang penuh kasih dan membantu, kita harus menjalankan iman kita kepada Yesus Kristus bahwa Dia mengarahkan Gereja-Nya melalui mereka yang telah Dia tahbiskan untuk memimpinnya. Kita harus berdoa memohon bantuan dan mengimbau siswa kita untuk berpaling kepada Bapa Surgawi dengan pertanyaan dan keraguan mereka. Yesus Kristus adalah terang bagi mereka yang berada dalam kebingungan dan kegelapan. Dia adalah teladan sempurna dalam mengajarkan kepatuhan dengan jelas, namun Dia adalah balsam Gilead bagi mereka yang menderita akibat kesalahan mereka sendiri. Dia adalah teladan sempurna dari apa yang kita perjuangkan untuk menjadi sebagai guru yang mengajarkan kebenaran dalam kasih.

Satu alasan mengapa begitu penting kita mempertimbangkan kasih Juruselamat 19 adalah tentangan yang dihadapi siswa kita. Sebuah studi longitudinal baru-baru ini terhadap remaja Orang Suci Zaman Akhir memperlihatkan bahwa mereka yang bergumul untuk mempertahankan iman dan tetap aktif di Gereja umumnya dihadapkan pada satu atau lebih dari tiga tantangan khusus:

  • Mereka merasa dihakimi karena perubahan keadaan mereka, seperti perceraian orangtua mereka atau anggota keluarga yang meninggalkan Gereja.

  • Mereka merasa bersalah dan putus asa karena kesalahan yang telah mereka perbuat.

  • Atau mereka tidak percaya bahwa mereka telah memiliki pengalaman rohani. 20

Sewaktu kita berusaha untuk mengasihi sebagaimana Juruselamat mengasihi, kita akan dapat membantu siswa kita mengatasi setiap situasi ini.

Bagaimana Anda akan membantu seorang remaja yang merasa dihakimi? 21 Mungkin dimulai dengan memahami bahwa perubahan besar dalam hubungan dan keadaan dapat menyebabkan krisis identitas, membuat siswa mempertanyakan siapa mereka dan bagaimana mereka menyesuaikan diri. Pada saat-saat ini, Anda dapat membantu mereka mengingat hubungan mereka yang tidak berubah dengan Bapa mereka di Surga. Saya mengenal seorang wanita muda yang menilai harga dirinya berdasarkan pada keadaan dirinya dan apa yang orang lain pikirkan tentang dia. Dia merasa tersesat karena tidak tahu siapa dia. Dia mulai berdoa memohon bantuan. Suatu hari, dia memiliki kesan yang jelas bahwa jika dia ingin mengetahui siapa dirinya, pertama-tama dia perlu mengenal Bapa Surgawi dan Juruselamat. Pemikiran ini memulai pencariannya. Dia mulai menelaah tulisan suci, berdoa dan melayani, dengan fokus untuk mengenal Allah. Seiring berjalannya waktu, Tuhan mulai menyatakan diri-Nya kepadanya. Dia merasakan kasih, penghiburan, dan pengertian-Nya. Sewaktu dia mengenal Bapa Surgawi, dia menjadi mengenal dirinya sendiri dan memahami hubungannya dengan Dia. Dia belajar tentang kodrat dan nilai ilahinya sebagai anak Allah. Pemahaman ini telah memenuhi dirinya dengan terang dan sukacita.

Anda dapat membantu siswa Anda yang menghadapi tantangan dengan membantu mereka mengetahui bahwa mereka dikasihi oleh Bapa Surgawi. Anda dapat menunjukkan kasih Anda kepada mereka dengan waktu, empati, dan kesediaan Anda untuk mendengarkan. Anda dapat meminta Bapa Surgawi untuk membantu Anda melihat mereka sebagai individu dan untuk mengenali tantangan, kesempatan, dan kebutuhan unik mereka. Ketika mereka memiliki pertanyaan atau pergumulan dengan kesaksian mereka, Anda dapat membantu mereka merasa aman dan mengetahui bahwa mereka dapat berpaling kepada Anda dan kepada Tuhan.

Bagaimana kita membantu mereka yang bergumul dengan rasa bersalah dan putus asa karena kesalahan mereka? Seperti Juruselamat, kita tidak menyerah pada mereka. Kita menghormati perjuangan mereka untuk terus berusaha melakukan apa yang benar di dunia yang sulit ini. Kita mengajari mereka bahwa kelayakan bukanlah kesempurnaan. 22 Kita membantu mereka tetap berada di jalan perjanjian dengan bersaksi tentang sukacita pertobatan, membantu mereka mengetahui bahwa itu adalah inti dari rencana Bapa Surgawi. Kita membantu mereka mengetahui bahwa Dia masih mengasihi mereka dan siap membantu mereka.

Saya menyukai pelajaran yang diajarkan dalam Musa 4, yang baru saja kita pelajari minggu lalu. Setelah Adam dan Hawa melanggar, mata mereka dibukakan, dan mereka menyadari bahwa mereka telanjang. Upaya pertama mereka untuk menutupi ketelanjangan mereka adalah dengan menjahit daun-daun ara. Ketika mereka mendengar suara Tuhan di taman, mereka memutuskan untuk “menyembunyikan diri mereka dari hadirat Tuhan Allah di antara pepohonan (Musa 4:14).” Menarik untuk dicatat siapa yang menyuruh mereka bersembunyi dari Allah. Sekarang, saya tidak ingin menjelaskan tentang hal ini, tetapi bagaimana cara kerjanya? Dapatkah Anda membayangkan Bapa kita di Surga, yang membuat jalan melalui ciptaan-Nya yang tak terhitung jumlahnya, menemukan tata surya ini, planet ini, dan taman itu, dan tidak dapat menemukan Adam dan Hawa di antara pepohonan? Pada saat itu Tuhan mengajukan pertanyaan kepada mereka: “Ke mana perginya engkau?” (Musa 4:15). Atau dari Perjanjian Lama, “Di manakah engkau?” (Kejadian 3:9). Apakah Anda pikir mungkin Dia benar-benar tidak tahu? Jadi apa yang Dia minta? Mungkin itu seperti, sekarang setelah engkau melanggar, ke mana engkau akan pergi? Apakah engkau akan bersembunyi dari-Ku, atau engkau akan datang kepada-Ku dan membiarkan Aku menutupi engkau? Kata pendamaian dalam bahasa Ibrani aslinya adalah kippur, yang berarti “menutupi.” 23 Bapa kita di Surga memiliki cara yang jauh lebih baik daripada daun ara dan pohon untuk menutupi dosa-dosa kita. Tetapi musuh membisikkan kebohongan untuk membuat kita ingin bersembunyi dari Allah. Dia berusaha untuk meyakinkan kita bahwa Allah tidak mengasihi kita dan bahwa Dia tidak akan mengampuni kita karena kita seharusnya mengetahui lebih baik, atau karena dosa-dosa kita terlalu serius juga.

Saya pernah mengundang seorang remaja putri untuk pergi ke bait suci bersama sekelompok remaja. Tanggapannya adalah bahwa dia tidak layak untuk pergi ke bait suci. Saya mengatakan kepadanya bahwa kita hanya berjalan-jalan di sekitar halaman dan saya senang dia bisa datang bersama kami. Tanggapannya adalah, “Belum. Saya tidak ingin Allah memperhatikan saya sekarang.” Ketika kita membuat kesalahan, kita sering tidak ingin berdoa, membaca tulisan suci, atau pergi ke gereja. Mungkin kita berharap tidak diperhatikan oleh Allah.

Bantulah siswa Anda tahu bahwa ketika mereka membuat kesalahan, mereka dapat menemukan pengampunan dan kedamaian dengan pergi ke tangan yang penuh kasih dan terbuka dari Bapa Surgawi yang penuh belas kasihan, yang telah mempersiapkan jalan untuk melindungi kita. Dia telah mempersiapkan jalan bagi penebusan kita.

Bagaimana Anda membantu seorang siswa yang merasa dia belum memiliki pengalaman rohani? Terkadang remaja kita mendengar kisah-kisah yang tampak seperti mukjizat dan gagal menyadari bahwa Roh Kudus juga berbicara kepada mereka dalam berbagai cara sederhana, seperti ketika mereka memiliki pertanyaan yang diilhami atau ketika mereka membaca tulisan suci dan berpikir untuk menandai tulisan suci. Mari bantu mereka belajar bagaimana Tuhan berkomunikasi dengan mereka secara individu dan tidak menyarankan bahwa cara Tuhan berbicara kepada kita adalah satu-satunya cara Dia dapat berbicara kepada mereka. Mari berhati-hati untuk tidak memberi tahu siswa kita kapan mereka merasakan Roh Kudus. Hanya karena kita mungkin merasakan Roh sebagai guru tidak berarti bahwa setiap siswa merasakan hal yang sama pada saat yang sama. Ada baiknya juga untuk memahami bahwa mereka yang mengalami kecemasan dan depresi mungkin merasa sulit untuk memiliki pengalaman seperti ini. Tetapi Tuhan tidak dibatasi oleh penyakit mental. Dia mengetahui dan memahami mereka dan dapat menemukan cara untuk mengomunikasikan kasih dan bimbingan-Nya. Ada sangat sedikit hal yang dapat kita lakukan yang akan membantu mereka lebih daripada belajar menerima dan bertindak berdasarkan wahyu pribadi.

Baru-baru ini saya mendengar kisah tentang seorang pemuda yang kuliah di universitas bergengsi di Amerika Serikat bagian timur. Dia terdaftar di kelas logika yang sangat sulit. Karena dia ingin melakukannya dengan baik, dia memutuskan untuk menyewa seorang tutor. Dia mampu mempekerjakan seseorang yang pernah menjadi asisten dosen dan bahkan mengajar kelas di universitas yang sama. Tutor tersebut sangat membantu, tetapi pemuda itu masih gugup menghadapi ujian akhir. Profesor memberi tahu para siswa bahwa ujiannya akan sangat sulit sehingga dia akan mengizinkan mereka membawa selembar kertas dan meletakkan di atasnya apa pun yang mereka pikir diperlukan. Para siswa mulai menulis sekecil mungkin, menggunakan kaca pembesar untuk menulis dan membaca apa yang mungkin mereka butuhkan dalam ujian akhir. Hari ujian akhir tiba, dan pemuda itu memasuki kelas. Di sampingnya adalah tutornya. Dosen itu menanyakan apa yang sedang mereka lakukan, dan pemuda itu mengeluarkan secarik kertas kosong dan meletakkannya di lantai. Tutor tersebut kemudian berdiri di atas kertas itu. Pemuda itu menjelaskan, “Anda mengatakan saya bisa meletakkan apa pun yang saya mau di kertas ini. Yah, saya ingin tutor saya.” Pemuda itu diizinkan untuk mengikuti tes dengan tutor di sebelahnya, membisikkan jawaban di telinganya.

Sebagai anggota Gereja Yesus Kristus yang telah diberi karunia Roh Kudus, mengapa kita mau menjalani ujian apa pun dalam kehidupan tanpa bantuan yang tersedia bagi kita? Terima kasih telah berusaha untuk menjadi layak bagi Roh Kudus dalam semua aspek kehidupan Anda dan untuk mencari pengaruh-Nya dalam semua yang Anda lakukan.

Doa saya adalah agar remaja dan dewasa muda kita akan mengenal Bapa kita di Surga dan bahwa dengan mengenal siapa Dia, mereka akan memahami siapa mereka sebenarnya. Karena kuasa-Nya untuk mengampuni, mereka dapat menjadi bersih. Karena kuasa-Nya untuk menyembuhkan, mereka dapat menjadi tahir. Dan karena kuasa-Nya untuk memurnikan, mereka dapat menjadi seperti Dia. Sebagai wakil Yesus Kristus—yang mengajarkan doktrin-Nya dan membagikan kasih-Nya—Anda akan dapat membantu mereka mengenali identitas kekal mereka. Itu tidak berarti Anda akan selalu sempurna. Anda tidak harus demikian. Sewaktu Anda berusaha untuk mengajarkan Injil yang dipulihkan—berpusat pada Yesus Kristus, berfokus pada siswa Anda, dan berakar pada firman Allah—Roh Kudus akan memberinya kehidupan dan relevansi serta kesaksian akan kebenarannya. Saya bersaksi bahwa Anda, keluarga Anda, dan siswa Anda adalah anak-anak perjanjian, harapan Israel, dan yang terkasih dari Allah. Dalam nama Yesus Kristus, amin.

Catatan

  1. Henry B. Eyring, “A Steady, Upward Course” (kebaktian Brigham Young University–Idaho, 18 September 2001), 8, byui.edu.

  2. Lihat Wahyu 12:11.

  3. Russell M. Nelson dan Wendy Nelson, “Yang Jadi Harapan Israel” [kebaktian remaja sedunia, 3 Juni 2018], tambahan untuk New Era dan Ensign, 12, ChurchofJesusChrist.org.

  4. Russell M. Nelson, “Stand as True Millennials,” Ensign, Oktober 2016, 24.

  5. Russell M. Nelson, “Yang Jadi Harapan Israel,” ChurchofJesusChrist.org.

  6. J. Reuben Clark Jr., Panduan Gereja mengenai Pendidikan , edisi revisi (1994; ceramah kepada para pendidik agama Church Educational System, 8 Agustus 1938), ChurchofJesusChrist.org.

  7. 2 Timotius 3:7.

  8. 2 Nefi 15:20.

  9. 2 Nefi 7:11.

  10. Lihat Ajaran dan Perjanjian 95:6.

  11. 3 Nefi 20:25–26.

  12. Lihat Alma 11:37, 40.

  13. Ini adalah gagasan yang diajarkan di Musa 1 ketika Tuhan mengungkapkan kepada Musa, “Aku adalah Tuhan Allah Yang Mahakuasa” (ayat 3); engkau adalah putra-Ku” (ayat 4); “Aku memiliki suatu pekerjaan bagimu” (ayat 6).

  14. Presiden Boyd K. Packer berkata, “Ketika kita mulai menganalisis diri kita dan ingin meningkatkan diri kita sebagai guru, apa pola terbaik yang dapat kita temukan … untuk menganalisis gol dan metode kita, serta membandingkannya dengan Yesus Kristus?” (Teach Ye Diligently [1991], 22–22). Dia kemudian menambahkan: “Saya percaya bahwa sejauh yang Anda lakukan, sesuai dengan tantangan dan tugas tanggung jawab yang Anda miliki, rupa Kristus menjadi terukir pada wajah Anda. Dan untuk semua tujuan praktisnya, di kelas itu saat mengajar, serta dengan ekspresi dan ilham itu, Anda adalah Dia dan Dia adalah Anda” (“The Ideal Teacher” [ceramah kepada staf pengajar seminari dan institut, 28 Juni 1962]).

  15. 2 Nefi 25:26.

  16. Alma 31:5.

  17. J. Reuben Clark Jr., Panduan Gereja mengenai Pendidikan , ChurchofJesusChrist.org.

  18. Lihat Yohanes 15:1–5.

  19. Lihat 3 Nefi 18:24; Moroni 7:48; Yohanes 13:35.

  20. Riset juga menunjukkan bahwa remaja yang meningkat dalam kerohanian melakukannya ketika mereka merasa lebih dekat dengan Bapa Surgawi, memiliki gol rohani yang ingin mereka capai, atau menyadari bahwa mereka memiliki kebutuhan dan percaya bahwa Gereja dan iman kepada Yesus Kristus dapat membantu memenuhi kebutuhan itu.

  21. Untuk lebih memahami cara menciptakan rasa memiliki, saya merekomendasikan ceramah oleh Phillip D. Rash berjudul “Looking to the Margins: Creating Belonging” di speeches.byu.edu.

  22. Lihat Bradley R. Wilcox, “Worthiness Is Not Flawlessness,” Liahona, November 2021, 61–67.

  23. “Arti Ibrani awal dari akar kata ‘K-P-R’ {כ-פ-ר}—dari mana ‘Yom Kippur’ berasal—sebenarnya berarti ‘menutupi’ dan dapat ditemukan dalam nama Ibrani asli untuk ‘Kursi Belas Kasih’ dari ‘Tabut Perjanjian’ yang disebut dalam Alkitab Ibrani ‘Kaporet’ {כפורת} (‘menutupi’). Konsep ‘menutupi’ dalam bahasa Ibrani Alkitab dapat dipahami juga secara abstrak sebagai ‘menutupi dosa’—yang berarti ‘mengabulkan pendamaian.’ Tepatnya sebagai nama bahasa Inggris untuk hari paling suci dalam kalender Yahudi—‘Hari Pendamaian’ (‘Yom Kippur’)” (“What Is the Deeper Hebrew Meaning of ‘Yom Kippur’?,” hebrewversity.com.