Tulisan Suci
Yakub 5


Pasal 5

Yakub mengutip Zenos berhubungan dengan kiasan tentang pohon zaitun yang terpelihara dan yang liar—Itu adalah suatu keserupaan akan Israel dan orang-orang bukan Israel—Pencerai-beraian dan pengumpulan Israel diperlambangkan sebelumnya—Pengibaratan dibuat bagi orang-orang Nefi dan orang-orang Laman dan seluruh bani Israel—Orang-orang bukan Israel akan dientenkan ke dalam Israel—Pada akhirnya kebun itu akan dibakar. Kira-kira tahun 544–421 SM.

1 Lihatlah, saudara-saudaraku, apakah kamu tidak ingat telah membaca kata-kata Nabi aZenos, yang dia ucapkan kepada bani Israel, mengatakan:

2 Simaklah, hai kamu bani Israel, dan dengarlah perkataan dariku, seorang nabi Tuhan.

3 Karena lihatlah, demikianlah firman Tuhan, Aku akan mempersamakan engkau, hai bani aIsrael, seperti sebatang bpohon zaitun yang terpelihara, yang seseorang ambil dan pelihara di ckebunnya; dan itu tumbuh, dan menjadi tua, dan mulai drusak.

4 Dan terjadilah bahwa majikan kebun itu pergi, dan dia melihat bahwa pohon zaitunnya mulai rusak; dan dia berkata: Aku akan memangkasnya, dan mencangkul di sekitarnya, dan memeliharanya, agar barangkali itu boleh bertunaskan cabang-cabang muda dan lembut, dan tidak musnah.

5 Dan terjadilah bahwa dia memangkasnya, dan mencangkul di sekitarnya, dan memeliharanya menurut perkataannya.

6 Dan terjadilah bahwa setelah berhari-hari itu mulai sedikit mengeluarkan, cabang-cabang yang muda dan lembut; tetapi lihatlah, puncak utamanya mulai musnah.

7 Dan terjadilah bahwa majikan kebun itu melihatnya, dan dia berkata kepada hambanya: Memilukan bagiku bahwa aku akan kehilangan pohon ini; karenanya, pergi dan cabutlah cabang-cabang dari sebatang apohon zaitun liar, dan bawalah itu kemari kepadaku; dan kita akan mencabut cabang-cabang utama itu yang mulai layu, dan kita akan melemparkannya ke dalam api agar itu boleh dibakar.

8 Dan lihatlah, berkatalah Tuan kebun itu, aku menyingkirkan banyak dari cabang-cabang yang muda dan lembut ini, dan aku akan mengentenkannya di mana pun aku kehendaki; dan tidaklah masalah bahwa jika demikian halnya bahwa akar pohon ini akan musnah, aku boleh menyimpan buahnya bagi diriku sendiri; karenanya, aku akan mengambil cabang-cabang yang muda dan lembut ini, dan aku akan mengentenkannya di mana pun aku kehendaki.

9 Ambillah engkau cabang-cabang pohon zaitun liar, dan entenkanlah itu, sebagai apenggantinya; dan ini yang telah aku cabut akan aku lemparkan ke dalam api dan membakarnya, agar itu boleh tidak menyampahi tanah kebunku.

10 Dan terjadilah bahwa hamba Tuan kebun itu melakukan menurut perkataan Tuan kebun itu, dan mengentenkan cabang-cabang apohon zaitun liar.

11 Dan Tuan kebun itu menyuruh agar itu hendaknya dicangkul di sekitarnya, dan dipangkas, dan dipelihara, mengatakan kepada hambanya: Memilukan bagiku bahwa aku akan kehilangan pohon ini; karenanya, agar barangkali aku boleh memelihara akarnya sehingga itu tidak musnah, agar aku boleh menyimpannya bagi diriku sendiri, aku telah melakukan hal ini.

12 Karenanya, pergilah pada jalanmu; jagalah pohon itu, dan peliharalah, menurut perkataanku.

13 Dan ini akan aku atempatkan di bagian paling bawah dari kebunku, di mana pun aku kehendaki, tidaklah masalah bagimu; dan aku melakukannya agar aku boleh memelihara bagi diriku sendiri cabang-cabang alami pohon itu; dan juga, agar aku boleh menyimpan buahnya menghadapi musim, bagi diriku sendiri; karena memilukan bagiku bahwa aku akan kehilangan pohon ini dan buahnya.

14 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu pergi pada jalannya, dan menyembunyikan cabang-cabang alami pohon zaitun yang terpelihara di bagian-bagian paling bawah dari kebun itu, sebagian di satu bagian dan sebagian di bagian yang lain, menurut kehendak dan kesenangannya.

15 Dan terjadilah bahwa suatu masa yang lama berlalu, dan Tuan kebun itu berkata kepada hambanya: Marilah, biarlah kita pergi ke kebun, agar kita boleh bekerja di kebun itu.

16 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu, dan juga hamba itu, pergi ke kebun untuk bekerja. Dan terjadilah bahwa hamba itu berkata kepada majikannya: Lihatlah, pandanglah ke sini; lihatlah pohon itu.

17 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu memandang dan melihat pohon dimana cabang-cabang pohon zaitun liar telah dientenkan; dan itu telah tumbuh dan mulai menghasilkan abuah. Dan dia melihat bahwa itu adalah baik; dan buahnya adalah seperti buah alaminya.

18 Dan dia berkata kepada hamba itu: Lihatlah, cabang-cabang pohon liar telah mengambil kelembaban dari akarnya, sehingga akarnya telah menghasilkan kekuatan besar; dan karena kekuatan besar akarnya cabang-cabang liar itu telah menghasilkan buah yang terpelihara. Sekarang, jika kita tidak mengentenkan cabang-cabang ini, pohonnya akan telah musnah. Dan sekarang, lihatlah, aku akan menyimpan banyak buah, yang pohonnya telah hasilkan; dan buahnya akan aku simpan menghadapi musim, bagi diriku sendiri.

19 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu berkata kepada hambanya: Marilah, biarlah kita pergi ke bagian paling bawah dari kebun, dan melihat apakah cabang-cabang alami pohon itu tidak menghasilkan banyak buah juga, agar aku boleh menyimpan buahnya menghadapi musim, bagi diriku sendiri.

20 Dan terjadilah bahwa mereka pergi ke mana majikan itu telah menyembunyikan cabang-cabang alami pohon itu, dan dia berkata kepada hamba itu: Lihatlah ini; dan dia melihat yang apertama bahwa itu telah menghasilkan banyak buah; dan dia melihat juga bahwa itu baik. Dan dia berkata kepada hamba itu: Ambillah buahnya, dan simpanlah itu menghadapi musim, agar aku boleh menyimpannya bagi diriku sendiri; karena lihatlah, katanya, sepanjang waktu yang lama ini telah aku pelihara itu, dan telah menghasilkan banyak buah.

21 Dan terjadilah bahwa hamba itu berkata kepada majikannya: Mengapa engkau datang kemari untuk menanam pohon ini, atau cabang pohon ini? Karena lihatlah, itu adalah bidang tanah yang paling gersang di seluruh tanah kebunmu.

22 Dan Tuan kebun itu berkata kepadanya: Janganlah menasihatiku; Aku tahu bahwa itu adalah sebidang tanah yang gersang; karenanya, aku berkata kepadamu, aku telah memeliharanya sepanjang waktu yang lama ini, dan engkau lihat bahwa itu telah menghasilkan banyak buah.

23 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu berkata kepada hambanya: Pandanglah kemari; lihatlah aku telah menanam cabang yang lain dari pohon itu juga; dan engkau tahu bahwa bidang tanah ini lebih gersang daripada yang pertama. Tetapi, lihatlah pohon itu. Aku telah memeliharanya sepanjang waktu yang lama ini, dan itu telah menghasilkan banyak buah; oleh karena itu, kumpulkanlah itu, dan simpanlah itu menghadapi musim, agar aku boleh menyimpannya bagi diriku sendiri.

24 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu berkata lagi kepada hambanya: Pandanglah kemari, dan lihatlah acabang yang lain juga, yang telah aku tanam; lihatlah bahwa aku telah memeliharanya juga, dan itu telah menghasilkan buah.

25 Dan dia berkata kepada hamba itu: Pandanglah kemari dan lihatlah yang terakhir. Lihatlah, ini telah aku tanam di asebidang tanah yang baik; dan aku telah memeliharanya sepanjang waktu yang lama ini, dan hanya sebagian dari pohon itu telah menghasilkan buah yang terpelihara, dan bbagian lain dari pohon itu telah menghasilkan buah yang liar; lihatlah, Aku telah memelihara pohon ini seperti yang lain.

26 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu berkata kepada hamba itu: Cabutlah cabang-cabang yang tidak menghasilkan abuah yang baik, dan lemparkanlah itu ke dalam api.

27 Tetapi lihatlah, hamba itu berkata kepadanya: Marilah kita memangkasnya, dan mencangkul di sekitarnya, dan memeliharanya sedikit lebih lama, agar barangkali boleh menghasilkan buah yang baik bagimu, agar engkau dapat menyimpannya menghadapi musim.

28 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu dan hamba Tuan kebun itu memelihara semua buah dari kebun itu.

29 Dan terjadilah bahwa suatu masa yang lama telah berlalu, dan Tuan kebun itu berkata kepada ahambanya: Marilah, biarlah kita pergi ke kebun, agar kita boleh bekerja lagi di kebun itu. Karena lihatlah, bwaktunya mendekat, dan cakhir itu segera tiba; karenanya, aku mesti menyimpan buah menghadapi musim, bagi diriku sendiri.

30 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu dan hamba itu pergi ke kebun; dan mereka tiba pada pohon yang cabang-cabang alaminya telah dipatahkan, dan cabang-cabang liar telah dientenkan; dan lihatlah segala arupa buah membebani pohon itu.

31 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu mencicipi buah, setiap rupa menurut jumlahnya. Dan Tuan kebun itu berkata: Lihatlah, sepanjang waktu yang lama ini telah kita pelihara pohon ini, dan aku telah menyimpan bagi diriku sendiri menghadapi musim banyak buah.

32 Tetapi lihatlah, kali ini itu telah menghasilkan banyak buah, dan atidak ada satu pun darinya yang baik. Dan lihatlah, ada segala jenis buah yang buruk; dan itu tidak menguntungkanku apa pun, terlepas dari segala kerja kita; dan sekarang, memilukan bagiku bahwa aku akan kehilangan pohon ini.

33 Dan Tuan kebun itu berkata kepada hambanya: Apa yang akan kita lakukan dengan pohon itu, agar aku boleh menyimpan lagi buah yang baik darinya bagi diriku sendiri?

34 Dan hamba itu berkata kepada majikannya: Lihatlah, karena engkau mengentenkan cabang-cabang pohon zaitun liar, itu telah memelihara akarnya, sehingga hidup dan tidak musnah; karenanya engkau lihat bahwa akar itu masih baik.

35 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu berkata kepada hambanya: Pohon itu tidak menguntungkanku apa pun, dan akarnya tidak menguntungkanku apa pun selama itu akan menghasilkan buah yang jelek.

36 Walaupun demikian, aku tahu bahwa akarnya baik, dan untuk tujuanku sendiri aku telah memeliharanya; dan karena kekuatan besarnya itu telah hingga kini menghasilkan, dari cabang-cabang liar, buah yang baik.

37 Tetapi lihatlah, cabang-cabang liar telah tumbuh dan telah amenguasai akarnya; dan karena cabang-cabang liar telah menguasai akarnya itu telah menghasilkan banyak buah yang jelek; dan karena telah menghasilkan sedemikian banyaknya buah yang jelek engkau lihat bahwa itu mulai musnah; dan akan segera menjadi matang, sehingga boleh dilemparkan ke dalam api, kecuali kita akan melakukan sesuatu baginya untuk memeliharanya.

38 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu berkata kepada hambanya: Marilah kita pergi ke bagian-bagian yang paling bawah dari kebun itu, dan melihat apakah cabang-cabang alaminya juga telah menghasilkan buah yang jelek.

39 Dan terjadilah bahwa mereka pergi ke bagian-bagian kebun yang paling bawah dari kebun itu. Dan terjadilah bahwa mereka melihat bahwa buah dari cabang-cabang alaminya telah menjadi busuk juga; ya, yang apertama dan yang kedua dan juga yang terakhir; dan itu semuanya telah menjadi busuk.

40 Dan buah aliar dari yang terakhir telah menguasai bagian pohon itu yang menghasilkan buah yang baik, bahkan sampai cabangnya telah layu dan mati.

41 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu menangis, dan berkata kepada hamba itu: aApa yang dapat aku lakukan lagi untuk kebunku?

42 Lihatlah, aku tahu bahwa semua buah dari kebun itu, kecuali ini, telah menjadi busuk. Dan sekarang, ini yang dahulunya telah menghasilkan buah yang baik telah juga menjadi busuk; dan sekarang, semua pohon kebunku tidak baik untuk apa pun kecuali untuk ditebang dan dilemparkan ke dalam api.

43 Dan lihatlah yang terakhir ini, yang cabangnya telah layu, aku tanam di asebidang tanah yang baik; ya, bahkan apa yang adalah pilihan bagiku melebihi semua bagian lain dari tanah kebunku.

44 Dan engkau lihat bahwa aku juga menebas apa yang amenyampahi bidang tanah ini, agar aku boleh menanam pohon ini sebagai penggantinya.

45 Dan engkau lihat bahwa sebagian darinya menghasilkan buah yang baik, dan sebagian darinya menghasilkan buah yang liar; dan karena aku tidak mencabut cabang-cabangnya dan melemparkannya ke dalam api, lihatlah, itu telah menguasai cabang yang baik sehingga telah layu.

46 Dan sekarang, lihatlah, terlepas dari segala pengurusan yang telah kita lakukan untuk kebunku, pohon-pohonnya telah menjadi busuk, sehingga tidak menghasilkan buah yang baik; dan ini aku harapkan untuk pelihara, untuk menyimpan buahnya menghadapi musim, bagi diriku sendiri. Tetapi, lihatlah, itu telah menjadi seperti pohon zaitun liar, dan tidak berharga selain untuk aditebang dan dilemparkan ke dalam api; dan memilukan bagiku bahwa aku akan kehilangan itu.

47 Tetapi apa yang dapat aku lakukan lagi di kebunku? Apakah aku telah mengendurkan tanganku, sehingga aku tidak memeliharanya? Tidak, aku telah memeliharanya, dan aku telah mencangkul di sekitarnya, dan aku telah memangkasnya, dan aku telah memupukinya; dan aku telah amengulurkan tanganku hampir sepanjang hari, dan bakhir itu semakin dekat. Dan memilukan bagiku bahwa aku mesti menebang semua pohon kebunku, dan melemparkannya ke dalam api agar itu mesti dibakar. Siapakah itu yang telah membusukkan kebunku?

48 Dan terjadilah bahwa hamba itu berkata kepada majikannya: Bukankah ketinggian hati kebunmu—bukankah cabang-cabangnya telah menguasai akar yang adalah baik? Dan karena cabang-cabang telah menguasai akarnya, lihatlah itu tumbuh lebih cepat daripada kekuatan akarnya, mengambil kekuatan bagi dirinya sendiri. Lihatlah, aku berkata, bukankah ini penyebab bahwa pohon-pohon di kebunmu telah menjadi busuk?

49 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu berkata kepada hamba itu: Marilah kita pergi dan menebang pohon-pohon di kebun dan melemparkannya ke dalam api, agar tidak menyampahi tanah kebunku, karena aku telah melakukan segalanya. Apa yang dapat aku lakukan lagi untuk kebunku?

50 Tetapi, lihatlah, hamba itu berkata kepada Tuan kebun itu: Biarkanlah itu hidup sedikit alebih lama lagi.

51 Dan Tuan itu berkata: Ya, aku akan membiarkannya hidup sedikit lebih lama lagi, karena memilukan bagiku bahwa aku akan kehilangan pohon-pohon kebunku.

52 Karenanya, marilah kita mengambil acabang-cabang dari ini yang telah aku tanamkan di bagian-bagian yang paling bawah dari kebunku, dan marilah kita mengentenkannya ke pohon dari mana itu datang; dan marilah kita mencabut dari pohon itu cabang-cabang itu yang buahnya paling pahit, dan mengentenkan cabang-cabang alami pohon itu sebagai penggantinya.

53 Dan ini akan aku lakukan agar pohon itu boleh tidak musnah, agar, barangkali, aku boleh memelihara bagi diriku akarnya untuk tujuanku sendiri.

54 Dan, lihatlah, akar cabang-cabang alami pohon yang aku tanam di mana pun aku kehendaki masih hidup; karenanya, agar aku boleh memeliharanya juga untuk tujuanku sendiri, aku akan mengambil dari cabang-cabang pohon ini, dan aku akan amengentenkannya padanya. Ya, aku akan mengentenkan padanya cabang-cabang dari pohon induknya, agar aku boleh memelihara akarnya juga bagi diriku sendiri, agar ketika itu akan menjadi cukup kuat barangkali boleh menghasilkan buah yang baik bagiku, dan aku boleh masih memiliki kepuasan akan buah dari kebunku.

55 Dan terjadilah bahwa mereka mengambil dari pohon alami yang telah menjadi liar, dan mengentenkan pada pohon-pohon alami, yang juga telah menjadi liar.

56 Dan mereka juga mengambil dari pohon-pohon alami yang telah menjadi liar, dan mengentenkan pada pohon induknya.

57 Dan Tuan kebun itu berkata kepada hamba itu: Janganlah mencabut cabang-cabang liar dari pohon-pohon itu, kecuali yang paling pahit; dan di dalamnya kamu akan mengentenkan menurut apa yang telah aku katakan.

58 Dan kita akan memelihara kembali pohon-pohon kebun itu, dan kita akan memangkas cabang-cabangnya; dan kita akan mencabut dari pohon-pohon cabang-cabang itu yang matang, yang mesti musnah, dan melemparkannya ke dalam api.

59 Dan ini aku lakukan agar, barangkali, akarnya boleh mengambil kekuatan karena kebaikannya; dan karena pergantian cabang-cabangnya, agar yang baik boleh menguasai yang jelek.

60 Dan karena aku telah memelihara cabang-cabang alami dan akarnya, dan aku telah mengentenkan cabang-cabang alami itu lagi pada pohon induknya, dan telah memelihara akar dari pohon induknya, agar, barangkali, pohon-pohon kebunku boleh menghasilkan lagi abuah yang baik; dan agar aku boleh merasakan sukacita lagi akan buah dari kebunku, dan, barangkali, agar aku boleh amat bersukacita bahwa aku telah memelihara akar dan cabang dari buah yang pertama—

61 Karenanya, pergilah, dan panggillah para ahamba, agar kita boleh bbekerja dengan tekun dengan daya kita di kebun itu, agar kita boleh mempersiapkan jalan, agar aku boleh menghasilkan lagi buah alami, yang buah alami itu baik dan paling berharga melebihi semua buah yang lain.

62 Karenanya, marilah kita pergi dan bekerja dengan daya kita terakhir kalinya ini, karena lihatlah akhir itu semakin dekat, dan ini adalah untuk terakhir kalinya ketika aku akan memangkas kebunku.

63 Entenkanlah cabang-cabang itu; mulailah dengan yang aterakhir agar itu boleh menjadi yang pertama, dan agar yang pertama boleh menjadi yang terakhir, dan cangkullah di sekitar pohon-pohon itu, baik yang tua maupun yang muda, yang pertama maupun yang terakhir; dan yang terakhir maupun yang pertama, agar semuanya boleh dipelihara sekali lagi untuk terakhir kalinya.

64 Karenanya, cangkullah di sekitar itu, dan pangkaslah itu, dan pupukilah itu sekali lagi, untuk terakhir kalinya, karena akhir itu semakin dekat. Dan jika demikian halnya bahwa pengentenan terakhir ini akan tumbuh, dan menghasilkan buah alami, maka akanlah kamu mempersiapkan cara baginya, agar itu boleh tumbuh.

65 Dan sewaktu itu mulai tumbuh kamu akan menyingkirkan cabang-cabang yang menghasilkan buah yang pahit, menurut kekuatan yang baik dan ukurannya; dan kamu tidak akan amenyingkirkan yang buruk darinya semua sekaligus, agar jangan akarnya akan menjadi terlalu kuat untuk pengentenan, dan pengentenannya akan musnah, dan aku kehilangan pohon-pohon kebunku.

66 Karena memilukan bagiku bahwa aku akan kehilangan pohon-pohon kebunku; karenanya kamu akan menyingkirkan yang buruk menurut seperti tumbuhnya yang baik, agar akar dan puncaknya boleh setara dalam kekuatan, sampai yang baik menguasai yang buruk, dan yang buruk ditebang dan dilemparkan ke dalam api, agar mereka tidak menyampahi tanah kebunku; dan demikianlah akan aku sapu bersih yang buruk dari kebunku.

67 Dan cabang-cabang pohon alami akan aku entenkan kembali pada pohon alaminya;

68 Dan cabang-cabang pohon alami akan aku entenkan pada cabang-cabang alami pohon itu; dan demikianlah akan aku bawa itu bersama lagi, agar menghasilkan buah alami, dan akan menjadi satu.

69 Dan yang buruk akan adibuang, ya, bahkan dari seluruh tanah kebunku; karena lihatlah, hanya sekali ini saja akan aku pangkas kebunku.

70 Dan terjadilah bahwa Tuan kebun itu mengutus ahambanya; dan hamba itu pergi dan melakukan seperti yang telah Tuan itu perintahkan kepadanya, dan membawa para hamba lain; dan mereka adalah bsedikit.

71 Dan Tuan kebun itu berkata kepada mereka: Pergilah, dan abekerjalah di kebun, dengan dayamu. Karena lihatlah, ini adalah yang bterakhir kalinya ketika aku akan memelihara kebunku; karena akhir itu sudah di depan mata, dan musim itu selekasnya tiba; dan jika kamu bekerja dengan dayamu bersamaku kamu akan merasakan csukacita akan buah yang akan aku simpan bagi diriku sendiri menghadapi waktu yang akan segera tiba.

72 Dan terjadilah bahwa para hamba itu pergi dan bekerja dengan daya mereka; dan Tuan kebun itu bekerja juga bersama mereka; dan mereka mematuhi perintah-perintah Tuan kebun itu dalam segala hal.

73 Dan mulai ada buah alami lagi di kebun itu; dan cabang-cabang alami mulai tumbuh dan berkembang dengan amat subur; dan cabang-cabang liar mulai dicabut dan dibuang; dan mereka menjaga akar dan puncaknya setara, menurut kekuatannya.

74 Dan demikianlah mereka bekerja, dengan segenap ketekunan, menurut perintah-perintah Tuan kebun itu, bahkan sampai yang buruk telah dibuang ke luar dari kebun itu, dan Tuan itu telah menyimpan bagi dirinya sendiri agar pohon-pohon itu telah kembali menjadi buah alami; dan itu menjadi seperti asatu kesatuan; dan buah-buahnya setara; dan Tuan kebun itu telah menyimpan bagi dirinya buah alami, yang adalah paling berharga baginya sejak awal.

75 Dan terjadilah bahwa ketika Tuan kebun itu melihat bahwa buahnya baik, dan bahwa kebunnya tidak lagi busuk, dia memanggil para hambanya, dan berkata kepada mereka: Lihatlah, untuk terakhir kalinya ini telah kita pelihara kebunku; dan engkau melihat bahwa aku telah melakukan menurut kehendakku; dan aku telah menyimpan buah alami, yang adalah baik, bahkan seperti adanya pada awalnya. Dan adiberkatilah engkau; karena kamu telah tekun dalam bekerja bersamaku di kebunku, dan telah menaati perintah-perintahku, dan telah membawa kepadaku kembali bbuah alami, sehingga kebunku tidak lagi busuk, dan yang buruk dibuang, lihatlah kamu akan merasakan sukacita bersamaku karena buah dari kebunku.

76 Karena lihatlah, untuk suatu amasa yang lama akanlah aku simpan buah dari kebunku bagi diriku sendiri menghadapi musim, yang selekasnya tiba; dan untuk terakhir kalinya telah aku pelihara kebunku, dan memangkasnya, dan mencangkul di sekitarnya, dan memupukinya; karenanya akan aku simpan bagi diriku sendiri buah itu, untuk suatu masa yang lama, menurut apa yang telah aku ucapkan.

77 Dan ketika waktunya tiba bahwa buah yang jelek akan kembali datang ke dalam kebunku, pada waktu itu akanlah aku suruh yang baik dan yang buruk untuk dikumpulkan; dan yang baik akan aku simpan bagi diriku sendiri, dan yang buruk akan aku buang ke tempatnya sendiri. Dan kemudian tibalah amusimnya dan akhirnya; dan kebunku akanlah aku suruh bbakar dengan api.