Ajaran-Ajaran Presiden
Memaklumkan Injil


Bab 9

Memaklumkan Injil

Kita hendaknya tekun dan setia dalam membantu orang lain menerima berkat-berkat Injil yang dipulihkan.

Dari Kehidupan Wilford Woodruff

Tidak lama setelah Wilford Woodruff dibaptiskan dan ditetapkan sebagai anggota Gereja, dia “memiliki hasrat yang besar untuk mengkhotbahkan Injil.” Dia mengenang, “Suatu Minggu malam saya pergi ke hutan kecil sendirian, dan berseru kepada Tuhan dalam doa yang sungguh-sungguh, untuk membukakan jalan saya untuk pergi dan mengkhotbahkan Injil kepada penduduk bumi. Roh Tuhan bersaksi bahwa doa saya didengar, dan akan dijawab. Saya bangkit dan merasa bahagia, serta berjalan sekitar dua ratus meter, dan bertemu Elias Higbee, seorang Imam Besar, yang bersamanya saya pernah tinggal selama beberapa bulan. Ketika saya menghampirinya, dia mengatakan, ‘Brother Wilford, Roh Tuhan memberitahu saya bahwa Anda hendaknya ditahbiskan, dan pergi sebagai misionaris.’ Saya menjawab, ‘Saya siap.’”1

Di bawah petunjuk uskupnya, Wilford Woodruff ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 5 November 1834, dan dipanggil untuk melayani sebagai misionaris di Amerika Selatan bagian timur. Dia melayani dengan iman dan ketekunan, memulai suatu pelayanan misionaris seumur hidup dimana dia akan membantu ribuan orang untuk memeluk Injil yang dipulihkan. Mengenai dia, Presiden Heber J. Grant berkata, “Saya percaya bahwa tidak ada orang lain yang pernah hidup di muka bumi ini yang merupakan orang yang mempertobatkan jiwa yang lebih hebat pada Injil Yesus Kristus.”2

Pada bulan Januari 1840, segera setelah ditahbiskan menjadi seorang Rasul, Penatua Wilford Woodruff tiba di Inggris untuk melayani sebagai seorang misionaris. Dia memulai pelayanannya di negara bagian Staffordshire, menikmati keberhasilan yang lumayan. “Ada 40 orang yang ditambahkan ke dalam Gereja melalui pembaptisan,” lapornya, “serta banyak pintu baru dibukakan; dan di tengah kemajuan pekerjaan itu, sewaktu saya bangun untuk berbicara di hadapan jemaat yang besar di Hanly, pada tanggal 1 Maret, Tuhan menyatakan kepada saya bahwa itu akan merupakan saat terakhir saya hendaknya memperingatkan orang-orang untuk waktu yang lama, dan ketika saya bangkit serta memberitahu orang-orang bahwa itu merupakan saat terakhir mereka akan mendengar suara saya untuk beberapa lamanya, mereka takjub, karena mereka berharap, seperti halnya saya, sewaktu saya memasuki rumah itu, bahwa saya akan meluangkan beberapa bulan di tengah-tengah mereka; tetapi jalan dan pikiran Allah bukanlah seperti jalan dan pikiran kita dalam setiap segi.”

Penatua Woodruff mencari Tuhan dalam doa pada hari berikutnya, bertanya ke mana dia harus pergi. Dia menceritakan, “Percaya bahwa adalah hak istimewa dan kewajiban saya untuk mengetahui kehendak Tuhan mengenai hal ini, karenanya saya bertanya kepada Bapa Surgawi saya di dalam nama Yesus Kristus untuk mengajari saya kehendak-Nya dalam hal ini, dan sewaktu saya bertanya, Tuhan memberikan, dan memperlihatkan kepada saya bahwa adalah kehendak-Nya bahwa saya hendaknya segera pergi ke Inggris selatan. Saya berbicara dengan Brother William Benbow, yang pernah tinggal di Herefordshire serta memiliki teman-teman yang masih menetap di sana, mengenai hal ini dan amat menginginkan agar saya mengunjungi bagian dan negara itu, dan [dia] dengan murah hati menawarkan untuk menemani saya menuju rumah kakak lelakinya dan membiayai perjalanan saya, yang segera saya terima.”3

Pada tanggal 4 Maret 1840, Penatua Woodruff dan William Benbow tiba di rumah kakak William, John. “Dalam waktu satu jam setelah saya tiba di rumahnya,” kenang Presiden Woodruff, “Saya memahami mengapa Tuhan telah mengirim saya ke sana .… Saya menemukan sekumpulan pria dan wanita, sekitar enam ratus orang, yang telah bergabung bersama dengan nama United Brethren [Saudara yang Dipersatukan], dan berupaya untuk menegakkan aturan-aturan kuno. Mereka menginginkan Injil sebagaimana diajarkan oleh para nabi dan rasul, seperti yang saya inginkan semasa muda saya.”4

Keluarga Benbow cepat menerima pesan Pemulihan, dan William kembali ke Staffordshire “setelah memperoleh kesempatan istimewa untuk melihat kakaknya, John Bonbow, serta seisi rumahnya, … dibaptiskan ke dalam perjanjian yang baru dan abadi.”5 Penatua Woodruff tinggal di daerah itu selama sekitar delapan bulan. Dia kemudian mengenang, “Tiga puluh hari pertama setelah saya tiba di Herefordshire saya membaptiskan empat puluh lima pendeta dan beberapa ratus anggota .… Kami membawa masuk dua ribu orang selama masa kerja delapan bulan.”6

Merujuk pada pengalaman ini, Presiden Woodruff menulis, “Seluruh sejarah pekerjaan misionaris di Herefordshire ini memperlihatkan pentingnya mendengarkan suara lembut Allah dan wahyu-wahyu Roh Kudus. Tuhan memiliki umat di sana yang telah siap untuk Injil. Mereka berdoa memohon terang serta kebenaran, dan Tuhan mengirimkan saya kepada mereka.”7

Kira-kira dua tahun sebelum Penatua Woodruff melayani di Inggris, Roh memimpinnya untuk mengkhotbahkan Injil kepada kelompok orang yang lebih kecil—keluarganya sendiri. Dalam berkat bapa bangsanya, yang diberikan melalui Joseph Smith Sr., dia telah dijanjikan bahwa dia akan “membawa isi rumah ayah-[nya] ke dalam Kerajaan Allah.”8 Pada tahun 1838, sementara melayani sebagai misionaris di sebuah daerah dekat dengan kampung halamannya, dia merasakan bahwa waktunya telah tiba bagi nubuat ini untuk digenapi. Dia menulis:

“Saya menghabiskan … delapan belas hari di Farmington dan Avon, mengunjungi penghuni rumah ayah saya, paman-paman, bibi-bibi, sepupu-sepupu, tetangga-tetangga serta teman-teman saya, mengkhotbahkan Injil Yesus Kristus kepada mereka, dan berupaya untuk membawa mereka ke dalam Kerajaan Allah .… Dengan bantuan Allah, saya mengkhotbahkan Injil dengan setia kepada penghuni rumah ayah saya dan kepada semua yang berada bersamanya, seperti juga kepada sanak saudara saya lainnya.”

Pada tanggal 1 Juli 1838, Penatua Woodruff membaptiskan enam orang, termasuk semua yang tinggal di rumah ayahnya, seperti yang dijanjikan kepadanya dalam berkat bapa bangsanya. “Itu benar-benar merupakan hari yang penuh sukacita bagi jiwa saya,” katanya. “Ayah, ibu tiri, dan adik perempuan [tiri] saya termasuk dalam jumlah yang dibaptiskan. Saya, sesudahnya, menambahkan sejumlah sanak saudara. Saya merasa bahwa kerja hari ini saja secara berlimpah telah merupakan pembayaran kembali bagi saya untuk semua pekerjaan saya dalam pelayanan.

Siapa yang dapat memahami sukacita, kemuliaan, kebahagiaan, dan penghiburan yang dirasakan seorang penatua Israel dalam menjadi alat dalam tangan Allah untuk membawa ayah, ibu, saudara lelaki, saudara perempuan, atau siapa pun dari keturunan Adam melalui pintu yang memasuki kehidupan dan keselamatan? Tidak seorang pun dapat, kecuali dia telah mengalami hal-hal ini, serta memiliki kesaksian Yesus Kristus dan ilham Allah Yang Mahakuasa.”9

Ajaran-Ajaran Wilford Woodruff

Allah menganggap kita bertanggung jawab untuk membagikan Injil kepada sesama.

Umat manusia dalam segala zaman mencari kebahagiaan; mereka menginginkan kedamaian sosial dan rumah tangga; dan sewaktu mereka berpikir tentang masa depan yang luas, mereka berkeinginan untuk berperan serta dalam berkat-berkat yang dibicarakan sehubungan dengan keadaan keberadaan itu; tetapi mereka tidak tahu cara mendapatkannya, kecuali seorang hamba Allah datang dan menunjukkan jalan kehidupan.10

Kita adalah satu-satunya umat kepada siapa Injil, imamat, dan perjanjian kudus ini telah diberikan pada zaman kita, dan kita akan dianggap bertanggung jawab atas penggunaan kita terhadapnya. Kemudian kita hendaknya tekun dan setia dalam menawarkan keselamatan besar ini kepada anak-anak manusia, dan dalam membangun Sion serta Kerajaan Allah kita.11

Betapa pun tidak berartinya umat ini mungkin dalam pandangan dunia, Allah surga menganggap kita bertanggung jawab atas pengkhotbahan Injil ini ke setiap bangsa di kolong surga, dan kita harus melakukannya atau kita akan dikutuk. Kita tidak dapat menghindarinya. Mengapa? Karena, seperti dikatakan oleh Paulus, “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” [1 Korintus 9:16]. Hanya ada satu Injil; tidak pernah ada lebih dari satu, dan tidak pernah akan ada; dan Paulus berkata, “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepada kamu suatu Injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia” [Galatia 1:8]. Injil itu, hai para Orang Suci Allah yang hidup, … berada dalam tangan kita, dikirim kepada kita melalui pelayanan para malaikat—Injil yang sama yang diajarkan sejak zaman Adam hingga Kristus, serta dari Kristus hingga zaman dan generasi kita, sewaktu Allah memiliki umat di bumi.12

Tidak pernah ada sejumlah orang sejak Allah menciptakan dunia di bawah tanggung jawab yang lebih kuat untuk memperingatkan generasi ini, untuk mengangkat suara kita dengan panjang dan lantang, siang dan malam sejauh kita memiliki kesempatan serta memaklumkan firman Allah kepada generasi ini. Kita dituntut untuk melakukan ini. Ini adalah panggilan kita. Ini adalah tugas kita. Ini adalah urusan kita.13

Saya telah menyeberangi rawa dan mengarungi sungai, dan telah mengemis roti saya dari pintu ke pintu, dan telah mengabdikan hampir lima puluh tahun pada pekerjaan ini. Dan mengapa? Apakah ada cukup emas di Kalifornia untuk mengupah saya untuk melakukannya? Tidak, sebenarnya; dan apa yang telah saya lakukan serta apa yang telah dilakukan oleh saudara-saudara saya, telah kami lakukan karena kami diperintahkan oleh Allah. Dan inilah panggilan kami dewasa ini. Kami telah berkhotbah dan bekerja di negeri sendiri dan di negeri lain, dan kami bermaksud untuk meneruskan pekerjaan kami, dengan bantuan Allah, selama kami memiliki kebebasan untuk melakukannya.14

Saya pikir, sering kali, bahwa kita, sebagai para penatua Israel dan sebagai Orang Suci Zaman Akhir, belum berhasil menyadari kedudukan kita di hadapan Tuhan. Pekerjaan yang dituntut dari tangan kita adalah besar dan hebat; itu adalah pekerjaan Allah Yang Mahakuasa. Kita dianggap bertanggung jawab untuk menyajikan Injil Kristus kepada semua bangsa di bumi .… Kita dianggap bertanggung jawab untuk semua ini dan membangun bait suci bagi Yang Mahatinggi, di mana kita dapat masuk dan melakukan tata cara bagi keselamatan orang-orang kita yang telah meninggal.15

Dan kemudian, kita dikelilingi di negeri sendiri dengan banyak orang yang kepadanya kita berkewajiban untuk berkhotbah, karena sama pentingnya untuk berkhotbah di negeri sendiri dengan di negeri lain.16

Kita menemukan sukacita besar dalam membantu sesama datang kepada Kristus dan maju menuju permuliaan.

Anda memberi kepada jiwa mana pun asas-asas kehidupan dan keselamatan serta melaksanakan tata cara-tata cara kepadanya, dan Anda menjadi alat di dalam tangan Allah dalam penyelamatan jiwa itu. Tidak ada yang diberikan kepada anak-anak manusia yang setara dengan hal itu .…

… Tuhan [berfirman], “Dan seandainya engkau harus bekerja sepanjang hidupmu menyerukan pertobatan kepada rakyat ini, dan membawa meski hanya satu jiwa kepada-Ku, betapa besar jadinya kesukaanmu bersamanya di dalam kerajaan Bapa-Ku” [A&P 18:15] …. Kita telah mengkhotbahkan Injil ke setiap bangsa, suku, bahasa, dan kaum, sejauh Tuhan telah membukakan pintu bagi kita dan kita telah berkesempatan untuk pergi. Tetap saja dunia dewasa ini penuh dengan orang yang belum mendengar Injil Yesus Kristus; dan sementara imamat berada di pundak kita, kita tetap berkewajiban serta dianggap bertanggung jawab atas keselamatan anak-anak manusia, sejauh kita memiliki hak istimewa untuk mengaruniakan karunia-karunia ini kepada para putra dan putri Adam. Pikirkan saja bahwa dengan memeluk Injil Kristus kita dapat menjadi ahli waris Allah dan pewaris bersama Yesus Kristus, bahwa kita dapat memiliki bagian dalam kebangkitan pertama, dan keluar dari kubur kita serta diperlengkapi dengan kemuliaan, kebakaan, dan kehidupan kekal, serta masuk ke hadirat Allah dan Anak Domba serta tinggal bersama Mereka secara kekal di surga! Siapa yang memahami ini? Apakah para penduduk bumi? Mereka tidak .… Saya menyadari sendiri bahwa kita bergantung kepada Tuhan dalam segala hal. Tuhan adalah pelindung kita. Dialah perancang keselamatan kita. Yesus Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus kita melalui darah-Nya, dan melalui hal itu kita menerima berkat-berkat yang dilimpahkan kepada kita .…

… Tidak ada pemanggilan yang dapat diberikan kepada siapa pun yang lebih mulia daripada hak dan kesempatan istimewa untuk pergi dan menyelamatkan jiwa manusia ini—menyelamatkan mereka dengan mengkhotbahkan Injil kepada mereka, dengan memberikan tata cara rumah Allah kepada mereka, agar mereka dapat dipersiapkan sendiri untuk pergi ke kerajaan surga dan ke kemuliaan selestial .…

Saya sering kali berpikir bahwa kita sendiri tidaklah menghargai berkat-berkat yang kita nikmati dan yang berada dalam jangkauan kita. Hati kita hendaknya diarahkan pada pembangunan Kerajaan Allah, Sion Allah, dan pekerjaan Allah, sementara kita berada di sini dan memiliki kuasa untuk melakukan hal-hal ini. Adalah kewajiban kita sebagai Presidensi dan Rasul, bukan saja untuk bekerja sendiri, tetapi untuk mengirimkan para Penatua Israel kepada bangsa-bangsa di bumi untuk memaklumkan Injil. Pintu-pintu dibukakan dewasa ini di antara banyak bangsa untuk penyebaran Injil Kristus, dan untuk membawa orang kepada Kristus, agar mereka boleh menerima berkat-berkat ini.17

Hampir seluruh kehidupan saya dihabiskan dalam Gereja ini, dan sejak saya datang ke Gereja saya pergi melayani sebagai misionaris dan sama sekali tidak pernah berhenti sejak hari itu sampai sekarang. Saya selalu bersukacita dalam hal ini, dan masih demikian hari ini. Sewaktu saya meninggal dan jasad saya tergeletak, saya tidak ingin siapa pun bangkit dan mengatakan bahwa saya telah melalaikan tugas saya dalam berusaha memberinya keselamatan sejauh yang dapat saya lakukan. Saya selalu bersukacita dalam mengkhotbahkan Injil; saya bersukacita dalam melaksanakan tata cara kehidupan serta keselamatan di negeri sendiri dan di negeri lain, karena saya telah mengetahui bahwa ini adalah pekerjaan Allah, dan saya mengetahui hal itu pun demikian sekarang.18

Daripada mengkritik agama orang lain, kita hendaknya hidup dengan cara yang memperlihatkan kebenaran dan kebaikan agama kita.

Sewaktu Anda pergi ke suatu permukiman untuk mengkhotbahkan Injil, janganlah pernah berusaha untuk menghancurkan rumahnya, katakanlah, untuk membangun yang lebih baik baginya; jangan pernah, bahkan, menyerang agama siapa pun, kemana pun Anda pergi. Bersedialah untuk membiarkan setiap orang menikmati agamanya sendiri. Adalah haknya untuk melakukan itu. Jika dia tidak menerima kesaksian Anda sehubungan dengan Injil Kristus, itu adalah urusannya, dan bukan urusan Anda. Janganlah menghabiskan waktu Anda dengan menghancurkan sekte serta kelompok agama lain. Kita tidak memiliki waktu untuk melakukan itu. Tidaklah benar untuk melakukan itu.19

Carilah dengan iman, doa, dan kerendahan hati, untuk mendapatkan kebijaksanaan, serta Roh Allah untuk membimbing dalam semua pekerjaan Anda. Kebijaksanaan merupakan salah satu karunia terbesar Allah, dan suara kebijaksanaan tidak akan memberitahu kita untuk menghabiskan waktu kita berperang melawan sekte-sekte dewasa ini, menentang pendapat orang, mencemooh agama-agama yang mengelilingi kita, hingga memotong telinga para pendengar; mengunci hati manusia akan terang dan kebenaran; pendapat dan agama orang lain adalah sama berartinya bagi mereka seperti pendapat dan agama kita bagi kita .… Biarlah Keselamatan menjadi topik Anda, dalam kelemahlembutan dan kerendahan hati, dengan kuasa kebenaran kekal, kebijaksanaan, terang serta pengetahuan yang tersembunyi dalam asas-asas utama Injil Putra Allah. Anda dapat menjadi alat dalam menyelamatkan jiwa manusia, dan mereka akan bersukacita terhadap diri Anda bahwa mereka pernah melihat terangnya; kita tidak pernah boleh mengajarkan sesuatu yang lain selain Injil, atau meninggalkan Injil untuk mengajarkan sesuatu yang asing bagi pemanggilan kita; atau untuk berdebat mengenai kata-kata yang tidak memiliki manfaat; setiap pohon dikenal karena buahnya; jika kita setia kepada Tuhan, mengikuti jalan yang bijaksana dan arif, buah yang baik pasti akan mengikuti pekerjaan kita.20

Hendaknya adalah tujuan dari semua anggota Gereja untuk menjalankan asas-asas Injil secara praktis dalam kehidupan mereka. Tidak ada cara lain untuk dengan lebih baik meyakinkan dunia akan kebenarannya daripada dengan memperlihatkan dalam tindakan dan urusan-urusan kita terhadap sesama serta umat manusia dampak memperteguh yang dimilikinya bagi kita. Kita membuat pengakuan-pengakuan hebat, dan seharusnya ada standar kemurnian hidup yang tinggi di antara kita sesuai dengan pengakuan-pengakuan ini.21

Roh Kudus memberikan bimbingan bagi mereka yang membagikan Injil dan mereka yang menerimanya.

Semua rahasia keberhasilan kita sejauh menyangkut membawa orang yang dipertobatkan adalah, bahwa kita mengkhotbahkan Injil yang sama dengan segala kesederhanaan dan kejelasan yang Yesus khotbahkan, dan bahwa Roh Kudus menyertai mereka yang menerimanya, memenuhi hati mereka dengan sukacita serta kegembiraan yang tidak terkatakan, dan menjadikan mereka satu; dan mereka kemudian mengetahui ajaran itu bagi diri mereka sendiri apakah itu berasal dari Allah atau manusia.22

Bagaimana ratusan dan ribuan Penatua Israel ini … memiliki kuasa untuk pergi ke negeri lain, … dan mengkhotbahkan Injil hingga meyakinkan para putra dan putri Adam? Ini dilakukan melalui kuasa Allah. Tidak ada Penatua di Gereja ini yang memiliki kuasa untuk pergi dan melakukan kehendak Allah [kecuali] melalui kuasa Allah. Jika kita memiliki kuasa, itu berasal dari Allah, dan kita hendaknya memercayai-Nya sehubungan dengan segala hal.23

Ketika dia yang memiliki wewenang mengkhotbahkan Injil, dia berjanji, dalam nama Yesus Kristus, kepada semua yang percaya dan patuh, bahwa Roh Kudus akan diberikan kepada mereka. Melalui janji ini, semua orang yang percaya dan patuh dapat mengetahui bagi diri mereka sendiri, apakah janji itu berasal dari Allah, atau apakah janji itu dari manusia. Jika seseorang yang tidak berwenang pergi, berpura-pura memaklumkan Injil yang sama, dan tidak peduli seberapa mampu serta berbakatnya dia, ajarannya dapat tercium, karena janji-janji yang seharusnya mengikuti orang yang percaya kepada Kristus tidaklah dinyatakan, Roh Kudus yang memberikan karunia-Nya kepada manusia tidaklah diterima, dan karenanya kepalsuan ajaran manusia terungkap, agar tidak ada yang perlu tertipu.24

Kecuali Anda memiliki Roh Kudus bersama Anda ketika Anda pergi untuk mengkhotbahkan Injil, Anda tidak dapat melakukan tugas Anda, tetapi ketika Anda memilikinya Anda aman, pergilah ke mana Anda inginkan, dan perkataan Anda akan memiliki pengaruhnya dalam hati orang-orang yang jujur dan lemah lembut di bumi.25

Tidaklah menjadi masalah berapa usia seseorang dalam mengkhotbahkan Injil, apakah dia dua puluh lima, sembilan puluh, atau lima ratus tahun usianya, jika dia diilhami oleh Roh dan kuasa Allah.26

Semoga Tuhan berjalan di depan kita dan mempersiapkan jalan serta memberi kita akses ke dalam hati orang-orang, agar kebaikan dapat dilaksanakan dan Kerajaan Allah menggelinding.27

Saran untuk Pembelajaran dan Pengajaran

Pertimbangkanlah gagasan-gagasan berikut ketika Anda mempelajari bab ini atau ketika Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman v–xi.

  • Ulaslah kisah Penatua Wilford Woodruff yang pergi ke rumah John Benbow (hlm. 98–100). Dengan cara apa Penatua Woodruff dibimbing ke pertanian Benbow? Ketika Anda membaca kisah ini, apa yang Anda pelajari dari teladan William Benbow?

  • Pada halaman 100–101, carilah kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang memperlihatkan bagaimana perasaan William Benbow dan Wilford Woodruff ketika anggota keluarga mereka memeluk Injil. Bagaimana perasaan Anda ketika orang yang dikasihi bergabung dengan Gereja atau kembali aktif di Gereja?

  • Kajilah ulang perkataan Presiden Woodruff mengenai tanggung jawab kita untuk membagikan Injil (hlm. 101–103). Terutama, apa yang dapat kita lakukan untuk membagikan Injil kepada anggota keluarga dan teman? Dengan cara apa kita dapat bekerja dengan para misionaris penuh-waktu dalam usaha ini?

  • Dengan cara apa kita dapat memenuhi tanggung jawab kita untuk mengkhotbahkan Injil “kepada semua bangsa di bumi”? (hlm. 94).

  • Mengapa kadang-kadang kita ragu untuk membagikan Injil? Bagaimana kita dapat mengatasi rasa takut kita?

  • Mengapa pekerjaan misionaris dapat menjadi pengalaman yang begitu penuh sukacita? (lihat halaman 103–105). Pengalaman apa yang Anda miliki ketika Anda merasakan sukacita membagikan Injil?

  • Mengapa penting untuk menghindari mengritik agama orang lain? (lihat halaman 105-106). Bagaimana kita dapat bersaksi mengenai kebenaran Gereja tanpa mengritik gereja lainnya?

  • Ulaslah alinea kedua pada halaman 106. Dengan cara apa tindakan kita memengaruhi pendapat orang mengenai Gereja?

  • Sewaktu Anda membaca perkataan Presiden Woodruff mengenai Roh Kudus dan pelayanan misionaris, apa yang Anda pelajari? (lihat halaman 106–108). Apa yang hendaknya kita lakukan agar memenuhi syarat untuk mendapatkan penemanan dari Roh?

Tulisan Suci Terkait: Matius 28:19–20; A&P 4; 18:10–16; 42:11–14; 50:13–22; 60:2–3; 84:88; 88:81

Catatan

  1. “History of Wilford Woodruff (from His Own Pen),” Millennial Star, 25 Maret 1865, 183.

  2. Gospel Standards, disusun oleh G. Homer Durham (1941), 20.

  3. “Elder Woodruff’s Letter,” Times and Seasons, 1 Maret 1841, 327.

  4. Millennial Star, 28 November 1895, 754.

  5. Times and Seasons, 1 Maret 1841, 328.

  6. Millennial Star, 28 November 1895, 754.

  7. “Leaves from My Journal,” Millennial Star, 28 November 1881, 767.

  8. “Leaves from My Journal,” Millennial Star, 19 September 1881, 606.

  9. Millennial Star, 19 September 1881, 606–607.

  10. The Discourses of Wilford Woodruff, diseleksi oleh G. Homer Durham (1946), 259.

  11. Deseret News, 27 Mei 1857, 91.

  12. Millennial Star, 28 November 1895, 755.

  13. Deseret News: Semi-Weekly, 6 Juli 1880, 1.

  14. The Discourses of Wilford Woodruff, 133.

  15. Deseret News: Semi-Weekly, 29 Februari 1876, 1.

  16. Salt Lake Herald Church and Farm, 15 Juni 1895, 385.

  17. Millennial Star, 14 Mei 1896, 307–309.

  18. Millennial Star, 14 Mei 1896, 310.

  19. Contributor, Agustus 1895, 636–637.

  20. “To the Officers and Members of The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints in the British Islands,” Millennial Star, Februari 1845, 141–142.

  21. “An Epistle to the Members of The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints,” Millennial Star, 14 November 1887, 729.

  22. The Discourses of Wilford Woodruff, 136.

  23. Deseret Weekly, 2 Maret 1889, 294.

  24. The Discourses of Wilford Woodruff, 135–136.

  25. Dalam Conference Report, April 1898, 32.

  26. The Discourses of Wilford Woodruff, 275.

  27. “Correspondence,” Millennial Star, Agustus 1840, 93.