2015
Musik dalam Kehidupan Saya
Juli 2015


Musik dalam Kehidupan Saya

Penulis tinggal di Brasil.

Saya berhenti bermain piano karena saya takut membuat kesalahan. Sekarang saya memiliki kesempatan untuk mengatasi rasa takut saya.

Gambar
The keys of a piano being played by a young woman.

Impian saya sejak masa kanak-kanak adalah bermain piano. Ketika saya berusia 12 tahun, seorang anggota Gereja yang terkasih mengajar saya untuk bermain piano. Kemudian, saya menerima keyboard sebagai hadiah dari ayah saya. Meskipun demikian, keterpikatan saya untuk bermain piano mulai berkurang karena saya menjadi gugup ketika mencoba bermain dalam pertemuan sakramen. Saya membuat banyak kesalahan, merasa malu, dan tidak ingin bermain lagi. Saya mengatakan kepada diri saya sendiri bahwa saya akan mencobanya lagi hanya setelah saya banyak berlatih dan dapat bermain hampir dengan sempurna. Saya menjadi putus asa dan akhirnya menjual keyboard saya dan menyembunyikan bakat ini.

Bertahun-tahun kemudian, suatu hari Minggu tidak ada pengiring musik. Sister yang bermain piano di lingkungan kami telah pindah. Ketika saya melihat para anggota bernyanyi tanpa piano atau organ untuk mengiringi mereka, saya merasakan Roh mendorong saya untuk berbicara kepada uskup. Saya berkata, “Apakah boleh jika saya bermain piano?” Dia menerima.

Setelah bertahun-tahun menghindari piano, saya menaklukkan rasa takut membuat kesalahan. Saya sendiri terkejut, saya mulai bermain seakan-akan waktunya belum terlalu lama sejak saya berhenti bermain. Saya membuat kesalahan pada beberapa nada tetapi tidak banyak. Pengalaman itu memberi saya kekuatan untuk menyarankan kepada uskup saya bahwa saya akan berkomitmen untuk bermain setiap hari Minggu.

Saya berlatih setiap minggu, dan saya telah belajar mencintai piano lagi. Kapan pun saya berlatih, saya merasakan Roh dengan kuat di rumah saya. Kadang-kadang ketika saya bermain, anggota keluarga saya yang sedang melakukan pekerjaan di rumah bergabung bernyanyi bersama. Kami bergabung, menyanyikan nyanyian pujian yang sama.

Banyak anggota di lingkungan telah memerhatikan kemajuan saya dan mengucapkan selamat kepada saya. Saya bersyukur bisa berkontribusi untuk kerohanian dalam pertemuan-pertemuan di lingkungan saya dan bersyukur bahwa saya kembali pada bakat yang telah saya tinggalkan.

Saya telah belajar menghargai musik piano; ketenteraman yang diciptakannya adalah menakjubkan. Saya harap bahwa di surga kita akan mendengarkan jenis musik ini, dan siapa tahu, saya mungkin bisa berada di sana bermain dalam paduan suara selestial!

Gambar garis oleh Kleyman/iStock/Thinkstock