2012
Seputar Gereja
Oktober 2012


Seputar Gereja

Rasul Mendedikasikan PPM Baru di Filipina

Pusat Pelatihan Misionaris Filipina, yang Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul dedikasikan pada tanggal 20 Mei 2012, dapat menampung sampai 144 misionaris dari Filipina, Kambodia, Hong Kong, India, Indonesia, Mongolia, Pakistan, Sri Lanka, Taiwan, dan Thailand. Para misionaris ini dilatih dengan bahasa dari negara asal mereka.

Dua bangunan baru pusat tersebut memuat sebuah auditorium, gerai-gerai penerjemahan, laboratorium komputer, ruang binatu, ruang-ruang pengajaran dengan peralatan audiovisual yang telah terpasang di dalamnya, ruang-ruang tidur bagi misionaris, ruang-ruang kelas, dan kantor-kantor.

Dalam mengucapkan doa untuk mendedikasikan sarana baru tersebut, Penatua Nelson menyatakan rasa syukur bagi Pendamaian Yesus Kristus serta bagi para misionaris dan anggota Gereja yang setia di seluruh dunia yang mengasihi dan melayani Tuhan. Dia meminta berkat bagi Republik Filipina agar “mempertahankan pintu terbuka yang menyambut” bagi semua hamba Tuhan serta berdoa agar orang-orang bangsa itu akan diberkati dengan “kebebasan dan pertanggungjawaban untuk tumbuh dalam kesalehan, baik secara duniawi maupun secara rohani.”

Bait Suci Manaus Brasil adalah Bait Suci ke-138 Gereja di Seluruh Dunia dan ke-6 di Brasil

Presiden Dieter F. Uchtdorf, Penasihat Kedua dalam Presidensi Utama, mendedikasikan Bait Suci Manaus Brasil—bait suci ke-138 Gereja di seluruh dunia dan ke-6 di Brasil—pada 10 Juni 2012.

Iman dan komitmen dari para Orang Suci Zaman Akhir di Brazil, dimana ada lebih dari satu juta anggota, dapat dipersamakan dengan Sungai Amazon River, kata Presiden Uchtdorf—keduanya mengalir dalam dan deras.

Selama hampir 20 tahun, para anggota Gereja dari Manaus, sebuah kota yang terisolasi oleh sungai-sungai besar dan hutan-hutan tropis, telah melakukan perjalanan dengan rombongan untuk menghadiri bait suci di São Paulo, Brasil—perjalanan pulang-pergi 15 hari dengan perahu dan bis—dan kemudian bait suci di Caracas, Venezuela—perjalanan 8 hari dengan bis.

Penatua Claudio R. M. Costa dari Tujuh Puluh melayani sebagai Presiden dari Misi Brasil Manaus ketika itu dibuka pada tahun 1990.

“Saya memiliki kepercayaan bahwa Bait Suci Manaus akan sangat sibuk, setiap hari, karena orang-orang ini mencintai bait suci,” kata Penatua Costa. “Mereka mengajari anak-anak mereka untuk mengasihi bait suci. Bait Suci amatlah berharga bagi mereka.”

Para Anggota Gereja Samoa Merayakan Peringatan ke-50 Kemerdekaan, Pasak Pertama

Pada hari Jumat, 1 Juni 2012, sekitar 350 Orang Suci Zaman Akhir di Samoa bergabung dengan orang-orang Samoa lainnya untuk berbaris dalam parade perayaan kemerdekaan melalui jalan-jalan di Apia. Lima puluh tahun lalu, di tahun 1962, Negara tersebut mendapatkan kemerdekaannya dari Selandia Baru.

Organisasi, sekolah, gereja setempat, dan organisasi internasional berperan serta. Para siswa Orang Suci Zaman Akhir menghibur puluhan ribu penonton dengan marching band mereka.

Tetapi akhir pekan tersebut menyertakan pokok perayaan lain bagi para Orang Suci Zaman Akhir Samoa; adalah juga 50 tahun lalu ketika pasak pertama diorganisasi di negara tersebut, di Apia.

Pada hari Minggu tanggal 3 Juni, Penatua James J. Hamula dan Penatua Kevin W. Pearson dari Tujuh Puluh, keduanya anggota dari Presidensi Area Pasifik, berbicara kepada para Orang Suci Zaman Akhir dan tamu dalam sebuah pertemuan khusus yang disiarkan ke gedung-gedung pertemuan OSZA di seluruh negara tersebut.

Memandang ke depan, Orang-Orang Suci Zaman Akhir di Samoa memiliki sasaran untuk terus melayani dan menguatkan keluarga, desa, dan bangsa mereka, tutur Penatua Hamula, yang melayani sebagai Presiden Area. “Kita tumbuh dengan amat baiknya sebagai Gereja di sini, dan kita tumbuh dalam keluarga serta kehidupan pribadi kita sewaktu kita mengupayakan untuk mengikuti ajaran dan teladan Yesus Kristus,” katanya.

Di Pusat Pelatihan Misionaris Filipina, hingga 144 misionaris dari Filipina, Kamboja, Hong Kong, India, Indonesia, Mongolia, Pakistan, Sri Lanka, Taiwan, dan Thailand dilatih dengan bahasa dari negara asal mereka.

Foto Oleh Noel Maglaque