2010–2019
Supaya Sukacitamu Menjadi Penuh
Oktober 2017


Supaya Sukacitamu Menjadi Penuh

Yesus Kristus adalah sumber dari segala penyembuhan, kedamaian, dan kemajuan kekal.

Brother dan sister, adalah sukacita berada bersama Anda hari ini. Dan inilah yang saya ingin bicarakan dengan Anda pagi ini—memiliki sukacita penuh

Sebuah tajuk berita baru-baru ini bertuliskan, “Bencana memporak-porandakan bangsa [dan] dunia.”2 Dari badai dan banjir hingga gelombang panas dan kekeringan, dari kebakaran hutan dan gempa bumi hingga perang dan penyakit yang menghancurkan, tampaknya “seluruh dunia dalam keadaan rusuh.”2

Jutaan orang telah terpaksa pindah, dan tak terhitung jiwa yang telah terganggu oleh tantangan-tantangan ini. Pertentangan dalam keluarga dan masyarakat dan juga pergumulan dalam diri dengan ketakutan, keraguan, dan pengharapan yang tak terpenuhi juga meninggalkan kita dalam kekacauan. Akanlah sulit untuk merasakan sukacita yang Lehi ajarkan adalah tujuan dari kehidupan.3 Kita semua terkadang bertanya, “Di mana kiranya damai sejaht’ra …?”4 Kita bertanya-tanya, bagaimana saya menemukan sukacita terlepas dari kesulitan-kesulitan kehidupan fana?

Jawabannya mungkin tampak terlalu sederhana, namun itu telah dibuktikan benar sejak zaman Adam. Sukacita abadi ditemukan dalam berfokus kepada Juruselamat kita, Yesus Kristus, dan menjalankan Injil sebagaimana diperlihatkan dan diajarkan oleh Dia. Semakin banyak kita belajar tentang, memiliki iman kepada dan meniru Yesus Kristus, semakin kita jadi lebih memahami bahwa Dia adalah sumber dari segala penyembuhan, kedamaian, dan kemajuan kekal. Dia mengajak kita masing-masing untuk datang kepada-Nya,5 sebuah ajakan yang Presiden Henry B. Eyring telah golongkan sebagai “ajakan paling penting yang siapa pun dapat terima.”6

Belajar tentang Kristus

Bagaimana kita dapat datang kepada-Nya? Bulan April lalu, Presiden Russell M. Nelson dan Penatua M. Russell Ballard mengimbau kita untuk menelaah “Kristus yang Hidup”7 sebagai bagian dari pembelajaran mengenai Juruselamat. Banyak yang telah menerima tantangan ini dan telah diberkati. Belum lama berselang, seorang teman terkasih memberi setiap anak dewasanya salinan dari dokumen itu dengan gambar-gambar Injil untuk mengilustrasikan setiap frasa. Dia mengimbau anak-anaknya untuk membantu cucu-cucunya memahami dan menghafalkannya. Beberapa waktu kemudian teman saya membagikan sebuah video tentang cucu perempuannya yang berusia enam tahun, Laynie, mengucapkan versi hafalannya dengan antusias dan yakin. Saya menyadari bahwa jika anak enam tahun dapat melakukannya, saya juga dapat!

Gambar
Laynie, yang menghafalkan “Kristus yang Hidup”

Sewaktu saya menelaah kehidupan dan ajaran Yesus Kristus dengan lebih fokus dan bertekad untuk mengingat “Kristus yang Hidup,” rasa syukur dan kasih saya bagi Juruselamat telah bertambah. Setiap kalimat dari dokumen yang terilhami itu memuat sebuah khotbah dan telah meningkatkan pemahaman saya tentang peranan ilahi dan misi duniawi-Nya. Apa yang telah saya pelajari dan rasakan selama periode penelaahan dan perenungan ini menegaskan bahwa Yesus sungguh “adalah terang, kehidupan, dan pengharapan dunia.”8 Tulisan suci kuno dan perkataan para nabi zaman akhir yang tertulis atau diucapkan dalam pujian tentang Dia membagikan kesaksian bahwa “jalan-Nya adalah jalan yang menuntun kepada kebahagiaan dalam kehidupan ini dan kehidupan kekal di dunia yang akan datang.”9

Miliki Iman kepada Yesus Kristus

Sewaktu Anda menelaah kehidupan dan ajaran Kristus dengan berbagai cara, iman Anda kepada-Nya akan bertambah. Anda akan mengetahui bahwa Dia mengasihi Anda secara pribadi dan memahami Anda secara sempurna. Dalam 33 tahun kefanaan-Nya, Dia menderita penolakan; penganiayaan; kelaparan, kehausan, dan keletihan jasmani;10 kesepian; dirundung secara verbal dan fisik; dan akhirnya, sebuah kematian yang menyiksa di tangan orang-orang berdosa.11 Di Taman Getsemani dan di kayu salib Kalvari, Dia merasakan semua rasa sakit, kesengsaraan, pencobaan, penyakit, dan kelemahan kita12

Apa pun penderitaan kita, Dia adalah sumber penyembuhan. Mereka yang mengalami perbuatan perundungan apa pun, kehilangan yang menghancurkan, penyakit kronis atau penderitaan yang menindas, tuduhan palsu, penganiayaan keji, atau pengrusakan rohani dari dosa atau kesalahpahaman semuanya dapat disembuhkan oleh Penebus dunia. Namun, Dia tidak akan datang tanpa undangan. Kita harus datang kepada-Nya dan mengizinkan Dia untuk mengerjakan mukjizat-Nya.

Suatu hari yang indah di musim semi saya membiarkan pintu terbuka untuk menikmati udara segar. Seekor burung kecil terbang masuk melalui pintu dan kemudian menyadari dia tidak berada di tempat yang diinginkannya. Burung itu terbang dengan putus asa mengelilingi ruangan, berkali-kali terbang menerjang jendela kaca dalam upaya untuk keluar. Saya dengan lembut mencoba untuk membimbingnya ke arah pintu yang terbuka, tetapi burung itu ketakutan dan terus terbang menjauh. Akhirnya dia hinggap di atas tirai jendela dengan kebingungan dan kelelahan. Saya mengambil sapu dan perlahan mengulurkan ujungnya yang berserabut sampai di tempat burung itu dengan gelisah bertengger. Ketika saya mendekatkan sapu itu ke kakinya, burung itu melompat ke bagian serabut itu. Dengan perlahan, sangat perlahan, saya berjalan ke pintu yang terbuka, memegang sapu sekukuh mungkin. Segera setelah kami mencapai pintu yang terbuka, burung itu melesat terbang bebas.

Seperti burung itu, terkadang kita takut untuk percaya karena kita tidak memahami kasih mutlak Allah dan hasrat-Nya untuk menolong kita. Tetapi ketika kita menelaah rencana Bapa Surgawi dan misi Yesus Kristus, kita memahami bahwa satu-satunya tujuan Mereka adalah kebahagiaan dan kemajuan kekal kita.13 Mereka senang untuk menolong ketika kita meminta, mencari, dan mengetuk.14 Ketika kita menjalankan iman dan dengan rendah hati membuka diri kita terhadap jawaban Mereka, kita menjadi bebas dari penghambat yaitu kesalahpahaman dan asumsi, dan kita dapat ditunjukkan jalan untuk maju.

Yesus Kristus adalah juga sumber kedamaian. Dia mengajak kita untuk “bersandar di lengan[-Nya]”15 dan menjanjikan “kedamaian … yang melampaui segala akal,”16 suatu perasaan yang datang ketika Roh-Nya “memfirmankan kedamaian pada jiwa [kita]”17 terlepas dari tantangan-tantangan di sekeliling kita. Apakah itu pergumulan pribadi, masalah keluarga, atau krisis masyarakat, kedamaian akan datang sewaktu kita percaya bahwa Putra Tunggal Allah memiliki kuasa untuk menenangkan jiwa kita yang sakit.

Gambar
Snježana Podvinski, anggota di Kroasia

Snježana Podvinski, salah satu dari sejumlah kecil Orang Suci di Karlovac, Kroasia, bersandar kepada Juruselamat ketika suaminya dan kedua orangtuanya meninggal dalam waktu enam bulan, tahun lalu. Rasa duka menyerang, namun dengan memiliki kesaksian bahwa keluarga adalah kekal, dia menggunakan semua tabungannya untuk pergi ke bait suci, di mana dia dimeteraikan kepada suaminya dan orangtuanya. Dia membagikan bahwa hari-hari di bait suci itu adalah sebuah peristiwa penting dalam hidupnya. Karena kesaksiannya yang kukuh tentang Yesus Kristus dan Pendamaian-Nya, dia telah merasakan kedamaian dan mengalami penyembuhan yang telah selalu menjadi kekuatan bagi mereka yang ada di sekelilingnya.

Iman kepada Yesus Kristus mendatangkan lebih banyak karunia daripada sekadar penyembuhan dan kedamaian. Sebagaimana yang Presiden Henry B. Eyring bagikan: “Saya senantiasa bersyukur atas banyak cara Tuhan telah mengunjungi saya dengan Penghibur ketika saya membutuhkan kedamaian. Namun Bapa kita di Surga khawatir tidak saja mengenai penghiburan kita namun lebih lagi mengenai kemajuan kita yang meningkat”18

Karena Pendamaian Yesus Kristus yang mencakup karunia penebusan dan kebangkitan, kita dapat bertobat, berubah, dan maju secara kekal. Karena kuasa yang Dia berikan kepada kita sewaktu kita patuh, kita dapat menjadi lebih dari yang dapat kita lakukan sendiri. Kita mungkin tidak memahami sepenuhnya bagaimana, tetapi kita masing-masing yang telah merasakan meningkatnya iman kepada Kristus juga telah menerima pemahaman yang lebih besar tentang identitas dan tujuan ilahi kita, yang menuntun kita untuk membuat pilihan yang konsisten dengan pengetahuan itu.

Kendati dunia akan mencoba memporak-porandakan kita sampai tingkat “hewan belaka,”19 mengetahui bahwa Allah adalah Bapa kita meyakinkan kita bahwa kita memiliki potensi ilahi dan janji yang rajani. Meski dunia mengatakan kepada kita bahwa hidup adalah jalan buntu, mengetahui bahwa Putra Tunggal Allah telah menjadikannya mungkin bagi kita untuk ditebus dan dibangkitkan memberi kita harapan untuk kemajuan kekal.

Meniru Yesus Kristus

Sewaktu kita belajar lebih lanjut mengenai Yesus Kristus, kita mengembangkan iman yang lebih besar kepada Dia dan kita secara alami ingin mengikuti teladan-Nya. Menaati perintah-perintah-Nya menjadi hasrat terbesar kita. Hati kita rindu untuk membebaskan penderitaan orang lain, seperti Dia, dan kita ingin mereka merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang telah kita temukan.

Mengapa mencoba untuk melakukan seperti Dia sedemikian penuh kuasa? Karena ketika kita menaruh iman kita ke dalam tindakan, Roh Kudus membagikan kesaksian akan kebenaran kekal.20 Yesus memerintahkan para murid-Nya untuk menaati perintah-perintah-Nya karena Dia tahu bahwa sewaktu kita mengikuti teladan-Nya, kita akan mulai merasakan sukacita, dan sewaktu kita melanjutkan di jalan-Nya, kita akan mencapai sukacita penuh. Dia menjelaskan, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.”21

Apakah kesaksian kita dibangun di atas landasan batu karang Yesus Kristus dan Injil-Nya? Ketika badai kehidupan melanda kita, apakah kita dengan panik mencari buku petunjuk atau artikel di internet untuk bantuan? Meluangkan waktu untuk membangun dan memperkuat pengetahuan serta kesaksian kita tentang Yesus Kristus akan menghasilkan banyak pahala di saat-saat pencobaan dan kesengsaraan. Pembacaan harian tulisan suci dan perenungan perkataan para nabi yang hidup, terlibat dalam doa pribadi yang penuh makna, dengan penuh kesadaran mengambil sakramen setiap minggu, memberi pelayanan seperti Juruselamat—masing-masing kegiatan sederhana ini menjadi landasan untuk kehidupan yang penuh sukacita.

Apa yang mendatangkan sukacita bagi Anda? Melihat orang-orang terkasih di akhir hari yang panjang? Kepuasan setelah menyelesaikan pekerjaan dengan baik? Terang di mata seseorang ketika Anda meringankan beban mereka? Syair nyanyian pujian yang menembus hati Anda? Genggaman tangan seorang sahabat? Luangkan waktu pribadi untuk memikirkan berkat-berkat Anda, dan kemudian temukan cara untuk membagikannya. Sewaktu Anda menjangkau untuk melayani dan mengangkat saudara lelaki dan perempuan di lingkungan Anda atau di seluruh dunia ini yang berada dalam begitu banyak kegaduhan, Anda akan merasakan kedamaian dan penyembuhan serta kemajuan yang lebih besar.

Datanglah kepada-Nya. Saya bersaksi bahwa ketika Anda memusatkan kehidupan Anda kepada Yesus Kristus, Anda akan menemukan sukacita dalam situasi Anda, bagaimana pun itu. Tentu saja, “Dia, yang Satu,”22 adalah jawabannya. Sisihkan dan luangkan waktu untuk mengenal Yesus Kristus melalui penelaahan yang tekun, mengembangkan iman yang lebih besar kepada-Nya, dan berupaya untuk menjadi lebih seperti Dia. Sewaktu kita melakukannya, kita juga akan digerakkan untuk mengatakan, bersama Laynie kecil, “Syukur kepada Allah atas karunia Putra Ilahi-Nya yang tak tertandingi.”23 Dalam nama terberkati dan sakral Yesus Kristus, amin.