Musik
Penggunaan Buku Nyanyian Rohani


Penggunaan Buku Nyanyian Rohani

Bahan-bahan berikut dimaksudkan untuk menolong Anda menggunakan buku nyanyian ini dengan tepat. Termasuk didalamnya penjelasan tentang bagian-bagian dari buku nyanyian ini; pembahasan tentang penggunaan nyanyian-nyanyian untuk kebaktian, paduan suara, dan kelompok-kelompok khusus; serta keterangan bagi para pemimpin musik, pemain organ dan pemain piano.

Bagian-Bagian dari Buku Nyanyian Rohani

Daftar Isi

Daftar isi mengelompokkan nyanyian menjadi tiga belas (13), golongan. Nyanyian-nyanyian dengan pesan dan ekspresi yang serupa biasanya terdapat di dalam kelompok yang sama. Meskipun demikian, beberapa nyanyian yang berada di suatu golongan tertentu hendaknya tidak membatasai penggunaan lagi tersebut. Sebagai contoh,“Betapa Bijak Pengasih” dan “Kuberdiri Kagum,” boleh digunakan untuk tujuan yang lain, dan beberapa bait di dalam beberapa nyanyian di bagian ini dapat dipilih dan digunakan untuk Paskah. Indeks dari judul lagu akan menolong Anda mencari nyanyian-nyanyian yang memiliki pesan khusus.

Tanda-Tanda Ekspresi dan Tempo

Tanda-tanda ekspresi, misalnya Dengan Penuh Doa atau Dengan Tegas, menyarankan perasaan umum atau semangat dari sebuah nyanyian, meskipun ekspresi dari beberapa nyanyian dapat bervariasi sesuai dengan peristiwa atau pilihan setempat. Tanda-tanda metronomi yang terdapat di bawah judul sebuah lagu (misalnya

= 69–76) dan juga diberikan sebagai petunjuk umum; tempat serta tujuan penggunaan nyanyian dapat dipertimbangkan dengan lebih luas dan luwes.

Kurung Tanda Pengenalan Lagu bagi Para Pemain Piano dan Organ

Kurung (

) di setiap nyanyian menyarankan intro sebuah lagu yang sesuai. Sebelum memainkan sebuah lagu perhatikan dengan saksama lebih dulu untuk memastikan bahwa Anda memahami intro seutuhnya. Anda boleh menandai kurung-kurung tersebut dalam buku nyanyian pribadi Anda, khususnya jika bagian akhir intro tersebut bukan merupakan bagian akhir dari nyanyian tersebut.

Andapun boleh memperpendek atau memperpanjang intro yang disarankan. Kalau nyanyian tersebut tidak dikenal dengan baik, mainkan seluruhnya, karena sebuah intro dapat menolong jemaat merasa lebih enak untuk memulainya. Kalau lagu tersebut terkenal, mungkin baris terakhir saja sudah cukup. Bilamana Anda menggunakan intro yang pendek, Anda boleh memperlambat tempo dibagian akhir untuk menunjukkan bahwa Anda telah selesai dengan intronya.

Referensi Tulisan Suci

Dalam tradisi umat kristiani zaman dahulu, hampir semua nyanyian berupa saduran tulisan suci dalam bentuk musik. Sebagian besar dari nyanyian kita yang ada sekarang ini berhubungan dengan beberapa tulisan suci; beberapa diantara banyak kemungkinan tertulis pada akhir tiap nyanyian. Anda dapat menemukan lebih banyak ayat suci untuk memperkaya pesan-pesan dari nyanyian-nyanyian tersebut.

Indeks

Buku nyanyian ini berisi tiga index: Judul Nyanyian Menurut Golongan/Pesan yang Terkandung Didalamnya, Index (Baris Pertama dan Judul), Dalam Bahasa Indonesia dan Index (Baris Pertama dan Judul), Dalam Bahasa Inggris.

Nyanyian Rohani untuk Kebaktian

Nyanyian Bersama (Unison)* dan Bagian Suara (Harmony)

Meskipun pembagian suara (soprano, alto, tenor, dan bass) merupakan tradisi yang kuat dalam Gereja, namun tujuan nyanyian kebaktian ialah agar semua orang ikut serta, tanpa mempermasalahkan kemampuan vokal mereka. Karena banyak anggota menyanyikan melodi tanpa memandang jenis vokal mereka, maka nyanyian-nyanyian ditulis dengan kunci-kunci yang akan memungkinkan keduanya, baik nyanyian bersama maupun pembagian suara. Beberapa nyanyian—dan beberapa bagian nyanyian—secara khusus ditulis untuk nyanyian bersama.

*Semua menyanyikan melodi (suara satu)

Memilih Nyanyian Rohani yang Tepat

Nyanyian-nyanyian yang Anda pilih hendaknya mencerminkan sifat umum suatu pertemuan dan menolong membangun semangat yang tepat.

The Nyanyian Pembukaan hendaklah berupa permohonan atau pujian; boleh juga berupa ungkapan terima kasih bagi Injil, kegembiraan untuk berkumpul bersama, atau semangat untuk melaksanakan tugas.

The Nyanyian Sakramen hendaklah menggambarkan sakramen itu sendiri atau pengurbanan Juruselamat.

An Nyanyian Selingan memberikan kesempatan bagi jemaat untuk berperan serta dan boleh berhubungan dengan topik ceramah yang diberikan di dalam pertemuan. Bila perlu para jemaat boleh berdiri selama menyanyikan nyanyian ini.

The Nyanyian Penutup merupakan kesempatan bagi para jemaat untuk menanggapi semangat serta isi pertemuan tersebut.

Tidak semua nyanyian cocok untuk setiap peristiwa kegerejaan. Beberapa nyanyian mungkin lebih cocok untuk pertemuan para pemuda daripada untuk pertemuan sakramen.

Memilih Bait-Bait Nyanyian Rohani

Anda tidak perlu merasa terpaksa untuk menyanyikan semua bait sebuah nyanyian.

Mencapai Keseimbangan Dalam Memilih Nyanyian Rohani

Selain menggunakan nyanyian yang sudah dikenal dan digemari, para anggota dianjurkan untuk belajar nyanyian-nyanyian yang baru atau yang kurang dikenal. Usahakan untuk mencapai keseimbangan yang baik antara nyanyian-nyanyian favorit dan nyanyian-nyanyian yang kurang dikenal.

Nyanyian Rohani untuk Konferensi Pasak

Nyanyian-nyanyian standar atau lagu-lagu yang terkenal sering merupakan pilihan terbaik untuk konferensi pasak, khususnya jika buku nyanyian tidak tersedia bagi seluruh jemaat. Berikut adalah beberapa nyanyian semacam itu: “Mari, Mari Orang Suci”; “Datang Maha Raja”; “Marilah Anak Allah”; “Hitung Satu-Satu Berkatmu”; “Hal yang Benar”; “Pimpin Kami Ya Yehova”; “Di Gunung Nan Tinggi”; “Teguhlah Landasan”; “Aku Anak Allah”; “Dia Hidup Sang Penebusku”; “Mari Lakukan Cepat”; “Marilah Bersuka”; “Puji Dia Yang Tinggal dengan Yehova”; “Dunia Memerlukan Orang Yang Mau Bekerja”; “Penebus Israel”; “Karya tuhan Sungguh Indah”; “Roh Allah”; “Kami Bersyukur Bagi Nabi.”

Anda dapat mencetak nyanyian-nyanyian rohani, kecuali jika dalam buku nyanyian disebutkan larangan karena pembatasan hak cipta.

Lagu Kebangsaan

Beberapa lagu kepahlawanan telah dimasukkan ke dalam buku nyanyian rohani; dengan persetujuan keimamatan, lagu kebangsaan nasional dapat dimasukkan. Anggota dapat berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan di pertemuan Gereja sesuai dengan budaya setempat dan petunjuk dari keimamatan.

Nyanyian Rohani untuk Paduan Suara dan Kelompok-Kelompok Khusus

Penggunaan Nyanyian-Nyanyian Rohani untuk Paduan Suara

Dalam edisi ini tidak ada perbedaan antara nyanyian-nyanyian untuk paduan suara dan nyanyian kebaktian. Paduan suaran hendaknya menggunakan buku nyanyian rohani sebagai sumber utama untuk memilih antara semua nyanyian yang ada di dalamnya. Paduan suara juga boleh menyanyikan lagu-lagu kudus yang cocok serta aransemen lain yang tidak terdapat dalam buku ini

Beberapa nyanyian yang terdapat di dalam buku terbitan yang terdahulu agar dapat memanfaatkan kunci-kunci yang lebih tinggi serta kemungkinan untuk mengatur dari satu kunci ke kunci lainnya. jika hanya ada satu buku terbitan yang terdahulu, sebuah lagu dapat dikopi dari buku tersebut dan dapat digunakan untuk maksud ini, kecual kalau ada pemberitahuan pembatasan hak cipta.

Mengubah Nyanyian Rohani untuk Paduan Suara

Lagu-lagu dalam buku nyanyian rohani yang dinyanyikan tanpa variasi akan selalu cocok dengan paduan suara. Anda boleh juga membuat variasi panyajian nyanyian Anda; namun demikian jangan terlalu sering membuat variasi semacam itu, untuk tetap menjaga semangat nyanyian tersebut. inilah beberapa penyesuaian yang boleh Anda pertimbangkan:

  1. Pria, wanita, ataupun kedua-duanya menyanyikan satu ayat senada (melodi).

  2. Mintalah para jemaat ikut menyanyikan bait yang terakhir atau bagian ulangan dari sebuah nyanyian. (Ini merupakan salah satu cara unutk membantu jemaat lebih mengenal beberapa nyanyian.)

  3. Mintalah wanita menyanyi satu bait, untuk nyanyian yang bertanda “Nyanyian untuk Suara Wanita.”

  4. Mintalah pria menyanyi satu bait, untuk nyanyian yang bertanda “Nyanyian untuk Suara Pria.”

  5. Mintalah Sopran dan tenor menyanyi duet satu bait.

  6. Para penyanyi tenor dan bas menyanyikan melodi sementara para penyanyi soprano dan alto menyanyikan alto.

  7. Sekelompok penyanyi menyanyikan melodinya dan selebihnya menyanyi dengan suara hum.

Nyanyian Rohani untu Suara Wanita

Di bagian wanita dalam buku ini terdapat nyanyian-nyanyian untuk pertemuan wanita dan nyanyian-nyanyian untuk paduan suara wanita serta trio. Sebagai tambahan, para sister dapat menyanyikan tanpa adaptasi hampir semua nyanyian dalam buku ini dengan suara (soprano dan alto) atau dapat dinyanyikan dengan tiga suara (ijika suara tenor tidak terlalu rendah).

Nyanyian-Nyanyian Rohani untuk Suara Pria

Bagian nyanyian untuk pria dalam buku ini ditandai dengan: Pria, bagi jemaat pria, dan Men’s Choir, untuk paduan suara dan kuartet. Untuk nyanyian jemaat di pertemuan imamat, biasanya dipilih dari nyanyian-nyanyian untuk jemaat atau dari yang bertanda Pria.

Bebebrapa nyanyian diaransis secara khusus untuk paduan suara pria; sebagai tambahan banyak nyanyian untuk jemaat dan yang bertanda Pria dapat diadaptasi untuk penggunaan paduan suara atau kuartet pria.

Gambar
Hymn showing what men sing

Bariton:
Menyanyikan melodi

1 Tenor:
Menyanyikan alto di atas melodi

2 Tenor:
Menyanyikan suara tenor

Bas:
Menyanyikan suara bas

Kesulitan utama dalam penyesuaian nyanyian-nyanyian untuk paduan suara pria ialah untuk menemukan penyanyi-penyanyi tenor yang dapat menyanyi setinggi suara alto; beberapa not mungkin perlu untuk diubah dan diadaptasi. Anda juga dapat mengubah nyanyian tersebut dengan kunci yang lebih rendah dengan mengubah suara basnya.

Kemungkinan lain dalam mengadaptasi nyanyian rohani unutk paduan suara pria adalah penyanyi alto menyanyi dengan nada di bawah melodi. Ketika ini sudah dilakukan, maka bagian bas adalah pilihan.

Hendaklah anda perhatikan bahwa dalam aransemen nyanyian-nyanyian untuk paduan suara pria lambang kunci treble (suara tinggi untuk wanita) diganti dengan lambang kunci tenor. Secara umum hendaknya anda memainkan not-not di tangan kanan 1 oktaf lebih rendah daripada kunci treble. Hasilnya akan berupa iringan musik yang indah dan tepat untuk suara pria.

Gambar
Tenor clef symbol

Simbol suara tenor

Gambar
Treble clef symbol

Simbol suara treble

Untuk Pemimpin Musik yang Masih Baru

Birama, Tanda-Tanda Waktu, serta Ketukan Turun

Satu birama ialah bagian musik paling kecil yang dibatasi oleh garis-garis tegak lurus:

Gambar
Example of a musical measure

Di dalam buku nyanyian, bila suatu birama diperpanjang dari satu baris (balok ke baris (balok) berikutnya, maka akhir dari baris yang pertama dibiarkan terbuka untuk menunjukkan bahwa birama tersebut dilannjutkan ke baris berikutnya:

Gambar
measure on two lines

Tanda-tanda birama (terdiri dari dua angka, yang sati di atas lainnya, misalnya 2/4) terdapat pada permilaan setiap nyanyian. Angka yang di atas menunjukkan banyaknya ketukan untuk setiap biarama. Angka yang di bawah menunjukkan not mana yang mendapat satu ketukan atau hentakan. Sebagai contoh, biarama dengan tanda 3/4 berarti pada setiap birama dalam nyanyian tersebut terdapat tiga ketukan, dan satu not perempatan (

) mendapat satu ketukan.

Sewaktu Anda memimpin musik, ketukan pertama pada pola ketukan Anda (lihat gambar pola ketukan) hendaknya menunjukkan ketukan pertama dari masing-masin gbirama. ketukan pertema inilah yang disebut ketukan turun, yang merupakan ketukan paling kuat dari sebuah birama. Hendaklah diperhatikan bahwa banyak neynyain dimulai dengan ketukan naik atau ketukan tak bertekanan (biasanya ketukan terakhir dari sebuah birama, pemimpin musik menggerakkan tangannya ke atas waktu mengayunkan ketukan tersebut) sebelum ketukan turun yang pertama.

Standar Pola Ketukan

Tujuan pola ketukan ialah untuk menjaga agar para jemaat menyanyi serempak dengan mengikuti irama yang sesuai dengan ekspresi dan semangat nyanyian. Pola ketukan hendaknya tetap sederhana, tetapi boleh bervariasi sesuai dengan sifat serta ekspresi nyanyian. Titik-titik (simpul) pada pola ketukan menunjukkan letak detak-de-tak (hentakan-hentakan) irama suatu nyanyian.

Pola dua-ketukan (digunakan untuk nyanyian-nyanyian 2/2 atau 2/4):

Gambar
two-beat pattern

Pola tiga-ketukan (digunakan untuk nyanyian-nyanyian 3/4 atau 3/2):

Gambar
three-beat pattern

Pola empat-ketukan (digunakan untuk nyanyian-nyanyian 4/4):

Gambar
four-beat pattern

Pola enam-ketukan (digunakan untuk nyanyian-nyanyian 6/8 atau 6/4):

Gambar
six-beat pattern

Nyanyian 6/8 atau 6/4 degan tempo (kecepatan) yang rendah seperti lagu “Malam Sunyi” (halaman 91) dapat dipimpin dengan menggunakan pola enam ketukan yang biasa ataupun dengan pola tiga ketukan rangkap – yang pertama besar, diikuti dengan yang lebih kecil:

Gambar
alternative six=beat pattern

Nyanyian 6/8 atau 6/4 dengan tempo sedang, misalnya “Berharga Bagi Gembala” (halaman 100), dapat dipimpin dengan menghilangkan ketukan kedua dan kelima dari pola enamketukan yang biasa, dan berhenti sebentar pada titik-titik yang ada didalam pola tersebut.

Gambar
another alternative six-beat pattern

Nyanyian dengan pola 6/8 atau 6/4 dengan tempo cepat seperti “Tuhan Badai S’dang Mengamuk” (halaman 38), dapat dipimpin dengan pola duaketukan – tiga ketukan yang pertama dapat dilakukan dengan ayunan yang pertama dan tiga ketukan terakhir dengan ayunan yang kedua:

Gambar
another alternative six-beat pattern

Bila menggunakan pola dua ketukan terakhir, usahakan agar irama serta hentakan nyanyian tetap teratur.

Bila menggunakan pola dua ketukan terakhir, usahakan agar irama serta hentakan nyanyian tetap teratur.

Pola dua-ketukan: “Kau Yang Dipanggil Allah.”

Pola tiga-ketukan: “Ikut Aku”; “Hal Yang Benar”; “Mulia Pada Allah”; “Bapa Dengar Doaku”; “Ajar Kujalan Dalam KasihNya”.

Pola empat-ketukan: “Tinggal Denganku”; “S’dang Kubaca Kitab Suci”; “Marilah Anak Allah”; “Seb’lum Kautinggalkan Rumah”; “Untuk Indahnya Bumi”; “S’mua Bangsa Dengar Suara Surga”; “Yang Jadi Harapan Israel”.

Bagi Para Pemain Organ Atau Piano Yang Baru

Penyesuaian Dengan Iringan Musik

Di beberapa nyanyian mungkin ada not-not atau bagian-bagian yang sulit untuk dimainkan. Janganlah anda ragu-ragu untuk menggantinya dengan yang lebih mudah menurut kemampuan anda sendiri dengan meninggalkan not yang kurang penting dari akordnya. Dalam hal ini anda dapat menandainya di buku anda sendiri.

Didalam nyanyian-nyanyian seringkali terdapat jarak antara not-not tenor dan bas yang kadang-kadang terlalu lebar untuk dijangkau dengan jari-jari tangan kiri. Seringkali jari tangan kanan dapat menjangkau not tenor dengan mudah. Anda boleh menandai not-not semacam itu dengan tanda kurung untuk mengingatkan diri anda sendiri untuk memainkannya dengan jari tangan kanan:

Gambar
tenor note marking

Beberapa nyanyian dan lagu anak-anak ditulis untuk dimainkan dengan piano. Jika lagu-lagu ini dimainkan dengan organ, kadang-kadang cukup dimainkan dengan tangan, tanpa pedal.

Not Kecil (Cue Note)

Cue note atau not yang dicetak lebih kecil, maksudnya not tersebut sebagai pilihan. Berikut ini contoh-contoh penggunaan not kecil.

  1. Kadang-kadang musik sudah lengkap meskipun not kecil dihilangkan.

    Gambar
    cue note
  2. Not kecil dapat juga berarti bahwa musik tersebut untuk dimainkan oleh pemain piano atau organ, tetapi tidak untuk dinyanyikan:

    Gambar
    cue note left out

Beberapa Nyanyian Rohani yang Mudah untuk dimainkan:

“Ikut Aku”; “Hal Yang Benar”; “Harap Allah Sertamu S’lalu”; “Sungguh Baik PrintahNya”; “Kuberdiri Kagum”; “Patuhi P’rintah”; “Biar Roh Kudus Membimbing”; “Marilah Bersuka”; “Penebus Israel”; “Karya Allah Sungguh Indah”; “Indahlah Saat Berdoa”; “Ajar Kujalan Dalam KasihNya”; “Kami Bersyukur Bagi Nabi”.