2013
Roh Kudus Menghibur, Mengilhami, dan Bersaksi
April 2013


Apa yang Kita Percayai

Roh Kudus Menghibur, Mengilhami, dan Bersaksi

Karunia Roh Kudus adalah salah satu berkat terbesar yang dapat kita terima dalam kehidupan ini, karena Roh Kudus menghibur, mengilhami, memperingatkan, memurnikan, dan membimbing kita. Dia dapat memenuhi diri kita “dengan harapan dan kasih yang sempurna” (Moroni 8:26). Dia mengajarkan “kebenaran akan segala hal” (Moroni 10:5). Kita menerima wahyu dan karunia rohani dari Allah melalui Roh Kudus. Yang terpenting, kita menerima kesaksian kita tentang Bapa Surgawi dan Yesus Kristus melalui Roh Kudus.

Sebelum Anda dibaptiskan, Anda dapat merasakan Roh Kudus dari waktu ke waktu. Namun hanya dengan menerima karunia Roh Kudus setelah pembaptisan Anda dapat menikmati penemanan tetap dari Roh Kudus, yang disediakan bila Anda layak. Karunia ini diberikan oleh seorang pemegang Imamat Melkisedek dengan penumpangan tangan (lihat Kisah Para Rasul 19:6; A&P 33:15). Setiap hari Sabat setelahnya, Anda dapat memperbarui perjanjian-perjanjian baptisan Anda sewaktu Anda mengambil sakramen dan karenanya menerima berkat-berkat Tuhan sehingga Anda boleh “selalu memiliki Roh-Nya” bersama mereka (A&P 20:77).

Roh Kudus, yang sering kali dirujuk sebagai Roh, adalah anggota ketiga Ke-Allah-an. Nabi Joseph Smith mengajarkan, “Bapa memiliki tubuh dari daging dan tulang senyata milik manusia; Putra juga; namun Roh Kudus tidak memiliki tubuh dari daging dan tulang, tetapi adalah Sosok dari Roh. Jika tidak demikian, Roh Kudus tidak dapat berdiam dalam diri kita” (A&P 130:22).

“Karena Roh Tuhan tidak berdiam di dalam bait suci yang tidak kudus” (Helaman 4:24), kita harus layak akan penemanan-Nya. Kita melakukannya dengan, di antara hal-hal lainnya, memiliki pikiran yang bajik, hidup dengan integritas, dan berusaha untuk menaati perintah-perintah.

Setelah menerima karunia Roh Kudus, kita dapat melakukan banyak hal untuk mengundang pengaruh-Nya ke dalam hidup kita:

  • Berdoalah.

  • Telaahlah tulisan suci.

  • Dengan layak mengambil sakramen.

  • Beribadat di bait suci.

  • Menonton media yang sehat, menggunakan bahasa yang bersih, dan memiliki pikiran yang bajik.

Ilustrasi foto oleh Christina Smith, Eve Tuft, Cody Bell, dan Matthew Reier