2008
Lengan Keamanan
November 2008


Lengan Keamanan

Melalui datang, dengan rendah hati serta sepenuhnya bertobat, ke pertemuan sakramen dan secara layak mengambil sakramen, kita boleh merasakan lengan [keamanan] tersebut berulang kali.

Gambar
Elder Jay E. Jensen

Saya berbicara malam ini mengenai Kurban Tebusan Yesus Kristus dan relevansinya dengan penyelenggaraan sakramen oleh para pemegang Imamat Harun. Imamat, diajarkan dengan sedemikian kuat dan sedemikian indahnya oleh Penatua Oaks pagi ini. Saya akan menggunakan ungkapan singkat tulisan suci yang membantu saya mengilustrasikan belas kasihan Juruselamat. Ungkapan itu adalah “lengan keamanan” (lihat Alma 34:16).

Aman dalam Lengan-Nya

Sebuah keluarga berfoto-foto di tempat melihat-lihat di sisi Utara Grand Canyon. Mereka mendengar teriakan dan berlari untuk menemukan seorang anak usia 2 tahun telah terjatuh di antara jeruji pagar serta terhempas ke tebing sekitar 35 kaki (11 m) di bawah. Si kecil berusaha untuk naik kembali ke atas, tetapi gerakannya membuatnya terperosok lebih jauh lagi sehingga dia berada hanya 5 kaki (1,5 m) dari jurang sedalam 200 kaki (61 m).

Seorang pemuda berusia 19 tahun bernama Ian melihat dimana anak itu berada dan, dengan menggunakan pelatihan tanggap daruratnya, mengetahui bagaimana menangani situasi tersebut. Berikut adalah perkataannya: “‘Segera, semua kembali ke benak saya, dan saya tahu apa yang harus saya lakukan. Saya meletakkan kamera saya dan menyelusuri jalan kecil sampai ke tempat di mana tebing tidak terlalu curam, melompati pagar, menuruni bebatuan, dan melewati semak belukar lalu menemukannya.’ Dengan memeluknya dalam lengannya selama satu jam, Ian menunggu sampai tim penyelamat dapat turun dengan tali” untuk menyelamatkan mereka (“Save Her!” New Era, September 2007, hlm. 6). Ungkapan “memeluknya dalam lengannya” menyita perhatian saya karena tulisan suci berbicara mengenai lengan—lengan kasih, lengan belas kasihan, dan lengan keamanan (lihat 2 Nefi 1:15; Mosia 16:12; Alma 5:33; A&P 6:20; 29:1).

Ungkapan tulisan suci “melingkari dalam lengan keamanan” datang dari pesan Amulek kepada bangsa Zoram mengenai Kurban Tebusan yang tak terbatas dan kekal. Dia mengajarkan bahwa kurban Putra Allah memungkinkan manusia untuk beriman kepada Kristus dalam menuntun kita untuk bertobat; “Jadi belas kasihan dapat memuaskan tuntutan keadilan dan melingkari mereka dalam lengan keamanan” (Alma 34:9–16; lihat juga ayat 9–15).

Ajarkan yang Abstrak dengan yang Nyata

Untuk lebih memahami “lengan keamanan” adalah penting untuk mengingat bahwa Juruselamat menggunakan apa yang nyata, seperti uang logam, benih, domba, roti, ikan, dan bagian tubuh untuk mengajarkan asas-asas Injil.

Lengan adalah nyata, dan kita menggunakannya untuk menyatakan rasa sayang serta kasih. Ketika saya pulang dari kantor, saya dilingkari oleh tangan nyata istri saya. Saya telah mengalami lengan kasih dan keamanan sepanjang pelayanan saya di Amerika Latin melalui salam “un abrazo” yang umum atau pelukan.

Sewaktu saya telah merenungkan cara untuk secara efektif mengajarkan Kurban Tebusan kepada orang lain, ungkapan “lengan keamanan” telah berguna. Ketika kita dibaptiskan dan menerima Roh Kudus melalui penumpangan tangan, kita menerima dua tata cara yang memperkenalkan kita pada lengan keamanan. Melalui datang, dengan rendah hati serta sepenuhnya bertobat, ke pertemuan sakramen dan secara layak mengambil sakramen kita boleh merasakan lengan tersebut berulang kali.

Mempersamakan Pertemuan Sakramen dengan Zaman Kita

Uraian judul untuk Ajaran dan Perjanjian bagian 110 memberi konteks untuk salah satu ayat kita yang paling relevan tentang menikmati lengan keamanan. Pada suatu hari Sabat saat pendedikasian Bait Suci Kirtland, Nabi Joseph Smith menjelaskan bahwa dia dan para pemegang imamat lainnya telah menyelenggarakan sakramen bagi Gereja.

Setelah tata cara kudus ini, Joseph Smith dan Oliver Cowdery memisahkan diri untuk berdoa secara pribadi. Setelah doa tersebut, Juruselamat menampakkan diri kepada kedua pria ini dan berfirman, “Lihatlah, dosa-dosamu telah diampuni; kamu bersih di hadapan-Ku; karena itu, angkatlah kepalamu dan bersukacitalah” (A&P 110:5).

Urutan peristiwa di Bait Suci Kirtland pada tahun 1836 selaras dengan zaman kita dan dipersamakan dengan kita. Sabat demi Sabat, Anda, para pemegang imamat muda, menyelenggarakan sakramen bagi para Orang Suci yang datang ke pertemuan sakramen dengan penuh doa, yang lapar akan penyembuhan rohani, dan berharap, memohon untuk mendengar dalam benak serta hati mereka firman berikut: “Lihatlah, dosa-dosamu telah diampuni; kamu bersih di hadapan-Ku; karena itu, angkatlah kepalamu dan bersukacitalah” (A&P 110:5).

Penatua Dallin H. Oaks telah bersaksi bahwa ada pembersihan atau penyembuhan rohani yang berhubungan dengan sakramen. “Sakramen Perjamuan Tuhan adalah suatu pembaruan dari perjanjian dan berkat-berkat baptisan. Kita diperintahkan untuk bertobat dari dosa-dosa kita dan datang kepada Tuhan dengan hati yang patah dan jiwa yang penuh sesal serta mengambil sakramen. Dalam mengambil roti, kita bersaksi bahwa kita bersedia mengambil ke atas kita nama Yesus Kristus dan selalu mengingat Dia dan mematuhi perintah-perintah-Nya. Apabila kita menepati perjanjian ini Tuhan memperbarui dampak pembersihan pembaptisan kita. Kita dijadikan bersih dan dapat selalu memiliki Roh-Nya menyertai kita (“Para Saksi Khusus Akan Kristus,” Liahona, April 2001, hlm. 14).

Implikasinya bagi Pemegang Imamat Harun

Untuk membantu anggota lebih sepenuhnya menerima pembersihan, atau lengan keamanan itu, mereka yang memegang kunci untuk mewenangkan dan mereka yang menyelenggarakan sakramen hendaknya memastikan bahwa petunjuk umum dalam buku pegangan Gereja mengenai persiapan, pemberkatan, dan pengedaran sakramen diikuti. Setiap pemegang imamat hendaknya ingat bahwa dia bertindak atas nama Tuhan serta bersikap khidmat dan berwibawa. Pada umumnya kaum muda kita patut diteladani. Namun, dalam penyelenggaraan sakramen, kadang- kadang kita melihat adanya gejala mengganggu yang mengarah pada kurangnya formalitas dan terlalu banyaknya kesembronoan dalam pakaian dan penampilan.

Remaja putra, sebelum pergi ke Gereja, maukah Anda berhenti sejenak di depan cermin sekali lagi dan bertanya kepada diri Anda sendiri apakah setiap aspek penampilan Anda sudah rapi. Yang lebih baik lagi, ajaklah seseorang yang Anda kasihi, misalnya orang tua, untuk melihat diri Anda sekali lagi, dan jika ada yang kurang pas, janganlah menolak nasihat mereka.

Hamba Yesus Kristus yang sejati berpenampilan dan berpakaian pantas, yang senantiasa mencerminkan standar-Nya dan bukan arus kesembronoan duniawi. Mempersiapkan semua perincian dengan cermat memastikan Roh Tuhan akan hadir. Pakaian atau penampilan dari mereka yang menyelenggarakan sakramen hendaknya tidak menjadi suatu pengalihan perhatian bagi mereka yang secara sungguh-sungguh mencari berkat Kurban Tebusan yang tak terbatas.

Tema yang terdapat dalam pesan Presiden Monson kepada kita, para pemegang imamat adalah bahwa merupakan suatu hak istimewa untuk memegang kuasa imamat: “Itu merupakan suatu pemberian wewenang untuk melayani, hak istimewa untuk mengangkat, dan kesempatan untuk memberkati kehidupan orang lain” (“Kepercayaan Imamat Kudus Kita,” Liahona, Mei, 2006, 57). Saya bersaksi bahwa ini berlaku bagi penyelenggaraan sakramen.

Mengalami Lengan Keamanan

Sementara melayani sebagai uskup, saya menyaksikan berkat-berkat Kurban Tebusan dalam kehidupan anggota Gereja yang melakukan pelanggaran serius. Sebagai hakim di Israel saya mendengarkan pengakuan mereka dan, ketika dibutuhkan, menempatkan pembatasan atas diri mereka, seperti tidak mengambil sakramen untuk suatu kurun waktu.

Seorang dewasa lajang muda dalam lingkungan kami sedang berkencan dengan seorang remaja putri. Mereka membiarkan ungkapan kasih sayang mereka lepas kendali. Dia datang kepada saya meminta nasihat dan bantuan. Berdasarkan apa yang diakui dan kesan Roh kepada saya, di antaranya, dia tidak diperkenankan mengambil sakramen untuk satu kurun waktu. Kami bertemu secara rutin untuk memastikan pertobatan telah terjadi, dan, setelah jangka waktu yang tepat, saya mewenangkan dirinya untuk kembali mengambil sakramen.

Sewaktu saya duduk di mimbar dalam pertemuan sakramen itu, mata saya tertuju kepadanya ketika dia kini mengambil sakramen dengan layak. Saya menyaksikan lengan belas kasihan, kasih, dan keamanan melingkarinya sewaktu penyembuhan Kurban Tebusan menghangatkan jiwanya dan mengangkat bebannya, yang berujung pada pengampunan, kedamaian, serta kebahagiaan yang dijanjikan.

Kurban Tebusan—Kuasa yang Senantiasa Hadir

Saya telah mengalami dan memiliki kesaksian akan kebenaran yang Presiden Packer ajarkan: “Dalam satu hal, kita berpikir bahwa Kurban Tebusan Kristus berlaku hanya pada akhir kehidupan fana sampai dengan penebusan dari Kejatuhan, dari kematian rohani. Sebenarnya jauh lebih dari itu. Itu adalah kuasa yang selalu ada yang dapat diminta dalam hidup setiap hari. Ketika kita disiksa atau direjam atau dianiaya oleh rasa bersalah atau dibebani dengan kedukaan, Dia dapat menyembuhkan kita. Sementara kita tidak sepenuhnya memahami cara Kurban Tebusan Kristus dibuat, kita dapat mengalami damai sejahtera Allah, ”yang melampaui segala akal’” (“Sentuhan Tangan Tuhan,” Liahona, Juli 2001, hlm. 26).

Saya mengasihi Bapa Surgawi saya dan Putra-Nya, Yesus Kristus. Saya menempatkan iman saya, kasih saya, kesetiaan saya, dan pengabdian saya kepada Mereka. Saya bersaksi bahwa Allah adalah Bapa Surgawi kita dan bahwa kita adalah anak-anak-Nya. Saya memberikan kesaksian bahwa Kurban Tebusan adalah nyata dan memiliki kuasa dalam kehidupan kita. Saya bersaksi bahwa Injil yang dipulihkan adalah benar. Kebenaran ini terdapat dalam tulisan suci, terutama dalam Kitab Mormon. Dalam nama Yesus Kristus, amin.