2010–2019
Apabila Kamu Kekurangan Hikmat
April 2014


Apabila Kamu Kekurangan Hikmat

Gambar

Allah akan mengungkapkan kebenaran kepada mereka yang mencarinya sebagaimana ditentukan dalam tulisan suci.

Hari yang lalu putra saya yang berusia 10 tahun sedang mempelajari tentang otak manusia di Internet. Dia ingin menjadi seorang ahli bedah kelak. Tidaklah sulit untuk memerhatikan bahwa dia jauh lebih pintar daripada saya.

Kami menyukai Internet. Di rumah kami berkomunikasi dengan keluarga dan teman-teman melalui sosial media, melalui surel, dan dengan cara lainnya. Anak-anak saya melakukan banyak tugas sekolah mereka melalui Internet.

Apa pun pertanyaannya, jika kita membutuhkan lebih banyak informasi, kami mencarinya daring. Dalam hitungan detik kami memperoleh banyak materi. Ini menakjubkan.

Internet menyediakan banyak kesempatan untuk belajar. Meskipun demikian, Setan ingin kita menjadi sengsara, dan dia menyelewengkan tujuan sebenarnya dari banyak hal. Dia menggunakan alat hebat ini untuk mempromosikan keraguan dan ketakutan serta menghancurkan iman dan harapan.

Dengan begitu banyak tersedia di Internet, kita harus secara hati-hati mempertimbangkan ke mana mengaplikasikan upaya kita. Setan dapat menyibukkan, mengalihkan, dan memengaruhi kita dengan memilah-milah melalui informasi, yang kebanyakan dapatlah berupa murni sampah.

Kita hendaknya tidak menjelajah melalui sampah.

Dengarkan tuntunan ini, yang disediakan oleh tulisan suci: “Roh Kristus diberikan kepada setiap orang, agar dia boleh tahu yang baik dari yang jahat; karenanya, aku memperlihatkan kepadamu cara untuk menilai; karena setiap hal yang mengajak untuk melakukan yang baik, dan untuk membujuk untuk percaya kepada Kristus, dikirim melalui kuasa dan karunia Kristus; karenanya kamu boleh tahu … itu adalah dari Allah.”1

Dalam kenyataannya, kita menghadapi dilema yang sama yang dihadapi Joseph Smith pada masa mudanya. Kita juga sering kali menemukan diri kita kekurangan hikmat.

Dalam kerajaan Allah, pencarian kebenaran dihargai, diimbau, dan sama sekali tidak pernah ditindas atau ditakuti. Para anggota Gereja secara kuat dinasihati oleh Tuhan Sendiri untuk mencari pengetahuan.2 Dia berfirman, “Carilah kamu dengan tekun … ; ya, carilah kamu dari buku-buku terbaik kata-kata kebijaksanaan; upayakanlah pembelajaran, bahkan melalui penelaahan dan juga melalui iman.”3 Namun, bagaimana kita dapat mengenali kebenaran dalam dunia yang terarah dalam serangannya terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Allah?

Tulisan suci mengajarkan kepada kita caranya:

Pertama, kita dapat mengetahui kebenaran dengan mengamati buahnya.

Selama Khotbah-Nya di Bukit yang hebat, Tuhan berfirman:

“Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik; sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik …

Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”4

Nabi Mormon mengajarkan asas yang sama ini ketika dia mengatakan, “melalui pekerjaan mereka kamu akan mengenali mereka; karena jika pekerjaan mereka baik, maka mereka adalah baik juga.”5

Kita mengajak semua untuk menelaah buah dan pekerjaan dari Gereja ini.

Mereka yang tertarik dalam kebenaran akan dapat mengenali perbedaan yang Gereja dan para anggotanya buat dalam masyarakat di mana mereka berdiri. Mereka juga akan menyadari perkembangan dalam kehidupan mereka yang mengikuti ajaran-ajarannya. Mereka yang mengamati buah-buah ini akan menemukan bahwa buah dari Gereja adalah lezat dan patut dihasratkan.

Kedua, kita dapat menemukan kebenaran dengan menguji firman pada diri kita sendiri.

Nabi Alma mengajarkan:

“Kita akan membandingkan firman dengan sebiji benih .… Jika kamu memberi tempat, sehingga sebiji benih boleh ditanam dalam hatimu, lihatlah, jika itu adalah suatu benih yang sejati, [dan] … jika kamu tidak membuangnya karena ketidakpercayaanmu, … lihatlah, itu akan mulai menggembung di dalam dadamu; dan kamu akan mulai berkata dalam dirimu—Mestilah … ini adalah benih yang baik, … karena itu mulai memperbesar jiwaku; ya, itu mulai menerangi pengertianku, ya, itu mulai menjadi lezat bagiku …

… Dan sekarang, … apakah ini tidak akan menguatkan imanmu? Ya, ini akan menguatkan imanmu …

… Karena setiap benih menghasilkan pada keserupaannya sendiri.”6

Betapa ajakan yang luar biasa dari seorang nabi Tuhan! Ini dapat dibandingkan dengan eksperimen ilmu pengetahuan. Kita diajak untuk menguji firman, kita diberi parameter, dan kita diberi tahu hasil dari tes jika kita mengikuti instruksi.

Demikianlah tulisan suci mengajarkan kepada kita bahwa kita dapat mengetahui kebenaran dengan mengamati buahnya; atau, dengan mengujinya secara pribadi, memberikan tempat bagi firman dalam hati kita, dan merawatnya, seperti sebuah benih.

Masih ada cara ketiga untuk mengetahui kebenaran, dan itu adalah melalui wahyu pribadi.

Ajaran dan Perjanjian pasal 8 mengajarkan bahwa wahyu adalah pengetahuan—“pengetahuan tentang hal apa pun yang akan [kita] minta dalam iman, dengan hati yang jujur, percaya bahwa [kita] akan menerima.”7

Dan Tuhan memberi tahu kita bagaimana kita akan menerima wahyu ini. Dia berfirman, “Aku akan memberi tahu kamu dalam pikiranmu dan dalam hatimu, melalui Roh Kudus, yang akan datang ke atas dirimu dan yang akan berdiam dalam hatimu.”8

Demikianlah kita diajarkan bahwa wahyu dapat diperoleh dengan meminta dalam iman, dengan hati yang jujur, dan percaya kita akan menerima.

Tetapi perhatikan bahwa Tuhan menjadikannya sangat jelas ketika Dia memperingatkan, “Ingatlah bahwa tanpa iman kamu tidak dapat melakukan apa pun; oleh karena itu mintalah dalam iman.”9 Iman memerlukan perbuatan, perbuatan seperti menelaahnya dalam pikiran kita, kemudian bertanya dalam doa apakah itu benar.

Tuhan berfirman:

“Jika itu benar Aku akan menyebabkan bahwa dadamu akan membara di dalam dirimu; oleh karena itu, kamu akan merasakan bahwa itu benar.

Tetapi jika itu tidak benar kamu tidak akan merasakan perasaan yang seperti itu, tetapi kamu akan merasakan suatu kehampaan pikiran yang akan menyebabkanmu melupakan apa yang salah itu.”10

Iman tanpa perbuatan adalah mati.11 Maka, “memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang.”12

Saya mempunyai seorang teman, bukan dari kepercayaan kita, yang menunjukkan kepada saya bahwa dia bukanlah orang yang rohani. Dia tidak akan menelaah tulisan suci atau berdoa karena dia berkata dia tidak memahami firman Allah, tidak juga dia yakin bahwa Allah ada. Perilaku ini menjelasakan kekurangan rohaninya dan akan menuntun ke wahyu yang sebaliknya, sebagaimana dijelaskan oleh Alma. Dia berkata: “Dan oleh karena itu, dia yang akan mengeraskan hatinya, orang yang sama menerima bagian yang lebih kecil dari firman.”

Namun, Alma menambahkan, “dia yang tidak akan mengeraskan hatinya, kepadanya diberikan bagian yang lebih besar dari firman, sampai diberikanlah kepadanya untuk mengetahui misteri-misteri Allah sampai dia mengetahuinya secara penuh.”13

Alma dan para putra Mosia adalah teladan dari asas bahwa iman memerlukan perbuatan. Dalam Kitab Mormon kita membaca:

“Mereka telah menyelidiki tulisan suci dengan tekun, agar mereka boleh mengetahui firman Allah.

Tetapi ini belumlah semuanya; mereka telah memberikan diri mereka sendiri pada banyak doa, dan puasa; oleh karena itu mereka memiliki roh nubuat, dan roh wahyu.”14

Meminta dengan hati yang jujur adalah sama pentingnya dalam proses ini. Jika kita mencari kebenaran dengan tulus, kita akan melakukan semua dalam kekuatan kita untuk menemukannya, yang dapat mencakup pembacaan tulisan suci, pergi ke Gereja, dan melakukan yang terbaik untuk menaati perintah-perintah Allah. Itu juga berarti bahwa kita bersedia untuk melakukan kehendak Allah ketika kita menemukannya.

Tindakan Joseph Smith ketika dia mencari hikmat adalah teladan sempurna dari apa yang dimaksud dengan memiliki hati yang jujur. Dia mengatakan dia ingin mengetahui sekte mana yang benar “agar [dia] boleh mengetahui ke mana harus bergabung.” 15 Bahkan sebelum dia berdoa, dia telah siap untuk menindaki jawaban yang akan dia terima.

Kita harus meminta dalam iman dan dengan hati yang jujur. Namun itu tidak semua. Kita juga harus percaya bahwa kita akan menerima wahyu. Kita harus memercayai Tuhan dan memiliki harapan kepada janji-janji-Nya. Ingatlah apa yang tertulis: “Apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya.”16 Betapa janji yang indah!

Saya mengajak semua untuk mencari kebenaran dari metode apa pun di sini namun khususnya dari Allah melalui wahyu pribadi. Allah akan mengungkapkan kebenaran kepada mereka yang mencarinya sebagaimana ditentukan dalam tulisan suci. Itu memerlukan usaha lebih dari sekadar menelusuri Internet, namun itu layak.

Saya membagikan kesaksian saya bahwa ini adalah Gereja sejati Yesus Kristus. Saya telah melihat buahnya dalam masyarakat dan dalam kehidupan ribuan orang, termasuk anggota keluarga; demikianlah saya tahu ini benar. Saya telah menguji firman dalam kehidupan saya selama bertahun-tahun, dan saya telah merasakan dampaknya pada jiwa saya; demikianlah saya tahu ini benar. Tetapi yang paling penting, saya telah mempelajari kebenaran penuh bagi diri saya sendiri dengan wahyu melalui kuasa Roh Kudus; demikianlah saya tahu ini benar. Saya mengajak Anda semua untuk melakukan yang sama. Dalam nama Yesus Kristus, amin.