Suatu Malam bersama Pembesar Umum
Yesus Kristus Adalah Jawabannya


Yesus Kristus adalah Jawabannya

Malam bersama Pembesar Umum • 8 Februari 2019 • Tabernakel Salt Lake City

Brother dan sister terkasih, Anda yang berada di Tabernakel ini di Taman Bait Suci dan Anda yang berkumpul di seluruh dunia, Sister Rasband dan saya merasa terhormat dapat berada di sini bersama Anda. Saya mengenang pengaruh yang mengubah hidup dari para guru seminari dan institut saya terhadap saya. Hingga hari ini saya masih dapat melihat pengaruh para guru saya mengenai cara saya menelaah tulisan suci dan, secara khusus, betapa saya mengasihi Kitab Mormon.

Saya juga menghargai pengalaman sosial dari berada di tempat yang aman bersama teman-teman saya yang menikmati kebersamaan dalam tatanan Injil. Kami bercengkerama di gedung seminari di SMA dan di institut di perguruan tinggi. Saya secara khusus menikmati saat mengajak Melanie Twitchel ke dansa institut. Melanie sekarang adalah istri saya yang cantik dan luar biasa.

Sebagai guru seminari dan institut, Anda bekerja keras untuk membawa jiwa-jiwa kepada Yesus Kristus. Anda berdoa untuk para siswa Anda; Anda menelaah agar Anda dapat menjawab pertanyaan mereka; Anda mempersiapkan diri secara rohani untuk mengajar dengan Roh; Anda mengangkat dan terlibat dan memancarkan kebenaran-kebenaran Injil.

Ketika Tuhan mencari mereka yang dapat menolong siswa yang bergumul, seorang remaja yang sedang bimbang, salah seorang anak-Nya yang berharga yang sedang mundur dalam kesaksian dan pemahaman, Dia telah mempersiapkan Anda untuk melangkah maju dalam kerja sama dengan orangtua dan pemimpin Gereja. Anda berdiri di hadapan para siswa Anda dan menegaskan kembali kebenaran bahwa Yesus Kristus hidup, bahwa Bapa kita di Surga mengasihi kita masing-masing, dan bahwa kita memiliki tempat dalam rencana kekal-Nya. Dan yang terbaik dari semuanya, Anda benar-benar memercayainya.

Anda adalah, sebagaimana yang Penatua Jeffrey R. Holland sering kali katakan, “guru yang diutus Allah.”1

“Berapa banyak … dibawa untuk menyanyikan kasih penebusan, dan ini karena kuasa firman-Nya yang ada dalam diri [Anda], oleh karena itu tidakkah [Anda] memiliki alasan yang besar untuk bersukacita?

Ya, [Anda] memiliki alasan untuk memuji-Nya selamanya, karena Dia adalah Allah yang Mahatinggi.”2

Namun terkadang beban untuk mengangkat, mengajar, dan mengimbau remaja hampir melebihi dari yang dapat Anda tanggung. Tuhan tahu pekerjaan untuk membawa jiwa-jiwa kepada Dia dapatlah sulit. Saya mempelajari itu saat menjadi presiden misi di New York City ketika tulisan suci di Alma ini beresonansi dengan jiwa saya: “Sekarang, ketika hati kita tertekan, dan kita hampir berbalik, lihatlah, Tuhan menghibur kita, dan berfirman: Pergilah ke antara saudara-saudaramu, orang-orang Laman, dan tanggunglah dengan kesabaran kesengsaraanmu, dan Aku akan memberi kepadamu keberhasilan.”3

Musuh tidak puas dengan pengaruh buruk yang telah dia buat di kerajaan Allah di bumi sejauh ini. Dia ingin lebih. Dia agresif dan kejam. Dia mengincar mereka yang ada dalam pengurusan Anda; kita melihatnya dalam beberapa dari mereka “mati ketakutan karena kecemasan.”4

Gambar
remaja putri berpikir

Beberapa siswa tergelincir, tetapi dengan Roh Tuhan, Anda dapat mengembalikan mereka ke jalurnya. Ingatlah perkataan Paulus, “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.”5

Mengapa?

Karena perkara Kristus mengundang bersama janji abadi ini, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”6

Tuhan telah berfirman, “Karenanya, jadilah riang, dan janganlah takut, karena Aku Tuhan besertamu, dan akan berdiri di dekatmu; dan kamu akan memberikan kesaksian tentang Aku, bahkan Yesus Kristus, bahwa Aku adalah Putra Allah yang hidup, bahwa Aku dahulu ada, bahwa Aku ada, dan bahwa Aku ada yang akan datang.”7

Kita tidak dapat “[menjadi] riang”8dan terperosok dalam rasa takut. Keduanya—riang dan takut—adalah sama secara ekslusif. Dan jika kita mengikuti perintah Tuhan—jika kita menjadi riang—kita akan siap untuk membagikan kesaksian tentang Dia, Juruselamat dunia. Kita akan mengenal Dia sebagaimana adanya Dia dan mengenali peranan tunggal yang Dia miliki dalam mengangkat kita ke atas dan melampaui masalah dunia.

Untuk menjadi riang adalah memercayai Dia ketika hal-hal tidak berjalan sesuai rencana kita. Itu berarti melanjutkan ketika kesulitan mengubah kehidupan kita, ketika tragedi dan kesulitan memusnahkan mimpi-mimpi kita. Tetapi Tuhan mengingatkan kita, “Di dunia ini sukacitamu tidaklah penuh, tetapi di dalam Aku sukacitamu penuh.”9

Anda dapat memberi tahu dalam kelas Anda mana siswa yang telah “[menjadi] riang.” Mereka masih memiliki tantangan dan masalah, tetapi mereka menghadapinya dengan iman dan percaya kepada Allah. Mereka duduk di kelas, bersemangat untuk menjawab pertanyaan, berharap untuk mengetahui kebenaran yang sedang diajarkan, dan yakin mengenai jati diri mereka. Bagi mereka, “Aku Anak Allah”10adalah pengetahuan dan keamanan, bukan sekadar kenangan lama dari nyanyian di Pratama. Mereka datang mencari pengalaman rohani, wawasan, dan konteks yang akan menolong mereka menemukan jawaban melalui pertanyaan mereka. Mereka ingin harapan mereka diperkuat sewaktu mereka menavigasi di dunia yang penuh pertikaian, dan di tengah banyaknya tekanan mereka, terang dalam mata mereka mengalahkan kelelahan hidup sehari-hari.

Dalam hari-hari saya di seminari dan institut—yang tampak sudah lama sekali, saya dapat menambahkan—para siswa datang untuk memercayai, atau demikian menurut saya. Mereka tidakdipenuhi keraguanoleh apa yang ditemukan di internet, karena tidak ada internet. Mereka tidak memiliki kekhawatiran yang sama yang dunia lemparkan kepada mereka mengenai agama, wahyu, nabi, atau percaya kepada Allah.

Bagaimana dengan mereka yang ada di baris belakang yang tertidur di atas buku mereka? Atau anak perempuan yang baru saja memotong rambutnya dan tidak berani menatap mata Anda? Dua siswa yang biasanya masuk ke kelas sambil mengobrol dan sekarang jarang berbincang? Bagaimana dengan siswa teladan yang tampak kehilangan minat dalam pembahasan Injil dan semakin jarang hadir? Bagaimana dengan pandangan kosong dari beberapa siswa, tatapannya hampa dan upaya mereka juga? Beberapa siswa datang ke kelas, duduk, dan kemudian menyelinap keluar, tidak membawa apa pun bersama mereka—bahkan Roh. Tekanan, rasa takut, godaan, krisis, dan kekecewaan telah mengambil alih hidup mereka yang berharga.

Gambar
remaja putra merasa tertekan

Pernahkah Anda bertanya kepada diri sendiri, “Apa yang terjadi di sini?” Saya pernah!

Rasa takut dan putus asa: itulah yang sedang terjadi. Rasa takut tidak diterima oleh teman-teman. Rasa takut akan kinerja akademis, tekanan, dan masalah di rumah yang tidak dapat mereka rampungkan. Rasa takut bahwa mereka tidak dapat memercayai siapa pun dan tidak seorang pun memercayai mereka. Rasa takut menjadi kesepian, dan takut berada dalam kelompok. Rasa takut bahwa mereka menjadi beban bagi orang lain. Rasa takut akan agama yang terorganisasi atau agama apa pun. Rasa takut bahwa tidak ada solusi atau pertolongan bagi rasa sakit mereka. Rasa takut memicu patah semangat dan keputusasaan, kecemasan dan depresi; rasa takut menyulut frustrasi yang tidak memiliki kesimpulan yang baik. Rasa takut memercayai bahwa tidak seorang pun akan memahami dan, lebih buruk lagi, tidak seorang pun bertanya, “Ada masalah apa?”

Rasa takut dalam banyak bentuknya terwujud sayangnya dalam kesimpulan yang paling kejam—bunuh diri.

Ketika gubernur Utah membentuk satuan tugas tahun lalu untuk mengatasi lonjakan bunuh diri pada remaja, dia meminta Presiden Russell M. Nelson untuk menunjuk seorang pemimpin Gereja pada layanan tersebut. Presiden Nelson menugasi saya tanggung jawab yang penting ini. Saya percaya tidak seorang pun imun. Remaja bunuh diri adalah krisis yang menjangkau seluruh dunia. Statistik menunjukkan bahwa bunuh diri sekarang berada di antara tiga penyebab utama kematian di antara remaja usia 15 hingga 24. Dan ini: “Upaya bunuh diri adalah 20 kali lebih sering daripada bunuh diri yang benar-benar terlaksanakan.”11Itu, brother dan sister, adalah statistik yang kejam.

Kita semua harus menghadapi masalah ini. Sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, kita harus bertekad untuk melakukan semampu kita untuk membentuk kembali pemikiran bahwa bunuh diri adalah jawabannya, jawaban yang layak dipertimbangkan. Kita harus berbicara kepada para remaja kita tentang bunuh diri dan mengasihi mereka agar tidak mempertimbangkan bunuh diri sebagai solusi dari rasa sakit mereka. Kehidupan Presiden Thomas S. Monson adalah teladan hebat dari frasa “untuk menyelamatkan.” Kita perlu menganggapnya sebagai tugas kita.

Itulah yang Juruselamat lakukan bagi kita semua. Dia datang untuk menyelamatkan kita dengan Pendamaian, dan Dia terus mengungkapkan kasih yang sedemikian mendalam dengan menyembuhkan kita, menyemangati kita, dan membawa damai bagi kita jika kita mau berpaling kepada-Nya.

Gambar
remaja putri berpegangan tangan

Kita dapat mengungkapkan kasih jika itu yang remaja perlukan, menemukan teman bagi mereka, mendengarkan mereka, dan menjangkau mereka dengan perkataan dan sikap yang baik. Kita mungkin perlu bekerja bersama orangtua dan uskup mereka untuk mendapatkan layanan konseling bagi pergumulan, depresi, atau penyakit mental lainnya. Kita dapat membuat perbedaan dalam hidup mereka. Secara khusus yang rentan terhadap bunuh diri adalah remaja dan dewasa lajang muda yang bergumul dengan masalah gender. Mereka perlu dirangkul dalam lengan Juruselamat mereka dan mengetahui bahwa mereka dikasihi. Sering kali Tuhan memanggil kita; Dia berharap kita menjadi lengan-Nya yang menyambut dan mengasihi. Kita perlu mengimbau teman-teman mereka untuk melakukan yang sama.

Bunuh diri sedemikian terkait dengan rasa sakit akan pertanyaan yang tak terjawab, kesedihan, dukacita, pertanyaan bagaimana seandainya dan sekarang apa. Kehilangan nyawa ini adalah tragedi yang membuat kita sebagai umat harus menjangkau dengan cara-cara yang baru dan lebih efektif untuk menasihati, menunjukkan perhatian dan kepedulian, dan tetap dekat serta mendukung kaum muda kita. Cobalah menyebutkan nama “Yesus Kristus” dalam keadaan yang genting bersama seseorang yang kehilangan harapan. Hanya memanggil nama Dia, dengan khidmat, dapat membuat perbedaan dalam momen yang sulit.

Beberapa komunitas menghadapi apa yang mereka sebut “rangkaian” bunuh diri, di mana seorang remaja mengambil tindakan yang parah dan yang lain melihatnya sebagai opsi dan mengikuti.

Izinkan saya membagikan kepada Anda kisah tentang seorang remaja Inggris yang disiarkan di Berita BBC pada April 2018. Kisahnya tentang remaja berusia sekitar 16 tahun, Hati Sparey-South, yang “telah berupaya untuk bunuh diri. Dan dia akan mencoba lagi dan mungkin berhasil jika bukan karena seorang guru yang menyadari betapa dia tampak tidak bahagia.” Tiga dari temannya telah melakukan bunuh diri. Dia telah mengalami depresi berat selama dua tahun.

Hati berkata, “saya sangat sedih sekali. Dan saya tidak bisa tidur.” Kegelapan berlanjut. Orangtuanya berpisah, dan ibunya keluar masuk rumah sakit karena masalah kesehatan beruntun. Dengan semua perhatian pada ibunya, tidak seorang pun menyadari rasa putus asa yang Hati rasakan. Tidak seorang pun menanyakan, “Bagaimana keadaan Anda? Bagaimana perasaan Anda?”

Dia berjalan ke kelas suatu hari mengenakan T-shirt jelek, dan dia baru saja menggunting rambutnya. Gurunya bertanya, “Hei, apakah kamu baik-baik saja? Bagaimana keadaanmu?”

Hati menjawab dengan, “Baik.” Tetapi dia tidak berhenti di situ. Seseorang memperhatikannya. “Sebenarnya saya merasa buruk,” ujarnya. “Saya merasa sangat sedih. Dan saya terus menangis.”

Kemudian Hati menangis dan menangis, dan riasan wajahnya luntur. Tetapi itu tidak masalah karena seseorang telah menjangkau dia.

Guru ini mengajukan satu pertanyaan sederhana yang dia ajukan ke banyak siswa. Tetapi itu mengirimkan sinyal bahwa dia peduli, Hati menerima bantuan itu. Dan Hati mendapatkan bantuan.

Hati kemudian menjelaskan, “Itu tampak seperti hal kecil tetapi itu luar biasa penuh kuasa ketika Anda mengatakan kepada seorang anak, ‘Bagaimana keadaanmu?’ ketika mereka datang ke ruang kelas, dan Anda tahu, meski mereka hanya menjawab, ‘Baik,’ mereka telah mendengarkan Anda.”12

Brother terkasih saya, Jeffrey R. Holland menuturkan, “Apa pun pergumulan Anda, brother dan sister—secara mental atau emosi atau fisik atau sebaliknya—jangan menentang berharganya kehidupan dengan mengakhirinya. Percayalah kepada Allah. Berpeganglah pada kasih-Nya. Ketahuilah bahwa suatu hari fajar akan merekah dengan cerah dan semua bayang-bayang kefanaan akan sirna. Meski kita dapat merasa bahwa kita ‘seperti barang yang pecah,’ sebagaimana dikatakan pemazmur, kita harus ingat, bahwa barang berada di tangan pembentuk yang ilahi.”13 

Tidak ada templat bagi mereka yang berisiko. Remaja ini bermain trombon, menyanyi di paduan suara, bermain di tim sepak bola, atau membawa belanjaan sepulang sekolah. Mereka datang ke gereja, beberapa dari mereka—mereka adalah teman dari mereka yang datang ke kelas, meski beberapa sudah lama tidak terlibat dalam agama. Tetapi ada benang merah yang umum: kekecewaan, kuis yang gagal, putus cinta, serangkaian perisakan, tekanan akademis, dan apa yang kita sebut kesengsaraan remaja.

Gereja telah memperhatikan secara serius bunuh diri remaja ini, menciptakan situs web dengan informasi, video daring, bantuan bagi mereka yang merasa sendirian, telepon bantuan, dan daftar tanda peringatan yang, seperti Hati, adalah seruan untuk bantuan.

Jadilah akrab dengan sumber daya-sumber daya ini dan Anda akan lebih jauh memenuhi panggilan Anda sebagai “guru yang diutus Allah.”14

Bagaimana kita dapat mengomunikasikan kepada seseorang yang menderita bahwa Tuhan mengetahui perasaan mereka? Dia telah mengambil tantangan dan kesalahan pribadi Anda ke atas diri-Nya. Dia telah memikulnya bagi Anda agar Anda dapat memiliki yang Satu yang akan melayani dengan penuh pengertian akan di mana rasa sakitnya dan mengapa.

Pemahaman yang lebih besar tentang Yesus Kristus akan menolong mereka yang sedang kehilangan harapan. Kasih-Nya bagi mereka dan tempat besar dan mulia yang Dia persiapkan bagi mereka di kekekalan adalah sebuah pesan pengharapan. Dia mengasihi mereka. Mereka perlu mengetahui hal itu. Tulisan suci menyatakan, “Aku Tuhan besertamu, dan akan berdiri di dekatmu.”15Janji-Nya untuk ada di sana bukanlah omong kosong yang ditujukan bagi mereka yang tidak memiliki masalah atau duduk di dewan seminari. Dia akan berdiri di dekat setiap remaja kita—kita masing-masing, untuk masalah ini—di saat tergelap kita. Itulah kuasa Pendamaian, dan kita perlu mengajarkan itu dengan sedemikian kuat sehingga itu menjangkau mereka yang sedang menderita.

Gambar
Yesus Kristus menyembuhkan seorang wanita

Bantulah para siswa mengidentifikasi satu “tulisan suci proteksi,” yang dapat mereka ingat dalam benak ketika mereka berada dalam situasi berbahaya atau memerlukan kekuatan untuk menjauh. “Jadilah riang, dan janganlah takut, karena Aku Tuhan besertamu”16adalah ayat yang baik.

Kehidupan telah senantiasa dipenuhi dengan tantangan. Tidak seorang pun imun. Tidak Anda, tidak saya, dan tidak mereka. Beberapa remaja menderita karena mereka pikir mereka adalah satu-satunya yang memiliki masalah. Orang lain tampak tidak memiliki masalah. Mereka secara keliru berpikir bahwa jika Anda menelaah tulisan suci dan menaati perintah-perintah dan berdoa setiap hari, sakit hati, kekacauan, kurangnya popularitas, dan kecelakaan akan melewati Anda. Prosesnya tidak seperti itu. Pencobaan menimpa kita semua.

Masalah, tantangan, pencobaan, kesengsaraan, kesulitan, kesedihan—sebut saja sesuka Anda—adalah bagian dari pengalaman fana untuk membuat kita kuat. Berkatnya adalah bahwa melalui Pendamaian Yesus Kristus kita masih dapat “[menjadi] riang.”17

Jangan biarkan persyaratan akademis dari petunjuk Injil menghalangi kuasa Roh untuk menyentuh dan menyemangati para siswa Anda. Persiapkan mereka untuk menerima ilham dan menindakinya. Persiapkan mereka untuk menerima wahyu pribadi sebagaimana Presiden Nelson telah tekankan.18

Sewaktu mereka melakukannya, mereka akan mengalami mukjizat dari arahan dan bimbingan Tuhan, sebuah bentuk yang sangat nyata akan kasih-Nya.

Mengapa saya memilih untuk berbicara mengenai bunuh diri dan rekan-rekannya—rasa takut, kesepian, putus asa, kecemasan, dan rasa sakit—dalam keadaan khidmat seperti ini? Karena Anda, brother dan sister, berada dalam kelompok “responden pertama,” jika bukan, saya mengajak Anda untuk menjadi demikian. Bunuh diri dan rekan-rekan gelapnya adalah nyata. Itu meningkat di antara kaum muda kita dalam momok yang memikat bahkan orang-orang pilihan sekalipun yang masih muda dan dipenuhi dengan janji untuk percaya bahwa kehidupan tidak memiliki tujuan bagi mereka. Tidak ada yang lebih penting dari kebenaran.

Gambar
remaja berpegangan tangan dalam lingkaran

Kehidupan adalah rapuh. Kita tidak tahu kapan sesuatu akan terjadi pada seseorang yang membuat kita sepenuhnya terkejut. Kita merasa tidak siap dan tidak tahu harus berbuat apa. Tetapi jika mereka datang dari keluarga yang melakukan doa keluarga, penelaahan tulisan suci, dan malam keluarga maka peralatan untuk “berpegangan” secara lebih kuat tersedia. Namun, mohon jangan membuat kesalahan, bahwa salah seorang remaja mungkin berada dalam risiko meski semua ini telah tersedia. Seorang pemuda menanggapi kegiatan malam keluarga yang meminta setiap anggota untuk menuliskan satu hal yang penting bagi mereka. Anak berusia 14 tahun ini, yang tampak memiliki segalanya, menuliskan, “Untuk mengetahui ada seseorang di sana untuk saya.”

Saya memiliki teman karib yang tidak menghadiri seminari sampai tahun terakhir di SMA. Dia tidak menghadiri Gereja, sejak usia 13. Menjadi penyanyi, dia memutuskan untuk mencoba masuk paduan suara seminari, dan dia berhasil. (Semuanya membuat paduan suara seminari berhasil!) Dia tidak mengingat pelajaran apa pun di kelas. Namun, setiap kali mereka menyanyi, Roh memenuhi ruangan, dan dia tahu ini berbeda dari paduan suara sekolah yang dia terlibat di seberang jalan. Dia merasakan sesuatu yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia merasakan Roh. Berasal dari keluarga yang bercerai, tanpa petunjuk Injil, dia tidak familier dengan Roh. Dia datang untuk menghargainya dan bersandar padanya. Dia kukuh dalam Injil Yesus Kristus karena “ada seseorang di sana untuk dia.” Dan sekarang, bertahun-tahun kemudian, dia masih sering berbicara dengan guru seminarinya, yang adalah “guru yang diutus Allah.”19

Bagi mereka yang Anda ajar yang tidak memiliki jaringan dukungan, yang menguatkan di rumah, ajaran-ajaran Anda menjadi krusial bagi kesejahteraan mereka. Mereka mungkin adalah yang secara pribadi mengajukan pertanyaan hanya untuk terlibat dalam pembahasan Injil yang lebih jauh karena itu adalah satu-satunya waktu mereka memiliki hubungan rohani di hari mereka. Mohon hargailah kesempatan itu, dan luangkan waktu bagi mereka.

Penyembuhan datang melalui Juruselamat, yang “turun di bawah segala sesuatu”20agar Dia dapat mengetahui “secara daging bagaimana menyokong umat-Nya menurut kelemahan mereka.”21

Pikirkan ketika Yesus memberi makan lima ribu orang dengan sedikit ikan dan potongan roti dari makan siang seorang anak lelaki dan kemudian pergi ke atas gunung untuk berdoa sendirian. Para murid-Nya pergi menyeberangi danau Galilea, dan sewaktu malam menjelang Yesus pergi menghampiri mereka dengan berjalan di atas air. Melihat Dia, mereka “berteriak-teriak karena takut,”22dan Dia menjawab, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”23

Ketika Petrus dengan berani melompati sisi kapal malam itu karena panggilan Tuhan dan mulai berjalan di atas air, dia dipenuhi dengan ketenangan sampai dia melihat ke bawah dan melihat lautan yang berputar dan bergejolak. Kemudian dia berteriak karena ketakutan.

Yesus menjangkau dia tidak dengan amarah tetapi dengan belas kasihan. Moroni menguraikan kegagalan kita sendiri seperti ini: “Semoga Kristus mengangkat engkau, dan semoga penderitaan dan kematian-Nya, … dan belas kasihan dan kepanjangsabaran-Nya, dan harapan akan kemuliaan-Nya dan akan kehidupan kekal, berdiam dalam pikiranmu selamanya.”24

Dia sedang berbicara kepada kita karena kita semua, brother dan sister, berada di atas air.

Dalam tatanan lain dari Perjanjian Baru, sekelompok orang berkumpul di sekitar “seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya.”25Tuhan Yesus Kristus memandang orang lumpuh itu dan merasakan iman dari mereka yang ada di sekitarnya dan berkata, “Percayalah.”26

Pada dispensasi terakhir ini Yesus Kristus berbicara melalui Joseph Smith kepada para hamba-Nya yang telah pergi misi dan menghadapi bahaya serta malapetaka, berfirman, “Jadilah riang, anak-anak kecil; karean Aku berada di tengahmu.”27

Joseph Smith melihat dalam penglihatan para Rasul dalam misi mereka di Inggris “berdiri bersama dalam lingkaran dengan kelelahan, pakaian mereka compang-camping dan kaki mereka bengkak, mata mereka mengarah ke bawah, dan Yesus berdiri di tengah-tengah mereka, dan mereka tidak melihat Dia. Juruselamat menatap mereka dan menangis.”28

Dapatkah Anda melihat polanya? Kuasa Kristus yang memungkinkan diwujudkan dalam kesederhanaan bahwa Dia ada di sana untuk kita—selalu. Apa pun yang terjadi, Dia akan ada bersama kita, Dia akan menghibur kita, dan Dia akan menyembuhkan kita jika kita datang kepada Dia dan menggunakan kuasa-Nya untuk menyelamatkan kita. Paling sering Dia menyembuhkan hati yang terluka. Bagaimana itu terjadi, kita bertanya? Dengan kuasa Pendamaian yang dijalankan dalam kehidupan kita saat ini, bukan di akhir sebelum penghakiman terakhir, tetapi setiap hari sewaktu kita berusaha untuk menjadi seperti Dia, untuk mengasihi apa yang Dia kasihi, untuk mengikuti para nabi-Nya yang terpilih.

Sewaktu saya menelaah Pendamaian, saya mencoba membayangkan keadaan menyedihkan di sekitar Juruselamat sewaktu Dia berlutut di Taman Getsemani. Dan Dia berdoa, “berkata, ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”29Dia mengatakan tentang penderitaan-Nya, “Betapa parahnya kamu tidak tahu, betapa hebatnya kamu tidak tahu, ya, betapa sulitnya untuk ditanggung kamu tidak tahu.”30Remaja kita perlu memahami pernyataan mendalam tersebut.

Gambar
malaikat menghibur Yesus di Getsemani

“Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.”31

Dalam kebutuhan-Nya, mengangkat beban dari semua dosa kita ke atas Dia, hari-hari buruk kita, kelemahan dan kekecewaan kita, dan seorang malaikat muncul untuk menghibur Dia. Di masa-masa sulit Anda, brother dan sister, Tuhan telah menyediakan “para malaikat[-Nya] di sekitarmu, untuk menopangmu.”32Para guru, Anda dapat menjadi malaikat itu.

Juruselamat telah sebelumnya di Perjamuan Malam Terakhir memberikan penjelasan pada misi-Nya dan damai yang dijanjikan dengan mengatakan, “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengatasi dunia.”33Sedemikian pasti Dia mengenai apa yang terbentang di depan, sedemikian pasti Dia mengenai bagian-Nya dalam melaksanakan rencana besar keselamatan sehingga Dia mengimbau para murid-Nya, “Jadilah riang.”

Penatua Neal A. Maxwell mengamati: “Keperihan yang tak terbayangkan di Getsemani akan turun ke atas Yesus; pengkhianatan Yudas sudah dekat. Kemudian akan datang penangkapan dan dakwaan terhadap Yesus; tercerai-berainya Dua Belas seperti domba; pencambukan Juruselamat yang mengerikan; persidangan yang tidak adil; teriakan nyaring massa untuk Barabas bukannya Yesus; dan kemudian penyaliban yang mengerikan di Kalvari. Apa yang ada di sana yang dapat membuat riang? Seperti yang Yesus telah firmankan: Dia telah mengatasi dunia! Pendamaian hampir menjadi kenyataan. Kebangkitan seluruh umat manusia dipastikan. Kematian harus dilenyapkan—Setan gagal menghentikan Pendamaian.”34

Kita dapat mengajarkan kebenaran yang dinyatakan oleh Presiden Russell M. Nelson: “Tanpa Pendamaian tak terbatas oleh Penebus kita, tidak seorang pun dari kita akan memiliki harapan untuk kembali kepada Bapa Surgawi kita. Tanpa Kebangkitan-Nya, kematian akan menjadi akhir. Pendamaian Juruselamat kita membuat kehidupan kekal menjadi mungkin dan kebakaan menjadi kenyataan bagi semua orang.35

Renungkan bagaimana Anda dapat memasukkan ke dalam hati para siswa Anda kekuatan dan kasih Juruselamat bagi kita semua, dan respek bagi rancangan ilahi Bapa. Berdoalah untuk menolong mereka mengetahui Pendamaian Yesus Kristus adalah bagi mereka dan apa artinya itu dalam kehidupan mereka yang sangat kompleks.

Imbaulah pelayanan dalam kerajaan Allah yang membawa Roh Allah bersamanya.

Setelah melayani dan memimpin di Departemen Bait Suci Gereja selama beberapa tahun, saya bersukacita dalam menghadiri bait suci dan melihat barisan remaja—remaja putra dan putri—memasuki bait suci untuk melakukan pembaptisan bagi yang meninggal. Sewaktu Anda menekankan kuasa bait suci dalam pengajaran Anda, Anda sedang menekankan kesempatan besar bahwa mereka harus mengenal Yesus Kristus, untuk mengetahui Dia adalah sumber dari “riang” mereka.

Saya menghargai pertumbuhan jumlah dewasa lajang yang baru saja diberkahi yang melayani sebagai pekerja bait suci. Semua berpakaian putih, dalam suasana yang tenang dan penuh damai, mereka berdiri di tempat-tempat kudus membagikan kesaksian tentang Dia, bahwa Dia dahulu ada, bahwa Dia sekarang ada, dan bahwa Dia yang akan datang.36Pelayanan kita kepada Tuhan di bait suci adalah tentu saja satu cara untuk merasakan dekat dengan Juruselamat.

Imbaulah siswa Anda untuk selalu memegang rekomendasi bait suci—penggunaan terbatas atau reguler, bergantung pada usia dan keadaan—dan kemudian untuk membagikan perasaan mereka tentang berada di bait suci, wahyu dan ilham yang datang sewaktu mereka menjangkau melampaui kehidupan ini untuk “apa yang lebih baik”37melayani mereka yang tidak dapat melakukan tata cara bagi diri mereka sendiri.

Presiden Nelson yang terkasih telah menuturkan, “Ketika fokus kehidupan kita ada pada rencana keselamatan Allah … dan Yesus Kristus serta Injil-Nya, kita dapat merasakan sukacita terlepas dari apa yang sedang terjadi—atau tidak terjadi—dalam kehidupan kita.”38

Ketika saya ditahbiskan sebagai Rasul, Presiden Monson terkasih menyatakan saya harus menjadi saksi khusus dari nama Yesus Kristus di seluruh dunia. Saya tidak menganggap enteng tugas itu. Saya dengan intens menelaah tulisan suci, mengidentifikasi Tuhan menurut nama dan gelar-Nya. Semua yang akan saya bagikan dengan Anda ini adalah berasal dari ayat-ayat tulisan suci yang mengingatkan kita akan pengharapan kita yang ada di dalam Dia. Dia adalah:

  • Harapan lsrael.39

  • Bintang timur yang gilang-gemilang.40

  • Gembala yang baik.41

  • Penasihat.42

  • Raja Damai.43

  • Penebus.44

  • Terang Dunia.45

  • Imam Besar untuk hal-hal baik yang akan datang.46

  • Perkasa untuk menyelamatkan.47

  • Yang memiliki segala kuasa.48

Pengaruh, jejak, dan jangkauan Kristus semua tercakup. Dia ada di sana ketika kita terjatuh dan berusaha untuk bergerak maju. Dan jika kita tergelincir, “terang[-Nya] yang bersinar dalam kegelapan”49—nama lain Dia—semakin terang dari sebelumnya. Dia mengasihi kita di saat-saat suka dan duka kita.

Menjadi murid Yesus Kristus bukanlah pekerjaan tebak-tebakan. Jalan-Nya ditandai dengan baik dengan jejak kaki-Nya. Ketika kita mengikuti Dia, kita jadi mengasihi apa yang Dia kasihi. Sewaktu kita memperbarui perjanjian dengan Dia setiap minggu dengan mengambil sakramen kudus, kita bertumbuh dalam pemahaman akan Dia sebagai Penebus Dunia,50Roh Kebenaran,51Firman.52

Ajarkan kuasa sakramen kepada siswa Anda, khususnya mereka yang sedang goyah dan mereka yang tidak memahami tata cara yang berharga ini. Biarkan berkat sakramen, untuk “selalu memiliki Roh-Nya bersama kita,”53menjadi sesuatu yang Anda bicarakan sehingga memanfaatkan kuasa penyembuhan dari Yesus Kristus, melalui Pendamaian-Nya, adalah nyata.

Selain itu, Juruselamat merujuk kepada Diri-Nya melalui pernyataan yang mengungkapkan kodrat ilahi dan peranan kekal-Nya seperti ini:

  • “Diam dan ketahuilah bahwa Aku adalah Allah.”54

  • “Aku sanggup untuk menjadikanmu kudus”55

  • “Aku melakukan kehendak [Bapa].”56

  • “Aku, Tuhan … menghormati mereka yang melayani-Ku.”57

  • “Kasih karunia-Ku cukup bagimu.”58

  • “Kamu akan merasakan kedamaian di dalam Aku.”59

  • “Jangan takut … karena kamu adalah milik-Ku.”60

Teman-teman, brother dan sister terkasih, itulah Juruselamat yang saya kenal, kasihi, dan puja dengan segenap hati saya. Dari kedalaman jiwa saya, saya membagikan kesaksian tentang Dia dan kebaikan serta belas kasihan-Nya. Dia telah berjanji, “Karena kamu adalah teman-teman-Ku, dan kamu akan memperoleh warisan bersama-Ku.”61

Dalam kenyataan, brother dan sister, Yesus Kristus adalah senantiasa jawabannya. Dalam memahami misi-Nya dan Injil-Nya, kasih kita bagi-Nya dan kepercayaan serta kebergantungan kita kepada-Nya memberi kita kekuatan.

Helaman menguraikannya dengan baik: “Ingatlah, ingatlah bahwa adalah di atas batu karang Penebus kita, yang adalah Kristus, Putra Allah, bahwa kamu mesti membangun landasanmu; agar ketika iblis akan mengirimkan anginnya yang dahsyat, ya, anak panahnya dalam angin puyuh, ya, ketika semua hujan esnya dan badainya yang dahsyat akan menerjang ke atas dirimu, itu tidak akan memiliki kuasa atas dirimu untuk menyeretmu turun ke dalam jurang kegetiran dan celaka tanpa akhir, karena batu karang yang di atasnya kamu dibangun, yang adalah suatu landasan yang pasti, landasan yang jika manusia membangun di atasnya mereka tidak dapat jatuh.”62

Gambar
Yesus membopong seekor anak domba

Saya meninggalkan berkat saya bahwa Anda akan merasakan kasih Tuhan dalam hidup Anda dan Anda akan menolong para siswa Anda merasakan yang sama. Saya memberkati Anda untuk penuh harapan dan “jadilah riang” agar Roh Tuhan dapat tinggal dengan, mengilhami, dan mengangkat Anda. Saya memberkati Anda untuk mendengarkan para siswa Anda, untuk merasakan apa yang mereka tidak katakan dan juga yang mereka ungkapkan, dan untuk memiliki ilham untuk mengetahui apa yang Tuhan ingin Anda lakukan. Saya memberkati keluarga Anda, istri Anda, dan suami Anda. Semoga Anda semua mengetahui rasa hormat, kebergantungan, dan kasih yang para pemimpin dan saya miliki bagi Anda dan pentingnya pekerjaan yang Anda lakukan untuk membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Dan semoga Anda merasakan Tuhan berdiri di dekat Anda sewaktu Anda membagikan kesaksian tentang Dia, Juruselamat dunia. Yesus Kristus adalah senantiasa Jawabannya.

Dalam nama Yesus Kristus, amin